Anda di halaman 1dari 9

Skala psikologis

OLEH : KELOMPOK 4

intan mulia 1906104030082


okta amalia durrah 1906104030075
nur azizah 1906104030060
sri wahyuni 1906104030013

Dosen pembimbing

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji hanya kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kita bermacam –macam nikmat, terutama nikmat iman dan nikmat islam
yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita
dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan, para sahabatnya dan
seluruh umatnya yang mengikuti sunnahnya sampai kepada hari pembalasan.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bimbingan INSTRUMEN BK
NON TES . Penulis menyadari bahwa menyusun makalah ini dapat diselesaikan dengan
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik yang bersifat moril atau material.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dari berbagai segi, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. semoga makalah ini dapat berguna dan member informasi serta menambah
pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin yaa rabbal ‘alamin.

Banda Aceh, 16 Maret 2020


Skala psikologis

Skala psikologi di panda oleh syaifuddin Azwar (2005:3-4) sebagai alat ukur yang memiliki
karakteristik khusus

(a) cenderung di gunakan untuk mengukur aspek afektif – bukan kognitif,

(b) stimulusnya berupa pertannyaan atau peryataan yang tidak langsung mengungkapakan
atribut yang hendak di ukur,melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang
bersangkutan,

(c) jawabannya lebih bersifat proyekstif,

(d)selalu berisi banyak aitem berkenaan dengan atribut yang di ukur

(e)respons subyek tidak di klasifikasikan sebagai jawaban”benar” atau “salah”,semua


jawaban di anggap benar sepanjang sesuai keadaan yang sebenarnya,jawaban yang berbeda di
interpretasikan berbeda pula.

Menurut saifuddin Azwar (2005:5) ciri – ciri skala psikologis di tunjukkan sebagai berikut :

a.data yang di ungkap oleh skala psikologis berupa kontruk atau konsep psikologis yang
menggambarkan aspek kepribadian idividu ( minsalnya : tendensi agresifitas,sikap terhadap
sesuatu,self esteem,kecemasan,persepsi,motivasi)

b. pertanyaan tertuju pada indikator perilaku guna memancing jawaban yang merupakan
refleksi dari keadaan diri subyek yang biasanya tidak di dasari responde.

c. responden terhadap skala psikologis,meskipun iya memahami isi pertanyaannya,biasanya


mereka tidak menyadari arah jawaban yang di kehendaki dan simpulan apa yang
sesungguhnya di ungkap oleh pertanyaan tersebut.

d.respon terhadap skala psikologis di beri skor melalui proses penskalaan.


e.skala psikologis hanya di peruntukkan guna mengungkap suatu atribut tunggal

( unidimensional )

f.di sisi lain, hasil ukur skala psikologis harus teruji reliabilitasnya secara psikolometris,
karena relepansi isi dan konteks kalimat yang di gunakan sebagai stimulus pada skala
psikologis lebih terbuka terhadap eror.

g.validitas skala psikologis lebih di tentukan oleh kejelasan konsep psikologis yang hendak di
ukur dan operasionalisasinya.

Tahap – tahap penyusunan skala psikologis

a.penetapan tujuan

dalam menetapkan tujuan skala psikologis saifuddin Azwar (2005:12) menyarankan agar
pada tahap penetapan tujuan ini dimulai dari identifikasi tujuan ukur,yaitu memilih suatu
defenisi dan mengenali teori yang mendasari konstruk psikologis atribut yang hendak di ukur.

b.operasionalisasi konsep

pada tahap ini,peneliti melakukan pembatasan kawasan (domain) ukur berdasarkan konstruk
yang di definisikan oleh teori yang bersangkutan,pembatasan ini harus di perjelas dengan
menguraikan komponen atau dimensi – dimensi yang ada dalam atribut termaksud. Dengan
mengenali batasan ukur dan dannya dimensi yang jelas, maka skala akan mengukur secara
komprehensif dan relepan,yang pada gilirannya akan menunjang paliditas isi skala.

c.pemilihan bentuk stimulan

sebelum penulisan item di mulai,penyusun skala psikologis perlu menetapkan bentu atau
pormat stimulus yang hendak di gunakan.bentuk stimulus ini berkaitan dengan metode
pengskalaanya ( selanjutnya pesiksa ; bentuk – bentuk perskalaan ). Dalam pemilihan bentuk
penskalaan biasanya lebih tergantung pada kelebihan teoritis dan manfaat praktis pormat
yang bersangkutan hal ini berbeda dengan pengembangan tes – tes kemampuan koknitif yang
dalam pemilihan pormat item nya perlu mempertimbangkan berkenaan dengan responden,
materi uji,dan tujuan pengukuran.

d. penulisan item atau reviu item

Beberapa kaidah dalam penulisan item di tunjukan oleh Suntrisno Hadi (2004:165) dan
Saifuddin Azwar (2005 :35) disajikan sebagai berikut.

1) Gunakan kalimat yang sederhana, jelas dan mudah di mengerti oleh responden serta
mengikuti tata tulis dan tata bahasa yang baku.
2) Hindari penggunaan kata – kata yang bisa bermakna ganda dan yang tidak ada
gunannya.
3) Hindari pula kata – kata terlalu kuat ( sugestif , menggiring ) dan atau terllau lemah
( tidak merangsang). Kata – kata yang terlalu kuat akan mendorong responden keluar
dari pagar fakta – fakta ; sebaliknya kata – kata yang terlalu lemah tidak dapat
memancing respon yang memadai atau adekuat.
4) Selalu di inbat bahwa dalam penulisan item hendaknya sellau mengacu pada indikator
perilaku atau komponen atribut, dan oleh karena itu jangan menulis yang langsung
menanyakan atribut yang hendak di ungkap.
5) Selalu perhatikan indikator perilaku yang hendak di ungkap sehingga stimulus dan
pilihan jawaban tetap relepan dengan tujuan pengukuran.
6) Perlu memuji pilihan – pilihan jawaban yang telah di tulis, adakah perbedaan arti atau
makna antara dua pilihan yang berbeda sesuai dengan ciri atribut yang sedang di ukur.
Apabila tidak ada bedannya, maka item yang bersangkutan tidak akan memiliki daya
beda ( discriminating power).
7) Perhatikan bahwa isi item tidak boleh mengandung keinginan sosial pada umumnya
dan dianggap baik oleh norma sosial.
8) Untuk menghindari stereotip jawaban atau cenderung memberikan jawaban pada sisi
kanan atau kiri tanpa membaca dan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan diri
responden maka sebagian item perlu dibuat pada arah vaborabel (positif) dan sebagian
lain dibuat dalam arah tidak vaborabel (negatif).

e. review item

kompetensi yang diperlukan bagi orang yang diminta mereview adalah

a) Menguasai masalah konstruksi,


b) Menguasai masalah atribut yang di ukur
c) Menguasai bahasa tulis standar.

Semua item yang diperkirakan tidak sesuai dengan spesifikasi bluprint atau yang tidak sesuai
dengan kaidah penulisan harus diperbaiki atau di tulis ulang.

f. uji coba

tujuan pertama uji coba item adalah untuk mengetahui apakah kalimat-kalimat dalam item
mudah dan dapat dipahami oleh responden sebagaimana diinginkan oleh penulis item. Tujuan
kedua, uji coba dijadikan salah satu cara praktis untuk memperoleh data jawaban dari
responden yang akan digunakan untuk penskalaan atau evaluasi kualitas item secara statistik.

g. analisis item

analisis item merupakan proses pengujian parameter-parameter item guna mengetahui apakah
item memenuhi persyaratan psikometri untuk disertakan sebagai bagian dari skala. Parameter
item yang perlu di uji sekurang-kurangnya adalah daya beda atau daya diskriminasi item,
yaitu kemampuan item untuj membedakan individu kedalam berbagai tingkatan
kualitativatribut yang diukur mendasarkan skor kuantitatif.

h. kompilasi I

berdasarkan hasil analisis item, makan item-item yang tidak memenuhi persyaratan
psikometris akan di singkir kan atau diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat menjadi bagian
dari skala. Di sisi lain, item-item yang memnuhi persyaratan juga tidak dengan sendirinya
diserrtakan ke dalam skla, sebab proses komplikasi skala masih harus mempertimbangkan
proposionalitas komponen-komponen sakalan di deskripsikan oleh blue-print dari sini bisadi
pahami, bahwa dalam mengumpulkan (mengkompilasi) item-item yang memnuhi persyaratan
untuk menjadi bagian dari skala perlu memperhatikan (I) apakah item memenuhi persyaratan
psikometris atau tidak, dan (2) proposionalitas kompone-komponen skala seperti tertera
dalam blue-print.

I. kompilasi II

Apabila koefisien reliabilitas skala ternyata belum memuaskan, maka penyusun skala dapat
kembali ke langkah kompilasi dan merakit ulang skala dengan lebih mengutamakan item-
item yang memiliki daya beda tinggi sekalipun perlu mengubah proporsi item dalam setiap
komponen atau bagian skala.
hal yang perlu di perhatikan seperti yang di sarankan oleh Saifuddin Azuwar (2005:15)
adalah (1) perlu di lengkapi dengan pengerjaan dan lembar jawaban yang terpisah, (2) ukuran
kertas yang di gunakan juga perlu di sesuaikan dengan panjangnya skala, agar berkas skala
tidak terlalu tebal dan menyebabkan responden kehilangan motiivasi, dan (3) ukuran huruf
sebaik nya juga perlu mempertimbangkan usia responden, sebaiknya tidak menggunakan
huruf yang terlalu kecil agar responden yang tergolong lanjut usia tidak kesulitan untuk
membacanya.

Bentuk-Bentu skala psikiologis

Aiken (1996:34-42) menunjukkan beberapa bentuk skala sebagai berikut:


a. Skala berkutub tunggal (Unipolar), dan Berkutub Dua ( Bipolar )

Contoh skala berkutub tunggal:

Bagaimana pendapat saudara tentang kinerja guru x di sekolah saudara?

1. Kehadiran guru di sekolah 12345


2. Tampilan di deoan kelas 12345
3. Hubungan guru dengan murid 12345

Pada skala di atas, angka 1 menunjukkan skor terendah, sedang angka 5 menunjukkan
skor tertinggi.

Bentuk kutup tunggal ini bisa dikonversi menjadi bentyk berkutup dua yaitu dengan cara
menggunakan dua kata sifat yang berlawana dan menempatkan nya pada dua titik ekstrim

Contoh skala berkutub dua :

Bagaiamana pendapat saudara tentang kinerja guru y ?

1. Hubungan guru dengan murid


2. Tampila di depan kelas
3. Penguasaan materi

b. Numerical racing scale


Pada bentuk ini,responden ( ratee ) diminta untuk memberi tanda ( mungkin : cek (v)
atau tanda silang )pada angka – angka yang menggambarkan kualitas atau intensitas
indokator atau komponen atribut yang sedang diukur .
Minsal : responden diminta menilai pelaksanaan pelajaran tambahan yang
diselenggarakan sekolah
1. Kehadiran guru di sekolah 12345
2. Penguasaan materi 12345
3. Kesesuaiannya dengan soal –saol UAN 12345

c. Semantic diifferential scale


Istilah “ semantic “ berarti berkenaan dengan makna kata – kata .bentuk ini lazim
digunakan untuk mengungkap pemaknaan seseorang terhadap suatu konsep, misal : ayah,
ibu, penyakit, dosa,kebencian, dosa ,olah raga ,seni dan lain – lain. Skala model ini
lazimnya disusun dengan model “ berkutup dua “ ( bipolar ) dengan menempatkan dua
kata sifat yang berlawanan dengan tujuh hingga sembilan point di tengahnya . contoh
konsep tentang “ ibu “ dinilai dalam bentuk skala berikut :

Ibu

Buruk baik
Lemah kuat
Lambat cepat

Pada bentuk ini, respon diminta memberikan tanda 9 mungkin cek atau tanda silang )
pada poin yang tersedia diminta dua kutub yang berlawanan.

BAB III
KESIMPULAN
Skala psikologi adalah suatu instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan dan
digunakan untuk mengukur serta mengidentifikasi atribut psikologis responden. Skala adalah
salah satu instrument non tes yang digunakan konselor untuk mengidentifkasi
kebutuhan peserta didik. Bidang layanan bimbingan dan konseling salah satunya
adalah bimbingan dan konseling pribadi sosial. Bimbingan pribadi-sosial merupakan
upaya layanan yang diberikan kepada siswa agar mampu mengatasi permasalahan-
permasalahan yang dialaminya, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, sehingga
mampu membina hubungan sosial yang harmonis di lingkungannya.

Aspek-aspek materi bimbingan dan konseling pribadi sosial diantaranya adalah karakter,
temperamen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas, sosiabilitas, sifat toleran dan empati,
sopan santun dalam lingkungan sosial, dan sikap menolong.Dari beberapa aspek pribadi
sosial tersebut di atas diharapkan dapat menjadi acuan bagi seorang konselor dalam
mengembangkan skala psikologis pribadi sosialyang dapat membatu mengidentifikasi
kebutuhan peserta didik, khususnya kebutuhan pribadi dan sosial Skala psikologis pada
khususnya membantu seorang konselor untuk dapat memberikan layanan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Sedangkan secara umumnya pengembangan skala psikologi ini
akan membantu pengembangan keilmuan bimbingan dan konseling dalam sumber dan
literatur instrument non tesDiharapkan dengan adanya pengembangan skala psikologi ini,
akan membantu menambah sumber dan literatur untuk mengembangkan instrument non
tes berupa skala psikologi yang lain atau digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata,Sumadi,1999,pengembangan alat ukur psikologis,Sumadi ,Suryabrata.yogyakarta:


andi.

Drs. Anwar Surtoyo,M.pd,2012,pemahaman individu,yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai