Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ETIKA PROFESI PENDIDIKAN DAN IT


Hati Nurani

DISUSUN OLEH KELOMPOK I:


1. M. Agung Vafky Ideal
NIM : 2516.014
2. Heno Febrian
NIM : 2516.075

DOSEN PEMBIMBING :
Nur’afni, M.Kom

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK


INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BUKITTINGGI
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Karena berkat


rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang “Hati Nurani”. Shalawat dan salam penulis panjatkan kepada Muhammad
saw sebagai nabi terakhir dan pelengkap agama sebelumnya yakni agama islam.
Kami juga memahami dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap ada nya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bukittinggi, 9 Maret 2019

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hati Nurani .............................................................................. 2


B. Bentuk Hati Nurani ................................................................................... 3
C. Sifat-sifat Hati Nurani ................................................................................ 3
D. Fungsi Hati Nurani .................................................................................... 4
E. Hati Nurani dalam Sudut Pandang Islam .................................................. 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 7
B. Saran .......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya hidup ini adalah perbuatan, dan segala perbuatan baik lahir
maupun batin adalah kontrol dari hati nurani kita. Makalah yang kami beri judul
“Hubungan Hati Nurani” agar mahasiswa dapat memahami dan mempelajari isi
makalah ini sehingga dalam pengamalannya kita dapat memiliki hati nurani yang
baik dan memunculkan moral, moralitas dan perilaku yan baik pula, kerena
hubungan hati nurani dengan masing-masing sub tadi sangat erat, dimana hati
nurani ini adalah sebagai kontrol bagi moral, moralitas dan perilaku kita.

Sebagai suatu pengantar, yang patut didasari bahwa moral, moralitas dan
perilaku adalah semua aspek yang akan dinilai oleh orang lain terhadap kita. Oleh
karena itu hati nurani sebagai instansi dalam hati kita, perlu diberi pupuk agar
menumbuhkan moral, moralitas dan perilaku yang baik bagi manusia.

Seperti yang disabdakan Nabi SAW. Dalam sabdanya : “Hamba Allah yang
paling dicintai oleh Allah adalah yang paling baik budi pekertinya.” Maka kita
harus menjadi manusia yang mempunyai akhlak yang baik agar dicintai Allah dan
mahluknya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pegertian hati nurani?
2. Apa saja bentuk-bentuk dari hati nurani?
3. Apa saja sifat dari hati nurani?
4. Apa saja fungsi dari harti nurani?
5. Bagaimana hati urani dalam pandangan islam?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian hati nurani.
2. Mengetahui Bentuk-bentuk hati nurani.
3. Mengetahui Sfat-sifat hati nurani.
4. Mengetahui Fungsi dari hati nurani.
5. Mengetahu hati nurani dalam pandanga islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hati Nurani


Hati nurani berasal dari kata bahasa Latin Conscientia yang berarti
kesadaran. Conscientia terdiri dari dua kata yaitu con dan scire. con berarti
bersama-sama dan scire berarti mengetahui. Jadi Conscientia berarti mengetahui
secara bersama-sama atau turut mengetahui. Hatinurani adalah suatu kekuatan
dalam hati seseorang yang selalu memberikan penilaian benar dan salahnya atau
baik dan buruknya atau perbuatan yang akan di lakukan. Hati nurani
memerintahkan atau melarang kita melakukan sesuatu kini dan di sini. Ia tidak
berbicara tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkret.
Hati nurani berkait erat dengan kenyataan bahwa manusia memunyai
kesadaran. Hanya manusia yang memunyai kesadaran, hewan tidak. kesadaran
berarti kesanggupan mengenal diri sendiri dan karena itu berefleksi tentang dirinya.
Manusia bukan hanya melihat pohon di kejauhan sana, melainkan menyadari bahwa
dialah yang melihatnya. Dalam diri manusia terjadi semacam penggandaan: ia bisa
kembali kepada dirinya sendiri. Manusia bisa menjadi subjek yang mengamati juga
sebagai objek yang diamati.
Kemutlakan Hati Nurani :
1. Tuntunan mutlak, tidak dapat di tawar-tawar.
2. Memerintahkan tanpa syarat.
3. Mengikuti hati nurani merupakan hak dasar bagi setiap orang.
4. Hati nurani adalah norma terakhir bagi perbuatan-perbuatan kita.
5. Hati nurani bisa keliru.
6. Tuntutannya mutlak tapi belum tentu benar (bisa benar bisa salah).

2
3

B. Bentuk Hati Nurani


Bentuk hati nurani di bedakan menjadi dua yaitu hati nruani retrospektif
prospektif:
1. Hati nurani retrospektif
Hati nurani retrospektif yaitu hati nurani yang memberikan penilaian
perbuatan-perbuatan yang telah berlangsung di masa lampau, hati nurani dalam arti
retrospektif menuduh atau mencela bila perbuatanya jelek dan menuju atau
memberi rasa puas, bila perbuatanya di anggap baik . jadi hati nurani ini merupakan
semacam instansi ke hakiman dalam batin kita tentang perbuatan yang telah
berlangsung.

2. Hati nurani prospektif


Hati nurani prospektif yaitu hati nurani yang melihat ke masa depan dan
menilai perbuatan-perbuatan kita yang akan datang. Hati nurani dalam arti ini
mengajak kita untuk melakukan sesuatu atau mengatakan “jangan” dan melarang
untuk melakukan sesuatu. Dalam hati nurani ini sebenarnya terkadang semacam
ramalan ia mengatakan, hati nurani pasti akan menghukum kita, andai kata kita
melakukan perbuatan itu. Dalam arti ini hati nurani prospektif menunjuk kepada
hati nurani retrospektif yang akan datang, jika perbuatan menjadi kenyataan.

C. Sifat Hati Nurani


a. Bersifat personal
Artinya, selalu berkaitan erat dengan pribadi bersangkutan. Norma-norma
dan cita yang seseorang terima dalam hidup sahari-hari dan seolah-olah melekat
pada pribadi seseorang, akan tampak juga dalam ucapan-ucapan hati nurani
seseorang. Seperti kita katakan bahwa tidak ada dua manusia yang sama, begitu
pula tidak ada hati nurani yang bersifat sama.
Ada alasan lain lagi untuk mengatakan bahwa hati nurani bersifat personal
yaitu hati nurani hanya memberi penilaianya tentang perbuatan individu itu sendiri,
maksudnya hati nurani tidak memberikan penilaianya tentang perbuatan orang lain.
4

b. Bersifat adi personal


Selain bersifat pribadi hati nurani juga seolah-olah melebihi pribadi kita,
seolah-olah merupakan instansi di atas kita. Aspek “hati nurani”berarti hati yang
diterangi nur (cahaya). Hati nurani seolah-olah ada cahaya dari sinar yang
menerangi budi dan hati kita. Aspek yang sama tampak juga dalam nama-nama lain
untuk menunjukan hati nurani suara hati, kata hati, suara batin. Aspek ini sangat
mangesankan hingga terungkap banyak nama, terhadap hati nurani, kita seakan-
akan menjadi “pendengar” kita seakan-akan membuka diri terhadap suara yang
datang dari luar. Hati nurani mempunyai satu aspek teransenden artinya melebihi
pribadi kita. Aspek adi personal, orang beragama kerap kali mengatakan bahwa hati
nurani adalah suara tuhan atau bahwa tuhan berbicara melalui hati nurani, sehingga
bagi orang beragama hati nurani memiliki suatu dimensi religious.

D. Fungsi Hati Nurani


1. Sebagai pegangan, pedoman atau norma untuk menilai suatu tindakan,
apakah tindakan itu baik atau buruk.
2. Sebagai pegangan atau peraturan-peraturan konkret di dalam kehidupan
sehari-hari1
3. Menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya.

E. Hati Nurani dalam Sudut Pandang Islam


Menurut mayoritas orang islam dan para ulama, hati nurani menurut islam
sering disebut sebagai “Qalbu”. Qalbu sendiri berasal dari bahasa arab “Qalb”,
dimana Qalb adalah bentuk mashdar dari akar Qalaba, Qalban, Yaqlibu yang
berarti memalingkan atau membalikan.
1. Menurut Sa’ad Hawwa, Qalbu itu adalah rasa ruhaniyah yang halus yang
berkaitan dengan hati jasmani dan merupakan hakikat diri mausia.
2. Menurut iman Al-Ghazali, qalb dapat diartikan 2 makna. Pertama qalb
merupakan sepotong daging (Jantung) yang terletak di kiri dada manusia.
Yang kedua, qalb merupakan Lathifah-Rabbaniyah-Ruhaniyyah yaitu
sesuatu yang bersifat halus (tidak bisa dilihat dengan mata kepala namun
5

hanya bisa dilihat oleh mata batin), berhubungan dengan Ketuhanan, dan
bersifat ruhaniah.
Qalbu dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu qalbu jasmaniah dan qalbu ruhaniah:
1. Qalbu jasmaniah
Qalbu jasmaniah berarti organ tubuh manusia yang tugasnya memompa
darah, yakni jantung. Definisi ini berpacuan pada hadist populer yang dijelaskan
oleh An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Muhammad SAW
bersabda:
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik
pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa
ia adalah hati (jantung).”(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
2. Qalbu ruhaniah
Qalbu ruhaniah adalah sesuatu yang berhubungan dengan perasaan batin
dan tidak kasat mata. Sebagaimana yang terdapat dalam hadist riwayat Ibnu Maja:
“Sesungguhnya orang beriman itu, kalau berdosa, akan akan terbentuk bercak
hitam di qalbunya.” (Hadist Riwayat Ibnu Majah)
Hati Nurani Berdasarkan Al-Quran :
Dalam Al-Quran, kata qalb sendiri telah disebutkan sebanyak 132 kali.
Allah Azza Wa Jalla menjelaskan bahwa hati nurani (qalbu) manusia itu mudah
terbolak-balik, bisa menjadi tempat bersarangnya penyakit, dan bisa pula sebagai
tanda keimanan seseorang :
1. Hati nurani (kalbu) manusia mudah berbolak-balik.
Allah SWT menjelaskan bahwa hati nurani manusia itu mudah berubah.
Kadangkala di jalan yang benar dan adakalanya manusia menjadi khilaf.
2. Hati nurani (kalbu) manusia bisa menjadi tanda keimanan.
Hati nurani manusia juga bisa menjadi pertanda keimanannya.
Seseorang yang ta’at kepada Allah, hatinya akan bergetar bila
mendengar ayat-ayat Al-Quran dilantunkan.
3. Hati nurani (kalbu) manusia bisa mengeras
Seseorang yang terlena dengan nikmat duniawi, tamak harta, jarang
berdizkir, maka hatinya akan mengeras laksana batu. Mereka adalah
6

orang-orang yang disesatkan oleh Allah SWT dan tertutup qalbunya dari
kebenaran.
4. Hati nurani (kalbu) adalah sarang penyakit
Penyakit yang dimaksud disni bukanlah penyakit fisik. Melainkan
penyakit hati seperti dengki, iri, dendam, sombong, dusta, dan
sejenisnya. Penyakit-penyakit hati seperti biasanya menimpa orang-
orang munafik dan terlupa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hati Nurani merupakan wakil suara Tuhan yang menyelidiki, bersaksi dan
berbicara, memberikan perintah dan peringatan ,serta menghakimi orang yang
berbuat dosa. Namun hati nurani tetap tidak pernah mutlak, karena hati nurani tetap
adalah ciptaan, dan yang mutlak hanyalah Allah itu sendiri. Pada saat Allah
menciptakan manusia maka Allah memberikan Hati Nurani kepada manusia, ini
adalah salah satu keunikan yang Allah berikan kepada manusia dibandingkan
makhluk ciptaan lainnya, karena manusia diciptakan menurut gambar dan peta
teladan Allah, sehingga dengan adanya hati nurani ini maka manusia mempunyai
nilai moral. Dan Allah menciptakan fungsi hati nurani yang bersifat netral pada saat
pertama kali diciptakan, namun semenjak kejatuhan manusia ke dalam dosa maka
suara hati nurani manusia sudah tidak mungkin netral lagi. Oleh karena sejak
kejatuhan manusia ke dalam dosa maka hal tersebut merusak semua aspek manusia
termasuk hati nurani. Hati nurani memberi kesadaran untuk melakukan keputusan
hidup yang benar, memungkinkan kita menjadi saksi yang hidup, Membangun
persahabatan yang baik.

B. Saran
Manusia tidak selamanya tepat pertimbangannya, adil sikapnya, kadang-
kadang manusia berbuat khilaf. Oleh sebab itu, manusia perlu saran. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Masih banyak
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik yang kami sengaja
maupun yang tidak kami sengaja. Maka dari itu sangat kami harapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

7
DAFTA PUSTAKA
Suraji, Imam. 2006. “Etika dalam Perpektif Al-Qur’an dan Hadits”. Jakarta. PT.
Pustaka Al Husna Baru
Bertens. 2007.”Etika”. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama
Asmaran. 1992.”Pengantar Studi Akhlak”. Jakarta. Rajawali pers

Anda mungkin juga menyukai