DOSEN PEMBIMBING :
Nur’afni, M.Kom
BUKITTINGGI
2018/2019
KATA PENGANTAR
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 7
B. Saran .......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya hidup ini adalah perbuatan, dan segala perbuatan baik lahir
maupun batin adalah kontrol dari hati nurani kita. Makalah yang kami beri judul
“Hubungan Hati Nurani” agar mahasiswa dapat memahami dan mempelajari isi
makalah ini sehingga dalam pengamalannya kita dapat memiliki hati nurani yang
baik dan memunculkan moral, moralitas dan perilaku yan baik pula, kerena
hubungan hati nurani dengan masing-masing sub tadi sangat erat, dimana hati
nurani ini adalah sebagai kontrol bagi moral, moralitas dan perilaku kita.
Sebagai suatu pengantar, yang patut didasari bahwa moral, moralitas dan
perilaku adalah semua aspek yang akan dinilai oleh orang lain terhadap kita. Oleh
karena itu hati nurani sebagai instansi dalam hati kita, perlu diberi pupuk agar
menumbuhkan moral, moralitas dan perilaku yang baik bagi manusia.
Seperti yang disabdakan Nabi SAW. Dalam sabdanya : “Hamba Allah yang
paling dicintai oleh Allah adalah yang paling baik budi pekertinya.” Maka kita
harus menjadi manusia yang mempunyai akhlak yang baik agar dicintai Allah dan
mahluknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pegertian hati nurani?
2. Apa saja bentuk-bentuk dari hati nurani?
3. Apa saja sifat dari hati nurani?
4. Apa saja fungsi dari harti nurani?
5. Bagaimana hati urani dalam pandangan islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian hati nurani.
2. Mengetahui Bentuk-bentuk hati nurani.
3. Mengetahui Sfat-sifat hati nurani.
4. Mengetahui Fungsi dari hati nurani.
5. Mengetahu hati nurani dalam pandanga islam
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
hanya bisa dilihat oleh mata batin), berhubungan dengan Ketuhanan, dan
bersifat ruhaniah.
Qalbu dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu qalbu jasmaniah dan qalbu ruhaniah:
1. Qalbu jasmaniah
Qalbu jasmaniah berarti organ tubuh manusia yang tugasnya memompa
darah, yakni jantung. Definisi ini berpacuan pada hadist populer yang dijelaskan
oleh An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Muhammad SAW
bersabda:
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik
pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa
ia adalah hati (jantung).”(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
2. Qalbu ruhaniah
Qalbu ruhaniah adalah sesuatu yang berhubungan dengan perasaan batin
dan tidak kasat mata. Sebagaimana yang terdapat dalam hadist riwayat Ibnu Maja:
“Sesungguhnya orang beriman itu, kalau berdosa, akan akan terbentuk bercak
hitam di qalbunya.” (Hadist Riwayat Ibnu Majah)
Hati Nurani Berdasarkan Al-Quran :
Dalam Al-Quran, kata qalb sendiri telah disebutkan sebanyak 132 kali.
Allah Azza Wa Jalla menjelaskan bahwa hati nurani (qalbu) manusia itu mudah
terbolak-balik, bisa menjadi tempat bersarangnya penyakit, dan bisa pula sebagai
tanda keimanan seseorang :
1. Hati nurani (kalbu) manusia mudah berbolak-balik.
Allah SWT menjelaskan bahwa hati nurani manusia itu mudah berubah.
Kadangkala di jalan yang benar dan adakalanya manusia menjadi khilaf.
2. Hati nurani (kalbu) manusia bisa menjadi tanda keimanan.
Hati nurani manusia juga bisa menjadi pertanda keimanannya.
Seseorang yang ta’at kepada Allah, hatinya akan bergetar bila
mendengar ayat-ayat Al-Quran dilantunkan.
3. Hati nurani (kalbu) manusia bisa mengeras
Seseorang yang terlena dengan nikmat duniawi, tamak harta, jarang
berdizkir, maka hatinya akan mengeras laksana batu. Mereka adalah
6
orang-orang yang disesatkan oleh Allah SWT dan tertutup qalbunya dari
kebenaran.
4. Hati nurani (kalbu) adalah sarang penyakit
Penyakit yang dimaksud disni bukanlah penyakit fisik. Melainkan
penyakit hati seperti dengki, iri, dendam, sombong, dusta, dan
sejenisnya. Penyakit-penyakit hati seperti biasanya menimpa orang-
orang munafik dan terlupa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hati Nurani merupakan wakil suara Tuhan yang menyelidiki, bersaksi dan
berbicara, memberikan perintah dan peringatan ,serta menghakimi orang yang
berbuat dosa. Namun hati nurani tetap tidak pernah mutlak, karena hati nurani tetap
adalah ciptaan, dan yang mutlak hanyalah Allah itu sendiri. Pada saat Allah
menciptakan manusia maka Allah memberikan Hati Nurani kepada manusia, ini
adalah salah satu keunikan yang Allah berikan kepada manusia dibandingkan
makhluk ciptaan lainnya, karena manusia diciptakan menurut gambar dan peta
teladan Allah, sehingga dengan adanya hati nurani ini maka manusia mempunyai
nilai moral. Dan Allah menciptakan fungsi hati nurani yang bersifat netral pada saat
pertama kali diciptakan, namun semenjak kejatuhan manusia ke dalam dosa maka
suara hati nurani manusia sudah tidak mungkin netral lagi. Oleh karena sejak
kejatuhan manusia ke dalam dosa maka hal tersebut merusak semua aspek manusia
termasuk hati nurani. Hati nurani memberi kesadaran untuk melakukan keputusan
hidup yang benar, memungkinkan kita menjadi saksi yang hidup, Membangun
persahabatan yang baik.
B. Saran
Manusia tidak selamanya tepat pertimbangannya, adil sikapnya, kadang-
kadang manusia berbuat khilaf. Oleh sebab itu, manusia perlu saran. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Masih banyak
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik yang kami sengaja
maupun yang tidak kami sengaja. Maka dari itu sangat kami harapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
7
DAFTA PUSTAKA
Suraji, Imam. 2006. “Etika dalam Perpektif Al-Qur’an dan Hadits”. Jakarta. PT.
Pustaka Al Husna Baru
Bertens. 2007.”Etika”. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama
Asmaran. 1992.”Pengantar Studi Akhlak”. Jakarta. Rajawali pers