Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI LINTAS

BUDAYA
Kundori, S.I.Kom., M.I.Kom.
KELOMPOK 5
01 Bella Anggelina (181110006)

02 Muhammad Zawawi 181110010

03 Nenti Siti Patimah (181110005)

04 Reissy Lubis (181110019)

05 Wahyu Kinanti 181110044

06 Yomi Shela Raihan lubis (181110034)

07 Yuli veronica (181110017)


MEMASUKI BUDAYA BARU
MENJADI KOMPETEN
Kompetensi Komunikasi Antarbudaya
Individu yang kompeten menurut
Motivasi
Spitzberg dan Gudykunst adalah
Spitzberg mengatakan bahwa ketika motivasi
individu yang termotivasi untuk komunikator meningkat maka kompetensi komunikasi
melakukan komunikasi juga meningkat. Lustig dan Koester merincinya
menjadi aspek perasaan dan aspek tujuan.
antarbudaya, mempunyai
pengetahuan yang memadai
tentang lawan bicara, dan Pengetahuan
Tiga Faktor Sama halnya dengan motivasi, Spitzberg
mempunyai keterampilan untuk mengemukakan ketika pengetahuan dalam
Kompetensi
mengelola motivasi dan komunikasi
komunikasi antarbudaya meningkat maka
kompetensi komunikasi pun meningkat..
pengetahuan yang dimiliki untuk antarbudaya

berkomunikasi dengan efektif.


Keterampilan
Komunikasi dapat dikatakan kompeten apabila
Menurut Young Yun Kim
masing-masing peserta komunikasi terampil
Komunikasi antarbudaya disebut kompeten mengelola motivasi dan pengetahuan mereka untuk
bila peserta komunikasi mampu mengelola berkomunikasi dengan orang lain, khususnya yang
segala faktor penghambat komunikasi berbeda budaya.
antarbudaya agar berdampak seminimal
mungkin bagi komunikasi antarbudaya.
Model Kompetensi Komunikasi Antarbudaya
Chen & Starosta (1996) menawarkan sebuah model
kompetensi komunikasi antar budaya. Model ini
bertujuan untuk meningkat kemampuan interaktan
dalam memahami, menghargai, mentoleransi dan
mengintegrasikan perbedaan budaya, sehingga mereka
Cognitive
siap menjadi menjadi anggota masyarakat dunia.
(1) self-awareness
(2) cultural awareness

Affective
(1) self-concept
(2) open-mindedness
(3) non-judmental attitudes
(4) social relaxation
Behavioural
(1) message skills
(2) appropriate self-disclosure
(3) behavioral flexibility
(4) interaction management
(5) social skills
Komponen Dalam Antar Budaya

Motivasi untuk
berkomunikasi
Kemampuan Karakter
Hal logis dan alami untuk Kita harus dapat Karakter terdiri dari
mengasumsikan bahwa mendengar, mengamati, sejarah pribadi dan
kita termotivasi untuk menganalisis dan bagaimana kita
berinteraksi dengan orang Pengetahuan menginterpretasikan serta Sensitivitas menunjukkan hal itu.
yang dekat baik secara mengaplikasikan perilaku
fisik dan emosional. Ketika kita menyadari dan khusus ini dalam cara Meliputi sifat fleksibel,
memahami peraturan, yang memungkinkan kita sabar, empati,
norma dan harapan yang mencapai tujuan kita. keingintahuan mengenai
diasosiasikan dengan budaya lain, terbuka pada
budaya orang-orang yang perbedaan dan merasa
berhubungan dengan kita. nyaman dengan yang lain
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Antarbudaya

Sadari Budaya Anda Amati Perilaku Pribadi Anda


Ingatlah, setiap orang melihat dunia ini melalui 01 02 Perilaku komunikasi yang Anda lakukan akan
kacamata budaya mereka sendiri. memengaruhi respons Anda terhadap apa
yang akan Anda katakan.

Memahami Gaya Komunikasi Memonitor Diri Sendiri


Barlund memberikan interpretasi mengenai apa 03 04 Ada beberapa keuntungan dari memonitor diri
yang termasuk dalam gaya komunikasi pribadi yaitu dapat menemukan perilaku yang pantas

Berempati Memahami Empati


Empati, secara luas dijelaskan sebagai bagian 05 06 Walaupun pengetahuan mengenai budaya orang
dari sensitivitas interpersonal dan kompetensi lain dapat digunakan untuk memprediksi namun
social empati menekankan poin analisisnya terletak
pada kepribadi seseorang
Budaya Baru

Memasuki Budaya Baru Kejutan Budaya


Thomas Jefferson pernah menuliskan “Bepergian membuat Kejutan budaya merupakan keadaan mental yang dating dari
seseorang lebih bijaksana,namun sedikit bahagia”.pepatah ini transisi yang terjadi ketika anda pergi dari lingkungan yang anda
menggarisbawahi bagaimana seseorang menyukai suatu hal yang kenal ke lingkungan yang tidak anda kenal dan menemukan
sudah lazim.ketika anda meninggalkan hal yang biasa bagi anda bahwa pola prilaku anda yang dulu tidak efektif.Istilah “kejutan
dan lingkungan yang nyaman serta memasuki suatu budaya yang budaya” dikenalkan oleh antropolog Kalvero Orberg pada tahun
baru anda mungkin mengalami kegelisahan dan emosi ketika dua 1960.
realitas dan konsep bertemu.

Strategi Adaptasi Etika Antarbudaya


• Buatlah Hubungan Pribadi dengan Budaya tuan rumah.
Memutuskan bagaimana perasan Anda
• Mempelajari Budaya Tuan Rumah.
mengenai posisi ini melibatkan penilaian yang
• Berpartisipasilah dalam Kegiatan Budaya
mengandung implikasi etika dan berfokus pada
pertanyaan apa yang baik, buruk, pantas, dan
tidak pantas.
FUNDAMENTALISME

Pendekatan pertama dikenal dengan


fundamentalisme atau absolutisme moral. Dalam
pandangan ini, dijelaskan oleh Harper, '"prinsip etika
merupakan hal yang dapat diterapkan secara
universal serta kebenaran moral yang berakar dalam
sifat manusia dan kebebasan dari konvensi
Masyarakat tertentu“

Jadi, orang-orang atau budaya yang berbeda dari


atau mengikuti praktik di luar konsep moral universal
ini sedang melakukan perilaku tidak etis.
RELATIVISME BUDAYA

Orientasi ini biasanya dirujuk sebagai relativisme budaya, relativisme moral


atau multikulturalisme etis.'" dan memercayai bahwa prinsip etika
berhubungan dengan budaya. bergantung pada konteks, dan hanya dapat
diaplikasikan pada masing-masing budaya." Cara pandang ini menekankan
fakta bahwa budaya berbeda bukan hanya dari praktik dan kepercayaan
yang ada, namun juga penghargaan terhadap peraturan moral yang sangat
tergantung pada kepercayaan, kebiasaan, dan praktik budaya seseorang.

Relativisme budaya juga meliputi konsep relativisme etika yang, menurut


Robertson dan Crittenden, “berarti bahwa standar etika bervariasi dari satu
budaya ke budaya yang Iain,"  sehingga, satu standar sama benarnya
dengan yang lain.
Thank You
MEMASUKI BUDAYA BARU MENJADI KOMPETEN

Anda mungkin juga menyukai