Anda di halaman 1dari 38

KUMPULAN ARTIKEL

1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ


2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG
DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH
TERHADAP HAMBANYA., (DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN,
SERTA CONTOH KASUS).
3. DOSA DAN KRITERIA RIBA BESERTA DALIL-DALILNYA
4. KEUTAMAAN SHODAQOH BERSERTA DALIL-DALILNYA
5. SIFAT TAKDIR KEMATIAN BESERTA DALIL-DALILNYA
6. KEWAJIBAN AMAR MAKRUF – NAHI MUNKAR BESERTA
DALILDALILNYA
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan
Agama Islam

Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:
Nama : Indri Destalangi
NIM : L1B021106
Prodi/Kelas : Ilmu komunikasi/ 1C

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU


SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MATARAM 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT , yang telah memberikan
saya karunia dan kesehatan , sehingga saya dapat menyelesaikan TUGAS AKHIR
SEMESTER ( UAS ) dalam bentuk makalah ini , dan terus dapat menimba ilmu di
UNIVERSITAS MATARAM.
Penulisan tugas akhir ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah
Pendidikan Agama Islam bapak : Dr.Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos, adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata
kuliah yang sedang dipelajari , agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi
agama, nusa, dan bangsa.
Dengan banyak makalah ini saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini saya berharap perbaikan, kritik dan saran
yang membangun jika terdapat kesalahan. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya sendiri umumnya para pembaca
makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................................


BAB 1 ............................................................................................................................................
PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ .............................

A. Pengertian Istidroj ................................................................................................................

B. Konsep Istidroj .....................................................................................................................

C. Cara menghindari Istidroj ....................................................................................................

D. Dalil- dalil tentang Istidroj ...................................................................................................

BAB II ...........................................................................................................................................
DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN
SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA (DALIL,
TERJEMAHAN, PENJELASAN, SERTA CONTOH KASUS) ..................................................
A. Dalil-dalil yang Mendasarinya ..............................................................................................

B Penjelasan ..........................................................................................................................

C. Contoh kasus ......................................................................................................................

Bab III ............................................................................................................................................


DOSA DAN KRITERIA RIBA BESERTA DALIL DALILNYA ...............................................

Bab IV ........................................................................................................................................... .
KEUTAMAAN SHODAQOH BESERTA DALIL DALILNYA .................................................

Bab V .............................................................................................................................................
SIFAT TAKDIR KEMATIAN DAN DALIL DALILNYA ........................................................ .

BAB VI ..........................................................................................................................................
KEWAJIBAN AMAR MAKRUF - NAHI MUNKAR BESERTA DALIL DALILNYA............

AMAR MA'RUF NAHI MUNGKAR MENURUT HUKUM ISLAM.........................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................

3
BAB 1

ISTIDRAJ

a) Pengertian

Istidraj adalah tipuan yang diberikan oleh Allah SWT terhadap orang – orang
yang membangkang terhadap-Nya. Dalam hal ini Allah SWT mengabulkan
segala keinginan manusia dengan membukakan pintu – pintu kesenangan, yang
mana hal itu sebenarnya adalah kehancuran, kenistaan, dan kesengsaraan
baginya.

Arti Istidraj, yaitu suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi
dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah. Jadi, ketika Allah
membiarkan kita sengaja meninggalkan shalat, meninggalkan puasa, tidak ada
perasaan berdosa ketika bermaksiat, berat untuk bershadaqah, merasa bangga
dengan apa yang dimiliki, mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah
Allah, menganggap enteng perintah- perintah Allah, merasa umurnya panjang
dan menunda-nunda taubat, dan tidak mau menuntut ilmu syar’i tetapi Allah
tetap memberikan mereka harta yang berlimpah, kesenangan, hidup aman, tidak
sakit dan tidak pula tertimpa musibah bersiaplah untuk menantikan
konsekuensinya, karena janji Allah itu Maha Benar.

Pada saat seseorang tertimpa istidrāj, ia sangat terlena dengan semua yang dia
punya, sehingga lupa bahwa semuanya hanyalah titipan sementara. Dia lupa
bersyukur atas nikmat yang diberikan, begitu juga ia gemar melakukan
kemaksiatan tanpa merasa berdosa. Dan mengangggap nikmat yang Allah Swt

4
berikan merupakan sebuah kebaikan untuknya. Ketika hal ini terjadi, maka akan
berakibat nantinya mendapatkan siksaan dari arah yang tidak disangka-sangka.
Maka dari itu, perlu meminta pertolongan kepada Allah Swt dan juga mengasah
keimanan agar terus meningkat sehingga menyadari hakikat nikmat dan siksaan.

b) Konsep istidraj
1. Ibadah Kita Semakin Turun, Namun Kesenangan Makin Melimpah Ibnu
Athaillah berkata :
“Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah, sementara
engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia
itu semata-mata istidraj oleh Allah”

2. Kita Melakukan Maksiat, Tapi Malah Makin Banyak Kesenangan

Ali Bin Abi Thalib r.a. berkata :


“Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus
melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan
maksiat kepadaNya” (Mutiara Nahjul Balaghoh Hal 121)

3. Semakin Kita Kikir, Namun Harta Semakin Banyak

Sebagaimana kita ketahui bahwa sebetulnya Sodaqoh dapat membuat harta kita
semakin banyak. Ketika kita dihinggapi sifat kikir, tak pernah zakat, infak,
shadaqah ataupun mengulurkan bantuan orang lain. Namun justru harta semakin
melimpah ruah. itulah menjadi salah satu ciri pengertian istidraj dalam islam.

4. Jarang Sakit

Imam Syafi’I pernah mengatakan:

5
Setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu ketika dalam hidupnya, jika
engkau tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada yang salah
dengan dirimu.

c) Cara menghindari istidraj

1) Meningkatkan Keimanan

Jadikan keimanan kita kepada Allah SWT sebagai dasar bagi kita dalam
menjalankan kehidupan di dunia. Karena dengan iman yang kuat keberkahan yang
sejati akan kita dapatkan dalam hidup.

2. Mengerjakan Amal Sholeh

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:


“Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman. maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sungguh akan kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS
Annahl ayat 97)

3. Berdoa

Doa merupakan obat yang paling ampuh bagi umat muslim. Berdoa dengan
sungguh-sungguh merupakan cara kita meminta kepada Allah secara langsung
agar diberikan keberkahan harta, waktu, keluarga dan juga kenikmatan
kenikmatan dunia yang lainnya. Namun juga jangan sampai nikmat tersebut
melalaikan kita, menjadikan kita malas untuk beribadah, berbangga diri dan
menyepelekan orang lain. Bahkan membuat kita semakin jauh dari Allah

6
subhanahu wa ta’ala. Ingatlah bahwa sebaik-baiknya kenikmatan ialah yang
akan kita dapatkan di akhirat kelak kenikmatan yang kekal selama-lamanya.

4. Memperbanyak Intropeksi Diri

Senantiasa intropeksi diri adalah hal terbaik untuk mengukur dan mengingatkan diri
sendiri agar terhindar dari perbuatan yang tidak disukai Allah SWT. Ketika hati
diingatkan untuk memohon ampun, maka itulah “perahu” yang menyelamatkan dari
arus istidraj.Agar sinyal taubat itu ada, hendaknya seorang beriman menjaga diri
dari harta yang haram dan berupaya konsisten dalam menjalankan perintah-perintah
Allah.

d) Dalil-dalil tentang istidraj

Di Al Quran, Allah memberikan penjelasan tentang istidraj. Berikut ini ayat


tentang istidraj yang perlu kita pahami.

1. Peringatan untuk Orang Kafir

ْ ‫اِنَّ َم ا نُ ْم ِل‬
‫ي‬ ‫خ ي ٌْر ِل َََِ َ ْنفُ ِس ِه ْم‬ ْ ‫َو لَََ يَحْ َسبَنَّ الَّ ِذ يْنَ َكف َُر ْو ََْ ا اَنَّ َم ا نُ ْم ِل‬
َ ‫ي لَ ُه ْم‬

َ ‫لَ ُه ْم ِليَ ْز دَاد ُْو ََْ ا اِثْ ًم ا ۚ َو لَ ُه ْم‬


ٌ‫عذَابٌ ُّم ِه يْن‬

“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian


tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya
Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah
dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.” (QS.Ali ‘Imran: 178)

7
2. . Siksaan Setelah Kesenangan

ََْ
‫ى اِذَا‬ ‫حت‬ ْ ‫اب كُ ِل َِ َش‬
َ ‫يء‬ َ ‫علَ ْي ِه ْم اَب َْو‬ َ ‫فَلَ َّم ا نَس ُْو ا َم ا ذُكِ َِ ُر ْو ا بِ ٖه فَتَحْ نَا‬
َ‫خ ذْ ٰن هُ ْم َب ْغتَ ًة َف ِا َذا هُ ْم ُّم ْب ِلس ُْو ن‬
َ َ‫ح ْو ا ِب َم اْ ا ُ ْو ت ُ ْو ََْ ا ا‬
ُ ‫ف َِر‬

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada

mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka;

sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada

mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka

terdiam berputus asa.” (QS.Al An’am: 44). 3. Harta dan Kesenangan Tidak Selalu

Berarti Kebaikan

َ‫اَيَحْ َسب ُْو نَ اَنَّ َم ا ن ُِم دُّهُ ْم ِب ٖه ِم ْن َّم ال َّو بَنِيْن‬

َ‫ار عُ لَ ُه ْم فِى ْال َخ ي ْٰر ت ِ بَلْ َّلََ يَ ْشعُ ُر ْو ن‬


ِ ‫نُ َس‬

“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada
mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan
kepada mereka tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mu’minun:
5556)

4. . Ayat Tentang Istidraj Ditimpakan kepada Kaum Nabi yang Ingkar

‫س ٰا بَ ۤا َءنَا‬
َّ ‫عف َْو ا َّو قَالُ ْو ا قَدْ َم‬ َ َ‫ث ُ َّم بَد َّْلنَا َم كَانَ ال َّسي ِ َِئَ ِة ْال َح َسنَة‬
َ ‫حتى‬

َ َ ‫الضَّ َّر ۤا ُء َو الس ََّّر ۤا ُء فَا‬


ْ ‫خ ذْ ٰن هُ ْم َب ْغتَةً َّو هُ ْم لَََ َي‬
َ‫ش ع ُُر ْو ن‬

ِ‫علَ ْي ِه ْم بَ َر ٰك ت ِم َِ نَ الس ََّم ۤاء‬


َ ‫َو لَ ْو اَنَّ اَ ْه َل ْالقُ ٰ ْر ى ٰا َم ن ُْو ا َو اتَّقَ ْو ا لَفَتَحْ نَا‬

َ‫خ ذْ ٰن هُ ْم ِب َم ا كَان ُْو ا َي ْك ِس ب ُْو ن‬


َ َ ‫ض َو ٰل كِ ْن َكذَّب ُْو ا فَا‬
ِ ْ‫َو الْ ََ َ ر‬

“Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan
harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: “Sesungguhnya nenek
moyang kamipun telah merasai penderitaan dan kesenangan“, maka Kami

8
timpakan siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak
menyadarinya.”

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa
yang telah mereka kerjakan.”(QS.Al A’raf: 95-96).

5. .Istidraj Mengantarkan pada Kebinasaan

َ‫ْث لَََ يَ ْعلَ ُم ْو ن‬


ُ ‫حي‬ ُ ‫َو الَّ ِذ يْنَ َكذَّب ُْو ا ِب ٰا ٰي تِنَا َسنَ ْستَد ِْر‬
َ ‫ج هُ ْم ِم َِ ْن‬

ْ ‫ي َل ُه ْم اِنَّ َك ْي ِد‬
ٌ‫ي َم تِيْن‬ ْ ‫َو ا ُ ْم ِل‬

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik
mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak
mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya
rencana-Ku amat teguh.” (QS.Al A’raf: 182-183).

6. Setan Membuai Manusia, Lalu Berlepas Tangan

‫ار لَّكُ ۚ ْم فَلَ َّم ا ت ََر ۤا‬


ٌ ‫ج‬َ ‫ي‬
ْ َِ ‫اس َو ا ِِن‬ َ ‫َو اِذْ زَ يَّنَ لَ ُه ُم ال َّشي ْٰط نُ اَع َْم الَ ُه ْم َو قَا َل لَََ غَال‬
ِ َّ‫ِب لَكُ ُم ْاليَ ْو َم ِم نَ الن‬
‫ي‬ َ ‫ع ٰل ى‬
ْ َِ ‫ع ِقبَ ْي ِه َو قَا َل ا ِِن‬ َ ‫ت ْال ِفئ َٰت ِن نَك‬
َ ‫َص‬ ِ ‫َء‬

ِ ‫ال ّٰل ُ َش ِد ْيدُ ْال ِع َقا‬


ࣖ ‫ب‬ ‫ال ّٰل َ َو‬ ‫اف‬
ُ ‫خ‬َ َ‫ي ََْ ا‬ ْ َِ ‫ي ٌء ِم َِ ْنكُ ْم ا ِِن‬
ْ َِ ‫ي ََْ اَ ٰر ى َم ا لَََ ت ََر ْو نَ ا ِِن‬ ْ ۤ ‫بَ ِر‬

“Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan
mengatakan: “Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadapmu
pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu“. Maka tatkala
kedua pasukan itu telah dapat saling melihat (berhadapan), setan itu balik ke
belakang seraya berkata: “Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu,
sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat;
sesungguhnya saya takut kepada Allah“. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.”
(QS.Al Anfal: 48).

9
7. Ayat Tentang Istidraj Ditimpakan pada Orang yang Tidak Beriman

ِ َٰ ََ ْ‫اِنَّ الَّ ِذ يْنَ لَََ يُؤْ ِم ن ُْو نَ ِبال‬


َ‫خ َر ةِ زَ يَّنَّا لَ ُه ْم اَع َْم الَ ُه ْم فَ ُه ْم يَ ْع َم ه ُْو ن‬

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami


jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka
bergelimang (dalam kesesatan).” (QS.An Naml: 4)

ُ‫س كِ نِ ِه ْم َو زَ يَّنَ لَ ُه ُم ال َّشي ْٰط ن‬


ٰ ‫عادًا َّو ثَ ُم ْو د َ۟ا َو قَدْ تَّبَيَّنَ لَكُ ْم ِم َِ ْن َّم‬
َ ‫َو‬

ِ ‫ع ِن ال َّس ِب ْي ِل َو كَان ُْو ا ُم ْستَب‬


َ‫ْص ِر يْن‬ َ ‫اَع َْم الَ ُه ْم ف‬
َ ‫َص دَّهُ ْم‬

“Dan (juga) kaum ´Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu
(kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan syaitan
menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia
menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang
berpandangan tajam.” (QS.Al Ankabut: 38)

8. Allah Memberikan Kuasa pada Orang yang Mendustakan Al Quran, untuk


Kemudian
Membinasakan Mereka

َ‫ْث لَََ يَ ْعلَ ُم ْو ن‬


ُ ‫حي‬ ُ ‫ي َو َم ْن يُّ َكذ َِِ بُ ِب ٰه ذَا ْال َح ِد يْث ِ َسنَ ْستَد ِْر‬
َ ‫ج هُ ْم ِم َِ ْن‬ ْ ِ‫فَذَرْ ن‬

“Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang


mendustakan Perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka
dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka
ketahui,” (QS.Al Qalam: 44)

9. Sesungguhnya Nikmat adalah Ujian

َ ‫عان َۖا ث ُ َّم اِذَا‬


ْ‫خ َّو ْل ٰن ُه ِن ْع َم ةً ِم َِ نَّا قَا َل اِنَّ َم ا‬ ُ َ‫س الْ ََ َِ ْن َسان‬
َ ‫ض ٌّر َد‬ َّ ‫فَ ِاذَا َم‬

10
َ‫ع لْ م بَلْ هِيََ فِتْنَ ة ٌ َّو ٰل كِ نَّ اَ ْكثَ َر هُ ْم لَََ يَ ْعلَ ُم ْو ن‬ َ ٗ‫ا ُ ْو تِ ْيتُه‬
ِ ‫ع ٰل ى‬

“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila


Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, “Sesungguhnya aku
diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku”. Sebenarnya itu adalah ujian,
tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.” (QS.Az Zumar: 49)

BAB 2

DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG


DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH
TERHADAP HAMBANYA.

A. Dalil-dalil dan terjemahan

Terdapat 3 dosa yang balasannya akan disegerakan Allah SWT di dunia.

‫ لَق لسو لع هللا لص َل ال َل‬: ‫إل اش ام اهنم هللا ل‬

‫َل لبق ايند َل اهبحاصل لجعي َل لَو َل َل َإل ايق ل‬

Hal ini sesuai dalam hadist dari Abu Bakar RA, Rasulullah SAW bersabda,”
Setiap dosa akan di akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari
pantai, kecuali al-baghy (zalim), durhaka kepada orang tua dan memutuskan
silaturahim, Allah akan menyegerakan di dunia sebelum kematian.” (HR Al
Hakim, Al Mustadrak No 7345).

Pertama, dosa orang yang berbuat zalim balasannya akan disegerakan. Zalim
adalah melampaui batas dalam melakukan percobaan. Perbuatan zalim dapat
mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah, dusta, dan lain
sebagainya. Karena itu zalim termasuk dari dosa besar.

11
Manusia yang zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di
akhirat. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran:

“ ‫أل باذع ل لوأ َل لْ ََ انل نوملظي نيذ َل ىلع ليبسل امنإ‬Sesungguhnya dosa itu atas
orangorang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka
bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.” (QS Asy-Syura: 42)

Kedua, orang yang durhaka kepada orang tua. Sikap buruk dan tidak
menghormati serta tidak mencintai kedua orang tua, sikap adalah yang sangat
tercela, karena merekalah penyebab keberadaan kita di dunia ini.

Jika sikap ini dilakukan, maka akan mengundang kemurkaan dari Allah SWT di
dunia ini, antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan
anakanak mereka.

Karena itu, sikap ihsan baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu
kewajiban agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang dijelaskan
dalam firman Allah SWT:

‫لَو امهل لقت لَف امهلَك امهدحأ َل لبي امإ ۚا اسحإ لَولَبو ايإ َإل اودبعت َأل‬

‫لَوق ال لقو ا‬

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaikbaiknya. Jika
salah di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kalilah kamu mengatakan kepada keduanya
ucapan "janganlah" dan janganlah kamu membentak mereka, dan janganlah
mereka ucapan yang mulia.” (QS Al-Isra:23).

Ketiga, dosa orang yang memutuskan silaturahim. Islam tidak menyukai


orangorang yang memutuskan tali persaudaraan.

12
Islam mengancam dan mengecam secara tegas orang-orang yang memutuskan
tali persaudaraan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda dari Abu
Muhammad Jubiar bin Muth'im RA:

“ ‫ َل لَق ال َل لوسر هللا‬: ‫اق َل لخدي‬Tidak akan masuk

surga orang yang memutus (silaturahim).” (HR Bukhari dan Muslim).

Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena itu,
orang yang tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan, Islam pun
memberikan ancaman yang keras, yakni tidak akan masuk surga sebagai
balasannya. sungguh mengerikan.

B. Penjelasan

Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫َل ال َّل ارأ اذإو ايند َل َل ل لجع َل ال َّل ارأ اذإ‬

‫ايق ل‬

Jika Allah menghargai hamba pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di
dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan Anda, Dia akan mengakhirkan balasan
atas dosa yang ia buat hingga ditunaikan pada hari kelak.” (HR

Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani

Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫َل لف ا َل لف لَتبا اموق اذإ ال َّل لَبل ازج ل‬

Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh,
jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menjawab pertanyaan untuk
mereka Barangsiapa yang ridho, maka ia akan meraih ridho Allah. Barangsiapa

13
siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031,
hasan kata

.(Syaikh Al Albani

Penjelasan dari dua hadits di atas:

1. Musibah yang berat akan mendapat balasan pahala yang besar.

2. Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih
mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada
anaknya,

‫لَبلب لَو انلب اربتخي لَو َل اي‬

Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya


dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah

3. Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan
mendapat pahala yang besar.

4. Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang
pedih.

5. Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman.

6. Jika Allah menghargai hamba pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya
di dunia sehingga diberikan musibah yang ia tidak suka keluar dari dunia
dalam keadaan bersih dosa.

7. Jika Allah menghendaki kejelekan Anda, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia buat hingga akan ditunaikan pada hari kelak. Ath Thibiy,
“Hamba yang tidak bernilai baik, maka kelak dosanya akan dibalas
hingga ia datang di akhirat penuh dosa sehingga ia pun akan disiksa
karenanya.” (Lihat Faidhul Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287,
Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65)

14
8. Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits di atas adalah dorongan untuk
sabar dalam menghadapi musibah setelah musibah dan bukan untuk meminta
musibah datang karena ada larangan meminta semacam ini.”

C. Contoh kasus

Saya mengambil contoh dari seseorang yang pernah mengalami masalah hidup
yang sangat berat, terlilit hutang, sakit yang sangat langka dengan kwmungkinan
hidup yang sangat tipis,namun Allah begitu mencintainya. Entah dia pernah
melakukan dosa atau apa pun sebelumnya,hanya Allah yang tahu namun setelah
semua kejadian yang sulit itu menjadi sangat dekat dengan Allah SWT.

Begitu hebatnya kepiawaian Dewa Eka Prayoga dalam bidang pemasaran digital
hingga ia mendapat julukan 'Dewa Selling'. Namun, pria yang juga akrab disapa
Kang Dewa ini mengalami serentetan ujian yang mungkin membuat banyak
orang menyerah.

Keterpurukan pertama sudah dirasakan saat usia muda, tepatnya ketika masih
menjalani semester perkuliahan. Nilai utang yang harus ditanggung tidak sepele,
yakni mencapai Rp7,7 miliar.

Ya, nilai uang yang besar memang sudah didapatkannya sejak kuliah karena saat
itu sudah bisa membentuk personal branding yang cukup terkenal. "Waktu itu
saya bawa uang banyak karena saya sudah punya personal branding karena
sering diundang seminar di luar kampus. Sampai ada teman yang nawarin saya
proyek pengadaan laptop dan lain-lain untuk keperluan kantor," papar Dewa
yang kala itu berhasil mengumpulkan puluhan investor.

Nahas, teman yang dipercaya nyatanya hanya penipu yang menjual proyek
bodong. Saat mengetahui sang teman kabur, Dewa yang saat itu merupakan
mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia segera melapor ke polisi. Meski
dengan kasus itu pada awalnya masih ada 40 investor bertahan, kemudian hanya
tersisa dua orang.

15
Untuk membayar utang, Dewa yang kala itu baru beberapa hari menikah pun
mencoba menjual jayanan dari berkeliling menjual ceker pedas, krupuk, hingga
seblak. Ia beruntung karena sang istri, Wiwin Supiyah, rela membanting tulang
bersama meski masih menjadi pengantin baru.

Kemudian jalan mulai membaik saat ia ditawari menulis buku oleh seorang
teman. Laptop berbekal jadul, Dewa berhasil menulis kisahnya hanya dalam
tujuh hari ke dalam

buku berjudul 7 Palm Pengusahaan. Buku itu tidak disangka laris hingga Dewa
bisa berpendapat Rp120 juta per bulan.

Namun, di tengah masa perbaikan dalam harapannya, ujian baru datang lagi.
Dewa terdiagnosis menderita GBS (guillain barre syndrome), yaitu gangguan
saraf yang mengakibatkan seluruh badanya lumpuh total. Ia pun harus dirawat
secara intensif selama dua bulan akibat penyakit tersebut hingga menelan biaya
perawatan sebesar Rp700 juta.

Meski terpuruk, Dewa tetap bersyukur karena dapat sembuh dalam waktu empat
bulan. Penulis buku Melawan Kemustahilan itu juga merasa ditanyai tentang
alam yang dilakukan sebagai pribadi yang lebih baik.

Kini, pada usia 30 tahun, Dewa tidak hanya tetap membangun bisnis dan
menjadi motivator, tetapi juga berbagi dengan sesama dengan membangun
pesantren bagi kalangan tidak mampu. "Saat ini saya sedang membangun sebuah
pondok Qur'an Digitalpreneur di Cirebon. Semoga tahun depan selesai dan
sedang berkampanye mengajak teman-teman di Indonesia berwakaf dan
bersedekah secara gila-gilaan, sesering mungkin, sesempat mungkin, dengan
hashtag #SedekahBrutal," pungkas Dewa .

BAB 3

16
DOSA DAN KRITERIA RIBA BESERTA DALIL-DALILNYA

Dosa Riba Menurut Islam

Perlu diketahui, pemakan harta riba akan mendapatkan adzab Allah SWT di dunia
maupun di akhirat. Karena ini termasuk dosa besar yang dilakukan manusia.

Ada banyak dalil di dalam Al-Qur’an dan Hadist Nabi yang menerangkan tentang
bahaya dosa riba.

Nah, berikut ini adalah beberapa dosa riba menurut Islam:

1. Doa Tidak Akan Dikabulkan

Selain adzab di akhirat, Allah SWT juga memberikan adzab di dunia bagi
pemakan harta riba. Salah satunya adalah doa pelaku riba tidak akan dikabulkan
oleh Allah SWT. Betapa merugi ketika setiap hari sholat

2. Disiksa di Dalam Api Neraka

Neraka adalah tempat peristirahatan terburuk yang pernah ada. Ia akan disiksa
oleh para Malaikat Allah SWT yang selalu patuh terhadap Perintah-Nya.
Terkecuali ketika telah bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT. Dan
sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha Pengampun.

Allah SWT Berfirman; “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah SWT
supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imran: 130)

3. Hilangnya Keberkahan dalam Harta

17
Tidak akan berkah harta yang diperoleh dari jalan riba. Itulah kenapa Rasul
mengingatkan kita untuk mencari rezeki dari cara yang baik. Bayangkan ketika
harta hasil riba dibelikan makanan, pakaian,beli rumah dan keperluan lainnya
dan semua itu tiada keberkahan.

Allah SWT Berfirman; “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.”


(QS. Al Baqarah: 276). Ini jelas larangan Allah SWT untuk melakukan riba dan
harus memperbanyak sedekah.

4. Sedekah, Infaq dan Zakat dari Harta Riba Tidak Diterima

Tidak akan diterima di Sisi Allah SWT harta yang disedekahkan yang
didapatkan dari hasil riba.

Nabi kita Muhammad SAW bersabda; “Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu
Maha Baik dan tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik.” (HR. Muslim
II/703 nomor 1015, dari Abu Hurairah Radliallahu’anhu).

Hadist tersebut menjelaskan bahwa kita disuruh untuk bersedekah dengan harta
yang kita dapat dari jalan yang baik dan diridhoi Allah SWT.

Kriteria riba

Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba utang-piutang dan riba
jual-beli. Riba utang-piutang terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliah.
Sedangkan riba jual-beli terbagi atas riba fadhl dan riba nasi’ah.

1. Riba dalam Transaksi Utang-Piutang

1. Riba Qardh: Riba ini merupakan sejumlah kelebihan tertentu yang diminta
oleh pihak yang memberi utang terhadap yang berutang saat
mengembalikannya.

18
Misalnya kamu bersedia meminjamkan temanmu uang sebesar Rp1 juta,
asalkan dia bersedia mengembalikannya ke kamu sebesar Rp 1,2 juta.
2. Riba Jahiliyah: Riba ini merupakan utang dibayar lebih dari pokoknya,
karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya tepat waktu.

Contohnya, kamu meminjam Rp 500 ribu kepada temanmu dengan janji


waktu setahun pengembalian utangnya. Setelah jatuh temponya, kamu belum
bisa mengembalikan utangnya kepada temanmu.

Maka temanmu mau menambah jangka waktu pengembalian utang, asalkan


kamu bersedia memberi tambahan dalam pembayaran utangnya. Sehingga
tanggungan utang kamu menjadi berlipat ganda.

2. Riba dalam Transaksi Jual-Beli

• Riba Fadhl: Riba ini merupakan jual beli dengan cara tukar barang sejenis
namun dengan kadar atau takaran yang berbeda untuk tujuan mencari
keuntungan.

Misalnya cincin emas 24 karat seberat 10 gram ditukar dengan emas 24 karat
namun seberat 8 gram. Kelebihannya itulah yang termasuk riba.

• Riba Nasi’ah: Ini merupakan riba yang terjadi karena adanya pembayaran
yang tertunda pada transaksi jual beli dengan tukar menukar barang baik
untuk satu jenis atau berlainan jenis dengan menunda penyerahan salah satu
barang yang dipertukarkan atau kedua-duanya.

Misalnya membeli buah-buahan yang masih kecil-kecil di pohonnya,


kemudian diserahkan setelah buah-buahan tersebut besar atau layak dipetik.

Dalil Hukum tentang Riba

19
Anjuran menghindari riba merupakan salah satu perintah Allah, maka dari itu hukum
tentang Riba terdapat dalam A-Quran. Berikut dalil-dalil hukum riba:

1. Surat Al-Baqarah Ayat 276

‫ب كُ ٍلٍَ كَفا َّ ٍر اثَي ِ ٍْ ٍم‬


ٍ ٍُ‫يح‬ ٍ ‫صد ٍَٰقت‬
ِ ٍَ‫ٍِ ٍٍٍ ٍٍ ٍٍ َوال ٍٰ ٍلٍُ ٍ ٍل‬ َّ ‫ق ٍٍٍُ ال ٍٰ ٍلٍُ ٍ ال ِر ٍٰبواٍ َو ُي ْر ِبى ال‬
ٍ ‫ي َْم َح‬
Yam-haqullaahur-ribaa wa yurbis-sadaqaat, wallaahu laa yuhibbu kulla
kaffaarin asiim

Artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak

menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa." 2. Surat

Al-Baqarah Ayat 278

ٍ ٍُْ ‫ٍٰيٰٓا يَهَا ال ِذٍَ ي ٍْن ٍٍٍَ ٍٰا َمنُوا اتقٍَُّ واٍال ٍٰ ٍلٍَ ٍ ٍٍ َوذَ ُر ْواٍ َما بَ ِقي ٍ ٍٍٍَ مِ ٍنٍَ ال ِر ٍٰب ٰٓوا ا ٍِن ٍْ كن‬
ٍَ‫تم ٍٍ ٍٍُْ مؤْ مِ ني ِ ٍْ ٍن‬
Yaa ayyuhallaziina aamanuttaqullaaha wa zaru maa baqiya minar ribaa ing
kuntum mu'miniin

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman."

3. Surat An-Nisa ayat 161

ٍٍَ‫س ٍٍ ٍٍ ب ِا ْلباَطِ ِل ٍٍ ٍٍٍ ٍٍ َواعٍَْ تدٍَْ نا‬


ِ َّ ‫ع ْن ٍهٍُ ٍٍ َواكْ ٍَ ِل ِه ٍم ٍْ ا ْمٍَ َوا ٍلٍَ النا‬
َ ‫خ ٍْ ِذه ٍِمٍُ ال ِر ٍٰبواٍ َوقد ٍٍٍَْ نُه ُْوا‬ َ ‫َّوا‬
‫ِل ْل ٍٰكف ِِري ٍْن ٍٍٍَ مِ ْنه ٍُم ٍٍ ٍْ عَذاَبا ً ا ِلٍَ ْي ًم ٍا‬
Wa akhzihimur-ribaa wa qad nuhu 'an-hu wa aklihim amwaalan-naasi bilbaatil,
wa a'tadnaa lil-kaafiriina min-hum 'azaaban aliimaa

Artinya: "Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka


telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang
dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir
di antara mereka itu siksa yang pedih."

BAB 4

20
KEUTAMAAN SHODAQOH BERSERTA DALIL-DALILNYA

Sodaqoh
Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk melakukan kebaikan.
Salah satunya dengan berbagi pada manusia lain yang membutuhkan.

Dalam agama Islam itu sendiri, hal ini disebut sebagai sedekah. Setiap umat
muslim disarankan untuk bersedekah. Selain membantu sesama manusia,
sedekah juga akan memberikan pahala dan lainnya.

Sedekah perlu diajarkan sejak dini. Anak-anak yang dibiasakan bersedekah akan
mengamalkannya secara rutin hingga beranjak dewasa. Selain itu, anak juga
akan tumbuh menjadi pribadi yang peduli dengan orang lain.

Hukum bersedekah dalam agama Islam

Disebutkan bahwa pintu surga pun terbuka bagi orang-orang yang ikhlas
mendermakan hartanya di jalan Allah maupun untuk membantu sesama yang
sedang kesusahan.

Sedekah atau shodaqoh berasal dari kata "shadaqa" yang artinya jujur, benar,
memberi dengan ikhlas. Ini mengisyaratkan bahwa orang-orang yang
bersedekah berarti telah berlaku jujur kepada dirinya sendiri mengenai kelebihan
yang telah di berikan oleh Allah.
Sedekah meliputi sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunat (at-tatawwu) atau
sedekah spontan dan sukarela yang sama artinya dengan infak.

Mengapa Allah dan Rasulullah memerintahkan umatnya untuk bersedekah?


Sebab, di dalam sedekah itu tertanam berlipat-lipat pahala. Allah memberikan
ganjaran dan menyayangi umatnya yang peduli terhadap sesama.
Allah SWT berfirman:

21
ُ َ‫ت َواقَ َْ َرضُوا ال ٰ َّل قَرْ ضًا َح َسنًا يُّضٰ ع‬
‫ف لَ ُه ْم َولَ ُه ْم‬ ِ ‫صد ِٰق‬
َّ ‫ص ِدقِيْنَ َو ْال ُم‬
َّ ‫انََ ْال ُم‬
ِِّ
‫ا‬
ْ‫ج‬
ََ
‫ٌر‬
َ‫ك‬
‫ِر‬
‫ْي ٌم‬
Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-
laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah peinjaman yang baik,
niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi
mereka pahala yang banyak. (QS. Al hadid: 18).

Bersedekah tidak mengenal waktu. Dalam artian, tidak harus menunggu saat
sudah kaya atau sukses karena akan datang penyesalan kelak jika ajal
menjemput.
Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

ََ‫ج‬َ ‫لى أ‬
َ ِ‫خََ رْ تنَي ِ إ‬ ِ ‫حََ دَك ُمَُ ْال َم ْوتُ فَيَقُو َل َر‬
َّ ‫ب َِ لَ ْو َل أ‬ َ ‫أنََ يَأتْيََِ أ‬ ْ َُ‫مِن َما َرزَ ْقنَاك ْم‬
ْ ‫مِن قَ ْب ِل‬ ْ ‫ِقوا‬ ْ ‫}و‬
ُ ‫أنََ ف‬ َ
َ‫ل قَ ِري ب فَأصَّ ََ دَّق‬

َّ ‫َوأك َْنَُ مِنَ ال‬


{ َ‫صالِحِ ين‬

Artinya: "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu
ia berkata, "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku
sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku
termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10). Menukil Kitab
Tafsir Ibnu Katsir, dalam ayat tersebut, Allah SWT mengingatkan setiap orang
yang melalaikan kewajiban pasti akan merasa menyesal di saat meregang
nyawanya, dan meminta agar usianya diperpanjang sekalipun hanya sebentar
untuk bertobat dan menyusul semua amal yang dilewatkannya termasuk

22
bersedekah. Tetapi alangkah jauhnya, karena nasi telah menjadi bubur, masing-
masing orang akan menyesali kelalaiannya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pun pernah bersabda tentang penyesalan
bagi orang yang lalai bersedekah.

‫علَ ْي ِه‬
َ َٰ َِّ ََ‫ى ال ُّل‬ َ َِ َِ ِ ‫لى النَّبي‬
َّ ‫صل‬ َ َٰ َِّ ََ‫ي ال ُّل‬
َ ِ‫ع ْنهُ قَا َل َجا َء َر ُج ٌل إ‬ َ ‫ض‬
ِ ‫ََ ََ َحدَّثنَ ََ ا أبُ ََ و هُ َري َْرةَ َر‬
‫صحِ ي ٌح شَحِ ي ٌح‬ ْ ‫تصََ دَّقَ َو‬
َ َ‫أنََ ت‬ َ ََ‫أن‬ َ ََْ‫صدَقَ ِة أع‬
ْ ‫ظ ُم أجْ ََ ًرا قَا َل‬ ُّ ‫َو َسل َّمََ فَقَا َل يَا َرسُو َل ال ِِّلََ َِّ َٰ أ‬
َّ ‫يََ ال‬
َْ َ‫ى إذََِ ا َبلَغت‬ َ ‫تخ ََْشَى ْالفَ ْق َر َوتأ َ ُم َْ ُل ْالغ‬
َّ ‫ِنى َولَََ ت ْمَُ ِه ُل َحت‬
َ‫وم ُق ْلتَ ِلفُ َل ن َكذَا َو ِلفُ َل ن َكذَا َوقدََْ كَان‬
َ ُ‫ْالح ُْلق‬
‫ِل‬
‫ُف َل‬
‫ن‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Hurairah radliallahu anhu berkata,:
"Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahualaihiwasallam dan berkata,:
"Wahai Rasulullah, shadaqah apakah yang paling besar pahalanya?". Beliau
menjawab: "Kamu bershadaqah ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir,
takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu
menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu. Lalu
kamu berkata, si fulan begini (punya ini) dan si fulan begini. Padahal harta itu
milik si fulan". (HR. Bukhari) [No. 1419 Fathul Bari] Shahih.

Dalam hadits lain disebutkan:

ََ‫علَ ْي ِه َو َسل َّم‬


َ َٰ َِّ ََ‫ى ال ُّل‬
َّ ‫صل‬
َ ََ‫ي‬ِِّ ‫ارثةَََ بْنَ َوهْ ب قَا َل َسمِ ْعتُ النَّب‬
ِ ‫َحدَّثنَ ََ ا َم ْعبدََُ بْنُ خَالِد قَا َل َسمِ ْعتُ َح‬
َّ ‫يجََ دُ َم ْن يَ ْقبَلُ َها يقََُ و ُل‬
‫الر ُج ُل‬ ِ ‫صدَقَتِ ِه فَ َل‬ َّ ‫علَيْك ْمَُ زَ َمانٌ يَ ْمشِي‬
َ ِ‫الر ُج ُل ب‬ ِِّ ‫تصََ دَّقُوا ف‬
َ ِ ‫َإنََ هُ يَأتْي‬ َ ‫يَقُو ُل‬
‫لَ ْو ِجئتَ َْ ِب َها ِب ْاأل ْمََ ِس لَقَ ِب ْلتهََُ ا فَأ َّمََ ا‬
‫ْاليَ ْو َم فَ َل َحا َجةَ لِي بِ َها‬

Telah menceritakan kepada kami Mabad bin Khalid berkata; Aku mendengar
Haritsah bin Wahab berkata; Aku mendengar Nabi Shallallahualaihiwasallam
bersabda: "Bershadaqalah, karena nanti akan datang kepada kalian suatu zaman

23
yang ketika itu seseorang berkeliling dengan membawa shadaqahnya namun dia
tidak mendapatkan seorangpun yang menerimanya. Lalu seseorang berkata,:
"Seandainya kamu datang membawanya kemarin pasti aku akan terima. Adapun
hari ini aku tidak membutuhkannya lagi". (HR. Bukhari) [ No. 1411 Fathul Bari]
Shahih.
Dari ayat Alquran dan hadits di atas mengajarkan bahwa Muslim sudah
semestinya selalu bersedekah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya baik
di kala lapang maupun sempit.

Berikut hadist tentang sedekah dan keutamaannya:

1. Mencegah Kematian Buruk

Orang yang suka bersedekah akan dilindungi oleh Allah SWT dari kematian
yang buruk. Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW:

.{ ِ‫صدَقَةُ ت ْمََ نَ ُع مِ يتةَََ السُّوء‬


َّ ‫ }ال‬:‫قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬

Nabi Muhammad SAW bersabda : "Sedekah itu bisa mencegah kematian


buruk".

2. Peredam Murka Allah


Bersedekah selain mendatangkan pahala berlipat, juga menghindari murka
Allah.

.{ ‫ص َدقَةُ ال َعلَ ِن َي ِة ُج َّن ٌة مِنَ النَّار‬


َ ‫ب َِ َو‬
ِ ‫الر‬
َّ ‫ب‬َ ‫ض‬ َ ‫السِر َِ تطُ َْفِى ُء‬
َ ‫غ‬ ِ ُ‫ص َدقَة‬
َ } :‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬

Nabi Muhammas SAW bersabda : "Sedekah sirri (secara rahasia) memadamkan


murka Allah dan sedekah secara terang-terangan merupakan perisai dari
neraka”.

3. 70 Pintu Keburukan Ditutup

24
َ‫صدَقَةُ ت َسدَُُّ َس ْب ِعيْنَ َبابًا مِن‬
َّ ‫ }ال‬:‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬
‫ا‬
‫ل‬
‫س‬
ُّ
‫و‬
ِ‫ء‬
{
.
Nabi SAWbersabda : "Sedekah itu bisa menutup 70 pintu keburukan”.

4. Didoakan Malaikat

َُ‫ْبح‬ ْ ‫علَ ْي ِه َو َسل َّمََ قَا َل َما‬


ِ ‫مِن يَ ْو م يُص‬ َ َٰ َِّ ََ‫ى ال ُّل‬
َّ ‫صل‬
َ ََ‫ي‬ َ َٰ َِّ ََ‫ي ال ُّل‬
ِِّ ‫ع ْنهُ أنَّ ََ النَّب‬ ِ ‫ع ْن أبَي ِ ه َُري َْرةَ َر‬
َ ‫ض‬ َ
‫َان‬ َ ِّ
ِ ‫ال ِعبَادُ فِي ِه إ ِلََ ََ َملك‬ ْ

‫قو ُل الْ َْخ َُر اللَّ ُه َّم أعََْ طِ ُم ْمسِ ًكا تلَََ فًا‬
ُ َ‫حََ دهَُُ َما اللَّ ُه َّم أعََْ طِ ُم ْن ِفقًا َخلَفًا َوي‬
َ ‫يَ ْن ِزلَََ ِن فَيَقُو ُل أ‬

Dari Abu Hurairah radliallahu anhu bahwa Nabi Shallallahualaihiwasallam


bersabda: "Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya
kecuali akan turun (datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berkata;
"Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya",
sedangkan yang satunya lagi berkata; "Ya Allah berikanlah kehancuran
(kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil) ". (HR. Bukhari)
[No. 1442 Fathul Bari] Shahih.

5. Menolak Bala
Orang yang suka bersedekah hidupnya insyaallah akan dijauhkan dari
marabahaya dan dipanjangkan umurnya dalam artian hidupnya dipenuhi
keberkahan.

‫ترََ دُّ ال َبلَء َو تطََُ ِو َِ ُل‬


ُ ُ‫صدَقَة‬
َّ ‫ }ال‬:‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬
‫ا‬

25
‫ل‬
ُ‫ع‬
‫ْم‬
‫َر‬
{
.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sedekah itu menolak bala dan
memanjangkan umur”.

6. Menambah Kemuliaan dan Derajat

ْ ٌ‫صدَقَة‬
َٰ َِّ ََ‫مِن َما ل َو َما زَ ادَ ال ُّل‬ َ َ‫علَ ْي ِه َو َسل َّمََ قَا َل َما نَق‬
َ ْ‫صت‬ َ َٰ َِّ ََ‫ى ال ُّل‬ َ َٰ َِّ ََ‫ع ْن َرسُو ِل ال ِِّل‬
َّ ‫صل‬ َ َ‫ع ْن أبَي ِ ه َُري َْرة‬ َ
ََ ََ‫ف و إ ِِّل‬ ْ ‫ع ْبدًا ِب َع‬ َ
َٰ َِّ ََ‫حََ دٌ ِل َِ ِِّلََ َِّ إ ِِّلََ ََ َرفَ َعهُ ال ُّل‬
َ ‫ض َع أ‬ َ ‫ع ًِّزا َو َما‬
َ ‫توََ ا‬

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:


"Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf
kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak
ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan
mengangkat derajatnya." (HR. Muslim) [No. 2588 Syarh Shahih Muslim]
Shahih.

7. Menjaga dari Siksa Api Neraka

‫ض‬
َ ‫ار ث َّمَُ أعََْ َر‬ َّ ََ‫علَ ْي ِه َو َسل َّم‬
َ َّ‫اتقَُ وا الن‬ َ َٰ َِّ ََ‫ى ال ُّل‬
َّ ‫صل‬
َ َُ‫ي‬ِِّ ‫ع ِدي ِ َِ َِ ب ِْن َحات ِم قَا َل قَا َل النَّب‬
َ ‫ع ْن‬
َ
‫ظنَنَّا أنَّ ََ هُ يَ ْنظُ ُر إِ لَ ْي َها ث َّمَُ قَا َل‬
َ ‫ى‬
َّ ‫ح ثلَََ ثا ً َحت‬
َ ‫شََ ا‬
َ ‫ض َوأ‬ َ َّ‫اتقَُ وا الن‬
َ ‫ار ث َّمَُ أعََْ َر‬ َّ ‫ح ث َّمَُ قَا َل‬
َ ‫أشََ ا‬
َ ‫َو‬
‫ب ة‬ َ ‫يجََ دْ فَبِ َك ِل َمة‬
َ َِ ِ ‫طي‬ ِ ََ‫ق َِ ت ْمََ َر ة فَ َم ْن ل ْم‬ ِ ‫ار َولَ ْو‬
ِ َِ ‫بش‬ َ َّ‫اتقَُ وا الن‬
َّ

Dari Adi bin Hatim mengatakan, Nabi shallallahu alaihi wasallam


bersabda: "Jagalah diri kalian dari api neraka sekalipun hanya dengan
sebiji kurma." Kemudian beliau berpaling dan menyingkir, kemudian
beliau bersabda lagi: "jagalah diri kalian dari neraka", kemudian beliau

26
berpaling dan menyingkir (tiga kali) hingga kami beranggapan bahwa
beliau melihat neraka itu sendiri, selanjutnya beliau bersabda: "Jagalah
diri kalian dari neraka sekalipun hanya dengan sebiji kurma, kalaulah
tidak bisa, lakukanlah dengan ucapan yang baik." (HR. Bukhari) [No.
6539 Fathul Bari] Shahih

BAB 5

SIFAT TAKDIR KEMATIAN BESERTA DALIL-DALILNYA

Kematian merupakan kepastian. Setiap makhluk yang bernyawa akan merasakan


ajalnya. Saat kehilangan anggota keluarga, kesedihan mendalam dan rasa kehilangan
pasti terhunjam dalam jiwa. Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT berfirman: Bagi
hamba-Ku yang beriman, apabila diambil keluarganya dari dunia kemudian ia bersabar,
tidak ada balasan untuknya selain surga." (HR Bukhari).

Misteri kehidupan yang membutuhkan keimanan dan persiapan lebih dari cukup untuk
sebuah perjalanan panjang. Bekalnya berupa iman yang kokoh dan amal kebaikan.
Bagi yang masih hidup, cita-cita perjuangan menebar kebaikan harus dilanjutkan.

Dalam Islam, orang yang banyak mengingat kematian disebutkan oleh Rasulullah SAW
sebagai orang yang cerdas. Hikmahnya, hati semakin tenteram dan tidak terlalu banyak
angan-angan.

Karena sebenarnya, sumber dari kesusahan dan masalah adalah banyaknya keinginan.
Saat memiliki banyak keinginan, otak akan berputar mencari cara untuk memenuhinya,
sehingga menjadi lalai dari kehidupan setelah kematian.

Ada banyak sekali ayat Alquran tentang kematian. Ini bisa digunakan sebagai pengingat
untuk memperbanyak amalan shaleh. Beberapa di antaranya yakni:

1. Ayat Alquran tentang Kematian yang Pasti

27
َ‫ش ر مِن قبْ َََ َْ ِل َِكَ ْٱل ُخ ْلدَ ۖ أف َ۟إي َِن َِ مِ تَّ فَ ُه ُم ْٱل ٰ َخ ِلد ُِون‬
َ َ‫َو َما َجع َل ََْ نا َ ِل َِب‬

Artinya: “Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu
(Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? (QS Al-Anbiya:
34).

2. Ayat Alquran tentang Kematian Sebagai Takdir Manusia

ِ َِ ‫ِش ِر َِ َو ْٱل َخي ِْر‬


ُ ‫فتن َََِ ََْ ََ ةً ۖ َوإ ِلي ِ َْ َََ نا َ ترْ ََ ُ َج‬
َ‫عون‬ َّ ‫ت َونبْ َََ َْ ُلوك ُم ب ِٱل‬ ِ َ‫نف ْ س ذا ٰئ‬
ِ ‫ق َِ ََْ َة ُ ْٱل َم ْو‬ َ َُ ََ‫ك ُّل‬

Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya
kepada Kamilah kamu dikembalikan,” (QS Al-Anbiya: 35)

3. Ayat Alquran tentang Kematian dan Amal

‫ِيز ْٱلغف َُو ُر‬ َّ ‫هوَُ ْٱل‬


ُ ََ‫عز‬ َ ُ‫يََ َك ْمَُ أحْ َََ َسن‬
َ ‫ع َملًََ ًَ ۚ َو‬ َ َِ ‫ٱلذ ََِِِّ ََ ى خَلقَ ََ َََ ْٱل َم ْوتَ َو ْٱل َحيَ ٰوةَ ِل‬
ُّ ‫يب ََْ َلو ََُ ك ْمَُ أ‬

Artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” (QS
AlMulk: 2)

4. Ayat Alquran tentang Kematian yang Tidak Bisa Ditunda

ْ َ‫يس ََْ تق‬


َ َََ ‫عةً ۖ َو َل‬
َ ‫ْتأخ َََِ ََْ ُرونَ َسا‬ َ ‫جََ َ ٌل ۖ فإذ َََِِ اَ َجا ٰ َء ََْ أ‬
ِ ‫ج َََ لهُ ُ ْم َل َََ يَس‬ َ ‫َو ِل َِك ِل َََِ َُ أ َّم ََُ ة أ‬
َ‫ِد ُمون‬

Artinya: “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya
mereka tidak dapat mengundurkan-nya barang sesaat-pun dan tidak dapat (pula)
memajukan-nya,” (QS Al A’raf: 34)

28
5. Ayat Alquran tentang Kematian Sebagai Musibah

ِ ‫ُوع َِ َونقَََ ْ ص مِنَ ٱلْ ْ ْم ٰ ََو ِل َِ َوٱلْ ََْ ن‬


َُ َََِ ‫َفس‬ ْ ْ ِ ‫لنبََ َْ َل َوََ ُنَّك ُم‬
ِ ‫ىء مِنَ ٱلخ َْوفِ َوٱلج‬
ْ ‫ب َِ َش‬ َ ‫َو‬
َ‫بر َََِ ِ ِين‬
ِ ‫ص‬َّ ٰ ‫ب ِش َِ ِر َِ ٱل‬ ِ ‫َوٱلث َّم َََ ٰ َر‬
َ ‫ت َو‬

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa (kematian) dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar,” (QS Al-Baqarah: 155).

6. Ayat Alquran tentang Kematian Syuhada

‫فى َسبي ِل َِ َِ َِ ٱل ِل َِ ََِ َََ ََِ أ ْم َََ ٰ َو ًۢتًاًًَ ۚ ب َل ََْ أحََْ َيا ٌءََ َٰ ََْ عِندَ َر‬
ِ ‫َولَََ َ تحْ َََ َسبنَّ َََ ٱلذ ََِِِّ ََ ينَ قت ِلَُ ِوَُ ۟ا‬
َ‫ب َِ ِه ْم يرْ ََ ُ زَ قُ َون‬
ِ

Artinya: “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu
mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki,” (Q.S Ali
Imran: 169).

7. Ayat Alquran tentang Kematian Atas Izin Allah

ِ ‫نف ْ س أنَ ت ُم َََ وتَ إ ِل َِ ََِ َََ َََ بإذ َِِ َِ ِن َِ َِ ََْ ٱل ِل َِ َِ َ َََ ََِ كِ َِ ٰتبَا ً ُّم َؤ َّجلًََ ًَ َو َمن‬
ْ‫ير َِ ُد‬ َ َِ ‫َو َما كَانَ ِل‬
‫ت هۦ َِِ ِم َِ ْن َها َو َمن‬
ِ ُ ْ‫اب ٱلدنُّ ََْ يا َ نؤ‬ ‫ثو‬
َ َََ َ

ِ ‫اب ٱلْ َء‬


َِ ‫اخ َِ َر ِة‬ َ ‫ير َِ ُ ْد‬
َ َََ ‫ثو‬ ِ

‫نؤْ ََ ُ ِتهۦ َِِ مِ ْن َها ۚ َو َسنجْ َََ ِز َِى‬

َ‫ٱل ٰ َّشكِ َِ ِر َِين‬

29
Artinya: “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai
ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia,
niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki
pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur,” (QS Ali Imran: 145)

8. Ayat Alquran tentang Kematian Orang Zalim

ْ ‫ح إ ِلي ِ َْ َََ ِه َش‬


‫ى ٌء َو َم‬ َ ‫يو‬
ُ ََ‫ى َََ َول ْم‬
َّ ‫ى ِإ ِل‬ ِ ‫لى ٱل ِل َِ ََِ َََ ََِ َكذ َِِبا ً ْأو َََ قالَََ ُأو‬
َ َِ ‫ح‬ َ ‫ع‬ َ ‫ظ ََْ ل ُمََ مِ َّم ِن َِ ٱ ْف‬
َ ‫ترََ َٰى‬ َ ‫َو َم ْن أ‬

َّ ٰ ‫تر َٰى ٰ َ ََْ إذ َِِ َِ َِ ٱل‬ ََْ


ِ ‫ت ْٱل َم ْو‬
‫ت‬ ِ ‫غ َم ٰ َر‬
َ ‫فى‬
ِ َ‫ظ ِل َِ ُمون‬ ِ ‫ن قالَََ َسأن ُِز َِ ُل مِ ث َل ََْ َم ٰا أنَزَ َل ٱلل‬
َ ‫ََّ َََ َُ َولَ ْو‬

ۖ َُ‫أي َدِي ِه ْم أخ ََْ َ ِر َِج ٰ ُْو ۟ا أنَفُ َسك ُم‬ ِ ُ‫َو ْٱل َم ٰل ِئ َِ َََ ٰ َ ََْ َكة‬
ْ ‫باسََ طُ ٰ ْو ۟ا‬
َ‫ب َِ َما كنُت ْمََ َُ تقَ ُو ُلون‬ ِ ‫ذابََ ْٱل ُه‬
ِ َِ ‫ون‬ َ ‫ع‬ َ َ‫ْٱليَ ْو َم ت جْ ََُ زَ ْون‬
َ‫بر َََِ ُون‬ ْ ‫ع ْن َءايٰتَِّۦِه‬
ِ ْ ََ َ‫تس َََ تك‬ ِ ‫غي َْر ْٱل َح‬
َ َُ ََ ََ‫ق َِ َوكنُت ْم‬ َ ََِ َََ ََِ َِ ‫لى ٱل ِل‬
َ ‫ع‬َ

Artinya: “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang berdusta terhadap Allah
atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan
sesuatu-pun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa
yang diturunkan Allah”.

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada
dalam tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya,

(sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”

Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu
menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya,” (QS. Al-An’am: 93)

30
Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mendapatkan kematian. Meski waktunya
hanya Allah SWT yang tahu, umat Islam diperintahkan untuk terus mempersiapkan
bekal dan mengingatnya.Di dalam kitab Lubbabul Hadis bab ke tiga puluh tujuh, Imam
As-Suyuthi menuliskan beberapa hadits yang berkaitan dengan kematian. Beberapa di
antaranya yakni:

Hadits tentang Kematian dan Amalan

ْ‫ار َِيَة ْأو َََ ِعل‬


ِ ‫ص دقَ َََ ََ ة َج‬ ْ ‫ع َملهََُ َُ إ َل‬
َ : ‫مِن ث َل َََ ًث‬ َ ‫آدم َََ ا ْنق‬
َ َ‫ط َع‬ َ َ‫ {إذاَ َماتَ ابْن‬:‫يََ َ ِه ال َّس َل ً ُم‬
ْ ‫عل‬
َ َََ‫َوقال‬
‫م‬
. ُ‫ح} يدَ عُ ََْ َُ ْو لَه‬
ِ ‫صا ِل‬
َ َ‫ب َِ ِه ْأو َََ َولد‬
ِ ُ‫ينَ ََْ ََ تفِ َع‬

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Jika manusia itu meninggal
dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga hal, shadaqah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, atau anak yang shalih yang mendoakannya,” (HR Al-Bukhari, Muslim,
Abu Daud, AtTirmidzi, An-Nasa’i).

Hadits tentang Kematian di Jalan Allah SWT

ََُّ‫ي ل َوعد‬
ْ َِ ‫ب‬
ِ ‫ابر َِ َس‬
ِ ‫ع‬ َ َ ‫فى الدنُّ ََْ يا َ كَأنكَّ ََ َ غ َِر َِيْبٌ ْأو‬ ْ
ِ َُ ََ‫{كن‬ :‫ص َل ًة ُ َوال َّس َل ً ُم‬
َّ ‫يََ َ ِه ال‬
ْ ‫عل‬
َ َََ‫َوقال‬
}َِ ‫نف ََْ سكَ َََ ِم ْن أهََْ َ ِل َِ ْالقب ُْوََ ُ ِر‬
َ

Dari Ibnu ‘Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Jadilah di dunia seperti kamu
mengembara atau berjuang di jalan Allah dan anggaplah dirimu (termasuk) dari ahli
kubur,” (HR Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah).

Hadits tentang Kematian

31
‫الناسََ َما‬
ُّ ِ ‫ََُِ تقَ ْو ََُ ُل ْال َم‬
‫لئ َََِ ًَ َ َكةُ َم ا قدَ َّم َََ َويقَ ْو ُ ُل‬ ِ ‫ {إذ َِِاَ َماتَ ْال َم يت‬:‫ص َل ًة ُ َوال َّس َل ً ُم‬
َّ ‫يََ َ ِه ال‬
ْ ‫عل‬
َ َََ‫َوقال‬
} َََ ‫َلف‬
َّ ‫خ‬

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Jika ada orang yang meninggal
dunia, maka malaikat berkata apa yang telah lalu (amal), sedangkan manusia
membicarakan apa yang ia tinggalkan (warisan),” (HR Baihaqi).

BAB 6

KEWAJIBAN AMAR MAKRUF – NAHI MUNKAR BESERTA


DALILDALILNYA

Amar makruf nahi mungkar

dalam istilah fiqh disebut dengan al Hisbah. Perintah yang ditujukan kepada semua
masyarakat untuk mengajak atau menganjurkan perilaku kebaikan dan mencegah
perilaku buruk.

Bagi umat Islam, amar makruf nahi mungkar adalah wajib, sebab syariat Islam memang
menempatkannya pada hukum dengan level wajib. Dan siapa pun dari kita yang
meninggalkannya, maka kita akan berdosa dan mendapatkan hukuman berupa siksa
yang sangat pedih dan menyakitkan.

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits berikut:

"Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan benahi mungkar
(melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu
orangorang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di
antara kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa mereka)." (HR. Abu Dzar).

Selain itu, amar makruf nahi mungkar merupakan prinsip dasar agama Islam yang harus
dilakukan oleh setiap muslim.

32
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur'an:

َ‫ع ِن ْٱل ُمنك َِر ۚ َو ۟ ُأو ٰ َل ََْ ِئكَ ه ُمَُ ْٱل ُم ْف ِلحُون‬
َ َ‫لى ْٱل َخي ِْر َو َيأ ُم َْ ُرونَ ِب ْٱل َم ْع ُروفِ َوينَ َْه َْون‬
َ ‫َو ْلتكَنُ مِ نك ْمَُ أ َّمَُ ة ٌ ي َدع َُْونَ ِإ‬
Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)

Dalam ayat lain, Allah SWT juga memerintahkan amar makruf nahi mungkar, karena
perilaku ini merupakan perbuatan yang dapat memberikan keuntungan bagi pelakunya.
Allah SWT berfirman:

‫ي أ ُم َْ ُرهُم‬ ِ ْ ‫ٱلتوََ َر ٰى ِة َو‬


َ ‫ٱإلن ِجي ِل‬ ُ ‫نهُ َم ْك‬
ِّ ْ ‫توبًا عِندَه ْمَُ فِى‬ ‫دو َۥ‬ ِ ‫ى ٱل ِذََِّ ى‬
ُ ََ‫يج‬ َّ َُ‫بىََ ْٱأل ِم‬
ِّ ِ َّ‫ٱلرسُو َل ٱلن‬ ِ ِّ ‫ٱل ِذََِّ ينَ يَت‬
َّ َ‫بََ عُون‬
َُ‫ع ْن ُه ْم إِص َْره ْم‬
َ ‫ض ُع‬ َ ٰ ‫علَ ْي ِه ُم ْٱلخ‬
ِ ‫َب ََْئ‬
َ َ‫ثََ َوي‬ َ ‫طي ِ َِ ٰبتََِ َوي َحَُ ِر َِ ُم‬ ِ ‫ع ِن ْٱل ُمنك َِر َو‬
َّ ‫يحَُ ُّل لَ ُه ُم ٱل‬ َ ‫بِ ْٱل َم ْع ُروفِ َويَ ْن َه ٰى ُه ْم‬
۟ ‫علَ ْي ِه ْم ۚ فَٱل ِذََِّ ينَ َءا َمن‬
‫ُوا بِ ِۦه‬ ِ َّ‫غََ ٰللَََ ٱل‬
َ َْ َ‫تى كَانت‬ ْ ‫َو ْٱأل‬

َ‫ى أن ُِز َل َم َْۥع ُه ۟ ُأو ٰ َل ََْئِكَ هُ ُم ْٱل ُم ْف ِلحُو ن‬


ْ ََ‫ور ٱل ِ ِّذ‬ ۟ ‫ص ُرو ُه َوٱتبَّ ََ ع‬
َ ُّ‫ُوا ٱلن‬ َ َ‫ع َّز ُرو ُه َون‬
َ ‫َو‬

Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh
mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar
dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggubelenggu yang ada
pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al
Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS al-A'raaf:
157).

Perintah amar makruf nahi mungkar juga banyak dijelaskan dalam hadits. Salah satunya
adalah hadits dari Abi Said al-Khudri:

"Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu
maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan
hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim).

33
Dalam hadits lain, dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Mas'ud Ra, Rasulullah SAW
bersabda:

"Tidaklah seorang Nabi pun yang Allah Ta'ala utus di suatu umat sebelumku, kecuali
memiliki pengikut-pengikut setia dan sahabat-sahabat. Mereka mengambil sunnahnya
dan mengikuti perintahnya. Kemudian, datang generasi-generasi setelahnya yang
mengatakan hal yang tidak mereka ketahui dan tidak diperintahkan. Maka, barang siapa
memerangi mereka dengan tangannya maka ia adalah mukmin. Dan, barang siapa
memerangi mereka dengan lisannya maka ia adalah mukmin. Dan, barang siapa
memerangi mereka dengan hatinya maka ia adalah mukmin. Dan, tidak pernah ada di
belakang itu semua keimanan sebesar biji atom."

Dalil-dalil tentang disyariatkannya Al-Ihtisaab dalam Al-Qur-anul Karim :

Beberapa dalil dalam Al-Qur’an menentukan akan disyari’atkan Al-Hisbah (Amar


Ma’ruf Nahi Munkar). Dan menentukan hal itu dengan jelas dan terang. Diantara
dalildalil tersebut adalah :

1. Firman Allah ta’ala :

﴾َ‫ع ِن ْال ُم ْنك َِر َو ُأولَئِكَ ه ُمَُ ْال ُم ْف ِلحُون‬


َ َ‫لى ْال َخي ِْر َويَأ ُم َْ ُرونَ بِ ْال َم ْع ُروفِ َويَ ْن َه ْون‬
َ ِ‫﴿و ْلتك َْنَُ مِ ْنك ْمَُ أ َّمَُ ة ٌ يدَع َُْونَ إ‬
َ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang
yang beruntung.” (QS. Ali Imran : 104)

2. Firman Allah ta’ala :

﴾ َِّ ََ‫ع ِن ْال ُم ْنك َِر َوتؤْ َُ مِ نُونَ بِا ِل ِِّل‬


َ َ‫اس تأ َ ُم َْ ُرونَ بِ ْال َم ْع ُروفِ َوتنَ َْه َْون‬ ْ ‫﴿كُ ْنت ْمَُ َخي َْر أ َّمَُ ة‬
ِ َّ‫أخَُ ِر َجتْ لِلن‬

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali
Imran : 110)

34
3. Firman Allah ta’ala :

َّ ‫ع ِن ْال ُم ْنكَ ِر َويُقِي ُمونَ ال‬


ُ ْ‫صلَةَ َويُؤ‬
َ‫تون‬ َ َ‫ض ُه ْم ْأوََ ِليَا ُء بَ ْع ض يَأ ُم َْ ُرونَ بِ ْال َم ْع ُروفِ َويَ ْن َه ْون‬
ُ ‫﴿و ْال ُمؤْ مِ نُونَ َو ْال ُمؤْ مِ نَاتُ بَ ْع‬
َ
َّ
َ‫الزكَاة‬
ٌ ‫ع ِز‬
﴾‫يز َحكِي ٌم‬ ِِّ َٰ َِّ ََ‫َويُطِ ي ُعونَ ال َّلََ َِّ َٰ َو َرسُولَهُ ُأولَئِكَ َسيَرْ َح ُم ُه ُم ال ُّل‬
َ َٰ َِّ ََ‫إنََ ال َّل‬

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka
taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At Taubah : 71)

4. Firman Allah ta’ala :

ََْ ‫اس َو َم ْن يَ ْفعل‬ِ ‫ص َل ح بَيْنَ ال َّن‬


ْ ِ‫صدَقَة ْأوََ َم ْع ُروف ْأوََ إ‬ َ ‫مِن نجْ ََ َواه ْمَُ إ ِِّلََ ََ َم ْن‬
َ ِ‫أمََ َر ب‬ ْ ‫﴿لَََ َخي َْر في ِ َكثِي ر‬
َٰ َِّ ََ‫ضاةِ ال ِِّل‬
َ ْ‫ْتغََ ا َء َمر‬
ِ ‫ذلِكَ اب‬َ
َ ‫فَ َس ْو‬
﴾‫ف نُؤْ تِي ِه أجََْ ًرا عَظِ ي ًما‬

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan


dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau
Mengadakan perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian
karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang
besar.” (QS. An-Nisa : 114)

Dalil-dalil tentang disyariatkannya Al-Ihtisaab (Amar Ma’ruf Nahi


Munkar) dalam As Sunnah :

Datang sejumlah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menentukan dengan
jelas dan terang akan disyari’atkannya Al-Hisbah (Amar Ma’ruf Nahi Munkar). Dan
memerintah pribadi-pribadi yang berad di masyarakat Islam untuk menegakkan amar
ma’ruf nahi munkar. Dan di antara hadits-hadits tersebut :

1. Hadits Abu Sa’id Al Khudriy radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

35
َ‫ َوذَلِك‬،ِ‫ع فَبِقَ ْلبِه‬ ِ ‫ ف‬،ِ‫ع فَبِلَ َسانِه‬
ْ ََ ِ‫َإن َْ ل ْمََ يَسْتط‬ ِ ‫ ف‬،ِ‫أى مِ ْنك ْمَُ ُم ْنك ًَرا ف َْليُغَي ِ َِرْ هُ بيِدََِ ه‬
ْ ََِ‫َإن َْ ل ْمََ يَسْتط‬ َ ‫« َم ْن َر‬
»‫ان‬ ْ
ِ ‫اإلي َم‬
ِ ‫ف‬ ُ ‫ع‬َ ََ‫أض‬
ْ

“Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaknya ia


merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, jika ia tidak
mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)

2. Dan di dalam Ash Shahiihain dari Abu Sa’id Al Khudriy


radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

ْ ٌَُّ‫ َما لَنَا بد‬،َٰ َِّ ََ‫ يَا َرسُو َل ال ِِّل‬:‫قَالُوا‬، ‫ت‬
َّ ََ‫مِن َم َجالِسِ نَا نَت َح‬
‫ فَإذََِ ا‬:َ‫ قَال‬،‫دثَُ فِي ِها‬ ِ ‫ط ُرقَا‬ َ ُ‫«إِيَّاك ْمَُ َو ْال ُجل‬
ُّ ‫وس في ِ ال‬

،‫ َو َردُّ ال َّسلَ ِم‬،‫َف ْاألذَََ ى‬ َ َ‫ غَضُّ ْالب‬:َ‫ َما َحقُّه؟ُ قَال‬:‫قَالُوا‬, ُ‫ط ِريقَ َحقَّه‬
ُّ ‫ َوك‬،‫ص ِر‬ َ ‫أبََ يْت ْمَُ إ ِِّلََ ََ ْال َمجْ ل‬
َّ ‫ِس فَا ْعطُوا ال‬ َ
‫ع ِن‬ ُ ‫َو ْاأل ْمََ ُر بِ ْال َم ْع ُروفِ َوالنَّ ْه‬
َ ‫ي‬
»‫ْال ُم ْنك َِر‬

“Berhati-hatilah kalian terhadap duduk-duduk di jalan-jalan.” Mereka (para sahabat)


berkata : Wahai Rasulullah kami tidak dapat menghindari majelis-majelis kami yang
kami berbincang-bincang di dalamnya. Beliau bersabda : “Jika kalian enggan kecuali
majelis itu maka berilah jalan haknya. Mereka (para sahabatnya) mengatakan : Apakah
haknya? Beliau bersabda : “Menundukkan pandangan, menahan gangguan, menjawab
salam, dan beramar ma’ruf nahi munkar.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

3. Dan di dalam Shahiih Muslim dari Abdullah bin Mas’ud


radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaih wasallam
bersabda :

، ٌ‫أصََ َحاب‬ ْ ُ‫الى في ِ أ َّمَُ ة قَ ْبلِي إ ِِّلََ ََ كَانَ لَه‬


َ ‫مِن أ َّمَُ تِ ِه َح َواريُّونَ َو‬ َ ََ‫مِن نَبي ِ َِ بَعَثهََُ ال ُّلََ َِّ َٰ ت َع‬
ْ ‫« َما‬

َ َ‫قولُونَ َما لَََ يَ ْفعَ ُلون‬


َََ‫ويَ ْفعَ ُلونَ َما ل‬، ٌ ُ‫مِن بَ ْعدِه ْمَُ ُخل‬
ُ َ‫وف ي‬ ْ ‫ف‬ ُ ُ‫ ث َّمَُ إِنَّ َها تخ ََْل‬،ِ‫سنَّتِ ِه َويَ ْقتد َُونَ بِأ ْمََ ِره‬ ُ َُْ ‫يَأخ‬
ُ ِ‫ذونَ ب‬
‫ َو َم ْن َجاهدَََ ه ْمَُ ِبقَ ْل ِب ِه فَ ُه َو‬،ٌ‫ َو َم ْن َجاهدَََ ه ْمَُ ِب ِل َسا ِن ِه فَ ُه َو ُمؤْ مِن‬،ٌ‫فَ َم ْن َجاهدَََ ه ْمَُ ِبيدََِ ِه فَ ُه َو ُمؤْ مِن‬، َ‫يُؤْ َم ُرون‬
»‫ان َحبَّةُ خَرْ دَل‬
ِ ‫يم‬ ِ ْ َ‫ْس َو َرا َء َذلِكَ مِن‬
َ ‫اإل‬ َ ‫ َولَي‬،ٌ‫ُمؤْ مِن‬

“Tidaklah seorang Nabipun yang Allah Ta’ala utus di suatu umat sebelumku kecuali
memiliki pengikut-pengikut setia dan sahabat-sahabat. Mereka mengambil sunnahnya
dan mengikuti perintahnya. Kemudian datang generasi-generasi setelahnya yang

36
mengatakan apa tidak mereka ketahui dan tidak diperintahkan. Maka barangsiapa yang
memerangi mereka dengan tangannya maka ia adalah mukmin. Dan barangsiapa yang
memerangi mereka dengan lisannya maka ia adalah mukmin. Dan barangsiapa yang
memerangi mereka dengan hatinya maka ia adalah mukmin. Dan tidak ada di belakang
itu semua keimanan sebesar biji atom.”

Dalil Disyari’atkannya Al-Hisbah berdasarkan Ijma’:

Telah sepakat umat Islam dalam mengikuti ulama salaf yang mu’tabar (diakui
keilmuannya) atas wajibnya Al-Hisbah (Amar Ma’ruf Nahi Munkar) berdasarkan
sandaran mereka terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Berkata Imam An-Nawawi rahimahullah :

“Telah saling sepakat akan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar Al-Qur’an, As Sunnah,
dan Ijma’ umat.” (Syarh Shahiih Muslim jilid. 2 hlm. 122. Cetakan ke-4, Darul
Ma’rifah)

Berkata Imam Ibnu Hazm rahimahullah :

“Dan telah sepakat para imam seluruhnya akan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar,
tanpa ada perselisihan dari salah satu di antara mereka.” (Al Fashl Fil Milal Wan Nihal
jilid. 5 hlm. 19)

Dan berkata Abu Bakar Al-Jashshaash rahimahullah :

“Allah Ta’ala menekankan kewajiban amr ma’ruf nahi munkar dalam beberapa tempat
dalam Kitab-Nya. Dan telah menjelaskannya (kewajiban amar ma’ruf nahi munkar)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam riwayat-riwayat yang mutawaatir darinya
(Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) tentangnya (kewajiban amar ma’ruf nahi munkar).
Dan telah sepakat para salaf dan fuqaha dari berbagai negeri akan kewajibannya…”
(Ahkaamul Qur’aan jilid. 4 hlm. 154).

37
Daftar pustaka:
https://penaungu.com/ayat-tentang-kematian/

https://www.hisbah.net/dalil-disyariatkannya-amar-maruf-nahi-munkar-dalam-al-
quranhadits-dan-ijma/
https://news.detik.com/berita/d-5201638/amar-makruf-nahi-mungkar-perilaku-
yangdiperintahkan-allah-swt/amp https://www.inews.id/amp/lifestyle/muslim/hadits-
tentang-sedekah https://umma.id/article/share/id/1002/523285
https://amp.issuu.com/dannilroikhan/docs/artikel_agama_islam/s/12452859
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bayan/article/view/875
https://penaungu.com/ayat-tentang-kematian/
https://umma.id/article/share/id/1002/288799

38

Anda mungkin juga menyukai