Anda di halaman 1dari 10

PEMBAHASAN

Dalam kaitanya dengan hal ini, pendorong terjadinya perbuatan termasuk dalam
tasawuf akhlaqi, yang mana tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang mengarah pada teori-teori
perilaku manusia.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PERBUATAN
ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perbuatan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Akhlaq
Isnting dan naluri(akal-pikiran)
Nafsu
Adat dan kebiasaan
Lingkungan
Kehendak

A. Akhlaq
Dalam kamus besar bahasa indonesia online kata akhlak diartikan sebagai budi
pekerti; kelakuan. Sebenarnya kata akhlak berasal dari bahasa Arab, dan jika
diartikan ke dalam bahasa Indonesia bisa berarti perangai, tabiat. Sedang arti akhlak
secara istilah sebagai berikut; Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) mengatakan bahwa
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Menurut Al-Ghazali
akhlaq adalah

gambaran dari keadaan yang tertanam kuat di dalam jiwa yang memunculkan
suatu perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan(H.Moh.Toriquddin,lc.,M.HI., sekularitas tasawuf:membumikan
tasawuf dalam dunia modern,Yogyakarta:uin malang press hal 14

Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin dalam bukunya Al-Akhlak merumuskan pengertian
Akhlak sebagai berikut: Akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada lainnya,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.

Menurut Ibnu Maskawaih dalam bukunya Tahdzibul Akhlaq Wa Tathirul Araq


memberikan pengertian Akhlak sebagai berikut: Keadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa dipikir-pikir dan ditimbangtimbang (terlebih dahulu).

Jika keadaan jiwa tersebut memunculkan pebuatan yang baik dan terpuji secara akal
maupun syara maka jiwa tersebut berakhlak baik. Jika yang muncul perbuatan jelek
maka jiwanya berakhlak buruk. Al-Ghazali mengatakan keadaan yang tertanam
kuat di dalam jiwa karena orang yangmemberikan harta satu kali, karena ada
tendensi ia tidak dikatakan ahlaknya dermawan selagi tidak tertanam kuat dalam
hatinya sifat tersebut. Dan disyaratkan munculnya suatu perbuatan dengan mudah
dengan tanpa pmikiran yang panjang, karena orang yang menyerahkan harta atau
menenangkan diri ketika marah dengan usaha yang sungguh-sungguh dan melalui
pemikiran yang panjang ia tidak dikatakan dermawan dan bijaksana. Akhlak bukanlah
gambaran dari suatu perbuatan, betapa banyak orang yang akhlaknya dermawan tetapi
tidak memberikan harta, mungkin karena hilangnya harta atau ada sesuatu yang
menghalanginya dan mungkin akhlaknya kikir tetapi menyerahkan hartanya ada
kalanya karena suatu tendensi atau pamer abu Hamid Muhammad al-ghazali,
ihyaulumi al-din vol.3, (Indonesia:da al-ihyaal-kutub al-arabiyah,tt), hal 52
unsur yang mendorong terjadinya akhlaq yaitu adalah : kebiasaan dan iradah (kehendak). Jika
ditampilkan satu contoh proses akhlaq adalah ;
1) kecenderungan untuk melakukan sesuatu, - terdapat pengulangan yang sering dikerjakan
sehingga tidak memerlukan pikiran.
2) Dalam iradah: a) lahir keinginan-keinginan setelah ada rangsangan (stimulan) melalui
indra- b) muncul kebimbangan, mana yang harus dipilih diantara keinginan-keinginan itu
Padahal harus memilih satu dari keinginan tersebut c) mengambil keputusan dengan
menentukan keinginan yang diprioritaskan diantara banyak keinginan tersebut.

Pembagian Akhlak

Secara umum akhlak atau perilaku/perbuatan manusia terbagi menjadi dua; pertama; akhlak
yang baik/mulia (akhlakul karimah) dan kedua; aklak yang buruk/tercela (akhlakul
madzmumah)
Macam-macam akhlak
1. Akhlak terhadap diri sendiri
2. Aklak terhadap keluarga (Orang tua, akhlak terhadap adik/kakak)
3. Akhlak terhadap teman/sahabat, teman sebaya
4. Akhlak terhadap guru
5. Akhlak terhadap orang yang lebih muda dan lebih tua
6. Akhlak terhadap lingkungan hidup/linkungan sekitar.

B. Insting dan naluri (Akal-pikiran)


Menurut bahasa insting berarti kemampuan berbuat suatu tujuan yang dibawa sejak lahir,
merupakan pemuasan nafsu, dorongan-dorongan nafsu, dan dorongan psikologis. Insting juga
merupakan kesanggupan melakukan hal yang kompleks tanpa dilihat sebelumnya, terarah
kepada suatu tujuan yang berarti bagi subjek tidak disadari langsung secara mekanis.
Insting pada intinya ialah suatu kesanggupan untuk melakukan perbuatan yang tertuju kepada
sesuatu pemuasan dorongan nafsu atau dorongan batin yang telah dimiliki manusia maupun
hewan sejak lahir. Perbuatan insting pada hewan bersifat tetap, tidak berubah dari waktu ke
waktu, sejak lahir sampai mati. Insting pada manusia dapat berubah-ubah dan dapat dibentuk
secara intensif.
Dalam insting terdapat tiga unsure kekuatan yang bersifat psikis, yaitu:
1. mengenal (kognisi),
2. kehendak (konasi),
3. perasaan (emasi).

insting, merupakan keseluruhan dari energi psikis yang dipergunakan oleh kepribadian.
Insting terdiri dari empat pola khusus, yaitu sebagai berikut.
a. Sumber insting.
Sumber insting berasal dari kondisi jasmaniah, untuk melakukan kecenderungan,
lama-lama menjadi kebutuhan.
b. Tujuan insting.
Tujuan insting ialah menghilangkan rangsangan jasmaniah, untuk menghilangkan
perasaan tidak enak yang timbul karena adanya tekanan batin yang disebabkan oleh
meningkatnya energi pada tubuh.
c. Objek insting.
Objek insting merupakan segala aktivitas yang mengantar keinginan dan memilahmilah agar keinginannya dapat terpenuhi.
d. Gerak insting.
Gerak insting tergantung kepada intensitas (besar-kecilnya) kebutuhan.
Dalam ilmu akhlak insting berarti akal pikiran. Akal dapat memperkuat akidah, namun harus
ditopengi ilmu, amal, dan takwa pada Allah. Allah memuliakan akal dengan dijadikannya
sarana tanggungjawab. Diantara mereka ada yang menerimanya dengan cara melalui hafalan
dan dipercayai sebagai adat kebiasaan (kepercayaan tradisional). Kepercayaan ini tidak luput
dari timbulnya kebimbangan dan keraguan. Ada yang memperolehnya dengan jalan
memerhatikan dan berpikir sehingga kepercayaannya semakin mendalam dan keyakinannya
semakin kuat[2]. [2] Syekh Hasan Al-Banna, Aqidah Islam, Bandung: Al-Maarif, hal. 9

Manusia dilengkapi dengan akal pikiran dalam melakukan kegiatan, ia menggunakan akal
pikir dengan sempurna dan sarana penunjang berupa bahasa, logika, matematika, dan
statistika.
Akal adalah jalinan pikir dan rasa yang menjadikan manusia, berlaku, berbuat, membentuk
masyarakat dan membina kebudayaan. Akal menjadikan manusia itu mukmin, muslim,
muttaqin, shalihin. Agama itu akal, maka hanya dengan akal-lah kita bisa memahami Allah,
akal merupakan kunci untuk memahami islam.
Disamping itu, banyak insting yang mendorong perilaku perbuatan yang menjurus
kepada akhlakul karimah maupun akhlakul madzmumah, tergantung orang yang
mengendalikannya.

C. Nafsu
Pengertian nafsu
Nafsu secara epistemology berate niat. Adapaun nafsu secara epistemologis ilmu tasawuf
akhlaq , nafsu adalah dorongan-dorongan alamiah manusia yang mendorong pemenuhan
kebutuhan hidupnya. Nafsu ialah keinginan hati yang kuat. Nafsu merupakan kumpulan dari
kekuatan amanah dan sahwat yang ada pada manusia.
Nafsu dapat mempengaruhi semua pertimbangan akal memengaruhi peringatan hati
nurani menghindari hasrat yang baik. Contoh, nafsu bermain judi, minuman keras, nafsu
membunuh, ingin memiliki dan nafsu yang lainnya, mengarah kepada keburukan, sehingga
nafsu dapat berkuasa dan bergerak bebas kemana ia mau.
Menurut ilmu akhlak, nafsu terbagi menjadi dua macam, yaitu:
Nafsu individual (perseorangan) misalanya nafsu makan, minum, kebutuhan jasmani dan
kesehatan
Nafsu sosial (kemasyarkatan) mislanya nafsu meniru, nafsu berkumpul dengan orang lain,
mengeluarkan aspirasi, bermasyarakat, dan memberikan bantuan kepada orang lain.
Menurut islam nafsu terbagi menjadi beberapa macam yaitu :
Nafsu yang buruk :
Nasfu Amarah

adalah nafsu yang berbangga apabila membuat sesuatu kemungkaran.

mereka adalah dari golongan yang bermaksiat di mata dan di hatinya.

mereka adalah golongan ahli neraka.


Nafsu Lawamah

adalah nafsu yang menyadari apabila melakukan suatu kemungkaran.

golongan ini beramal tetapi masih ada riya, hasut, dengki dan sebagainya.

nafsu mereka tetap dilakukan walau mereka tahu itu salah.

mereka adalah golongan ahli neraka.

Nafsu Marhamah

adalah nafsu yang telah dapat membuang sifat tercela.

walaupun begitu, mereka masih mengkritik diri sendiri.

mereka adalah golongan ahli neraka.

Kemudian nafsu-nafsu yang baik adalah :


Nafsu Mutmainah

adalah nafsu yang lemah lembut.

mereka mendapat ketenangan dan menghilangkan gelisah di jiwa.

mereka adalah orang yang sholeh.

golongan ini adalah dijamin surga.


Nafsu Raudiah

adalah nafsu yang berusaha untuk melatih diri untuk mencintai Allah sepenuhnya..

mereka bergaul dengan orang banyak tetapi hatinya semata-mata hanya kepada Allah.

mereka bisa juga disebut sebagai Wali Allah.


Nafsu Kamaliah

adalah nafsu yang sempurna, nafsu yang hanya dimiliki oleh para Nabi dan Rasul.
Nafsu Mardiah

adalah nafsu yang terbaik dan yang paling dicintai Allah. Nafsu ini adalah nafsu yang
paling di ridhai Allah. adalah nafsu yang terbaik dan yang paling dicintai Allah. Nafsu
ini adalah nafsu yang paling di ridhai Allah. Keridhaan tersebut terlihat pada anugrah
yang diberikan-Nya berupa senantiasa berdzikir, ikhlas, mempunyai karomah, dan
memperoleh kemuliaan, sementara kemuliaan yang diberikan Allah SWT itu bersifat
universal,

artinya

jika

Allah

memuliakannya,

siapa

pun

tidak

akan

bisa

menghinakannya, demikian pula sebaliknya orang yang dihinakan oleh Allah SWT,
siapa pun tidak bisa memuliakannya.

D. Adat dan kebiasaan


kebisaan terjadi sejak lahir. Lingkungan yang baika mendukung kebiasaan yang baik
pula. Lingkungan dapat merubah keperibadiaan seseorang . lingkungan yang tidak baik
dapat menolak adanya disiplin dan pendidikan. Kebiasaan yang buruk mendorong kepada
hal-hal yang lebih rendah, yaitu kembali kepada adat kebiasaan primitif. Seseorang yang
hidupnya dikatakan modern, tetapi lingkungan yang bersifat primitif, kebiasaan itu bisa
timbul karena ada dalam diri pribadi seseorang dibawah sejak lahir. Kebiasaan yang
sudah melekat pada diri seseorang sukar untuk dihilangkan , tetapi jika ada dorongan
yang kuat untuk menghilangkan, ia dapat mengubahnya.
Agar kebiasan buruk seseorang dapat berubah menjadi baik, diperlukan berbagi
bimbingan dari orang lain. Begitu juga dengan seorang anak sebelum dia memiliki
kebiasaan yang buruk, maka dalam usia perkembangannya diberikan bimbingan yang
benar
Ada beberapa cara untuk mengetahui kebiasaan baik buruk yang dapat ditangkap gejalagejalanya sebagai berikut.
Metode mengatasi kebiasaan.
Para filusuf didunia timur menjelaskan kebiasaan ialah kesinambungan dari suatu pikiran
atau tindakan untuk waktu yang lama, menyebabkan lekukan alur kanla yang terbentuk pada
otak tindakannya menjadi tampak sadar dan otomatis, kemanusiannya selalu timbul untuk
mengulang tindakan yang telah menjadi kebiasaan. Misalnya ketika seseorang mulai
merokok ia masih memikirkan tentang menyalakan korek api kemudian ia menyalakan lagi
tanpa berpikir lagi dan ini menjadi kebiasaan.
Kekuatan kebiasaan.
Kebanyakan orang mengibaratkan kekuatan kebiasaan dengan perkataan kebiasaan itu natur
yang kedua. Mereka bermaksud bahwa adat kebiasan itu mempunyai kekuatan yang
mendekati kepada natur yang pertama. Natur yang pertam ialah apa yang dibawah oleh
manusia sejak ia dilahirkan. Kekuatan kebiasaan ialah yang menjadikan orang-orang tua
menolak pendapat-pendapat Baru dan penemuan-penemuan baru.

Mengubah kebiasan dapat dilakukan dengan cara memperhatikan pola terbaik, disesuaikan
dengan unsur-unsur agama. Untuk mengubah kebiasaan dapat dilakukan dengan cara berikut
ini:

Berniat sunguh-sunguh dengan tiada diiringi keraguan-raguan.


Janganlah mengizinkan bagi diri sendiri melakukan kebiasaan buruk, apabila

menambah kebiasaan buruknya yang lain.


Carilah waktu yang baik untuk men-tahfidz-kan niat dan ikutilah segala gerak jiwa
yang menolong tahfizd terbuat. Kesukaran bukan dalam niat, tetapi dalam men-

tahflidz-kannya.
Jagalah pada diri kekuatan penolak yang kecil-kecil setiap hari untuk mengekang
hawa nafsu yang tidak baik

Semua perbuatan baik dan buruk itu menjadi adat kebiasaan karena ada kecenderungan hati
terhadapnya dan menerima kecenderungan tersebut dangan disertai perbuatan berulang-ulang
secukupnya.
Pengertian adat istiadat. Adat Istiadat adalah aneka kelaziman dalam suatu negeri yang
mengikuti pasang naik dan pasang surut situasi masyarakat. Kelaziman ini pada umumnya
menyangkut pengejawatahan unjuk rasa seni budaya masyarakat, seperti acara-acara
keramaian anak negeri, seperti pertunjukan randai, saluang, rabab, tari-tarian dan aneka
kesenian yang dihubungkan dengan upacara perhelatan perkawinan, pengangkatan penghulu
maupun untuk menghormati kedatangan tamu agung. Adat istiadat semacam ini sangat
tergantung pada situasi sosial ekonomi masyarakat. Bila sedang panen baik biasanya megah
meriah, begitu pula bila keadaan sebaliknya. Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri
dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim
dilakukan di suatu daerah.Adat istiadat itu beasal dari perbuatan orang-orang dahulu, yang
mencoba melakukan perbuatan-perbuatan yang akhirnya mengetahui mana yang berguna dan
bermanfaat, dan mana yang merugikan, dengan dasar itu mereka memperingatkan orang
agar menjauhi.

E. Lingkungan
Linhkungan yang dimaksut disini adalah lingkungan social yang meliputi hubungan antar
manusia. Lingkungan ini mengandung susunan pergaulan yang meliputi manusia seperti di

rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan kantor pemerintahan. Lingkungan pergaulan dapat
mengubah keyakinan, akal pikiran, adat istiadat, pengetahuan dan akhlak.
Lingkungan pergaulan terbagi menjadi tujuh kelompok berikut:

Lingkungan dalam rumah tangga

Akhlak orang tua dirumah dapat memengaruhi tingkah laku anggota keluarganya dan
anak-anaknya.

Lingkungan sekolah

Sekolah dapat membentuk siswa-siswinya untuk menjadi yang lebih baik

Lingkungan pekerjaan

Suasana kerja dikantor, di bengkel, dilapangan terbuka, sopir dan buruh. Masing-masing
mempunyai ciri khas yang berbeda-beda.

Lingkungan organisasi

Orang yang menjadi anggota salah satu organisasi akan memperoleh aspirasi yang
digariskan oleh organisasinya.

Lingkungan jamaah

Jamaah adalah semacam organisasi tapi tidak tertulis

Lingkungan ekonomi
emua manusia membutuhkan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya

Lingkungan pergaulan mempunyai pengaruh yang berlawanan. Terkadang menguatkan hidup


manusia dan meninggalkannya. Terkadang melemahkanya atau mematikannya.
Lingkungan merupakan salah satu faktor pendidikan islam yang tidak sedikit pengaruhnya
terhadap anak didiknya. Lingkungan yang dapat pengaruh terhadap anak didik dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama


Lingkungan yang berpegang teguh terhadap tradisi agama

Lingkungan yang mempunyai tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam
lingkungan agama.

Oleh karena itu, lihatlah dengan siapa berhubungan, iman beradaptasi, akal harus
menempatkannya sesuai fitrah manusia.
F. Kehendak
Kehendak menurut bahasa ialah kemauan, keinginan, dan harapan. Kehendak yaitu fungsi
jiwa untuk dapat mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan dari dalam hati, bertautan
dengan pikiran dan perasaan. Kehendak merupakan salahsatu fungsi kejiwaan dari kekuatan
aktivitas jiwa dalam kelompok trikhotonomi yang dinamakan konasi. Kehendak ialah suatu
kekuatan yang mendorong melakukan perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Allah SWT adalah Zat Yang Maha Kuasa di seluruh alam semesta ini. Dia mengatur
segala sesuatu yang ada dalam kerajaan-Nya dengan kebijaksanaan dan kehendak-Nya.
Kehendak bukanlah suatu kekuatan, tetapi merupakan tempat penerapan seluruh kekuatan.
Tuhan menciptakan dengan kehendak. Oleh karena itu, apa yang disebut dengan kehendak
dalam diri, pada hakikatnya adalah suatu kekuatan Tuhan. Jika ada rahasia yang dapat
dipelajari di balik misteri dunia. Rahasia itu adalah kehendak-Nya.
Tabiat alami kehidupan yang dijalani manusia adalah kehendak. Kehendak tidak hanya
membutuhkan perjuangan untuk menjalani kehidupan, tetapi diri sendiri, pikiran, hasrat, dan
keinginan dapat melemahkan kehendak. Bagi manusia bahwa motif meningkatnya kegiatan
merupakan kehendak. Tetapi pada akhirnya dapat menemukan motif, merampas kehendak
dari dalam diri manusia.

Anda mungkin juga menyukai