KEKERASAN
Disusun oleh:
1. Retno Ginasti 2000029147
2. Baiq Annisa Solekhah 2000029148
3. Nafila Desca Fitria 2000029149
4. Sabrina Salsabila Agustiningrum 2000029150
5. Mupidah 2000029151
6. Winda Novianita 2000029152
7. Dhaffa Hapsari Pramestihadi 2000029153
8. Pandu Al Fitrah 2000029154
9. Eva Dwi Anggraeni 2000029155
10. Nurul Fijrianti Syukur 2000029156
11. Maulidya Aulia Rahma 2000029157
12. Mubadi Rahman 2000029158
13. Lituhayu Liyudza Dwiagda Maheswari 2000029159
14. Bismi Anggini 2000029160
15. Astri Nine Legoningsih 2000029161
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah- Nya tugas
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok dari dosen pengampu mata kuliah Dasar
Kesehatan Reproduksi dan KIA, dengan judul “KEKERASAN”.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Dengan materi kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu untuk memahaminya. Dengan
demikian, kami sadar materi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa
menjadi lebih baik.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULAN.........................................................................................................................................1
1.1 Latar belakang................................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1. Apa itu kekerasan..............................................................................5Error! Bookmark not defined.
2.2 jenis-jenis kekerasan.......................................................................................................................5
2.3 Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kekerasan..............................................................8
2.4 Cara untuk mencegah kekerasan...................................................................................................11
2.5 Contoh dari kekerasan..................................................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................16
3.2 Daftar pustaka...............................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULAN
Apalagi kalau kekerasan tersebut terjadi dalam ruang lingkup rumah tangga yang
menjadi korban adalah kaum perempuan dan anak. Dalam kenyataannya sangatlah sulit
untuk mengukur secara tepat luasnya kekerasan terhadap perempuan, karena ini berarti
harus memasuki wilayah peka kehidupan perempuan, yang mana perempuan sendiri
enggan membicarakannya. Tindak kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah
bersama.
1
khususnya pada lingkungan rumah tangga. Kekerasan Fisik, bila didapati perlakuan
bukan karena kecelakaan pada perempuan. Perlakuan itu dapat diakibatkan oleh suatu
episode kekerasan yang tunggal atau berulang, dari yang ringan hingga yang fatal
Pelanggaran seksual, setiap aktifitas seksual yang dilakukan oleh orang dewasa atau
perempuan.
Pelanggaran seksual ini dapat dilakukan dengan pemaksaan atau dengan tanpa
pemaksaan. Pelanggaran seksual dengan unsur pemaksaan akan mengakibatkan
perlukaan yang berkaitan dengan trauma yang dalam bagi perempuan.
Dampak kekerasan yang dialami oleh istri dapat menimbulkan akibat secara
kejiwaan seperti kecemasan, murung, setres, minder, kehilangan percaya kepada suami,
menyalahkan diri sendiri dan sebagainya. Akibat secara fisik seperti memar, patah tulang,
cacat fisik, ganggungan menstruasi, kerusakan rahim, keguguran, terjangkit penyakit
menular, penyakit-penyakit psikomatis bahkan kematian.
Penderitaan akibat penganiayaan dalam rumah tangga tidak terbatas pada istri
saja, tetapi menimpa pada anak-anak juga. Anak-anak bisa mengalami penganiayaan
secara langsung atau merasakan penderitaan akibat menyaksikan penganiayaan yang
dialami ibunya, paling tidak setengah dari anak-anak yang hidup di dalam rumah tangga
yang didalamnya terjadi kekerasan juga mengalami perlakuan kejam. Sebagian besar
diperlakukan kejam secara fisik, sebagian lagi secara emosional maupun seksual.
2
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT) ini adalah, pihak aparat penegak hukum
hanya dapat bersifat pasif, dan tidak memiliki kewenangan untuk melakukan intervensi
atau campur tangan dalam suatu urusan warga masyarakat yang secara yuridis dinyatakan
sebagai masalah domestik, dan penegakan ketentuan didalam undang undang ini lebih
banyak bergantung pada kemandirian dari setiap orang-orang yang menjadi sasaran
perlindungan hukum undang-undang ini.
3
Kekerasan ini mempunyai akar yang dalam faktor budaya menempatkan
perempuan pada posisi yang timpang dalam hubungannya dengan laki-laki. Perlakuan
salah dan ketidak adilan yang diderita perempuan tidak mungkin dikoreksi hanya dengan
melakukan pembaruan sistem peradilan pidana. Dalam kenyataannya sistem peradilan
pidana dapat dimobilisasi untuk menjadi alat yang lebih efektif dalam menindak,
mencegah, dan merespons perbuatan kekerasan terhadap perempuan.
Hal ini banyak terjadi dalam masyarakat, dalam hubungan keluarga, perempuan
semua umur menjadi sasaran segala bentuk kekerasan, termasuk pemukulan,
pemerkosaan, bentuk bentuk lain penyerangan seksual, mental dan bentuk kekerasan lain
yang dikekalkan oleh sikap-sikap tradisional, ketergantungan ekonomi, memaksa
perempuan untuk bertahan pada hubungan yang didasarkan pada kekerasan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kekerasan, jenis-jenis kekerasan, faktor penyebab, contoh,
dan cara untuk mencegahnya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tindak kekerasan adalah suatu perbuatan yang disengaja atau suatu bentuk aksi
atau perbuatan yang merupakan kelalaian, yang kesemuanya merupakan pelanggaran atas
hukum kriminal, yang dilakukan tanpa suatu pembelaan atau dasar kebenaran dan diberi
sanksi oleh Negara sebagai suatu tindak pidana berat atau tindak pelanggaran hukum
yang ringan (Topo santoso, 2003)
5
(Departemen Pendidikan Nasional, 2003). Dari uraian diatas tampaklah bahwa batasan
dan pengertian tentang tindak kekerasan yang diberikan adalah meliputi setiap aksi atas
perbuatan yang melanggar undang-undang hal ini adalah hukum pidana.
Kekerasan Fisik
“ Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit,
atau luka berat” (Pasal 6).
6
Luka berat pada tuubuh korban, luka yang sulit disembuhkan atau yang
menimbulkan kematian.
Kehilangan salah satu panca indera.
Luka yang mengakibatkan cacat.
Kematian korban.
2. Kekerasan fisik ringan seperti menampar, menarik rambut, mendorong, dan
perbuatan lain yang mengakibatkan, antara lain:
Cidera ringan.
Rasa sakit dan luka fisik yang tidak termasuk dalam kategori berat.
Kekerasan Psikis
Kekerasan seksual
7
Kekerasan Ekonomi
1. Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya padahal
menurut hokum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian, dia
wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut.
2. Penelantaran sebagaimana dimaksud ayat (1) juga berlaku bagi setiap orang yang
mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan atau melarang
untuk bekerja yang layak didalam atau diluar rumah sehingga korban berada dibawah
kendali orang tersebut.
1. Kekerasan ekonomi adalah setiap perbuatan yang membatasi isteri untuk bekerja
didalam atau diluar rumah yang menghasilkan uang atau barang dan atau
membiarkan isteri bekerja untuk dieksploitasi, atau menelantarkan anggota keluarga,
dalam arti tidak memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
2. Kekerasan fisik adalah setiap perbuatan yang menyebabkan rasa sakit, cidera, luka
atau cacat pada tubuh seseorang, dan atau menyebabkan kematian.
3. Kekerasan psikologis atau psikis adalah setiap perbuatan dan ucapan yang
mengakibatkan hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak
dan rasa tidak berdaya serta rasa ketakutan pada isteri.
4. Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan yang mencakup pelecehan seksual,
memaksa isteri baik secara fisik untuk melakukan hubungan seksual atau melakukan
hubungan seksual tanpa persetujuan dan di saat isteri tidak menghendaki, melakukan
hubungan seksual dengan cara yang tidak disukai isteri, maupun menjauhkan atau
tidak memenuhi kebutuhan seksual istri.
8
2.3 Faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan
a. Faktor Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas termasuk kedalam pendidikan formal dan non
Formal (kursus-kursus). Faktor pendidikan sangatlah menentukan perkembangan
Jiwa dan kepribadian seseorang, dengan kurangnya pendidikan maka mempengaruhi
prilaku dan kepribadian seseorang, sehingga bisa menjerumuskan untuk melakukan
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan norma dan aturan-aturan hukum yang
berlaku.
b. Faktor Pergaulan
9
Mengenai pergaulan yang berbeda-beda yang dilakukan oleh seseorang Dapatlah
melekat dan sebagai motivasi bagi seseorang karena dalam sebuah Contoh yang
terjadi pada saat bencana alam dimana masyarakat pada saat itu Merasa mengalami
kekurangan dari segala hal, seperti makanan dan kebutuhan
Hidup yang harus dipenuhi oleh setiap orag pada saat terjadinya bencana alam,
ia Melihat orang-orang mengambil atau mencuri barang-barang milik orang lain
Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, disamping karena adanya ajakan dan
Dorongan dari teman-teman yang lain. Dengan hal tersebut maka ia terdorong Dalam
dirinya ikut melakukan pencurian barang-barang milik orang lain.
c. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan adalah semua benda dan materi yang mempengaruhi Hidup
manusia seperti kesehatan jasmani dan kesehatan rohani, ketenangan lahir Dan batin.
Lingkungan sosial adalah berupa lingkungan rumah tangga, sekolah Dan lingkungan
luar sehari-hari,dan lingkungan masyarakat. Suatu rumah tangga Adalah merupakan
kelompok lingkungan yang terkecil tapi pengaruhnya terhadap Jiwa dan kelakuan si
anak karena awal pendidikannya di dapat dari lingkungan ini. Lingkungan alam yang
teduh damai di daerah-daerah pedesaan dan pegunungan Yang mana memberikan
pengaruh yang menyenangkan, sedangkan daerah kota Dan industri yang penuh dan
padat, bising, penuh hiruk pikuk yang memuakkan, Mencekam dan menstiulir
penduduknya untuk menjadi kanibal (kejam, bengis, Mendekati kebiadabannya)
Pada prinsipnya prilaku seseorang dapat berubah dan bergeser bisa Dipengaruhi
oleh faktor lingkungan seperti halnya dalam kasus pencurian yang Dilakukan pada
saat terjadinya bencana alam itu merupakan suatu kriminal Situasional atau kriminal
primer yang dilakukan oleh orang-orang biasa (non –kriminal) atau yang bukan
penjahat dan individu-individu yang pada umumnya Patuh terhadap hukum.
Oleh karena adanya tekanan dari masyarakat atau faktor eksternal yang
Merobek-robek keseimbangan batinnya dengan demikian seseorang dapat
Melakukan perbuatan kriminal yang mana adanya tekanan Seseorang bertindak
berbuat kejahatan adalah didasarkan pada proses antara lain:
10
1. Tingkah laku itu dipelajari
Secara negatif dikatakan bahwa tingkah laku kriminal itu tidak diwarisi
Sehingga atas dasar itu tidak ada seseorang menjadi jahat secara mekanisme.
Selain faktor-faktor tersebut diatas ada satu faktor yang menyebabkan Orang
melakukan kejahatan yaitu faktor kesombongan moral, yang mana dalam Faktor ini
seseorang melakukan kejahatan tanpa memperhatikan disekelilingnya Yang mana dia
mau melakukan suatu kejahatan tanpa memperhatikan keadaan Asalkan dia mendapatkan
apa yang diinginkannya baik dengan cara baik atau Dengan cara jahat dan baik itu dalam
keadaan gempa maupun dalam keadaan yang Lain. Maka faktor ini merupakan salah satu
dari jenis faktor-faktor yang lain yang Mempengaruhi orang melakukan kejahatan.
11
Hubungi Pihak Berwajib
Dukung teman atau anggota keluarga yang mungkin berada dalam hubungan yang
penuh kekerasan. Memberikan dukungan dan membuka diri menjadi teman bercerita
dapat menolong para korban kekerasan terutama pada perempuan yang sering kita
jumpai. Bahkan Sahabat Fimela juga dapat menjadi sukarelawan dan membuat
komunitas atau organisasi lain yang membantu para penyintas dan bekerja mencegah
kekerasan.
Ajari anak sejak dini bahwa merekalah yang memutuskan siapa yang akan
menyentuh mereka dan di mana. Pertimbangkan untuk mengajari mereka nama yang
tepat untuk bagian tubuh mereka mereka di usia muda sehingga mereka dapat
berkomunikasi dengan jelas tentang tubuh mereka. Ajari anak-anak bahwa itu adalah
pilihan mereka apakah mereka ingin memeluk atau mencium orang lain, bahkan
keluarga sekali pun.
12
Bekerja untuk menciptakan budaya yang menilak kekerasan sebagai cara untuk
menangani masalah. Melawan pesan yang mengatakan bahwa kekerasan atau
penganiayaan terhadap perempuan diperbolehkan. Jangan melakukan kekerasan dan
melecehkan diri sendiri.
Menjadi Aktivis
Terlibat dalam program yang mengajarkan anak muda untuk memecahkan masalah
tanpa kekerasan. Terlibat dalam program yang remaja tentang hubungan yang sehat
dan maskulinitas dan feminitas yang sehat.
13
A. Contoh kekerasan verbal
1. Name-calling
2. Degradasi
3. Manipulasi
Kekerasan verbal ini dilakukan dengan tujuan memerintah Anda, tapi tidak
dengan kalimat imperatif. Misalnya, “kalau kamu memang sayang keluarga, kamu
tidak akan melakukan itu.”
4. Menyalahkan
Berbuat salah adalah hal yang manusiawi. Namun, orang yang melakukan
kekerasan akan menjadikan kesalahan Anda sebagai pembenaran atas tindakan
mereka, misalnya dengan berkata “saya harus memarahi kamu karena perilakumu
sangat tidak bisa ditolerir.”
5. Merendahkan
14
6. Kritik berkelanjutan
7. Menuduh
Menuduh juga bisa menjadi kekerasan verbal ketika hal itu dilakukan
untuk menjatuhkan mental Anda. Tidak perlu dengan kata-kata kasar, bentuk
kekerasan verbal ini dapat berupa “saya harus berteriak karena kamu keras
kepala.”
8. Menolak berbicara
Bahkan tidak berkata apa pun bisa jadi bentuk kekerasan verbal, terutama
bila dilakukan untuk membuat korbannya merasa tidak enak. Misalnya, ketika
Anda bertengkar dengan pasangan, ia memilih diam dan pergi ketika Anda
menuntut penjelasan darinya.
9. Mengarang
15
Berdebat adalah bagian dari hubungan yang sehat, namun perdebatan
yang tak berujung dan dilakukan berulang kali bisa jadi bentuk kekerasan verbal.
Misalnya, jika Anda merupakan wanita yang bekerja, kondisi rumah mungkin
tidak selalu rapi.
Ketika ini terjadi berkali-kali, pasangan Anda selalu menyalahkan Anda yang
akhirnya mengakibatkan debat tak berujung.
11. Ancaman
Kekerasan verbal bisa jadi awal mula terjadinya kekerasan fisik, salah
satunya dimulai ketika pelaku kekerasan ini mengeluarkan nada ancaman.
Ancaman ini sangat mudah dikenali karena sudah pasti memberi efek takut pada
korban dan menuntut korban untuk patuh pada kata-kata pelaku kekerasan ini.
Contohnya, “kalau kamu tidak menuruti saya, jangan salahkan saya jika
terjadi sesuatu yang mengerikan pada kamu.”
12. Melawan
16
Memukul, menampar, menjambak, menendang, menusuk, membakar,
menyabet, menyulut dengan rokok, melemparkan benda yang mengarah pada
anggota tubuh korban, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
17
Kekerasan adalah tindakan agresi yang menyebabkan penderitaan atau
menyakiti orang lain hingga batas tertentu. Segala penyimpangan yang terjadi di
dalam kekerasan dapat terjadi karena dipengaruhi oleh tuntutan lingkungan sekitar.
Untuk itu, peran orang tua dan lingkungan sekitar harus memberikan contoh-contoh
yang baik agar kepribadian seseorang dapat menjadi baik juga.
DAFTAR PUSTAKA
18
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, PN.Balai Pustaka,
Jakarta,2003.Hal.550
Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, ‘Kriminologi”, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2003.Hal. 21
19