HOMOSEKSUAL
DISUSUN OLEH:
Kelompok VI
UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TAHUN 2023/2024
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
dan anugrah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Homoseksual”.
Laporan ini dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban tugas pada mata kuliah
Pendidikan Agama Kristen, yang diampu oleh Ibu Pdt. Eklesia Daeli, M.Pd. Di dalam
makalah ini, dipaparkan hal-hal yang berkenaan dengan “Homoseksual”. sehingga penulis
mengharapkan dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat menambah wawasannya
tentang “Homoseksual”.
Disamping itu, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, ada banyak
sekali kekurangan, baik dari segi tulisan maupun dari segi isi. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan makalah ini di masa yang
akan datang.
Demikianlah makalah ini, atas perhatian dari para pembaca, terlebih dahulu penulis
ucapkan terimakasih, Ya’ahowu.
Kelompok VI
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia sekarang ini kita banyak melihat dan mendengar tentang
masalah-masalah homoseksual. Kita dapat melihat dan mendapati berbagai macam
buku-buku majalah maupun koran-koran yang membahas tentang homoseksual, dan
kita juga dapat mendengar pembahasan tentang masalah homoseksual melalui
seminar-seminar dan panel diskusi yang diadakan di mana-mana oleh para ahli sesuai
bidangnya masing-masing, bahkan kita dapat menjumpai klub-klub homoseksualitas
yang mulai muncul di berbagai kota di Indonesia, dari yang tersembunyi sampai yang
terang terangan. Dewasa kita mudah menemukan banyak gay di Indonesia khususnya
di salon-salon.
Masalah homoseksualitas adalah sesuatu yang sangat tidak menyenangkan
bagi kebanyakan orang, tetapi masalah ini sangat penting untuk dipahami dan
dimengerti oleh setiap orang, terutama bagi orang Kristen. Earl Wilson mengatakan
bahwa banyak di antara ribuan orang dewasa ini menyatakan dirinya sebagai orang
homoseksual. Banyak dari antara ribuan orang itu adalah orang yang percaya Yesus
Kristus, orang Kristen yang sudah dilahirkan kembali atau Injili. Orang-orang seperti
itu terperangkap dalam dilema suatu kecenderungan ke arah kehidupan yang ditolak
dan dikutuk oleh Allah. Tidak mengherankan bila mereka bertanya. apakah
homoseksualitas itu dosa, salah, jika tidak bagaimana saya menjadi seperti ini, apa
yang harus saya lakukan? Bukankah Allah yang membuat seperti ini? Jika Allah tidak
menjadikan saya homoseks, bagaimana saya jadi seperti ini? Pertanyaan pertanyaan
ini muncul bagi kaum homoseks yang membuat mereka tetap mempertahankan
hidupnya dengan keadaannya.
Dalam dunia sekarang ini kita banyak melihat dan mendengar hal-hal 1 yang
seolah-olah bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan, baik itu menurut etika
maupun menurut Firman Tuhan. Hal hal yang bersifat tabu dan bertentangan dengan
etika, telah menjadi ukuran dalam dunia sekarang ini, maka tidak heran banyak orang
terlibat dan terikut, atau karena tidak tahu dan tak ada patokan moral yang
mengukurnya termasuk masalah homoseksualitas.
1
Dengan melihat kenyataan tersebut di atas, penulis merasa terdorong untuk
menuliskan dalam bentuk Makalah dengan judul “Homoseksual”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Homoseksual
3
B. Hal-hal masalah dalam Topik
Dalam dunia sekarang ini kita banyak melihat dan mendengar tentang
masalah-masalah homoseksual. Kita dapat melihat dan mendapati berbagai macam
buku-buku majalah maupun koran-koran yang membahas tentang homoseksual, dan
kita juga dapat mendengar pembahasan tentang masalah homoseksual melalui
seminar-seminar dan panel diskusi yang di adakan di mana-mana oleh para ahli sesuai
bidangnya masing-masing, bahkan kita dapat menjumpai klub-klub homoseksualitas
yang mulai muncul di berbagai kota di Indonesia, dari yang tersembunyi sampai yang
terang-ternagan. Dewasa kita mudah menemukan banyak gay di Indonesia khususnya
di salon-salon.
Masalah homoseksualitas adalah sesuatu yang sangat tidak menyenangkan
bagi kebanyakan orang, tetapi masalah ini sangat penting untuk di pahami dan di
mengerti oleh setiap orang, terutama bagi orang Kristen. EARL WILSON
mengatakan bahwa banyak diantara ribuan orang dewasa ini menyatakan dirinya
sebagai orang homoseksual. Banyak dari antara ribuan orang itu adalah orang yang
percaya yesus kristus, orang Kristen yang sudah di lahirkan Kembali atau di injili.
Orang-orang seperti itu terperangkap dalam dilemma suatu kecenderungan kearah
kehidupan yang ditolak dan dikutuk oleh allah. Tidak mengherankan bila mereka
bertanya, apakah homoseksualitas itu dosa, salah, jika tidak bagaimana saya menjadi
seperti ini, apa yang harus saya lakukan? Bukankah allah yang membuat seperti ini?
Jika allah tidak menjadikan saya homoseks, bagaimana saya menjadi seperti ini
pertanyaan-pertanyaan ini muncul bagi kaum homoseks yang membuat mereka tetap
mempertahankan hidupnya dengan keadaannya.
Gay adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada seorang individu yang
secara emosional, romantic atau seksual tertarik kepada individu yang memiliki jenis
kelamin yang sama.
Lesbian adalah istilah yang merujuk kepada seorang perempuan yang secara
emosional, romantic, atau seksual tertarik kepada perempuan lainnya.
4
Biseksual adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang
merasakan ketertarikan emosional, romantic, atau seksual terhadap individu dari
kedua jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan.
Transgender adalah istilah yang merujuk kepada seseorang yang identitas gendernya
tidak sesuai dengan jenis kelamin yang mereka miliki pada saat lahir. Ini berarti
bahwa seseorang yang lahir jenis jenis kelamin laki-laki merasa bahwa identitas
gender mereka sebenarnya adalah perempuan, atau sebaliknya.
Stigma sosial adalah stereotip negative atau pandangan buruk yang melekat pada
suatu kelompok atau individu, seringkali menyebabkan diskriminasi dan membuat
mereka merasa dikecam atau dikucilkan dari masyarakat.
Korintus 6:9-10
5
Sudut pandang etis terhadap homoseksualitas dapat memiliki pandangan yang
baik dan buruk tergantung pada perspektif individu. Berikut adalah beberapa argumen
yang mungkin muncul dari sudut pandang etis yang berbeda:
"Jangan berbaring dengan laki-laki seperti berbaring dengan perempuan; itu adalah kekejian."
(Kitab Imamat 18: 22)
Nats Alkitab yang lain mengatakan " Karena itu Allah menyerahkan mereka
kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab istri-istri mereka menggantikan
persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami
meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan istri mereka dan menyala-nyala dalam
berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman,
6
laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan
yang setimpal untuk kesesatan mereka. (Kitab Roma 1:26-27)
kewajiban etis dalam Homoseksialitas Dalam Alkitab yaitu :
1. "Jangan berbuat persetubuhan dengan sesama jenismu; itu adalah kekejian."
- Imamat 18:22
2. "Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah
berhala,orang berjinah, banci, , orang pemburit, pencuri,orang kikir, pemabuk,
pemfitnah, dan penipu, tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." - 1
Korintus 6:9-10
Dalam sudut pandang ini, tanggung jawab etis melibatkan pengakuan dan
penghormatan terhadap hak-hak dan martabat individu homoseksual, serta penolakan
terhadap diskriminasi dan penganiayaan terhadap mereka.
1. *Pendekatan Kesetaraan dan Keadilan*: Sudut pandang ini berfokus pada prinsip
kesetaraan dan keadilan, yang menekankan bahwa setiap individu harus memiliki hak yang
sama untuk mencintai dan hidup sesuai dengan identitas seksual mereka. Sudut pandang ini
menentang diskriminasi dan mendukung perlindungan hukum bagi individu LGBTQ+.
7
bahwa pandangan agama terhadap homoseksualitas dapat bervariasi di antara kelompok
keagamaan.
Dan Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan, sudah jelas Allah
menciptakan jenis kelamin yang berbeda bagi keduanya. Termasuk Allah memberikan
kemampuan untuk bereproduksi juga seksual Dalam hal ini, Allah berfirman kepada
mereka "beranak cuculah dan bertambah banyak agar memenuhi bumi dan berkuasa
atasnya." (Kejadian 1:28). Hal ini berarti bahwa seks dalam pernikahan merupakan
anjuran Allah kepada manusia untuk memenuhi maksud dan rencana Allah bagi dunia
ini.
Jadi karena manusia diciptakan menurut gambar Allah maka manusia
mempunyai hubungan dengan penciptanya dan sebagai wujud bahwa manusia serupa
gambar Allah berarti manusia harus hidup dalam persekutuan yang indah bersama
dengan Allah karena hal utama diciptakannya seks adalah sebagai sarana untuk saling
melengkapi. Dengan demikian seks adalah indah yang merupakan ide atau gagasan
dari Allah.
8
bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada
tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara
dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai
penolong yang sepadan dengan dia.
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN
Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan
daging.
Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah
seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari
dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu
dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa
malu.
b. Kejadian 1:27-28
Kejadian 1:27-28 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-
Nya mereka.
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah
dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi."
d. Roma 1:18-32
Roma 1:26-27 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang
memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar
dengan yang tak wajar.
Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri
mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain,
sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu
mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan
mereka.
9
Dari beberapa teks Alkibab diatas, kita dapat melihat bagaimana pandang teologis
terkait masalah Homoseksualitas.
Secara teologis homoseksual merupakan tindakan seksual yang menyimpang dari
ketetapan Allah yang kudus. Dengan tegas Alkitab menyatakan bahwa homoseksual
adalah hubungan seks yang tidak wajar, pengumbaran hawa nafsu yang memalukan, dan
tidak mendapat bagian di dalam kerajaan Allah. Selain itu, Homoseksual merupakan
perbuatan dosa dan kekejian bagi Tuhan.
Tanggung jawab etis terhadap homoseksualitas adalah tanggung jawab bersama
dan melibatkan berbagai tingkatan masyarakat, mulai dari individu hingga lembaga
pemerintah dan organisasi non-pemerintah. Upaya bersama ini dapat menciptakan
masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan menghormati hak-hak semua individu, tanpa
memandang orientasi seksual mereka.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertama, LGBT adalah dosa dan sebuah kesalahan yang timbul akibat dosa,
sehingga perlu disikapi dengan penuh hati-hati dan berhikmat supaya tidak salah
dalam menyikapinya. Kedua, peran Gereja begitu signifikan dalam melayani setiap
penderita LGBT. Gereja tidak boleh mengucilkan atau menolak mereka, namun gereja
tidak boleh seolah-olah membenarkan setiap tindakan mereka yang salah. Sebaliknya
gereja harus dengan tegas bicara bahwa LGBT adalah kesalahan dan dosa yang
melanggar kemuliaan Allah, sambil gereja melakukan tindakan dan pelayanan
pastoral untuk menyembuhkan dan memulihkan mereka. Ketiga, selain gereja, peran
masyarakat umum juga signifikan. Oleh karena masyarakat harus menolong setiap
penderita LGBT untuk menyadari dan mau memperbaiki kehidupannya yang telah
menyimpang dari kehendak Tuhan
B. Saran
11
Daftar Pustaka
Homrighausen, E.G. dan I.H. Enklaar. 2012. Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: Gunung
Mulia.
Harianto. 2008. Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab dan dunia masa kini. Yogyakarta:
ANDI.
Renate Kuhl, Etika Seksual. Malang: Departemen Literatur Yayasan Persekutuan Pekabaran
Injil Indonesia.
Alex Sobur, Pembinaan Anak Dalam Keluarga (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988)
12