Anda di halaman 1dari 14

“MENJADI SAKSI DITENGAH KERAGAMAN

AGAMA, SUKU, DAN RAS.”

JEMAAT GPM BETHABARA


KLASIS KOTA AMBON
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini disusun sebagai tugas akhir menyelesaikan proses Katekisasi


Jemaat Bethabara tahun ajaran 2021-2022

Ambon, 20 maret 2022

Menyetujui

Ketua Majelis Jemaat Pembimbing

Pdt. Ny. M. Lorwens Ny. J. Wuarela


KATA PENGANTAR
Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena
anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas katekisasi
dengan judul: Menjadi Saksi Kristus Ditengah keragaman agama, suku, dan ras
Sebelumnya kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
para katekeit selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingannya.
Serta semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu, kami sangat berharap
dukungan serta sumbangan pikiran baik berupa kritik maupun saran yang
membangun.
Semoga Tuhan Yesus senantiasa melimpahkan berkat dan hikmat-Nya.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi kami
calon anggota sidi gereja tetapi juga kepada Jemaat GPM Bethabara

Ambon, 20 Maret 2022

penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN………………………….. ii
KATA PENGANTAR …………………………………. iii

BAB I. PENDAHULUAN…………………………….. 1
1. 1 Latar Belakang Masalah……………………………… 1
1. 2 Rumusan Masalah…………………………………….. 5
1. 3 Tujuan…………………………………………………... 6

BAB II. PEMBAHASAN………………………………. 7

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN……………….. 11


A. Kesimpulan……………………………………………….. 11
B. Saran……………………………………………………... 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH


Bangsa Indonesia sendiri memiliki keragaman suku, agama dan ras.
Walaupun memiliki banyak perbedaan, bangsa Indonesia memiliki
Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia. Di mana seluruh
kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintahan harus berdasarkan
Pancasila. Pada sila ketiga, yakni persatuan Indonesia mengandung nilai
bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia
“monodualis” yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama di antara
golongan – golongan yang membentuk negara yang berupa suku, ras,
kelompok, golongan, maupun kelompok agama. Oleh karena itu,
perbedaan merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri
khas golongan – golongan yang membentuk negara. Konsekuensinya
negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikat diri dalam suatu
persatuan yang dilukiskan sebagai Bhineka Tunggal Ika.
Perbedaan yang ada bukan untuk menjadi alasan adanya konflik dan
permusuhan tetapi mengarahkan kepada paduan yang saling
menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk
mewujudkan tujuan bersama.
Sebelum kita membahas keragaman agama, suku, dan ras. Kita harus
mengetahui apa itu keragaman, apa itu agama, suku, dan ras, serta
keragaman agama, suku, dan ras.
Arti kata “keragaman” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah: perihal beragam-ragam, berjenis-jenis; perihal ragam; perihal
jenis;
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “agama” adalah
ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan manusia dan manusia serta lingkungannya. Agama
di Indonesia sendiri yang diakui ada 6 jumlahnya dan memiliki perbedaan
tersendiri. 6 agama yang diakui di Indonesia antara lain, Islam, Katolik,
Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “suku” diartikan
sebagai golongan bangsa sebagai bagian dari bangsa yang besar.
Sementara suku bangsa adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari
kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran identitas perbedaan
kebudayaan, khususnya Bahasa. Indonesia sendiri memiliki 1.340 suku
yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dengan suku Jawa yang
mempunyai jumlah yang mencapai 41% dari total populasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “ras” diartikan
sebagai golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik; rumpun bangsa.
Sedangkan ras mempunyai empat jenis yang ada di Indonesia yaitu ras
Weddoid, Papua Melanezoid, Negroid dan Melayu Mongoloid.
Dari pengertian di atas maka bisa kita simpulkan bahwa keragaman
suku, agama, ras adalah beragam perbedaan di mulai dari perbedaan
ajaran, golongan suku dan bangsa yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat. Namun keragaman suku, agama, ras tidak menjadi alasan
bagi kita untuk terpecah-belah.
Jika kita berbicara tentang keragaman atau kemajemukan maka sama
halnya dengan kita membicarakan pluralisme. Kata “pluralisme” terdiri
dari “plural” yang berarti jamak, banyak. Dan “isme” yang berarti paham.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa Pluralisme sendiri merupakan suatu
paham atau pandangan hidup yang mengakui dan menerima adanya
kemajemukan atau keanekaragaman dalam suatu kelompok masyarakat.
kemajemukan yang dimaksudkan misalnya dilihat dari segi agama, suku,
ras, adat istiadat, dll. Pluralisme juga merupakan keadaan majemuk
masyarakat yang tidak hanya berkaitan dengan kebudayaan, tetapi juga
sistem sosial, dan politik yang berbeda, akan tetapi dari semuanya itu
dapat mencapai keteraturan sosial.

Pengertian pluralisme menurut para ahli :


1. Webster, pluralisme adalah keadaan social yang hadir dalam
beragam etnis, agama, ras dan budaya yang mempertahankan
tradisi dalam masyarakat.
2. Anton Moeliono, pluralism makna jamak dalam suatu masyarakat.
Rasa hormat akan nilai kebudayaan sikap saling menghargai
3. Santrock, pluralisme adalah perbedaan budaya haruslah
dipertahankan dan dihargai keberadaannya.

Orang – orang ber-Iman harus terus menjaga dan merawat Keragaman


dan Kebersamaan itu dimulai dari lingkup keluarga, tetangga, masyarakat
dan bangsa ini sesuai dengan ajaran Agamanya, tetapi juga sesuai prinsip
kebangsaan kita ” Bhineka Tunggal Ika “, berbeda-beda tetapi tetap satu.
Umat beragama termasuk umat Kristen harus bisa menjaga Keragaman
dan Kemajemukan ini dengan sebaik-baiknya secara harmonis.
Sekalipun Tuhan itu Allah yang Esa, tetapi Dia mau agar kita manusia
terus menjaga, memelihara dan membangun kebersamaan hidup ini secara
harmoni. Saling mengasihi dan menyayangi antar sesama, itu wujud dari
hakekat keberadaan manusia sebagai makhluk ciptaan ilahi. Jangan saling
menghina dan meremehkan, jangan saling iri dan benci, jangan saling
menyakiti dan menista. Karena kita ini makhluk sorgawi ciptaan Ilahi
yang terindah.
Dengan keanekaragaman dan perbedaan yang ada, maka lahirlah
manusia-manusia yang memiliki perbedaan karakter, sikap dan perilaku
serta cara pandang yang berbeda-beda. Meskipun demikian, ada norma-
norma yang harus diperhatikan oleh setiap masyarakat dalam berperilaku.
Jika seseorang berbuat baik, maka ia akan dihargai. Tetapi jika seseorang
berbuat kejahatan, maka akan dihukum. Melihat keragaman diatas, Firman
Tuhanpun mengajarkan bagaimana seorang Kristen beretika di tengah
lingkungan yang berbeda dalam berbagai ragam. Sebagaimana yang
disampaikan Rasul Petrus kepada pendatang dan perantau untuk memiliki
cara hidup yang baik dalam 1 Petrus 2:11-17 dengan tujuan untuk
kemuliaan Allah.
Saat seseorang menjadi saksi artinya dia siap untuk memberitakan
cinta kasih Tuhan yang telah diajarkan oleh Kristus secara nyata ditengah
– tengah perbedaan yang ada, dia juga sudah tau segala konsekuensi yang
ada serta siap menghadapi konsekuensi yang ada. Menjadi seorang “saksi”
haruslah seseorang yang dapat membuktikan dan mengetahui secara
mendalam tentang sebuah fakta. Artinya dia sendiri yang mengalami cinta
kasih Tuhan kemudian dia beritakan. Seorang saksi, pastinya akan sangat
antusias untuk bersaksi kepada orang – orang yang ada di sekitarnya
tentang pengalaman hidupnya di dalam Tuhan, sehingga orang lain bisa
mengenal Yesus Kristus lewat hidupnya. Tetapi masih banyak orang
Kristen yang hidupnya tidak menjadi saksi yang baik bagi orang lain.
Karena menjadi saksi berarti iman dan juga nilai – nilai kebenaran Kristus
tidak disembunyikan, tetapi justru dinyatakan melalui sikap, perkataan dan
perbuatan, Oleh karena itu menjadi saksi tidaklah mudah. Seperti yang
tertulis dalam Kisah Para Rasul 1 : 8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa,
kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung
bumi”. Ayat ini mau menegaskan pada kita bahwa Roh Kudus dicurahkan
kepada para rasul agar mereka memperoleh kuasa untuk menjadi saksi.
Pada saat ini banyak hamba Tuhan masa kini yang meninggalkan
pelayanan di Gereja karena banyaknya konflik internal dan eksternal.
Artinya sekarang jika kita menjadi saksi kita harus bisa menghadapi dan
bisa mengatasi tantangan – tantangan keragaman. Tantangan keragaman
harus kita hadapi dengan sebaik mungkin, jika tidak kita hadapi dengan
baik maka bisa saja menjadi konflik di tengah masyarakat. Bisa kita lihat
dalam Roma 15 : 7 “sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti
Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah”. Ayat ini
berarti kita sebagai saksi Kristus di dunia ini harus bisa saling menerima
dan menghargai keragaman yang ada. Karena Yesus sendiri bisa
menerima keragaman yang ada. Menerima keragaman sendiri tidaklah
gampang. Menerima dan menghargai berarti kita mengakui bahwa kita
berbeda tetapi tidak mempertahankan perbedaan itu.
Dalam Matius 22 : 39 “dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu,
ialah; Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Ayat ini mau
menyampaikan bahwa walaupun kita berbeda, kita hidup dalam
keragaman tetapi kita harus saling mengasihi satu akan yang lainnya,
seperti Allah mengasihi kita dan kita mengasihi diri kita sendiri.
Sebagai seorang saksi yang tinggal ditengah banyaknya perbedaan itu
kita harus bisa memberikan pandangan positif bagi masyarakat luar bahwa
keragamaan yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa
dan sebagai penerus bangsa kita harus bisa menyatukan keragaman yang
ada agar tidak terjadi perpecahan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.2.1. Sejauhmana peran pemuda Gereja ditengah keragaman suku, agama,
dan ras.

1.3. TUJUAN PENULISAN


Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan serta
wawasan guna membentuk karakter pemuda dalam memahami perannya
ditengah keragaman agama, suku, dan ras.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SEJAUHMANA PERAN PEMUDA GEREJA DI TENGAH


KERAGAMAN AGAMA, SUKU, DAN RAS
Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang tidak
dapat dipungkiri keberadaannya. Indonesia merupakan masyarakat yang plural
karena dibentuk oleh banyaknya suku, agama, dan ras yang ada di wilayah
penjuru Indonesia.

 Suku : kelompok etis suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya


mengidentifikasi dirinya dengan sesama biasanya berdasarkan keturunan
yang dianggap sama.
 Agama : sistem yang mengatur tata keimanan/kepercayaan dan
peribadahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
 Ras : penggolongan suatu bangsa dengan berdasarkan pada bentuk fisik

Menjadi saksi ditengah keragaman yang ada membawa kita pada 4 Pilar RI.
dimana dengan adanya 4 Pilar ini Indonesia menjadi kuat. 4 Pilar tersebut adalah :
1. PANCASILA
2. UUD 1945
3. BHINEKA TUNGGAL IKA
4. NKRI

Dimana salah satu dari 4 Pilar tersebut kita sangkutkan dengan keragaman
yaitu: “BHINEKA TUNGGAL IKA”. Kebhinekaan Indonesia ditantang dan diuji
ketangguhannya dengan berbagai isu menyangkut perbedaan agama, suku, dan ras.
Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia dan UUD 1945 yang mengatur kehidupan
bangsa ini ditantang kekuatannya. Kebhinekaan bukanlah suatu yang baru bagi orang
Kristen, kebhinekaan merupakan bagian dari iman Kristen yang harus diterima dan
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kebhinekaan merupakan anugerah, perbedaan itu adalah kekuatan supaya kita


saling melengkapi, saling memperhatikan, saling membantu seperti yang tertulis
dalam kitab 1 KORINTUS 12 ; 25-27 yang berbunyi ;
“supaya jangan terjdi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota yang
berbeda-beda itu saling memperhatikan. Karena itu,jika satu anggota
menderita, semua anggota turut menderitta, jika satu anggota dihormati
semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh kristus dan
kamu masing-masing adalah anggotanya”

 Menjadi saksi ditengah keragaman, didalam keragaman ada kata perbedaan.


Perbedaan itu dalam bentuk agama, suku, dan ras. Agama di Indonesia ada 6
yaitu ;
1. ISLAM
2. KRISTEN KATOLIK
3. KRISTEN PROTESTAN
4. HINDU
5. BUDDHA
6. KONGHUCU
Agama-agama inilah yang disahkan dalam Negara Indonesia
 Suku di Indonesia terdari atas 1.340 suku bangsa yang tersebar dari sabang
sampai merauke
 Ras di Indonesia digolongkan menjadi 4 yaitu :
1. Golongan Melayu Mongoloid
2. Golongan weddoid
3. Golongan Negroid
4. Golongan Papua Melanesoid
Untuk itu sikap yang harus kita tunjukan sebagai saksi di tengah keragaman
yaitu :
 Berperilaku ramah kepada orang yang berbeda suku dengan kita
 Jangan menyalahkan perbedaan bahasa jika terdapat kata yang berbeda
antara bahasa kita dan bahasa lain
 Menghormati orang yang berbeda keyakinan dengan kita
 Bersikap toleran antara umat beragama
 Jangan mengejek dan menghina seseorang soal fisik
 Menjaga perasaan orang lain dan berkata dan bertindak

Dampak positif dari keragaman :


 Keragaman akan menjadikan interaksi antar pemuda lebih dinamis
 Keragaman menjadi modal utama dalam perkembangan bangsa dan gereja
karena semua dapat berkembang dengan adanya kreatifitas dan inovasi
 Keragaman menjadi salah satu daya tarik tersendiri dalam bidang ekonomi
 Keragaman dalam suatu Negara menjadikan Negara tersebut berbeda
dengan Negara lain
 Keragaman menjadikan hidup berwarna

Dampak negatif dari keragaman


 Keragaman jika tidak sikapi dengan baik maka akan menjadikan konflik
dan perpecahan dalam bangsa maupun gereja
 Banyak muncul paham rasisme
 Sulit adanya persatuan dan kesatuan

2.2. Peran Pemuda Gereja Sebagai Pembawa Sebagai


Pembawa Kedamaian Atau Ujaran Kebencian

Menjadi anggota sidi gereja, kita harus selalu membawa kedamaian


bukan kebenciaan. contohnya seperti yang bisa kita lihat pada bulan Februari
kemarin ada terjadi konflik di pulau haruku lebih tepat antara pelauw dan
kariuw. sebagai anggota sidi gereja yang harus selalu membawa kedamaian
dengan melarang masyarakat untuk menyebarkan hoaks dan juga membuat
slogan untuk terus menebar/menyebarkan kedamaian. di indonesia sendiri
terkhususnya di maluku, mereka mempunyai suatu kebudayaan yang terkenal
dengan nama pela gandong. di karenakan agama Kristen di Ambon banyak
sekali pela maupun gandong. karena hal tersebut maka konflik yang terjadi
juga bisa selesai dengan saling membantu antara pela satu dengan yang lain.
Seperti yang tertulis dalam Matius 5 : 9 “Berbahagialah orang yang
membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Bagian ayat
ini mau menegaskan bahwa sebagai anak-anak Allah, kita harus berlaku adil
dan benar. Kita harus menunjukkan sikap yang takut akan Allah sebagai orang
benar dengan keadilan di setiap langkah kehidupan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keragaman di Indonesia merupakan hal yang tidak dapat kita hindari
oleh karena itu penting bagi kita untuk berperan menjadi saksi Kristus yang
bertoleran, membawa damai, dan menjunjung tinggi perbedaan sebagai
anugerah Tuhan yang terindah.

B. SARAN
Sebagai anggota sidi Gereja sikap kita terhadap keragaman agama,
suku, dan ras yang ada di Maluku antara lain :
1. Sebagai calon anggota sidi Gereja, kita harus menunjukkan sikap saling
menghargai, menghormati dan mengasihi setiap orang. Seperti yang
tertulis pada Matius 22;39 tentang hukum Kasih yaitu “Dan hukum yang
kedua,yang sama dengan itu,ialah ; kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri”
2. Keragaman yang ada di Maluku ini menjadikan kita sebagai anggota sidi
Gereja agar selalu ingat bahwa di Maluku budaya pela gandong,
menjadikan kita agar terus menjalin dan menjaga hubungan kita agar tetap
harmonis antar saudara pela gandong yang ada.

Anda mungkin juga menyukai