Anda di halaman 1dari 3

CARA BERGAUL YANG BAIK

Pergaulan dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari


kata dasar Gaul yang artinya hidup berteman atau
bersahabat. Pergaulan merupakan salah satu cara seorang untuk
berinteraksi dengan lingkungannya.

Seorang manusia selalu membutuhkan pergaulan dengan manusia


lainnya agar dapat mencapai taraf tingkah laku manusia. Dalam
perkembangan usia, pola hubungan seseorang juga berkembang.Pola
itu jelas pada usia remaja dan terus bertahan sampai usia lanjut.

Di dalam Amsal 18:24 dikatakan, “Ada teman yang mendatangkan


kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada
seorang saudara.” Ada sahabat yang lebih baik daripada saudara
sendiri. Ayat di atas bukan mengajak kita hanya bersahabat dengan
orang Kristen saja. Siapa saja boleh menjadi sahabat kita. Dengan
kata lain, pergaulan Kristen bukanlah eksklusif pada orang Kristen
saja. Sebaliknya, pergaulan Kristen juga bukan “asal bergaul”
sehingga dapat merusak kehidupan dan kesaksian kita, melainkan
harus memerhatikan prinsip bergaul yang benar. Pergaulan yang
berprinsip bukan pergaulan yang eksklusif. Tetapi pergaulan yang
bertanggung jawab, beretiket dan pergaulan yang sesuai dengan
prinsip Firman Tuhan.

1. Dalam pergaulan pada setiap individu perlu adanya keterbukaan


diri melalui pertimbangan menerima apa yang diberikan oleh orang
lain dalam bentuk pendapat dan pandangan. Keterbukaan
mengharuskan kita berhubungandengan orang lain tanpa
bersembunyi di balik topeng. Keterbukaan merupakankunci menuju
persahabatan (Kesler 1994, 975).

2. Demi kebaikan orang lain


Dalam 1 Korintus 10:24 dikatakan, “Jangan seorang pun yang
mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap- tiap orang
mencari keuntungan orang lain.” Jadi dalam pergaulan kita tidak
boleh merugikan sesama, melainkan melakukan sesuatu yang
mendatangkan berkat bagi sesama.

3. Kebaikan bagi diri sendiri

Dalam 1 Korintus 10:23 dikatakan, “Segala sesuatu


diperbolehkan. Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. Segala
sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi bukan segala sesuatu
membangun.” Manusia memang diberi Tuhan kebebasan, tetapi
harus diingat bahwa tidak semua yang boleh dan dapat kitalakukan,
berguna bagi sesama dan diri kita sendiri. Oleh karena itu, kalau
hendak melakukan sesuatu hendaklah yang bermanfaat bagi
manusia.

4. Saling mempercayai

Kasih yang benar adalah kasih yang berasal dari Kristus. Kasih
yang seperti itu terlihat dari sifat tenggang rasa, tidak suka
perhitungan dengan teman, tahan diri untuk tidak selalu
membicarakan diri sendiri, rela berkorban dan sukamengalah untuk
menang. Kasih yang seperti itu mendasari pergaulan yangmenjadi
sahabat lebih baik daripada saudara, karena orang yang seperti itu
relamenerima sahabatnya sebagaimana dia adanya. Dalam keadaan
bagaimanapun, pada saat kapanpun dan di mana pun tempatnya, dia
tetap menjadi “sahabatyang baik.”

 Dimensi Persamaan

 Dimensi Timbal Balik


 Dimensi Kecocokan

 Dimensi struktur

 Dimensi Moral

Dengan teman segolongan usia, kita bisa saling ikut merasakan dan
saling menopang dalam suka maupun duka. Sedangkan dengan
teman yang lebih muda,kita bisa menjadi sumber hikmat dan bijak
dalam menghadapi persoalan sehari-hari, karena kita telah
mengalami semua itu. Ada pergaulan yang menggambarkan
hubungan reaktif saja, seolah-olah antara dua individu atau lebih
hanya terjalin hubungan bagaikan tanya jawab saja. Ada pula
pergaulan yang individu-individunya aktif dan kreatif menciptakan
hubungan, masing-masing individu saling memajukan taraf
kehidupannya, dan saling menyempurnakan martabatnya.

Anda mungkin juga menyukai