Anda di halaman 1dari 17

3.

1 Siklus Akuntansi, Sistem Akuntansi dan Prosedur Akuntansi Usaha Perhotelan

3.1.1 Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi pada usaha perhotelan secara garis besar sama dengan siklus
akuntansi pada jenis usaha lainnya (gambar 3.1)

Dalam setiap periode akuntansi, siklus akuntansi akan diawali dengan pencatatan
transaksi dan berakhir dengan post-closing trial balance. Proses akuntansi bisa
dilakukan secara manual ataupun menggunakan aplikasi komputer. Ada beberapa
transaksi penting dalam operasi hotel, yaitu :

1. Penjualan produk dan jasa, dan dicatat dalam jurnal khusus penjualan.
2. Penerimaan kas dan pengeluaran kas, dan dicatat dalam jurnal khusus penerimaan
dan pengeluaran kas. Merupakan transaksi dari penagihan dan penjualan tunai, dan
pengeluaran kas.
3. Pembelian produk dan jasa, dan dicatat dalam jurnal khusus pembelian
4. Payroll, karena dihotel terdiri dari beberapa departemen maka bagian personalia
membuat rekapitulasi daftar gaji, upah dan pph 21 sesuai dengan departemen dimana
karyawan tersebut bekerja.

Dasar akuntansi untuk usaha hotel menggunakan double-entry bookkeeping, di mana


setiap entry data harus ada yang sama dan yang berlawanan sehingga hasilnya akan
sama.
1. Journal entry, mencatat perubahan neto setiap akun yang mempengaruhi saldo
debet dan kredit.
2. General ledger, mencatat pengelompokan secara kolektif dari akun individual.
3. Trial balance, menunjukkan daftar saldo akun dalam suatu periode.
4. Financial statement, menggambarkan posisi keuangan usaha yangbiasanya
disiapkan pada akhir periode akuntansi.
Transaksi Bukti Transaksi Pencatatan Klasifikasi Peringkasan
Akuntansi
Bukti kas Buku kas
Buku Penjualan Buku Besar
Bukti Penjualan
Jurnal Bukti Pembelian Buku Pembelian Neraca
Balik Bukti Retur dan Buku Retur dan Percobaan
(Akun riil) Potongan Potongan
Umum & khusus Buku Umum &
khusus Buku
Jurnal Penutup Pembantu
Jurnal Khusus
(Akun nominal)
- Piutang Penyesuaian
JK Kas Masuk - Persediaan Akrual
JK kas keluar - Aktiva
JK Penjualan Tetap
Penyusunan JK Pembelian - Hutang - Pembayaran
Laporan JK Retur & Potongan
Keuangan uang muka
Jurnal Umum
- Pos-pos
1. Neraca taksiran
2. Laba Rugi Neraca Lajur - Penyusutan
3. Perubahan (Opsional) Aktiva Tetap
Modal
4. Aliran kas Neraca Saldo Yang
Disesuaikan

Analisis dan Pengguna Laporan


Interprestasi Keuangan

Gambar 3.1 Siklus Akuntansi


3.1.2 Sistem dan Prosedur Akuntansi
Sistem dapat dijelaskan dari dua pendekatan, yaitu : pendekatan prosedur dan
pendekatan komponen. Dari pendekatan prosedur, system adalah kumpulan dari
prosedur-prosedur yang dilengkapi dengan formulir dan catatan untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu. Cecil Gillespie (1971) menyatakan bahwa system akuntansi terdiri dari
:
1. Subsistem akuntansi utama
- Kode rekening
- Buku besar dan buku pembantu
- Jurnal
- Bukti transaksi
2. Subsistem penjualan dan penerimaan uang
- Order penjualan, perintah pengiriman dan pembuatan faktur
- Distribusi penjualan
- Piutang
- Penerimaan uang dan pengawasan kredit
3. Subsistem pembelian dan pengeluaran uang
- Order pembelian dan laporan penerimaan barang
- Distribusi pembelian dan biaya
- Hutang
- Prosedur pengeluaran uang
4. Subsistem pencatatan waktu dan penggajian
- Personalia
- Pencatatan waktu
- Penggajian
- Distribusi gaji dan upah
5. Subsistem produksi dan biaya produksi
- Order produksi
- Pengawasan persediaan
- Akuntansi biaya
Sedangkan dari pendekatan komponen, system adalah kumpulan dari komponen-
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu
kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh system yang diidefinisikan dari
pendekatan komponen misalnya adalah system computer yang terdiri dari kumpulan
dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)

Prosedur adalah urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam
satu bagian/departemen atau lebih untuk menangani transaksi secara seragam dari
transaksi yang sama dan terjadi berulang-ulang. Pekerjaan klerikal terdiri dari kegiatan
menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih, memindah,
dan membandingkan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku
jurnal dan buku besar.

Tujuan utama dari system khususnya sitem informasi adalah untuk menghasilkan
informasi. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para
pemakainya. Untuk dapat berguna, maka informasi harus relevan, tepat waktu, dan
akurat.

Tugas dari system khususnya system informasi adalah melakukan siklus


pengolahan data atau disebut juga siklus informasi. Sistem informasi mempunyai enam
buah komponen, yaitu :
1. Komponen input
2. Komponen model
3. Komponen output
4. Komponen teknologi
5. Komponen data base
6. Komponen control
Data Diolah Informasi

Input Model Output

Data
Base
Teknologi

Kontrol

Gambar 3.2 Komponen Sistem Informasi

1. Komponen Input
Input dari system informasi berupa data yang akan diolah oleh system informasi. Data
untuk sistem informasi perlu ditangkap dan dicatat di dokumen dasar. Dokumen dasar
merupakan formulir yang digunakan untuk menangkap dari peristiwa atau data yang
terjadi. Contohnya reservation card, guest registration, guest bill, cash receipt dan lain-
lainnya.
Sehingga secara ringkas proses input data dapat digambar sebagai berikut:

Dokumen Proses Input Data


Data
Dasar

2. Komponen Model
Model-model yang digunakan dalam sistem informasi dapat berupa model logika dan
model matematika. Contoh model logika adalah untuk melihat barang mana yang sudah
harus dipesan kembali, dapat dilihat dari sisa barang yang tersedia, apakah sudah sama atau
lebih kecil dengan titik reorder point. Sedangkan untuk model matematika misalnya suatu
inventory harus dipesan kembali 100 krat. Mengapa harus pesan 100? Mengapa tidak
kurang dari seratus? Karena setelah dihitung dengan model matematika atau Economics
Order Quantity (EOQ) order 100 itu adalah order yang paling ekonomis.

3. Komponen Output
Output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang ada di database
dan diproses menggunakan model tertentu. Contoh output sistem informasi adalah Laporan
barang yang harus dipesan kembali.

4. Komponen Data Base


Database adalah kumpulan dari data base yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya, tersimpan di perangkat keras computer dan digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya.

5. Komponen Teknologi
Tanpa adanya teknologi yang mendukung maka sistem informasi tidak akan dapat
menghasilkan informasi yang tepat waktu. Teknologi yang memegang peranan penting
adalah teknologi computer dan teknologi di bidang telekomunikasi

6. Komponen Kontrol
Komponen kontrol diperlukan untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan dari
sistem informasi adalah informasi yang akurat. Sistem pengendalian dalam sistem
informasi dapat diklasifikasikan sebagi sistem pengendalian umum dan sistem
pengendalian aplikasi.
Pengendalian umum dapat terdiri dari :
 Pengendalian organisasi
 Pengendalian dokumentasi
 Pengendalian perangkat keras
 Pengendalian keamanan fisik
 Pengendalian keamanan data
 Pengendalian komunikasi

Pengendalian aplikasi dapat dikelompokkan menjadi pengendalian input, pengendalian


proses, dan pengendalian output. Pengendalian aplikasi biasanya sudah diprogramkan di
perangkat lunaknya.

3.2 Struktur pengendalian Intern di Perhotelan

AICPA mendefinisikan pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan semua cara
serta alat yang dikordinasikan dan digunakan dalam perusahaan, dengan tujuan untuk menjaga
keamanan serta harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,
meningkatkan efisiensi di dalam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan
manajemen yang telah ditetapkan

Secara garis besar pengendalian intern dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1)
pengendalian akuntansi, (2) pengendalian administrative. Pengendalian akuntansi terdiri dari
struktur organisasi dan semua prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan aktiva
dan dapat dipercayainya catatan keuangan. Pengendalian administratif terdiri dari struktur
organisasi dan semua metode serta prosedur yang berkaitan dengan efisensi operasi dan
dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan

Struktur pengendalian intern menurut COSO terdiri dari lima komponen yakni:

a) Lingkup pengendalian (control environment)


Manajemen dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam
keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan mendukung terhadap
pengendalian intern dan manajemen yang sehat
b) Penilaian resiko (risk assessement)
Pengendalian intern harus menyediakan penilaian resiko yang dihadapi oleh organisasi
baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar organisasi
c) Aktivitas pengendalian (control activities)
Aktivitas pengendalian intern membantu memastikan bahwa arahan manajemen
dilaksanakan. Aktivitas pengendalian harus efisien dan efektif mencapai tujuan
pengendalian
d) Informasi dan komunikasi (information dan communications)
Informasi harus dicatat dan dokomunikasikan kepada manajemen dan satuan kerja lainnya
dan suatu entitas yang membutuhkan, dalam bentuk dan jangka waktu yang masih
memungkinkan untuk menyelenggarakan pengendalian intern dan tanggung jawab lainnya.
e) Pemantauan (monitoring)
Pemantauan pengendalian intern harus selalu menilai kualitas kinerja dan memastikan
bahwa temuan audit atau review lainnya diselesaikan tepat waktu.

Sedangkan komponen-komponen menurut CoCo adalah berikut ini:


1) Purpose
 Tujuan harus dinyatakan dan dikomunikasikan ke seluruh stakeholder
 Perencanaan untuk menuntun pencapaian tujuan organisasi harus disusun dan
dikomunikasikan
2) Commitment
 Nilai-nilai etika termasuk integritas harus dibuat secara formal,dikomunikasikan
kepada seluruh stakeholder dan organisasi
 Wewenang, tanggung jawab,dan tanggungugat harus secara jelas didefinisikan dan
konsisten dengan tujuan organisasi sehingga keputusan-keputusan dan perilaku-
perilaku diperagakan dengan benar oleh pegawai
3) Capabiity
 Pegawai harus memiliki pengetahuan, keahlian, dan peralatan yang cukup untuk
mendukung pencapaian tujuan organisasi
 Proses komunikasi harus mendukung nilai dan pencapaian organisasi atas tujuan yang
telah ditetapkan
4) Monitoring and Learning
 Lingkungan internal dan eksternal harus dimonitor untuk memperoleh informasi
sehingga tujuan dan pengendalian organisasi tetap mutakhir
 Kinerja harus dimonitor, dibandingkan dengan target dan indikator yang telah
ditetapkan
 Manajemen secara periodic menilai efektivitas pengendalian dan kemudian
mengkomunikasikan hasilnya kepada para pihak yang bertanggungjawab

Dalam praktiknya, model yang dibangun untuk menyusun sistem pengendalian intern yang
baik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Pengendalian intern seharusnya tidak dilihat sebagai suatu kelompok kegiatan yang
berdiri sendiri, tetapi lebih merupakan suatu rangkaian aktivitas yang terjadi pada
seluruh operasi entitas secara berkesinambungan
 Manfaat pengendalian intern harus lebih besar daripada biaya untuk menyusun,
mengimplementasikannya dan risiko yang mungkin terjadi
 Aplikasi sistem pengendalian intern harus didukung oleh semua pegawai dalam
organisasi dari manajemen puncak hingga staff terbawah. Resonsif terhadap perubahan
 Aplikasi sistem pengendalian intern harus memperhatikan budaya organisasi. Oleh
karena itu SPI yang akan diterapkan oleh perusahaan harus dilihat sebagai bagian dari
manajemen perubahan

3.3 Rerangka Konseptual Akuntansi

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai :

“a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent
standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and reporting”.

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan
dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang
konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting Standard Board) telah
menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan
keuangan entitas bisnis, yaitu:

1. SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”, yang menyajikan tujuan
dan sasaran akuntansi.
2. SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting information”, yang menjelaskan karakteristik
yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
3. SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”, yang memberikan definisi
dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan
beban.
4. SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of business enterprises”, yang
menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi.
5. SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan SFAC no. 3 dan memperluas
SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
6. SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in accounting measurement”, yang
memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai
sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran

Level Pertama

Tujuan Utama

Tujuan Pelaporan
Keuangan

Level Kedua

Konsep Fundamental

Karakteristik Kualitatif Informasi Elemen Statmen Keuangan


Akuntansi
Level Ketiga

Konsep Pengakuan dan Pengukuran


Asumsi Prinsip Bawaan

TINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR

Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk menyediakan


informasi:

1) Yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan
ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit;

2) Untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai
lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan;

3) Tentang sumber daya ekonomi, klaimterhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya.

 Tujuan(objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang berguna bagi
para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Fokus ini lalu menyempit pada
kepentingan investor dan kreditor atas prospek penerimaan kas dari investasi mereka dalam,
atau dari pinjaman yang telah mereka berikan ke entitas bisnis. Pada akhirnya, tujuan berfokus
pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus
kas yang akan diterima entitas bisnis yaitu arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor.
Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision usefulness).
 Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi akuntan
mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum(general-purpose financial statement), yaitu
menyediakan informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok
pemakai

TINGKAT KEDUA : KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL

Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus
memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa kendala
untuk mencapai dua kualitas tersebut.

 Kualitas Primer
Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi.

1) Relevansi. Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah
keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat
dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan.
Informasi yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu
membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai
prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di
masa yang akan datang.

Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness). Informasi
harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan.

2) Keandalan. Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta
bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individu-
individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari
informasi.

Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk
mengevaluasi isi faktual dari informasi.

 Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan menggunakan


metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
 Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan dalam laporan
keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.
 Netralitas(neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai
tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bisa.
3) Keberdayaujian (verifiability). Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya
kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan
informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada
faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah
berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu, dan
taksiran umur ekonomis.
4) Kenetralan (neutrality). Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai
kelompok pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan
lebih kepada kelompok tertentu.

5) Kejujuran penyajian (representational faithfulness). Penyajian yang jujur berarti adanya


kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.

Kualitas Sekunder

Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah


keberdayabandingan (comparability) dan konsistensi (consistency).

1) Keberdayabandingan. Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara
satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau
membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi
diperlukan standar dan ukuran tertentu.

2) Konsistensi. Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi


apabila mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-
kejadian serupa, dari periode ke periode.

Elemen-elemen Laporan Keuangan

SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan. Cakupannya bukan hanya
perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga organisasi nirlaba. Elemen-elemen laporan keuangan bagi
organisasi yang berorientasi laba meliputi 10 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi oleh
pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.
Adapun bagi organisasi nirlaba ada 7 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban,
keuntungan, dan kerugian.

TINGKAT KETIGA : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN


Tingkat ketiga kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan
tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur
serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.

Asumsi-Asumsi Dasar

Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar akuntansi adalah
anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan.

a. Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption). Akuntansi memandang bahwa perusahaan
merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan
(pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya).
b. Kesinambungan (going concern). Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada asumsi
kelangsungan hidup yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.pengalaman
mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat
memiliki kelangsungan hidup yang panjang

c. Asumsi unit moneter ( monetary unit assumption). Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai
alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari
waktu ke waktu.

d. Asumsi periodisitas (periodicity assumption). Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi
perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. Namun,
pengambil keputusan tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu.
Asumsi periodisitas (periodicity assumption) atau periode waktu menyiratkan bahwa aktivitas
ekonomi sebuah perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial periode waktu ini
bervariasi, tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan dan tahunan

Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi

a. Biaya historis (historical cost). GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan
dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Kos(cost) memiliki keunggulan yang penting
dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan.
b. Pengakuan pendapatan. Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat
direalisasikan dan (2) telah dihasilkan.

c. Prinsip Penandingan (matching principle). Beban untuk suatu periode ditentukan dengan
mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu.. Beban diakui :

 Jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau penyerahan
jasa,
 Pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hub. Langsung atau
sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa,
 Dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh:
depresiasi.
d. Prinsip Pengungkapan Penuh (full disclosure principle)

Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan trade
off penilaian, seperti :

 Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai


 Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.
Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos yang
disajikan dalam bagian utama laporan keuangan.

3.4 Sturktur Organisasi di Departemen Akuntansi


Bagian-bagian yang ada dalam departemen akuntansi adalah:
1. General Cashier, merupakan kasir yang mempunyai tanggung jawab penuh atas semua
penerimaan dan pengeluaran hotel
2. Cashier Oultet, seperti front office, restoran, bar, kasir outlet bertanggung jawab atas
penerimaan pada masing-masing outlet
3. Income Auditor, adalah orang yang mempunyai tugas untuk mencocokkan semua hasil
penjualan hotel dan mengkoreksi kembali pekerjaan night auditor
4. Night Auditor, merupakan orang yang bertanggung jawab atas kebenaran dan ketelitian
pemasukan data penjualan dalam satu hari dari masing-masing outlet
5. Credit, merupakan bagian yang mempunyai tanggung jawab atas besarnya kredit yang
telah digunakan oleh tamu, dan menyetujui batas kredit untuk setiap tamu, serta melakukan
analisa atas guest bill
6. Account Receivable, merupakan bagian yang bertanggung jawab atas penyiapan tagihan
dan penagihan kepada tamu yang melakukan reservasi melalui agen. Account Receivable
juga bertanggung jawab atas pencatatan piutang untuk tamu yang masih menginap di hotel
(guest ledger) dan untuk tamu yang sudah keluar dari hotel (city ledger)
7. Account Payable, meruapakan bagian yang bertanggung jawab atas hutang hotel pada
pihak luar, ksusunya supplier.
8. Cost Control, bertanggung jawab atas pengendalian biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
masing-masing department, mengecek harga barang di pasar, menyetujui pembelian
barang untuk keperluan hotel.
9. Personalia, bertanggung jawab atas penghitungan, pengalokasian dan pembayaran gaji
karyawan
10. Electronic data processing (EDP), bertanggung jawab atas sistem informasi yang
digunakan di hotel, khususnya dalam pemrosesan data.
11. Purchasing, bertanggung jawab dalam pembelian barang keperluan hotel
12. Storeroom, bertanggung jawab dalam menerima barang yang dibeli dan menyimpannya,
melakukan pencatatan atas persediaan di gudang
13. Accounting atau bookkeeper, bertanggung jawab dalam menyiapkan laporan keuangan

Head Departement

Accounting Credit Personalia Night Audit Cost Control

EDP

General Cashir Purchasing Storeroom

Cashier Outlet

Account Receivable

Account Payable

Income Auditor
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Departemen Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai