SIKLUS KEUANGAN
Oleh:
KELOMPOK 4
KELAS AKUNTANSI H
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2018
SIKLUS KEUANGAN
Penjualan tunai yang terjadi akan dimulai dari Surat Jalan (Tanpa dilakukan Sales Order)
1. Buatlah Surat Jalan Penjualan Tunai dari modul Penjualan oleh bagian penjualan
2. Setelah dibuat oleh bagian penjualan, Surat Jalan tersebut dicetak kemudian diserahkan
ke Bagian Gudang untuk dilakukan pengeluaran barangnya.
3. Bagian Gudang akan mengeluarkan barang sesuai Surat Jalan yang diserahkan oleh
bagian penjualan dengan membuka menu Transaksi – Pengeluaran Barang [SJ] –
Pengeluaran Barang Untuk Penjualan. Carilah nomor Surat Jalan yang sesuai
kemudian lakukan pemuatan barang ke Kendaraan selanjutnya Otorisasi Surat Jalan
tersebut dan setelah selesai serahkan lagi Surat Jalan ke bagian Pembelian untuk
dibuatkan Faktur Penjualan.
4. Bagian Penjualan setelah menerima fisik Surat Jalan dari Bagian Gudang, lakukan
Otorisasi Surat Jalan, kemudian setelah itu lakukan pembuatan Faktur dari Nomor Surat
Jalan yang sesuai akhiri dengan pencetakan Faktur. Setelah Faktur dicetak rangkapkan
dengan Surat Jalannya kemudian serahkan ke bagian Kasir.
5. Bagian Kasir setelah menerima berkas Surat Jalan & Faktur dari Bagian Penjualan
Masuk ke Modul Kasir buka menu Transaksi – Penerimaan – Penerimaan Kas Atas
Penjualan Tunai. Lakukan proses penerimaan uang dengan jumlah sesuai nilai faktur
kemudian Berkas Faktur & Surat Jalan diserahkan kepada Customer berikut barangnya
dan dicap LUNAS.
Prosedur penerimaan kas di dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga
kemungkinan tidak tercatat atapun tidak diterimanya kas menjadi lebih kecil kemungkinannya.
Dalam merancang prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengawasan
kas yang dapat digunakan sebagai pedoman, antara lain :
Secara umum prosedur penerimaan kas dapat digambarkan sebagi berikut (lihat
bagan prosedur Penerimaan Kas).
Penerimaan kas dalam perusahaan pada umumnya berasal dari penjualan tunai dan dari
penerimaan pembayaran piutang dari para debitur. Prosedur penerimaan kas yang diterapkan
oleh suatu perusahaan sangat tergantung kepada besar kecilnya perusahaan serta struktur
organisasi perusahaan itu sendiri. Sebagi ilustrasi kami perlihatkan prosedur penerimaan kas
dari penjualan tunai maupun dari penerimaan piutang sebagai berikut:
Bagian-bagian unit (organisasi) yang terkait dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan
tunai adalah bagian order penjualan,bagian gudang,pengiriman,kasa,dan bagian jurnal dan
laporan.kegiatan masing-masing bagian sebagai berikut:
1. Bagian order penjualan membuat faktur penjualan tunai sebanyak 3 lembar (rangkap)
- lembar 1, diserahkan kepada pembeli untuk di bawa kebagian kasa pada saat
melakukan pembayaran
- lembar 2, diserahkan kepada bagian gudang untuk menyiapkan yang akan
diserahkan kepada pembeli oleh bagian pengiriman
- lembar 3, untuk arsip di bagian penjualan
2. Bagian Kas:
- menerima pembayaran sebesar harga faktur yang di serahkan oleh pembeli
- memasukan data jumlah uang yang diterima ke dalam kas register
- menyerahkan faktur yang sudah di cap lunas bersama pita kas register kepada
pembeli untuk diserahkan kepada bagian pengiriman
- membuat bukti setoran ke Bank
3. Bagian Pengiriman
- menerima barang bersama faktur lembar 2 dari bagian gudang
- menerima faktur lembar 1 bersama pita kas register dari bagian kasa melalui
pembeli
- mengirimkan barang yang bersangkutan bersamna faktur lembar 2 kepada
pembeli setelah data faktur lembar 1 dan lembar 2 di cocokkan
- menyerahkan faktur lembar 1 yang di lampiri pita kas register kepada bagian
jurnal dan laporan.
Pembayaran dari para debitur banyak yang dilakukan dengan mengirim cek atau transfer dana
sehingga akan diterima melalui sekretariat. Adapun penerimaan pembayaran piutang dari
debitur dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:
1. Bagian Sekretariat membuat daftar surat pemberitahuan atas cek dan dana transfer yang
diterima dari debitur baik secara langsung maupun melalui bank.
2. Bagian Piutang menerima surat pemberitahuan dan daftar surat pemberitahuan dari
bagian sekretaris, dan mencatat dalam kartu pitang.
3. Bagian Kasa menerima daftar surat pemberitahuan bersama cek dari bagian sekretariat,
membuat bukti setoran ke bank.
4. Bagian Jurnal menerima bukti setor bank dan daftar surat pemberitahuan serta
melakukan pencatat dalam buku jurnal penerimaan kas.
Untuk bisa menyusun suatu manual atau pedoman tentang sistem dan prosedur
pencatatan kas, maka terlebih dahulu harus diadakan analisa tentang fungsi daripada
pengeluaran kas tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Ruchiyat Kosasi, (1997; 102)
mengemukakan, sebagai berikut :
1) Pengeluaran kas harus diperinci agar dapat disusun suatu ikhtisar laporan dan
pencatatan, dari kedalam jurnal pengeluaran kas.
2) Dalam perusahaan kecil, pos-pos debet dapat berasal dari "voucher register", jurnal
pembelian (buku pembelian), atau dari perincian faktur-faktur terpisah dari prosedur
jurnal ataukah catatan harian. Jadi buku jurnal atau pencatatan pengeluaran kas dipakai
sebagai kontrol chek terhadap buku-buku tersebut di atas.
3) Sebagian besar pos-pos debet sebagai lawan pengeluaran kas adalah pos-pos harta,
utang dan biaya tetapi juga bisa berakibat pos debet pada kelompok rekening dalam
neraca serta rugi laba. Catatlah pengeluaran kas dengan baik dan posting ke pos debet.
Suatu sistem efektif mengenai pengeluaran kas hal sangatlah penting sehingga tidak
kalah pentingnya dengan sistem yang ada pada penerimaan kas.