Anda di halaman 1dari 6

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SIKLUS KEUANGAN

Oleh:

KELOMPOK 4

1. LUH KADE KRIS WIDIANTARI / 1602622010518 (10)

2. NI LUH PUTU CAHYANI PUSPITA DEWI / 1602622010546 (37)

3. NI KETUT AYU YOGI ASRI /1602622010550 (41)

KELAS AKUNTANSI H
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2018
SIKLUS KEUANGAN

10.1 PROSEDUR PENJUALAN TUNAI

Penjualan tunai yang terjadi akan dimulai dari Surat Jalan (Tanpa dilakukan Sales Order)

Berikut adalah prosedur penjualan tunai yang harus dilakukan :

1. Buatlah Surat Jalan Penjualan Tunai dari modul Penjualan oleh bagian penjualan
2. Setelah dibuat oleh bagian penjualan, Surat Jalan tersebut dicetak kemudian diserahkan
ke Bagian Gudang untuk dilakukan pengeluaran barangnya.
3. Bagian Gudang akan mengeluarkan barang sesuai Surat Jalan yang diserahkan oleh
bagian penjualan dengan membuka menu Transaksi – Pengeluaran Barang [SJ] –
Pengeluaran Barang Untuk Penjualan. Carilah nomor Surat Jalan yang sesuai
kemudian lakukan pemuatan barang ke Kendaraan selanjutnya Otorisasi Surat Jalan
tersebut dan setelah selesai serahkan lagi Surat Jalan ke bagian Pembelian untuk
dibuatkan Faktur Penjualan.
4. Bagian Penjualan setelah menerima fisik Surat Jalan dari Bagian Gudang, lakukan
Otorisasi Surat Jalan, kemudian setelah itu lakukan pembuatan Faktur dari Nomor Surat
Jalan yang sesuai akhiri dengan pencetakan Faktur. Setelah Faktur dicetak rangkapkan
dengan Surat Jalannya kemudian serahkan ke bagian Kasir.
5. Bagian Kasir setelah menerima berkas Surat Jalan & Faktur dari Bagian Penjualan
Masuk ke Modul Kasir buka menu Transaksi – Penerimaan – Penerimaan Kas Atas
Penjualan Tunai. Lakukan proses penerimaan uang dengan jumlah sesuai nilai faktur
kemudian Berkas Faktur & Surat Jalan diserahkan kepada Customer berikut barangnya
dan dicap LUNAS.

10.2 PROSEDUR PENERIMAAN KAS

Prosedur penerimaan kas di dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga
kemungkinan tidak tercatat atapun tidak diterimanya kas menjadi lebih kecil kemungkinannya.
Dalam merancang prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengawasan
kas yang dapat digunakan sebagai pedoman, antara lain :

 Setiap penerimaan kas harus segera dicatat


 Penerimaan kas harus disetor ke bank setiap hari
 Petugas penerima kas tidak merangkap sebagai pelaksana pembukuan penerimaan kas
 Fungsi penerimaan kas dan fungsi pengeluaran kas terpisah
 Laporan penerimaan kas dibuat secara periodik

Secara umum prosedur penerimaan kas dapat digambarkan sebagi berikut (lihat
bagan prosedur Penerimaan Kas).

Penerimaan kas dalam perusahaan pada umumnya berasal dari penjualan tunai dan dari
penerimaan pembayaran piutang dari para debitur. Prosedur penerimaan kas yang diterapkan
oleh suatu perusahaan sangat tergantung kepada besar kecilnya perusahaan serta struktur
organisasi perusahaan itu sendiri. Sebagi ilustrasi kami perlihatkan prosedur penerimaan kas
dari penjualan tunai maupun dari penerimaan piutang sebagai berikut:

a. Prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai


Penjualan tunai yang dimaksudkan disini, pembeli datang ke perusahaan melakukan pemilihan
barang atau produk yang dibeli, melakukan pembayaran dengan uang tunai ke kasir dan
menerima barang yang dibeli. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilaksanakan melalui
prosedur sebagai berikut :

1. Pembeli memesan langsung barang langsung kepada wiraniaga di Bagian Penjualan


2. Bagian Kasa menerima pembayaran dari pembeli
3. Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkan barang
kepada pembeli
4. Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli
5. Bagian Kasa menyetor kas yang diterima ke bank
6. Bagian Jurnal mencatat penerimaan kas dalam jurnal penerimaan kas

Bagian-bagian unit (organisasi) yang terkait dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan
tunai adalah bagian order penjualan,bagian gudang,pengiriman,kasa,dan bagian jurnal dan
laporan.kegiatan masing-masing bagian sebagai berikut:
1. Bagian order penjualan membuat faktur penjualan tunai sebanyak 3 lembar (rangkap)
- lembar 1, diserahkan kepada pembeli untuk di bawa kebagian kasa pada saat
melakukan pembayaran
- lembar 2, diserahkan kepada bagian gudang untuk menyiapkan yang akan
diserahkan kepada pembeli oleh bagian pengiriman
- lembar 3, untuk arsip di bagian penjualan

2. Bagian Kas:
- menerima pembayaran sebesar harga faktur yang di serahkan oleh pembeli
- memasukan data jumlah uang yang diterima ke dalam kas register
- menyerahkan faktur yang sudah di cap lunas bersama pita kas register kepada
pembeli untuk diserahkan kepada bagian pengiriman
- membuat bukti setoran ke Bank

3. Bagian Pengiriman
- menerima barang bersama faktur lembar 2 dari bagian gudang
- menerima faktur lembar 1 bersama pita kas register dari bagian kasa melalui
pembeli
- mengirimkan barang yang bersangkutan bersamna faktur lembar 2 kepada
pembeli setelah data faktur lembar 1 dan lembar 2 di cocokkan
- menyerahkan faktur lembar 1 yang di lampiri pita kas register kepada bagian
jurnal dan laporan.

4. Bagian jurnal dan laporan


- menerima faktur lembar 1 bersama pita kas register dari bagian pengiriman
- mencatat faktur penjualan tunai dalam buku jurnal penerimaan kas
- mengarsipkan faktur penjualan tunai beserta pita kas register.

b. Prosedur penerimaan kas dari piutang

Pembayaran dari para debitur banyak yang dilakukan dengan mengirim cek atau transfer dana
sehingga akan diterima melalui sekretariat. Adapun penerimaan pembayaran piutang dari
debitur dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:
1. Bagian Sekretariat membuat daftar surat pemberitahuan atas cek dan dana transfer yang
diterima dari debitur baik secara langsung maupun melalui bank.
2. Bagian Piutang menerima surat pemberitahuan dan daftar surat pemberitahuan dari
bagian sekretaris, dan mencatat dalam kartu pitang.
3. Bagian Kasa menerima daftar surat pemberitahuan bersama cek dari bagian sekretariat,
membuat bukti setoran ke bank.
4. Bagian Jurnal menerima bukti setor bank dan daftar surat pemberitahuan serta
melakukan pencatat dalam buku jurnal penerimaan kas.

10.3 PROSEDUR PENGELUARAN KAS

Untuk bisa menyusun suatu manual atau pedoman tentang sistem dan prosedur
pencatatan kas, maka terlebih dahulu harus diadakan analisa tentang fungsi daripada
pengeluaran kas tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Ruchiyat Kosasi, (1997; 102)
mengemukakan, sebagai berikut :
1) Pengeluaran kas harus diperinci agar dapat disusun suatu ikhtisar laporan dan
pencatatan, dari kedalam jurnal pengeluaran kas.
2) Dalam perusahaan kecil, pos-pos debet dapat berasal dari "voucher register", jurnal
pembelian (buku pembelian), atau dari perincian faktur-faktur terpisah dari prosedur
jurnal ataukah catatan harian. Jadi buku jurnal atau pencatatan pengeluaran kas dipakai
sebagai kontrol chek terhadap buku-buku tersebut di atas.
3) Sebagian besar pos-pos debet sebagai lawan pengeluaran kas adalah pos-pos harta,
utang dan biaya tetapi juga bisa berakibat pos debet pada kelompok rekening dalam
neraca serta rugi laba. Catatlah pengeluaran kas dengan baik dan posting ke pos debet.
Suatu sistem efektif mengenai pengeluaran kas hal sangatlah penting sehingga tidak
kalah pentingnya dengan sistem yang ada pada penerimaan kas.

Berikut Prosedur Pengeluaran Kas:

1. Bagian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian


Pembayaran, dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
2. Bagian Pembayaran menerima Faktur lembar 1 dari Supplier. Berdasarkan faktur
tersebut, Bagian Pembayaran membuat Surat Permintaan Pengeluaran Kas (SPPK)
rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
3. Manajer menerima SPPK lembar 1. Berdasarkan SPPK lembar 1 tersebut, Manajer
akan menyetujui SPPK tersebut, dan mengirimkan SPPK yang telah disetujui kepada
Bagian Pemegang Kas.
4. Bagian Pemegang Kas menerima SPPK yang telah disetujui. Berdasarkan SPPK yang
telah disetujui tersebut, Bagian Pemegang Kas membuat Bukti Kas Keluar (BKK)
rangkap 3. Lembar 1 beserta uang dikirimkan ke Bagian Pembayaran, lembar 2
dikirimkan ke Bagian Akuntansi dan lembar 3 disimpan sebagai arsip.
5. Bagian Pembayaran menerima BKK Lembar 1 beserta uang, selanjutnya Bagian
Pembayaran melakukan pembayaran kepada Supplier.
6. Supplier menerima pembayaran dari Bagian Pembayaran. Berdasarkan pembayaran
tersebut, Supplier membuat Surat Pelunasan Pembayaran (SPP) rangkap 2. Lembar 1
dikirimkan ke Bagian Pembayaran dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
7. Bagian Pembayaran menerima SPP lembar 1, kemudian membuat Laporan Pembayaran
(LP) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Akuntansi dan lembar 2 disimpan
sebagai arsip.
8. Berdasarkan BKK lembar 2 dari Bagian Pemegang Kas dan LP lembar 1 dari Bagian
Pembayaran, Bagian Akuntansi membuat Laporan Pengeluaran Kas (LPK) rangkap 2.
Lembar 1 dikirimkan ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.

Anda mungkin juga menyukai