Oleh:
KELOMPOK 8
KELAS AKUNTANSI H
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2018
PESAN PERSUASIF DAN PENJUALAN
Pesan permintaan persuasif adalah pesan yang berisi permintaan atas informasi yang bertujuan
untuk mempengaruhi audiens atas suatu ide atau gagasan. Selain untuk kepentingan internal
organisasi, penyampaian pesan-pesan persuasif juga digunakan untuk kepentingan eksternal,
misalnya permintaan atau informasi yang bersifat menyenangkan, atau kegiatan untuk
mendapatkan dana dan kerja sama. Bahkan, pesan-pesan persuasif untuk kepentingan eksternal
merupakan salah satu tugas yang sulit dilakukan. Karena alasan kesibukan, mereka enggan untuk
melakukan sesuatu yang baru, terutama jika memerlukan waktu lama dan tidak memberikan
jaminan atas suatu hasil tertentu.
Pesan persuasif bertujuan untuk mempengaruhi audiens yang cenderung mempertahankan ide
atau gagasannya. Sebagai akibatnya, pesan-pesan persuasif umumnya lebih lama, lebih rinci, dan
tergantung pada perencanaan strategis yang cukup ketat.
Pesan persuasif dimulai dengan melakukan analisis audiens anda, mempertimbangkan
perbedaan budaya, dan memilih pendekatan direct atau indirect. Akan tetapi, di samping
mengomunikasikan ide atau alasan, pesan-pesan persuasif juga berguna untuk memotivasi audiens
anda agar melakukan sesuatu. Untuk melakukan itu, kita harus menentukan kredibilitas, menyusun
kerangka argumentasi, memilih daya penarik, dan memperkuat posisi ketika mengembangkan
pesan-pesan persuasif.
Berikut beberapa cara yang dapat diterapkan untuk membujuk dan mempengaruhi orang lain:
1. Bercermin dengan orang lain. Lakukan hal ini dengan menirukan gerakan tangan,
membungkukkan badan ke depan atau belakang, atau berbagai gerakan kepala dan lengan lainnya.
Kadang-kadang kita melakukannya tanpa sadar, namun bila Anda menyadarinya, pelajari lebih
lanjut. Beberapa hal yang perlu diingat adalah Anda harus melakukannya dengan halus, dan buat
jeda sekitar 2-4 detik antara gerakan orang tersebut dengan gerakan Anda.
2. Kelangkaan. Inilah yang paling sering dilakukan seorang pembuat iklan. Kesempatan memiliki
sesuatu terlihat sangat menarik ketika persediaan begitu terbatas. Hal ini akan berguna untuk orang
yang memang sedang membutuhkan, namun yang lebih penting, inilah metode persuasi yang harus
diwaspadai. Berhentilah, dan pertimbangkan seberapa sering Anda dipengaruhi berita bahwa
sebuah produk sedang langka? Jika memang produk itu langka, tentu akan ada banyak permintaan
untuk barang tersebut bukan?
3. Membalas budi. Ketika seseorang berbuat baik pada kita, kita sering merasa dituntut untuk
melakukan sesuatu untuknya. Jadi, jika Anda ingin seseorang melakukan sesuatu untuk Anda,
Anda bisa memberikan sesuatu yang baik untuknya lebih dulu. Di lingkungan rumah, misalnya,
Anda bisa menawarkan untuk meminjamkan peralatan memasak, tangga, atau apa pun, kepada
tetangga yang terlihat sedang membutuhkan. Tidak masalah kapan, atau dimana Anda
melakukannya, kuncinya adalah menghargai hubungan yang ada.
4. Waktu yang tepat. Orang cenderung setuju atau menurut pada Anda ketika mereka merasakan
kelelahan secara mental. Sebelum Anda meminta sesuatu pada seseorang yang mungkin tidak akan
langsung disetujuinya, cobalah untuk menunggu sampai ada kesempatan dimana mereka baru saja
melakukan sesuatu karena terdesak. Temui dia saat hendak pulang dari kantor, dan katakan apa
yang Anda mau. Seringkali jawabannya adalah, “Besok deh, aku kerjakan.”
5. Keserasian. Teknik ini kerap digunakan para petugas penjualan. Seorang salespeople akan
menjabat tangan Anda saat sedang bernegosiasi. Dalam benak kebanyakan orang, berjabat tangan
artinya bersepakat, sehingga dengan melakukannya sebelum kesepakatan tercapai, petugas sales
seolah sudah mendapatkan transaksi yang ia inginkan. Cara yang tepat untuk melakukannya pada
kegiatan sehari-hari adalah membuat seseorang bertindak sebelum mereka memutuskan.
Misalnya, Anda mengajak seorang teman jalan-jalan, dan Anda ingin menonton film (padahal sang
teman sedang tidak ingin). Anda bisa langsung mengajaknya ke bioskop sementara teman Anda
sedang membuat keputusan akan menonton atau tidak.
6. Obrolan yang cair. Saat sedang berbicara, seringkali kita menggunakan frasa seperti “Mm…”
atau “Maksud saya…” dan kata-kata lain yang menimbulkan jeda di tengah pembicaraan. Hal
seperti ini sebenarnya menunjukkan rasa kurang percaya diri kita, yang dengan sendirinya
membuat kita kurang persuasif. Jika Anda yakin dengan apa yang Anda katakan, orang lain pun
akan mudah terbujuk dengan apa pun yang Anda katakan.
7. Menggiring. Kita semua terlahir menjadi pengikut. Kita sering memperhatikan apa yang
dilakukan orang lain sebelum kita bertindak, karena kita membutuhkan penerimaan dari orang
lain. Secara sederhana, cara efektif untuk menggunakan kebiasaan ini adalah dengan menjadi
pemimpin, membuat orang lain mengikuti Anda. Misalnya, Anda sedang menghadiri seminar, dan
memilih duduk di tengah-tengah. Begitu seminar dimulai, sang MC meminta hadirin untuk
mengisi bangku-bangku kosong di depan. Nah, cobalah untuk menjadi orang pertama yang
menggiring orang lain untuk menempati bangku tersebut.
8. Benefit. Tunjukkan pada orang lain apa keuntungan bagi mereka jika melakukan tindakan yang
Anda sarankan ini. Namun perhatikan apa yang Anda sampaikan. Anda harus mengatakannya
dengan optimis, mendorong, dan menyenangkan mereka. Sikap pesimis dan mengkritik tidak akan
membantu. Coba ingat bagaimana Obama memenangkan pemilu akhir tahun lalu. Kata kuncinya
adalah “Yes, we can!”. Mengatakan hal-hal buruk tentang orang lain, seperti yang dilakukan John
McCain, tidak akan membuat orang bersimpati.
9. Teman-teman dan penguasa. Kita cenderung akan mengikuti atau terbujuk oleh seseorang yang
berada di posisi yang lebih tinggi. Ini menjadi contoh yang baik untuk waspada akan “serangan”
persuasif yang sedang dilakukan terhadap Anda. Di pihak lain, menjadi cara yang baik pula bagi
Anda untuk melakukannya pada orang lain karena Anda akan terkejut betapa mudah membuat
orang menyukai Anda dan memperoleh kekuasaan di antara kelompok Anda
Surat keluhan adalah sebuah surat yang ditujukan kepada suatu perusahaan atau penyedia barang
dan jasa akibat pelayanan atau barang yang kita beli tidak sesuai dengan yang kita harapkan atau
kurang baik, disitulah kita diperbolehkan untuk komplain atau menyampaikan apa yang tidak kita
suka.
Surat Keluhan (complain) biasanya dibuat ketika konsumen merasa tidak nyaman atau kecewa
terhadap beberapa hal, diantaranya adalah
1. Keterlambatan barang yang sampai pada tujuan dengan waktu yang jauh dari yang
dijanjikan pihak produsen.
2. Jumlah barang yang dipesan tidak sesuai dengan jumlah barang yang dikirim atau diterima
oleh konsumen.
3. Mutu barang tidak sesuai dengan yang diharapkan konsumen.
4. Terjadi kerusakan pada barang saat dikirim.
5. Layanan karyawan yang tidak sesuai dengan yang diinginkan konsumen.
Menulis surat keluhan tidaklah sulit. Dalam menulis surat keluhan yang harus kita lakukan adalah
menyatakan fakta-faktanya secara jelas dan meminta penyelesaian dengan sopan. Tips membuat
surat keluhan adalah sebagai berikut.
1. Tujukan surat kepada departemen pelayanan konsumen.Ketika menulis surat keluhan, akan
lebih efektif jika surat tersebut ditujukan kepada departemen pelayanan konsumen pada
perusahaan yang bersangkutan. Departemen tersebut sudah terbiasa menangani keluhan
dan surat yang kita kirimkan akan diproses lebih efisien dan efektif.
2. Langsung ke inti permasalahan.Baris pertama surat keluhan harus secara jelas
menyebutkan mengapa kita menulis surat dan apa inti keluhan kita. Berikan fakta terkait
sebanyak mungkin, termasuk tanggal, waktu, dan lokasi di mana kita membeli produk atau
mendapatkan pelayanan, disertai nomor seri atau model yang relevan.
3. Tuliskan secara spesifik penyelesaian seperti apa yang kita inginkan. Jika kita ingin barang
pengganti, uang kembali, reparasi, atau bentuk kompensasi lainnya, tuliskan secara jelas
pada paragraf kedua. Lakukan hal ini agar surat kita tidak dibalas dengan surat berbentuk
template. Ini juga bisa memberikan penerima surat sesuatu untuk diusahakan.
4. Jangan mengancam untuk membawa permasalahan kita ke meja hijau pada komunikasi
pertama. Hal ini mungkin merupakan solusi yang sangat kita butuhkan, namun kirimkan
saja dulu surat keluhan kita dan tunggu balasan.
5. Lampirkan salinan dokumen yang mendukung.Nota pembelian, kartu garansi, bukti
pembayaran, dan bila memungkinkan, lampirkan juga foto atau video. Semua dokumentasi
sebaiknya dimasukkan ke surat keluhan.
6. Berikan mereka batas waktu untuk menyelesaikan masalah.Ini akan membantu
memberikan periode waktu yang tepat untuk penyelesaian masalah. Ini juga akan
memberikan kita ketenangan dan membantu penyelesaian masalah secara cepat.
7. Tutup surat dengan hormat.Ucapkan terima kasih kepada penerima surat atas bantuannya
dan berikan informasi kapan dan bagaimana kita dapat dihubungi untuk penyelesaian
masalah. Ini akan mempermudah pekerjaan mereka dan memberikan hasil yang lebih
efisien untuk