OLEH:
KELOMPOK 4
c. Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara
bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak
yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk
mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari
jumlah alternative untuk melakukan aktifitas- aktifitas pada masa yang akan datang.
e. Chester I. Barnard
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah masalah
yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan
yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal
masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
Merancang sistem pelaporan manajemen yang efektif memerlukan pemahaman akan apa
yang dilakukan oleh para manajer dan jenis-jenis masalah yang dihadapinya. Topik berikut ini
memberikan wawasan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan informasi
manajemen: proses pengambilan keputusan, prinsip-prinsip manajemen, fungsi, tingkat dan
jenis keputusan manajemen, struktur masalah, akuntansi pertanggungjawaban dan
pertimbangan perilaku.
1. Prinsip-Prinsip Manajemen
a. Formalisasi Pekerjaan
c. Jangkauan Pengendalian
Pengendalian yang efektif mengambil tempat dalam kerangka waktu saat ini dan
digerakkan oleh informasi umpan balik yang memberi saran pada manajer tentang status
kegiatan operasi yang sedang dikendalikannya. Keputusan perencanaan dan pengendalian
sering diklasifikasikan dalam empat kategori:
Keputusan perencanaan taktis berada di bawah keputusan strategis dan dibuat oleh
manajemen tengah. Jangka waktu keputusan ini lebih pendek, lebih spesifik, berulang,
hasilnya lebih pasti, dan kurang berpengaruh pada perusahaan dibandingkan keputusan
strategis.
Salah satu kegiatan pengendalian manajemen adalah memotivasi para manajer di semua
wilayah fungsional untuk menggunakan sumber daya, termasuk bahan baku, personel, dan
aktiva keuangan, seproduktif mungkin.
Standar merupakan tingkat kinerja yang ditetapkan sebelumnya yang diyakini oleh para
manajer dapat dicapai. Misalnya volume penjualan, pengendalian kualitas terhadap
produksi, biaya barang persediaan, penggunaan bahan baku daam proses produksi
produk, dan biaya tenaga kerja dalam produksi. Setelah ditetapkan, standar menjadi
dasar evaluasi kinerja.
Evaluasi Kinerja. Pengambil keputusan membandingkan kinerja operasioanl yang
dipertanyakan dnegan standar yang ada. Perbedaan di antara dua hal ini disebut varian
(variance). Jika aktual lebih besar dari standar, varian dikatakan tidak menguntungkan.
Jika aktual kurang dari standar, varian dikatakan menguntungkan.
Pengambilan Tindakan Perbaikan
Setelah membandingkan kinerja dengan standar yang ada, manajer mengambil tindakan
untuk mengatasi setiap kondisiyang di luar kendali.
3. Struktur Masalah
a. Data-nilai yang digunakan untuk mewakili factor-faktor yang relevan dengan masalah
tersebut.
Ketika ketiga elemen tersebut diketahui dengan pasti, masalah akan menjadi terstruktur.
Masalah tidak terstruktur adalah masalah yang tidak memiliki teknik solusi tertentu.
Kebutuhan data tidak pasti, prosedurnya tidak spesifik, atau tujuan solusi belum
sepenuhnya dikembangkan.
Laporan merupakan sarana formal untuk membawa informasi kepada para manajer.
Laporan manajemen dapat berbentuk fisik sesuai dengan yang diinginkan atau dibutuhkan
oleh penggunanya. Dapat berupa dokumen kertas atau gambar elektronik yang disajikan
di terminal computer, dapat berisi informasi verbal, numerik, atau grafis, atau
kombinasinya.
a. Tujuan Laporan.
Laporan yang gagal mencapai tujuan ini berarti kurang kandungan informasinya dan tidak
bernilai.
b. Pelaporan Terprogram.
c. Atribut Laporan.
Setiap elemen informasi dalam suatu laporan harus mendukung keoutusan manajer.
Laporan harus diringkas sesuai dengan tingkat manajer dalam hierarki perusahaan.
Berorientasi Pengecualian. Laporan-laporan pengendalian harus mengidentifikasi
aktivitas yang berisiko keluar dari pengendalian, dan harus mengabaikan aktivitas
yang dibawah pengendalian.
Informasi dalam laporan harus bebas dari kesalahan yang mengganggu.
Informs harus selengkap mungkin
Tepat Waktu. Informasi yang tepat waktu, yaitu cukup lengkap dan akurat, lebih
berharga daripada informasi yang sempurna tetapi terlambat untuk digunakan.
Informasi dalam suatu laporan harus disajikan sesingkat mungkin.
d. Pelaporan Khusus.
Manajer dengan latar belakang komputer terbatas dapat dengan cepat menghasilkan
laporan khusus dari terminal atau komputer miko, tanpa bantuan tenaga profesional
pemrosesan data. Informasi adalah inti dari operasi bisnis dan manajer dapat
menggunakan data yang disimpan untuk memperoleh wawasan berharga tentang bisnis
mereka. Sumber data ini ditampung untuk mendukung kebutuhan pelaporan khusus
melalui konsep penggalian data.
Ciri utama dari inisiatif penggalian data yang sukses adalah gudang data dari arsip data
operasional..gudang data merupakan sistem manajemen basis data relasional yang telah
didesain secara khusus untuk memenuhi kebutuhan penggalian data.
5. Akuntansi Pertanggungjawaban.
c. Pusat Pertanggungjawaban
6. Pertimbangan Perilaku
a. Keserasian Tujuan.
Sistem pelaporan manajemen yang terstruktur rapi berperan penting dalam meningkatkan
dan mempertahankan keserasian tujuan. Di sisi lain, MRS yang dirancang dengan buruk
dapat menimbulkan tindakan-tindakan yang tidak optimal yang bertentangan dengan tujuan
perusahaan.
Informasi yang berlebihan muncul ketika seorang manajer menerima informasi berlebih
dari yang dapat dicernanya. Informasi yang berlebihan akan membuat manajer
mengabaikan informasi formalnya dan bergantung pada petunjuk-petunjuk informal dalam
membuat keputusan. Jadi, sistem informasi formal digantikan oleh heuristis, tips,
prasangka, dan dugaan. Keputusan yang dihasilkan kemungkinan besar tidak akan optimal
dan disfungsional.
c. Ukuran Kinerja Yang Tidak Tepat.
Salah satu tujuan laporan adalah untuk menstimulasi perilaku yang konsisten dengan tujuan
perusahaan. Tetapi ketika ukuran kinerja yang tidak tepat digunakan, laporan akan
berpengaruh sebaliknya. Pengukuran kinerja yang efektif mempertimbangkan semua aspek
yang relevan dengan tanggungjawab seorang manajer. Selain mengukur kinerja umum
(seperti ROI), pihak manajemen harus mengukur tren variabel utama seperti penjualan,
harga pokok penjualan, biaya operasional, dan tingkat aktiva. Terdapat ukuran
nonkeuangan yang menjadi indikator kinerja manajemen, termasuk kepemimpinan produk,
pengembangan personel, sikap pegawai, dan tanggungjawab publik.