1
Ruang Lingkup Sektor Publik
Ruang lingkup akuntansi sektor publik meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan unit-unit kerja pemerintah), organisasi sukarelawan, rumah sakit, perguruan
tinggi dan universitas, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi keagamaan, organisasi
politik, dan sebagainya.
Akuntansi sektor publik diarahkan untuk mencapai hasil tertentu yang harus memiliki manfaat
bagi publik. Dalam beberapa hal akuntansi sektor publik berbeda dengan sektor swasta karena
adanya perbedaan linkungan yang mempengaruhi. Sifat dan karakteristik organisasi sektor publik
terutama adalah tujuan, sifat, dan sumbe dananya. Sifat organisasi sektor publik adalah organisasi
nonlaba. Tujuannya hanyalah memberikan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan
kesejahteraannya.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks. Komponen lingkungan
yang mempengaruhi sektor publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur, dan demografi.
Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor komersial dapat dilihat dengan
membandingkan beberapa hal yakni tujuan organisasi, sumber pembiayaan, pertanggung jawaban,
struktur organisasi, karakteristik anggaran, dan akuntansi keuangan.
Tujuan sektor publik adalah memberi pelayanan kepada masyarakat dan mensejahterakan
masyarakat. Misalnya pelayanan dalam bidang pendidikan, keamanan, kesehatan masyarakat,
penegakan hukum, transportasi publik, penyediaan barang kebutuhan masyarakat dan sebagainya.
Sementara itu, sektor komersial bertujuan mencari laba untuk meningkatkan kesejahteraan
pemegang saham.
Sektor publik memperoleh biaya dari pajak, retribusi, laba BUMN dan BUMD, pinjaman luar
negeri, obligasi, sumbangan, dana abadi, hibah, dan lainnya. Sedangkan sektor komersial memperoleh
biaya dari modal pemilik dan laba yang ditahan, utang bank, obligasi, dan penerbitan saham baru.
Sektor publik dan sektor komersial memiliki persamaan, dimana keduanya adalah bagian yang
saling berhubungan dari sistem ekonomi negara, dan sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan
organisasi. Keduanya juga mengahadapi masalah yang sama yaitu kelangkaan sumber daya sehingga
harus menggunakannya secara efektif dan efisien. Selain itu, keduanya memiliki manajemen yang
sama, produk yang sama, dan sama-sama terikat pada aturan yang berlaku.
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik
entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan
dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau ditebus
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya
entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.
1. Karena keinginan mengejar laba tidak inklusif di dalam usaha dan kegiatan lembaga
pemerintahan, maka dalam akuntansi pemerintahan pencatatan rugi laba tidak perlu
dilakukan.
2. Karena lembaga pemerintahan tidak dimiliki secara pribadi sebagaimana halnya perusahaan,
maka dalam akuntansi pemerintahan pencatatan pemilikan pribadi juga tidak perlu dilakukan.
3. Karena sistem akuntansi pemerintahan suatu negara sangat dipengaruhi oleh sistem
pemerintahan negara yang bersangkutan, maka bentuk akuntansi pemerintahan berbeda
antara suatu negara dengan negara yang lain – tergantung pada sistem pemerintahannya.
Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyediaan informasi, pengendalian
manajemen, dan akuntabilitas.American Accounting Association (1970) dalam Glynn (1993)
menyatakan bahwa tujuan akuntansi pada organisasi sektor publik adalah untuk :
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisiensi dan ekonomis
atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini
terkait dengan pengendalian manajemen (management control).
Informasi akuntansi berguna untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, terutama
untuk membantu manajer dalam melakukan alokasi sumber daya. Informasi akuntansi dapat
digunakan untuk menentukan biaya suatu program, proyek, atau aktivitas serta kelayakannya baik
secara ekonomis maupun teknis.
Informasi akuntansi dapat digunakan untuk membantu dalam pemilihan program yang efektif dan
ekonomis serta untuk penilaian investasi. Pemilihan program yang tepat sasaran, efektif, dan
ekonomis akan sangat membantu dalam proses penganggaran.
Untuk melakukan pengukuran kinerja, pemerintah memerlukan informasi akuntansi terutama untuk
menentukan indikator kinerja (performance indicator) sebagai dasar penilaian kinerja. Informasi
akuntansi memiliki peran utama dalam menentukan indikator kinerja sektor publik.
Sumber :
Renyowijoyo, Muindro. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Organisasi Non Laba. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Pusat-Pusat Pertanggungjawaban
Pada dasarnya terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu:
1. Pusat biaya (expense center)
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Suatu unit organisasi disebut sebagai pusat biaya
apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan (bukan nilai output yang
dihasilkan. Contoh pusat biaya adalah Departemen Produksi, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan
Umum.
Penganggaran
Apabila tahap perencanaan strategik telah selesai dilakukan, tahap berikutnya adalah
menentukan anggaran. Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik
merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki
karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta. Perbedaan tersebut
terutama adalah adanya pengaruh politik dalam proses penganggaran.
Penilaian Kinerja
Tahap akhir dari proses pengendalian manajemen adalah penilaian kinerja. Penilaian
kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat
pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dengan cara
menciptakan mekanisme reward & punishment. Sistem pemberian penghargaan (rewards) dan
hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Pemberian
imbalan (reward) dapat berupa finansial dan nonfinansial seperti pshycologoical reward dan
social reward. Imbalan atau penghargaan yang sifatnya finansial misalnya berupa kenaikan gaji,
bonus, dan tunjangan. Imbalan yang bersifat psikologis dan sosial misalnya berupa promosi
jabatan, penambahan tanggung jawab dan kepercayaan, otonomi yang lebih besar, penempatan
kerja di lokasi yang lebih baik, dan pengakuan. Mekanisme pemberian sanksi dan hukuman untuk
kondisi tertentu diperlukan. Namun, orientasi penilaian kinerja hendaknya lebih diarahkan pada
pemberian penghargaan (reward oriented).
http://renoparay.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-dan-ruang-lingkup-akuntansi.html
http://lestachi.blogspot.co.id/2013/10/sistem-pengendalian-manajemen-sektor.html