Anda di halaman 1dari 12

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM PDE

Oleh:
KELOMPOK 4

1. LUH KADE KRIS WIDIANTARI / 1602622010518 (10)


2. NI LUH PUTU CAHYANI PUSPITA DEWI / 1602622010546 (37)
3. NI KETUT AYU YOGI ASRI /1602622010550 (41)

KELAS AKUNTANSI H

PRODI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

TAHUN 2018
MATERI 12. SISTEM PDE

12.1 SISTEM INFORMASI TERDISTRIBUSI

A. Pengertian Sistem Informasi Terdistribusi

Sistem Informasi Terdistribus ialah sistem yang komponennya terhubung


pada suatu jaringan komputer kemudian komponen tersebut saling
berkomunikasi dan berkoodinasi hanya dengan cara pengiriman
pesan(message passing).

B. Contoh Sistem Informasi Terdistribusi


Berikut adalah beberapa contoh dari Sistem Informasi Terdistribusi :
1. Internet
2. Mobile
3. World Wide Web (WWW) dan lainnya.

C. Contoh penerapan Sistem Informasi Terdistribusi


Berikut 2 contoh Sistem Informasi Terdistribusi :
1. ATM (Asynchronous Transfer Mode)
2. Situs berita contoh nya www.detik.com

D. Alasan diterapkannya sistem Informasi Terdistribusi


Sistem Informasi Terdistribusi yang diterapkan pada suatu perusahaan agar
kita memaksimalkan secara optimal sistem komputer jaringan tersebut.
Berikut beberapa alasan mengapa kita memerlukan sistem terdistribusi,
diantaranya adalah :
1. Performance : sekumpulan prosesor yang menyediakan kinerja lebih
tinggi daripada komputer yang terpusat
2. Distribusi : banyak aplikasi yang terlibat, sehingga lebih baik jika
dipisah dalam mesin yang berbeda. (cotoh : aplikasi perbankan).
3. Reliability : jika terjadi kerusakan pada salah satu mesin, maka tidak
akan mempengaruhi kinerja sistem keseluruhan.
4. Incremental Growth : mesin baru dapat ditambahkan jika kebutuhan
proses meningkat.
5. Sharing Data/Resource : segala hal dapat digunakan bersama dalam
jaringan komputer, meliputi hardware (printer, scanner), juga
software (berkas, basis data dan objek data).
6. Komunikasi : menyediakan fasilitas komunikasi dalam satu jaringan
komputer. (contoh : aplikasi chat yang digunakan)
7. Flexibilitas : komputer yang berbeda dengan kemampuan yang
berbeda dapat di share antar user.

E. Kelebihan dan kekurangan menggunakan Sistem Informasi


Terdistribusi
1. Kelebihan

 Menggunakan Sistem Informasi Terdistribusi lebih murah.


 Sistem akan tomatis melakukan backup apabila server ada
yang mati.
 Pengembangan yang lebih mudah untuk dilakukan.
 Kecepatan pada sistem terdistribusi lebih tinggi daripada
mainframe/HPC.
2. Kekurangan

 Dari segi software masih terbatas yang mendukung Sistem


Informasi Terdistribusi dan belum banyak yang bisa
menggunakannya.
 Permasalahan yang terjadi pada jaringan dapat mengganggu
sistem yang sedang berjalan.
 Adanya kemudahan untuk mengakses data yang bersifat
secara rahasia
12.2 PERTUKARAN DATA SECARA ELEKTRONIK

EDI (Electronic Data Interchange) adalah pertukaran data komputer


antar aplikasi melintasi batas-batas organisasi, sehingga intervensi manusia
atau interpretasi atas data tersebut oleh manusia [RITCHIE 94] dapat ditekan
seminimum mungkin. Akibatnya data dalam EDI tentunya harus dalam format
terstruktur yang bisa dipahami oleh masing-masing komputer.

A. Tujuan Pemakaian Teknologi EDI


Tujuan utama dari pemakaian teknologi EDI, sebenarnya adalah
agar teknologi ini dapat membantu para pelaku bisnis mengkomunikasikan
dokumennya dengan pihak lain lebih cepat, akurat dan lebih efisien karena
sifatnya yang dapat mengeliminir kesalahan yang diakibatkan proses re-
entry dan dapat mengurangi pemakaian kertas, komunikasi dan biaya-biaya
lain yang timbul pada metode konvensional sehingga diharapkan dapat
menekan biaya-biaya yang tidak diperlukan dan diharapkan dapat
meningkatkan laba kepada pemakainya. Apabila proses tersebut terpenuhi,
otomatis proses bisnis internal perusahaan tersebut akan menjadi lebih baik,
terencana dan pada akhirnya hubungan bisnis dengan pihak lain-pun akan
dapat lebih baik juga.

B. Manfaat EDI

EDI memperbaiki efisiensi juga menurunkan biaya dan juga


manfaat-manfaat lain diantaranya:

1. Bussiness survival

Kebanyakan organisasi-organisasi besar menekan supplier-


suppliernya untuk menggunakan EDI. EDI adalah metode yang diinginkan
untuk melakukan bisnis di banyak industri, misalnya rail, automotive,
chemical dan farmasi.
2. Penghematan biaya

EDI menekan biaya biaya dalam proses transaksi dan menaikkan


efisiensi. Penghematan yang diperoleh dari EDI bisa bersumber dari
berbagai bidang seperti: Pengurangan dalam pemrosesan dokumen
(misalnya: mengetik kembali data yang sama/redundant data). Mengurangi
staf sebagai hasil dari eliminasi data re-keying,koreksi kesalahan,dll.
Penurunan tingkat inventory. Ini adalah hasil dari penurunan waktu proses
transaksi dan eliminasi dari ketidakpastian seperti order delivery time.
Penurunan biaya untuk penanganan spesial dan pos ekspres yang
disebabkan keterlambatan dalam penerimaan dan proses yang tidak efisien
dalam surat-menyurat. Penurunan penggunaan telepon. Penurunan biaya
pos konvensional. Penurunan dalam pengeluaran biaya transpor.
Memperbaiki service kepada pelanggan Memperbaiki relasi dengan
suplier,pelanggan dan rekan dagang. Memperbaiki kemampuan untuk
bersaing secara internasional, sebagai hasil dari penurunan waktu
komunikasi dan penurunan kesalahan, waktu design dan pengembangan
lebih lebih singkat.

C. Cara Kerja EDI


Pada dasarnya EDI terdiri dari tiga komponen utama, yakni pesan
standar, perangkat lunak EDI (EDI Converter), dan komunikasi. Sebelum
melangkah lebih jauh penulis ingin menerangkan ketiga komponen dasar
EDI. Pertama, Pesan standar pada dasarnya berisikan teks (text) yang
memuat informasi dan rule sebagai penterjemah dari satu atau lebih
dokumen bisnis. Contoh dari pesan standart adalah Uniform
Communication Standar (UCM) yang mendefinisikan lebih kurang 15 tipe
dokumen elektronik diantaranya; purchase order, promotion announcement,
price change, invoice, dll. Sedangkan rule dalam EDI lazimnya bekerja
dalam bentuk kelompok. Sekumpulan rules untuk memformat sebuah
dokumen elektronik disebut transaction set. Jadi, transaction set adalah
analogi elekronik dari kertas/form dokumen bisnis. Salah satu ciri utama
dalam EDI, pada dasarnya pertukaran data terjadi antar aplikasi komputer,
sehingga tidak hanya antar komputer. Akibatnya intervensi hanya manusia
(pengguna) terjadi pada aplikasi komputer ini, sedangkan sisanya seperti
proses pengiriman dan interpretasi data dapat dilakukan oleh komputer.
Berbeda dengan facsimile dan e-mail, dalam EDI yang dipertukarkan harus
terstruktur sehingga dapat dibaca dan diinterpretasikan oleh komputer.
Dalam facsimile dan e-mail data tidak terstruktur sehingga data hanya bisa
diinterpretasikan oleh manusia. Kedua, Perangkat lunak EDI berfungsi
sebagai sebagai penterjemah dari pesan standar EDI ke dalam internal file
format perusahaan penerima. Perangkat lunak EDI harus terintegrasi dengan
aplikasi bisnis yang dipakai. Ketiga, Komunikasi. Komunikasi dalam EDI
tentu sangat berbeda dengan komunikasi yang kita bersifat konvensional.
Hal ini disebabkan komunikasi di EDI dilakukan melalui antar mesin
(komputer), sehingga diperlukan infrastruktur komunikasi. Bentuk
komunikasi infrastruktur yang mula-mula berkembang adalah transaksi
berbentuk point-to-point, yakni hubungan langsung dari dua perusahaan
yang bertransaksi. Dalam point-to-point di EDI perusahaan yang
bertransaksi memerlukan: (1) menggunakan protokol komunikasi yang
sama, (2) mempunyai kecepatan transmisi yang sama, (3) menyediakan line
telepon pada saat yang sama.

Dengan bertambahnya rekan bisnis, maka komunikasi berbentuk


point-to-point makin susah untuk di-manage, oleh karena itu dalam
perkembangannya akan lebih mudah bila memakai jasa pihak ketiga, yaitu
Vale Added Network (VAN). VAN adalah penyedia network di mana setiap
pelanggan-pelanggannya mempunyai mailbox pada perusahaan VAN
tersebut. Mailboxing ini memungkinkan pengiriman transaction set ke
mailbox rekan bisnis. Dengan cara ini pesan-pesan EDI dibawa oleh e-mail.
Komunikasi via VAN menghindari keterbatasan-keterbatasan yang ada
pada point-to-point. Beberapa VAN juga menyediakan bantuan
implementasi berupa consulting, softaware dan training rekan bisnis.

D. Hubungan EDI
Hubungan EDI yang umum membentuk kaitan antara perusahaan
dan pemasoknya dan pelanggannya. Kaitan dengan pemasok dinamakan sisi
pasokan (Supply Side) sistem. Kaitan dengan pelanggan dinamakan sisi
pelanggan (Customer Side). set transaksi adalah suatu jenis dokumen
tertentu seperti faktur.

EDI memungkinkan suatu hubungan yang sama sekali baru.


Perusahaan tidak perlu lagi memicu proses pembelian. Bila IOS memiliki
kemampuan pengisian kembali persediaan oleh penjual (Vendor Stock
Rreplenishment-VSR), penjual atau pemasok dapat memulai proses
pengisian kembali dengan memantau secara elektronik tingkat persediaan
perusahaan. Ini mengharuskan perusahaan untuk memberikan akses
database bagi pemasok secara otomatis menciptakan pesanaan pembelian
dan memenuhi pesanan tersebut.

Pengiriman barang tidak dapat dilakukan secara elektronik kecuali


untuk produk seperti seperti perangkat lunak atau video, tetapi pembayaran
secara elektronik dapat dilakukan. Ketika data yang mewakili uang
ditransmisikan melalui jaringan komputer. itu dinamakan Electronic Funds
Transfer (EFT). EFT digunakan oleh banyak perusahaan dan juga oleh
perorangan yang cek gajinya didepositokan di rekening bank dan membayar
tagihan dengan pembayaran elektronik.

E. Tingkat penerapan EDI di Indonesia

Kita tidak dapat membantah bahwa salah satu dampak dari


liberalisasi adalah semakin terintegrasi perekonomian negara kita dengan
perekonomian global. Liberalisasi perdagangan yang disepakati melalui
APEC, juga GATT, akan menuntut kita untuk selalu bersaing dengan
pelaku-pelaku ekonomi dari negara lain. Untuk bisa menempatkan diri
dalam tatanan ekonomi dunia, mau tidak mau kita harus meningkatkan
efisiensi pelaku bisnis sebagaimana pelaku bisnis di negara lain.

EDI bisa membantu kita meningkatkan efisiensi, karena


komputerisasi transaksi bisnis dapat menyederhanakan dan mempercepat
prosedur. Karena dunia bisnis tidak dapat melepaskan diri dari pemerintah.
Keberhasilan Singapura dalam menerapkan EDI dapat kita jadikan salah
satu contoh. Saat ini pelabuhan Singapura menjadi pelabuhan tersibuk di
dunia, fakta ini tentu tidak terlepaskan dari peran EDI yang sangat
membantu transaksi bisnis di pelabuhan tersebut.

12.3 SISTEM PEMROSESAN DATA ELEKTRONIK

A. Sistem Input/ Masukan


Sistem input tebagi dua, yaitu sistem input berbasis kertas dan sistem input
tanpa kertas.

1. Sistem - sistem masukan dengan kertas.


Dalam beberapa sistem akuntansi yang terkomputerisasi, masukan-
masukan ke sistem akuntansi berupa dokumen sumber yang di tulis
tangan atau di ketik. Setiap tahap pemrosesan masukan sebagai berikut:

(1) Persiapan dan pengisian dokumen sumber

Dokumen sumber seperti order penjualan disiapkan secara


manual. Kesalahan yang mungkin terjadi pada tahap ini
diminimalkan dengan merancang dokumen sumber yang baik dan
mudah dipahami.

(2) Pengiriman dokumen sumber ke bagian pengolahan data

Batch control total dan register data yang dikirimkan merupakan


pengendalian dasar atas transfer data antara departmen pengguna
dengan departemen pengolahan data. Tidak adanya atau tidak
memadainya pengendalian atas data yang dipindahkan dari
departemen pengguna ke departemen pengolahan data
mengindikasikan adanya kelemahan yang cukup signifikan.

(3) Data Entry


Setelah dokumen sumber (seperti faktur) diterima oleh
departemen pengolahan data dokumen tersebut secara manual
diketikkan menggunakan terminal PC dan kemudian di simpan
kedalam disk. Key verification merupakan satu prosedur
pengendalian yang berguna untuk mendeketeksi kesalahan
pengetikan. Dalam pengecekan ini, setiap dokumen sumber
merupakan data file data.

(4) Tehnik Program Editing Data

Pengendalian data bisa jadi diterapkan untuk setiap struktur data


(karakter, field, record, dan file). Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengedit kewajaran adalah dengan membuat
file tabel yang berisi nilai yang legal untuk setiap field di dalam
tabel.

2. Dalam sistem-sistem masukan tanpa kertas (paperless input system ) ,


kadang-kadang di sebut juga sistem masukan online, transaksi-transaksi
di masukan secara langsung ke dalam jaringan komputer, dan kebutuhan
pengetikan dalam dokumen sumber di kurangi. Sistem masukan tanpa
kertas membutuhkan intervensi manusia umumnya memlalui dua
tahapan yaitu entry data dan edit data, dan transfer ke sistem aplikasi
komputer pusat. Sistem tanpa kertas yang tidak membutuhkan
keterlibatan manusia, Transaksi-transaksi di proses dari awal sampai
akhir tanpa keterlibatan manusia : pemrosesan transaksi otomatis secara
penuh. Salah satu aplikasi tekhnologi ini adalah networked vending
machine (NVM) .

Contoh Sistem tersebut :

(1) Sistem input tanpa kertas yang memerlukan intervensi manusia

Ada berbagai jenis sistem input tanpa kertas dimana pengguna


memasukkan transaksi langsung ke dalam komputer. Sistem ini
mencakup sistem entry data manual online data sistem identifikasi
otomatis seperi sistem point of sales(POS). Sistem entry data manual
online yaitu pengguna secara manual mengetikan transaksi kedalam
sistem komputer. Sistem identifikasi otomatis yaitu barang
dagangan dan item lain diberi kode yang dapat dibaca oleh mesin.

Transaksi sistem input tanpa kertas yang melibatkan intervensi


manusia biasanya diproses melalaui dua fase :

 Input (entri) data dan editing data : program pengeditan data


secara utuh pada sistem input tanpa kertas sering dijalankan
pada saat transaksi direkam ke dalam sistem.
 Pengiriman data ke sistem aplikasi host : dalam sistem tanpa
kertas yang terpusat, transaksi biasanya diinput langsung ke
dalam komputer pusat melalui terminal data.
(2) Sistem input tanpa kertas yang tidak memerlukan intervensi
manusia.

Transaksi yang sepenuhnya otomatis, pemrosesan transaksi dari


awal sampai akhir tidak melibatkan intervensi manusia. Salah satu
aplikasi yang menggunakan teknologi ini adalah network vending
machine (NVM), contoh teknologi NVM adalah pompa bahan bakar
POS. Aplikasi pengolahan transaksi yang sepenuhnya otomatis yang
juga penting adalah electronic data interchange (EDI) dan electronic
fund transfer (EFT).

B. Sistem Pemrosesan.

1. Sistem pemrosesan berdasarkan kertas


Transaksi-transaksi di masukkan kedalam komputer dalam batch yang di
proses secara periodik. Contoh pemrosesan secara batch adalah laporan
jam kerja mingguan untuk membuat cek pembayaran gaji. Pemrosesan
secara batch dengan pemutahiran file secara berurutan, pemrosesan
dalam sistem semacam ini mencakup tahap-tahap berikut:
(1) Penyiapan file transaksi.
(2) Pemutahiran file induk.
(3) Pemutahiran buku besar.
(4) Penyiapan laporan buku besar.

Pemrosesan batch dengan pemutahiran file akses random, tahap-


tahapnya sebagai berikut :

(1) Catatan di baca dari file transaksi


(2) Nilai kunci catatan transaksi digunakan untuk mengakses
secara random
(3) Catatan dalam file induk di mutahirkan dalam memori dan
kemudian ditulis ulang ke file data

2. Sistem Pemrosesan tanpa kertas.

Dalam sistem pemrosesan tanpa kertas , baik pemrosesan batch maupun


tepat waktu dapat di lakukan dengan pemrosesan tepat waktu, kadang-
kadang disebut online realtime processing. Pemrosesan batch dalam
sistem pemrosesan tanpa kertas mirip dengan pemrosesan batch dalam
sistem berdasar kertas. Perbedaannya adalah voucher jurnal diganti
dengan fungsi yang serupa tetapi secara elektronik dan buku besar di
mutahirkan secara otomatis secara periodik. Pemrosesan tepat waktu
dalam sistem pemrosesan tanpa kertas, keuntungan utama dalam
pemrosesan tanpa kertas adalah memungkinkan untuk melakukan
pemrosesan tepat waktu.

C. Sistem Keluaran.

Sistem keluaran dapat berupa sistem dengan kertas, tanpa


kertas atau antara keduanya. Sebagian besar sistem dengan kertas dan
berorientasi batch dengan pemrosesan file sekuensial mengahislkan
volume jeluaran yang besar. Sebagai contoh hasil cetak keluaran file
piutang dagang dapat digunakan untuk melihat saldo pelanggan
individual. Pengendalian ekeluaran di rancang untuk mengecek bahwa
hasil pemrosesan telah berupa keluaranb yang sah dan keluaran tersebut
telah didistribysikan secara memadai. Kelompok pengendalian PDE
terpisah seriungkali dibentuk untuk memonitor operasi PDE. Kelompok
pengendalian PDE menrupakan bagian dari fungsi audit intern
perusahaan. Distribusi keluaran harus dikendalikan untuk meminimalkan
akses tidak sah terhadaop data-data penting. Distribusi keluaran di
kendalikan melalui dokumentasi dan penyeliaan. Umumnya, register
distribusi keluaran dibuat untuk mengendalikan disposisi laporan.

Anda mungkin juga menyukai