DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 10
DOSEN PENGAMPU:
KHAIRIL ANWAR,M.IRKH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
PEMAKALAH
17 MARET 2O22
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Sejarah Munculnya Transgender....................................................................6
2.2 Definisi Transgender......................................................................................7
2.3 Transgender ditinjau dalam perspektif Maqashid Syariah.............................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................16
3.1 Kesimpulan...................................................................................................16
3.2 Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
BAB I PENDAHULUAN
1
Mua’adil Faizin, “KONSELING ISLAM SEBAGAI SOLUSI FENOMENA TRANSGENDER,”
Nizham 05, no. c (2016): 1–43.
Dalam buku Lesbian Gay Bisexual Trans And Quer Psychology
dijelaskan pula contoh fenomena yang berasal dari Sulawesi Selatan,
dengan redaksi asli sebagai berikut: “For example, US anthropologist
Sharyn Graham (2004) reports on the experiences of people in South
Sulawesi, Indonesia, who are „male-bodied‟ but who do not identify as
men, nor do they aspire to be women. Rather, they are identified as
„calabai‟ (or „calalai‟ for those who are „femalebodied‟). These groups
of people can often negotiate multiple relationships with (normatively
identified) men and women in their lives, and potentially have children or
enter into marriage relationships that are not seen as contradictory to
their expression of gender and sexuality”. Penjelasan buku di atas,
mendefinisikan transgender sebagai sosok yang berbadan laki-laki tetapi
tidak diidentifikasi sebagi laki-laki atau tidak juga dianggap sebagai
perempuan.2
2
Ibid
dengan remaja biasa, hasilnya adalah tetap, bahwa kasus bunuh diri remaja
LGBTQ yang lebih tinggi.30 Dijelaskan dalam satu penelitian di UK
(United Kingdom) 1.285 LGBTQ di Inggris 30% diantara participant
tersebut pernah melakukan percobaan bunuh diri, ditemukan pula kasus di
Taiwan beberapa studi memperkirakan rata-rata kasus percobaan bunuh
diri remaja biasa adalah sekitar 10%, sementara remaja LGBTQ lebih dari
dua kali lipatnya.
BAB II PEMBAHASAN
Nirwanto, Gisela Dea. "Pembingkaian Berita Pro Kontra LGBT di Laman Topik Pilihan Kompas.
com."Jurnal E-Komunikasi4.1 (2016).Pius A. Partanto, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:
Arkola, 1994Setawan Budi Utomo, Fikih Aktual Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer,
Jakarta: Gema Insani Press, 2002. Hlm 45-54
peranangender yang telah diterima sejak lahir. Sedangkan transeksual adalah
individu yang secara hormonal atau pembedahanmelakukan „perubahan‟
pada alat kelamindan tubuhnya.
Secara sederhana merujukpada individu yang mengalami
genderdysphoria atau terperangkap pada tubuh yang salah. Kehidupan
trangender memiliki keunikan tersendiri, walaupun seorang transgender telah
mengidentifikasikan dirinya laki-laki dalam berprilaku maupun dalam
berpenampilan namun tanpa disadari seorang transgender masih dapat
berperan sebagai wanita yang bersikap feminim. Hal inilah yang
membedakan seorang transgender dengan wanita dan pria pada umumnya
sehingga dapat mempengaruhi seksualitasnya.
Menurut Freud beberapa pribadi seperti ini disebut mempunyai
ciri-ciri seksualitas terbalik atau dalam istilah yang lebih baik lagi, mereka
merupakan pribadi yang terbalik (invert) dan hubungan tersebut disebut
kebalikannya (inversion) meski sulit membuat perkiraan yang akurat, jumlah
individu dengan cirriciri tersebut cukup banyak. Dengan demikian menurut
penulis tentang transgender adalah perpindahan perbedaan prilaku antara laki-
laki dan perempuan yang dikontruksikan secara sosial yaitu perbedaan yang
bukan kodrat atau bukan ketentuan tuhan melainkan diciptakan oleh manusia
baik laki-laki maupun perempuan yang melalui proses sosial dan cultural
yang panjang. Misalnya seseorang wanita secara cultural dituntut untuk lebih
lembut sedangkan seorang pria dituntut sebaliknya. Orang-orang yang lahir
dengan alat kelamin luar ia merupakan kombinasi pria dan wanita itu juga
termasuk transgender. Transgender ada pula yang mengenakan pakaian lawan
jenisnya, baik sekali maupun rutin. Akibat prilaku transgender inilah yang
mungkin membuat beberapa orang mengganti jenis kelaminnya seperti pria
menjadi wanita begitu sebaliknya.8
Proses permarijinalan masyarakat di dalam struktur ekonomi
maupun pilitik lambat laun menyebabkan komunitas tersebut terjebak dalam
suatu kondisi yang dinamakan sebagai perangkap kemiskinan. Kemisikinan
8
Ibid
yang di alami bukan hanya kemiskinan dalam arti tingkat kesejahteraan
ekonomi yang rendah melainkan juga kemiskinan dalam arti terkekangnya
hak ataupun kemerdekaan individu dalam mengekspresikan.
Artinya:
9
Al-khumaedi Ja’far,” Transformasi Fitrah Dalam Persfektif Maqashid Syari’ah,” ADHKI:
Journal of Islamic Family LawVolume 3, Nomor1, Juni 2021. Hlm 23-30
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu (84).
(QS. Al-A’raf [7]: 80-84).
َف َل َغ َخ ْل ّٰل ٰاَل َف َل ُك ٰاَذ َاْلْن ٰاَل ُاَل ُاَل َّل
ۚ َّو ِض َّن ُه ْم َو َم ِّن َي َّن ُه ْم َو ُم َر َّن ُه ْم ُي َب ِّت َّن اَن ا َع اِم َو ُم َر َّن ُه ْم ُي ِّي ُر َّن َق ال ِه
ّٰل َف َق َخ ُخ ٰط
َو َم ْن َّي َّت ِخ ِذ الَّش ْي َن َو ِل ًّي ا ِّم ْن ُد ْو ِن ال ِه ْد ِس َر ْس َر اًن ا ُّم ِب ْيًن ا
10
Ibid
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara normatif dalam al-Qur’an dan hadist terutama norma
agama bahwa LGBT merupakan tindakan yang melampaui batas dan
merupakan tindakan fahisyah, yaitu perbuatan keji, baik secara logika
maupun empirik, begitu juga secara yuridis, yaitu fikih, ada tiga bentuk
perbuatan keji, yaitu zina (hubungan biologis dengan orang yang tidak
ada ikatan suami istri antara laki-laki dan perempuan, liwath (tindakan
biologis yang dilakukan oleh laki-laki dengan laki-laki atau sering
disebut sodomi) dan sihaq adalah tindakan biologis antara perempuan dengan
sejenisnya, hal ini sangat dilarang dalam agama Islam, karena merupakan
perbuatan fahisyah dengan hukuman maksimal mati. Begitu juga dalam
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam
dengan tegas menjelaskan bahwaperkawinan dilakukan oleh seorang laki-
laki dan perempuan untuk membina keluarga yang sakinah.
3.2 Saran
Setelah pemaparan makalah diatas diharuskan bagi kita seorang
muslim untuk menjauhi sejauh-jauhnya perbuatan LGBT apapun jenisnya
mengubah bentuk ciptaan Allah diperbolehkan dengan catatan memiliki
kemaslahatan, seperti: berkhitan untuk kesehatan, mencukur rambut, kuku
berguna untuk memudahkan beraktivitas. Berbeda halnya dengan trangender
yang tidak memiliki basis kemaslahatan, karena bisa berdampak buruk bagi
dirinya baik di dunia maupun di akhirat. Dalam tafsir kontemporer sepakat
bahwa mengubah bentuk ciptaan merupakan tindakan yang tidak bisa
ditoleransi, sebab keluar dari konsep fitrah sebagai manusia yang berbasis
gender laki-laki dan perempuan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-khumaedi Ja’far,” Transformasi Fitrah Dalam Persfektif Maqashid Syari’ah,”
ADHKI: Journal of Islamic Family LawVolume 3, Nomor1, Juni 2021
Irda Oktaviani. “Transgender Dalam Kitab Tafsir (Studi Analisis QS. Al-Nisā‟
[4]: 119 Dan QS. Al-Rūm [30]: 30 Perspektif Ibn „Asyūr).” Skripsi 11
(2546): 43–45.
Nirwanto, Gisela Dea. "Pembingkaian Berita Pro Kontra LGBT di Laman Topik
Pilihan Kompas. com."Jurnal E-Komunikasi4.1 (2016).Pius A. Partanto,
Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994Setawan Budi Utomo,
Fikih Aktual Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer, Jakarta: Gema Insani
Press, 2002
Saryono, “Konsep Fitrah Prespektif Islam”,Jurnal Studi Islam, Vol. 14, No. 2,
(2016)