Anda di halaman 1dari 9

“RESPONS TEOLOGIS TERHADAP FENOMENA TRANSGENDER PADA MASA

KINI BERDASARKAN 1 KORINTUS 6:9-10”

PROPOSAL

Disusun Oleh:

Eni Widi Lestari

NIM: 2020109

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SRIWIJAYA PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2023/2024 GENAP


BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis akan membahas latar belakang masalah, penyusunan

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, hipotesis,

metodologi dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya teknologi dan informasi, banyak masalah dan problematika

yang kerap muncul di berbagai media cetak maupun digital, salah satunya adalah fenomena

transgender. Secara etimologi, transgender berasal dari dua kata yaitu trans yang berarti

pindah atau pemindahan. Adapaun gender yang berarti suatu sifat yang melekat pada laki-

laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. 1 Berarti

transgender adalah pemindahan antara sifat laki-laki menjadi perempuan dan sebaliknya yang

dibentuk berdasarkan sosial dan budaya. Secara terminologi, transgender adalah

ketidakpuasan seseorang terhadap kelamin yang dimilikinya atau seseorang yang memang

memiliki kelamin yang ambigu sehingga mereka merasa tidak ada kecocokan antara bentuk

fisik dengan kelamin kejiwaan.2 Dalam ranah psikologi trangender termasuk dalam golongan

ganggungan identitas jenis atau gender identity disorder.3

Transgender adalah istilah umum bagi orang-orang yang mengungkapkan dan

mempresentasikan identitas gender mereka secara berbeda dari orang-orang yang memiliki

identitas gender sesuai dengan seks biologis mereka. 4 Hal ini disebabkan karena adanya

ketidakcocokan antara identitas gender dan jenis kelamin seseorang, yang disebut dengan

gender dysphoria.5 Orang transgender sering merasa dirinya lahir di dalam tubuh (atau jenis

1
Mansor Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, 15 ed (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013),
8.
2
Gibtiah, Study Perbandingan Tentang Khuntsa Transseksual dan Trangender (Palembang: Rafah
Press, 2012), 11.
3
Koeswinarto, Hidup Sebagai Waria (Yogyakarta: Ptlkis Pelangi Aksara, 2004), 12.
4
Mark A. Yarhouse, Understanding Gender Dysphoria (Downers Grove: IVP Academic, 2015), 20.
5
Yarhouse, Understanding Gender Dysphoria, 20.
kelamin) yang salah, sehingga mereka ingin mengganti jenis kelaminnya, baik dengan

menghidupi kehidupan lawan jenisnya maupun dengan memilih bantuan medis. 6 Transgender

kini menjadi sebuah gaya hidup di zaman ini. Dapat ditemui banyak kaum transgender yang

menunjukkan transformasi mereka di berbagai media online, seperti Youtube dan Instagram.

Di dalam perkembangan saat ini, masyarakat kini mulai lebih terbuka kepada kaum

transgender, karena mereka merasa hak asasi manusia tidak boleh menghalangi pilihan

mereka mengenai gender. Selain itu, masyarakat menghargai mereka sebagai mereka sebagai

orang-orang yang berani menunjukkan diri apa adanya (otentik). Hal ini disebabkan karena

orang zaman sekarang begitu meninggikan otentisitas, sehingga semua kebenaran tergantung

kepada subjeknya.7 Jonathan Grant berkata bahwa modern authenticity mendorong orang

untuk menciptakan kepercayaan dan moralitasnya sendiri. Untuk itu, seharusnya mereka

dihargai dan dikasihi.8 Vaughan Roberts, rector dari gereja St. Ebbe’s di Oxford yang juga

penulis buku Transgender, memandang hal ini terjadi disebabkan oleh karena budaya zaman

sekarang yang telah berubah secara cepat,9 di mana orang-orang pada zaman ini telah

menolak kebenaran objektif. Misalnya saja, sekitar 20-30 tahun lalu, pernikahan sejenis tidak

akan terpikirkan. Saat ini pernikahan sesama jenis sudah hampir dapat diterima secara

universal.10 Dengan demikian fenomena transgender ini semakin hari semakin hangat

dibicarakan bahkan diterima.

Dalam sudut pandang masyarakat mengenai isu transgender ini cukup beragam,

melihar dari latar belakang agama, sosial budaya dan kelompok mereka. Pandangan

masyarakat mengenai transgender ini juga dianggap sebagai penyelewengan norma

kehidupan. Dalam hal ini mereka menyalahi kodrat yang telah diberikan Tuhan kepada

6
Yarhouse, Understanding Gender Dysphoria, 20.
7
Vaughan Roberts, Transgender (New Malden: The Good Book Company, 2017), 27.
8
Jonathan Grant, Divine Sex (Grand Rapids: Brazos Press, 2015), 30.
9
Robert S. Smith, “Responding to the Transgender Revolution,” Christ on Campus Initiative,
http://www.christoncampuscci.org/responding-to-the-transgender-revolution/. Diakses pada tanggal 17 Oktober
2023 pukul 14.00.
10
Roberts, Transgender, 13.
mereka.11 Tingkat penolakan dan penerimaan terhadap fenomena transgender ini bergantung

pada faktor-faktor tersebut, masyarakat terhadap transgender misalnya, pada umumnya

dipengaruhi oleh pandangan masyarakat mengenai transgender. Selain itu, cara respon

masyarakat terhadap pelaku transgender dipengaruhi dengan pengalaman interaksi sosial

terhadap transgender. Jika hasil interaksi mereka positif maka pandangan terhadap

transgender dianggap baik, sebaliknya jika hasil interaksi yang didapatkan negatif maka

pandangan masyarakat akan semakin keras dengan adanya stigma masyarakat terhadap

komunitas ini.12

Dengan demikian, transgender juga mengalami penolakan-penolakan dalam

kehidupannya, seperti halnya penolakan dalam keluarga dan kalangan masyarakat. Agama

selalu dijadikan sebagai landasan dalam adanya penolakan terhadap pelaku transgender. Hal

inilah yang sering dirasakan oleh para pelaku transgender. Terkadang penolakan ini

dilandaskan dengan ketidaksiapan diri dalam menerima takdir Tuhan yang bagaimana

seharusnya lelaki atau perempuan transgender hidup.13

Richard (1986, p. 60) mengatakan, “Alkitab memang buku pedoman tentang seks,

tetapi Alkitab memberikan suatu pengertian yang benar tentang seks. Selain itu Alkitab

memberikan informasi tentang siapakah kita sebenarnya, apa arti seksualitas, dan mengapa

Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan.” Pendapat tersebut menegaskan bahwa Alkitab

tidak memandang seks sebagai sebuah perilaku kotor dan hina, apalagi sebagai sebagai dosa,

namun sebaliknya seks adalah sesuatu yang sakral dan suci yang berasal dari Sang Pencipta

dan menang diberikan kepada umat manusia untuk dinikmati. Dalam hal ini, manusia dituntut

membangun konstruk pemahaman moral yang benar dan bertanggung jawab.14


11
Setiawan Budi Utomo, Fiqh Aktual (Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer) (Jakarta: Gema Insani,
2003), 15.
12
Shuniyya Ruhama Habiiballah, Jangan Lepas Jilbabku: Catatan Harian Seorang Waria
(Yogyakarta: Galang Press, 2005), 10.
13
Suci Maharani & Ashif Az Zaf, Respon Masyarakat kepada Pelaku Transgender, Jurnal
Intelektualitas: Keislaman, Sosial, dan Sains Vol. 9, No. 1, Juni 2020, 198.
14
Yesaya Bangun Ekoliesanto & Sonny Eli Zaluchu, Mengkritisi Perilaku Homoseksual dalam
Perspektif Teologi Kristen, SUNDERMAN: Jurnal Ilmiah Teologi, Sains, Humaniora dan Kebudayaan, No 15
Kemudian, persetubuhan antar laki-laki mendapat sorotan di dalam surat-surat Paulus.

Di bagian suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus menggunakan kata Yunani

arsenokoites untuk mendeskripsikan seseorang yang bersetubuh dengan sejenisnya. LAI

menerjemahkannya sebagai pemburit, tetapi teks terjemahan Indonesian Modern Bible

langsung menggunakan kata homoseks untuk kata tersebut. Dalam 1 Korintus 6:9-10, nasihat

penting ini diberikan Paulus kepada jemaat Korintus agar menjaga dan menjauhkan diri dari

kebiasaan orang-orang Yunani-Romawi penyembah berhala yang permisif dengan perilaku

homoseksual.15

Berdasarkan uraian permasalah tersebut, penulis ingin memberikan judul dalam

pembahasan ini “RESPONS TEOLOGIS TERHADAP FENOMENA TRANSGENDER

PADA MASA KINI BERDASARKAN 1 KORINTUS 6:9-10”.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengajukan beberapa pertanyaan

penelitian diantaranya:

1. Bagaimana fenomena transgender yang terjadi pada masa kini?

2. Bagaimana sikap umat Kristiani terhadap fenomena transgender di masa kini?

3. Bagaimana respon teologis terhadap fenomena transgender ini berdasarkan 1

Korintus 6:9-10 pada masa kini?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan, maka tujuan yang akan dicapai

dalam penulisan ini adalah:

Vol 1, 35.
15
Ekoliesanto, Mengkritisi Perilaku, 38.
1. Menjelaskan fenomena transgender yang terjadi di masa kini.

2. Menjelaskan sikap orang Kristiani terhadap fenomena transgender di masa

kini.

3. Menjelaskan respon teologis terhadap fenomena transgender ini berdasarkan

1 Korintus 6:9-10 pada masa kini?

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini sangat penting sebagai pengetahuan yang meluas

tentang fenomena transgender dalam kaitannya bagi konteks masa kini. Selain

itu, penulis juga dapat mengetahui pandangan masyarakat terhadap fenomena

transgender pada masa kini.

2. Bagi orang Kristen, supaya memiliki pemahaman yang benar terhadap

fenomena transgender yang terjadi di masa kini.

3. Bagi gereja, penelitian ini juga penting supaya dapat memberi sumbangsih

teologis terhadap fenomena transgender yang terjadi pada masa kini, serta

memberi respon teologis berdasarkan 1 Korintus 6:9-10.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang sudah dipaparkan, penulis

memberikan batasan penelitian supaya pembahasan tidak terlalu luas dan tidak terlalu

sempit. Batasan-batasan itu antara lain: pertama, penulis akan membahas fenomena

transgender secara umum, bukan membahas secara spesifik kasus per kasus. Kedua,

penulisan ini ditujukan kepada gereja, agar mengerti bagaimana seharusnya

menanggapi fenomena transgender, dilihat dari respons teologis berdasarkan 1


Korintus 6:9-10. Adanya pembatasan akan penulisan ini supaya tidak meluas dan

mempermudah penulis untuk melakukan penelitian serta mendapatkan data yang akan

diteliti.

1.6 Hipotesis

Respons teologis terhadap fenomena transgender berdasarkan 1 Korintus 6:9-10 dapat

menjadi tolak ukur untuk memberikan pemahaman yang tepat terhadap fenomena transgender

yang terjadi pada masa kini.

1.7 Metodologi Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis memilih untuk menggunakan metode penulisan kualitatif

(kepustakaan) dengan mengumpulkan sumber-sumber referensi buku, jurnal dan situs-situs

internet yang mendukung penulis dalam menulis, serta menemukan pembahasan tentang

Respons teologis terhadap fenomena transgender pada masa kini berdasarkan 1 korintus 6:9-

10.

1.8 Sistematika Penulisan

Bagian ini penulis akan memaparkan sistematika penulisan penelitian yang terdiri dari

lima bab, yaitu:

BAB I, penulis akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, pertanyaan

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, hipotesis,

metodologi penelitian, dan sistematika penulisan,

BAB II, penulis akan menguraikan mengenai fenomena transgender, baik dari definisi

transgender, sejarah perkembangan penerimaan transgender di dunia, dan pandangan teologi

yang dipakai oleh orang transgender untuk mendukung mereka.


BAB III, pemahaman alkitabiah tentang identitas diri manusia di hadapan Allah,

dampak dosa terhadap identitas manusia dan identitas manusia sebagai ciptaan baru.

BAB IV, mengenai respon teologis terhadap fenomena transgender berdasarkan 1

korintus 6:9-10, dilanjutkan dengan meresponi teologi yang dipakai oleh orang transgender,

serta bagaimana gereja seharusnya bersikap dalam meresponi fenomena transgender pada

masa kini.

BAB V, kesimpulan dan saran berkaitan dengan seluruh pembahasan yang telah

dibahas, mulai dari bab pertama sampai bab yang keempat.

Daftar Pustaka
Ekoliesanto, Yesaya Bangun & Sonny Eli Zaluchu. Mengkritisi Perilaku Homoseksual dalam

Perspektif Teologi Kristen. SUNDERMAN: Jurnal Ilmiah Teologi, Sains, Humaniora

dan Kebudayaan, No 15 Vol 1.

Fakih, Mansor. Analisis Gender dan Transformasi Sosial, 15 ed. Yogyakarta: Pustaka

Belajar, 2013.

Gibtiah. Study Perbandingan Tentang Khuntsa Transseksual dan Trangender. Palembang:

Rafah Press, 2012.

Grant, Jonathan. Divine Sex. Grand Rapids: Brazos Press, 2015.

Habiiballah, Shuniyya Ruhama. Jangan Lepas Jilbabku: Catatan Harian Seorang Waria.

Yogyakarta: Galang Press, 2005.

Koeswinarto. Hidup Sebagai Waria. Yogyakarta: Ptlkis Pelangi Aksara, 2004.

Maharani, Suci & Ashif Az Zaf. Respon Masyarakat kepada Pelaku Transgender. Jurnal

Intelektualita: Keislaman, Sosial, dan Sains Vol. 9, No. 1, Juni 2020.

Roberts, Vaughan. Transgender. New Malden: The Good Book Company, 2017.

Smith, Robert S.“Responding to the Transgender Revolution,” Christ on Campus Initiative,

http://www.christoncampuscci.org/responding-to-the-transgender-revolution/. Diakses

pada tanggal 17 Oktober 2023 pukul 14.00.

Utomo, Setiawan Budi. Fiqh Aktual (Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer). Jakarta: Gema

Insani, 2003.

Yarhouse, Mark A. Understanding Gender Dysphoria. Downers Grove: IVP Academic,

2015.

Anda mungkin juga menyukai