DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Rr.Sri Endang Puji Astuti, SKM. MNS
DISUSUN OLEH :
1. Gracia Ayu Christina ( P1337420617004 )
2. Damar Darmawan ( P1337420617061 )
3. Istinganatul Muyassaroh ( P1337420617083 )
A. Latar Belakang
Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan konsep
kesetaraan dan keragaman. Konsep kesetaraan biasanya dihubungkan dengan
gender, status, tingkatan sosial, dan hal lain yang mencirikan persamaan dan
perbedaan. Sedangkan konsep keragaman merupakan hal wajar terjadi pada
kehidupan manusia yang memiliki perbedaan satu sama lain.
Akhir-akhir ini kita juga sering mendapatkan berita di media tentang beberapa
orang yang beralih gender dari wanita menjadi pria atau sebaliknya. Kebanyakan
dari mereka merasa dirinya terperangkap di dalam tubuh yang salah. Seperti yang
terjadi pada penyanyi cilik Dena ‘Renaldy’ Rahman. Dia dikenal sebagai Renaldy
saat menjadi penyanyi cilik (laki-laki) di era 90-an. Namun, setelah sekian lama
tidak terdengar kabarnya, kini namanya mulai mencuat lagi setelah isu tentang
perubahan jalan hidupnya dalam kasus transgender yang mulai merebak dan
menjadi perbincangan hangat di media maupun dunia maya.
Selain kasus transgender yang terjadi pada Dena ‘Renaldi’ Rahman, beberapa
bulan yang lalu dan sebelumnya telah banyak kasus transgender yang mencuat ke
permukaan seperti Sammuel Brodie karena sering di-bully semasa kecilnya, Alter
& Jane yang ditentang pernikahannya hingga masuk ke ranah hukum, dan kasus
transgender yang terjadi pada Siti Maemunah yang berubah menjadi lelaki (Agus)
dan berhasil mendapatkan pengakuan gendernya setelah keluar putusan hukum
dari Pengadilan Negeri Semarang.
B. Definisi Transgender
Istilah gender pertama kali diperkenalkan oleh Robet Stoller pada tahun 1968
untuk memisahkan pencirian manusia yang didasarkan pada pendefinisian yang
bersifat sosial budaya, bukan pendefinisian yang berasal dari ciri-ciri fisik
biologis. Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI mengartikan
gender sebagai peran-peran sosial yang dikontribusikan oleh masyarakat, serta
tanggung jawab dan kesempatan laki-laki dan perempuan yang diharapkan
masyarakat agar peran-peran sosial tersebut dapat dilakukan oleh keduanya, laki-
laki dan perempuan. Gender bukan merupakan kodrat Tuhan ataupun ketentuan
Tuhan, oleh karena itu, gender berkaitan dengan proses keyakinan bagaimana
seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai dengan tata
nilai yang terstruktur, ketentuan sosial dan budaya di tempat mereka tinggal atau
lahir. Gender seseorang dapat berubah, sedangkan jenis kelamin biologis tetap
tidak berubah. (Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, 1992)
C. Pembahasan
D. Penutup
Kesimpulan
Dari segi etika, operasi kelamin yang dilakukan kepada kaum transgender
oleh dokter dan tenaga medis bukan merupakan sebuah pelanggaran kode etik,
kecuali jika dokter dan tenaga kesehatan tersebut menggagalkan operasinya dan
masuk ke dalam kasus malpraktek. Dari segi etika sosial, masih melanggar dan
menimbulkan sanksi moral berupa pengucilan dari masyarakat. Dari segi hukum,
transgender diperbolehkan jika sudah ada izin dari Hakim Pengadilan dan
pemohon langsung mengurus dokumen kependudukannya yang baru. Dari segi
agama, transgender diharamkan karena termasuk tabdil dan taghyir, yaitu
mengubah ciptaan Allah kecuali ada alasan tertentu seperti berkelamin ganda
(khuntsa) dan cacat kelamin yang jika dibiarkan bisa berakibat fatal terhadap
kesehatan reproduksinya.
Saran
Penulis memberikan saran bagi masyarakat untuk tidak mengucilkan kaum
transgender dan melihatnya dari sisi negatifnya saja. Indonesia juga harus
menyempurnakan hukum mengenai transgender agar status dan kedudukannya
menjadi jelas. Kita harus menjaga agar tidak terdapat banyak kesenjangan hak dan
kewajiban antara laki-laki dan perempuan yang membuat seseorang menjadi ingin
melakukan transgender dan operasi kelamin. Mendekatkan diri kepada Allah swt.
adalah jalan utama untuk lebih percaya diri, menerima segala kelebihan dan
kekurangan, serta mendalami ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai bentuk
rasa syukur terhadap apa yang telah diberikan oleh-Nya.
E. Referensi
Chiskaoktaviani. 2015. Transdenger atau Transseksual.
http://chiskaoktaviani.blogspot.co.id/2015/11/makalah-transgender-atau-
transeksual.html diakses pada 30 Oktober 2017