Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN

TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN


SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) TULUNGAGUNG
KELOMPOK 2
YOKE RHESMA VIDDYA YULITA (40219036)
IIT RETNANING MUTIANI (40219028)
MUHAMAD ROHYAN GOGOT (40219029)
AJENG RAHMA MIAJI (40219002)
M. PERDANA SIGO PRADIKDA (40219013)
YESSI ELITA OKINAWATI (40219023)
SITI FATIMAH (40219019)
YUNITA SARI (40219024)
DADANG ARI WIBOWO (40219025)
BINTI NUR A’INUN MARIFAH (40219006)
VRIARNO UMBU RAUTA (40219021)
SINDY SEPTIKASARI (40219034)
PENDAHULUAN

Depresi Adalah Gangguan Perasaan Yang Ditandai Dengan Afek Disforik


(Kehilangan Kegembiraan/Gairah) Disertai Dengan Gejala-gejala Lain, Seperti
Gangguan Tidur Dan Menurunnya Selera Makan (Lumongga, 2016).
Data Yang Diperoleh Dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur, Menyatakan Bahwa
Prevalensi Depresi Pada Populasi Lansia Diperkirakan 1-2% Dari Total Populasi Lansia
Dengan Prevalensi Perempuan 1,4% Dan Laki-laki 0,4%. Suatu Penelitian
Menunjukkan Variasi Prevalensi Depresi Pada Lansia Antara 0,4-35%, Rata-rata
Prevalensi Depresi Mayor 1,8%, Depresi Minor 9,8%, Dan Gejala Klinis Depresi Nyata
13,5%. Sekitar 15% Lansia Tidak Menunjukkan Gejala Depresi Yang Jelas Dan Depresi
Terjadi Lebih Banyak Pada Lansia Yang Memiliki Penyakit Medis (Badan Pusat
Statistik, 2016).
TERAPI TERTAWA
Tertawa Adalah Transisi Antara Peningkatan Sistem Saraf Parasimpatik Dan
Penurunan Sistem Saraf Simpatik. Tujuan Terapi Tertawa Antara Lain Mampu
Merangsang Mood, Memperbaiki Fungsi Otak, Melindungi Jantung, Mempererat
Hubungan Dengan Sesama, Memngurangi Stress Dan Menumbuhkan Hormon,
Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Dan Meningkatkan Aliran Darah Dan Oksigen
Dalam Darah Yang Dapat Membantu Pernafasan (Padila, 2013).
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
Lansia Dapat Juga Diartikan Sebagai Menurunnya Kemampuan Jaringan Untuk
Memperbaiki Diri Dan Mempertahankan Struktur Serta Fungsi Normalnya, Sehingga
Tidak Dapat Bertahan Terhadap Jejas (Darmojo, 2015).

B. Konsep Depresi
Depresi Merupakan Satu Masa Terganggunya Fungsi Manusia Yang Berkaitan
Dengan Alam Perasaan Yang Sedih Dan Gejala Penyertanya, Termasuk Perubahan Pada
Pola Tidur Dan Nafsu Makan, Psikomotor, Konsentrasi, Kelelahan, Rasa Pututs Asa
Dan Tak Berdaya, Serta Gagasan Bunuh Diri (Azizah, 2011).
PELAKSANAAN TERAPI TERTAWA

Terapi Tawa Yang Dikembangkan Oleh Kataria Terdiri Dari Beberapa Tahapan
Yaitu Bernapas, Relaksasi Fisik, Mengumpulkan Dukungan Sosial , Dan Relaksasi
Mental. Setiap Sesi Pada Terapi Tertawa Merupakan Kombinasi Antara Latihan
Pernafasan Segmental, Latihan Peregangan, Dan Teknik Tawa Rangsangan Lainnya
(Karmiati & Siti, 2018).
Berikut Alur Kegiatan Terapi Tawa (Deshinta & Neila, 2013):
1. Sesi Pengenalan Terapi Tawa
Pada Pertemuan Pertama Fasilitator Dan Peneliti Mengenalkan Diri Begitu Pula
Dengan Peserta. Fasilitator Mengajak Peserta Untuk Membuat Aturan Mengenai Waktu
Dan Hari Pelaksanaan Kegiatan. Setelah Disepakati, Fasilitator Menyajikan Tayangan
‘Terapi Tawa Untuk Kesehatan Fisik Dan Psikologis.
2. Sesi Tertawa Stimulus
Tiga Macam Teknik Tawa Stimulus Yaitu Tawa Yoga, Tawa Bermain, Dan Tawa
Berdasarkan Nilai-nilai Tertentu, Dilatihkan Secara Bergantian Hingga Subjek
Penelitian Dapat Melakukannya Sendiri. Teknik Tawa Yoga Dikembangkan Dari Postur
Yoga Untuk Kesehatan Tubuh.
3. Latihan Peregangan, Pernafasan, Dan Pengucapan “Ho Ho Ha Ha
Ha”.
Gerakan Peregangan, Pernafasan Dan Pengucapan ‘Ho Ho Ha Ha Ha’ Yang
Terlebih Dahulu Dicontohkan Oleh Fasilitator, Kemudian Peserta Mengikuti.
4. Latihan Tawa Stimulus
Pada Pertemuan Pertama, Latihan Yang Dilakukan Hanya Beberapa Gerakan Tawa
Stimulus Saja, Yaitu : Tawa Bersemangat, Dan Tawa Sapaan, Untuk Mengenalkan Dan
Memberi Gambaran Kepada Peserta Mengenai Terapi Tawa.
5. BERBAGI PENGALAMAN
KEGIATAN BERBAGI PENGALAMAN DILAKUKAN SETELAH MELAKUKAN
LATIHAN TERAPI TAWA, KEGIATAN INI BERDURASI 15 MENIT. KEGIATAN
INI DIPIMPIN OLEH FASILITATOR, DENGAN CARA MENANYAKAN KEPADA
PESERTA.
ALAT UKUR TERAPI TERTAWA

Alat Ukur Terapi Tertawa Menggunakan Skala Depresi Geriatrik Dengan Keterangan :
1. Skor 0 – 4 Menunjukkan Tidak Terjadi Depresi
2. Skor 5 – 8 Menunjukkan Depresi Ringan
3. Skor 9 – 11 Menunjukkan Depresi Sedang
4. Skor 12 – 15 Menunjukkan Depresi Berat
HASIL PENELITIAN

A. Identifikasi Tingkat Depresi Pada Lansia Di UPT PSTW Tulungagung Sebelum


Diberikan Terapi Tertawa
Berdasarkan Hasil Penelitian Di UPT PSTW Tulungagung Sebelum Diberikan Terapi , Dimana
Pengumpulan Data Dilakukan Melalui Kuesioner Tingkat Depresi Dari 10 Responden Lansia
Diperoleh Data Tingkat Depresi Sebanyak 6 Responden (60 %) Masuk Dalam Kategori Depresi
Ringan, 4 Responden (40 %) Kategori Sedang Dan Paling Banyak Terjadi Pada Lansia Yang
Berjenis Kelamin Perempuan.
B. Identifikasi Tingkat Depresi Pada Lansia Di UPT PSTW Tulungagung Setelah
Diberikan Terapi Tertawa
Hasil Pengumpulan Data Tingkat Depresi Pada Lansia Melalui Kuesioner Depresi
Pada Lansia Didapatkan Hasil Sebanyak 8 Responden (80 %) Masuk Dalam
Kategori Tidak Mengalami Depresi, Dan 2 Responden (20%) Masuk Ke Dalam
Kategori Depresi Ringan.
C. Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia
Sebelum Dan Setelah Diberikan Intervensi
Berdasarkan Hasil Penelitian Di UPT PSTW Tulungagung Sebelum Diberikan Terapi,
Tingkat Depresi Dari 10 Responden Lansia Diperoleh Data Tingkat Depresi Sebanyak 6
Responden (60 %) Masuk Dalam Kategori Depresi Ringan, 4 Responden (40 %)
Kategori Sedang, Sedangkan Tingkat Depresi Lansia Setelah Diberikan Terapi
Didapatkan Hasil Sebanyak 8 Responden (80 %) Masuk Dalam Kategori Tidak
Mengalami Depresi, Dan 2 Responden (20%) Masuk Ke Dalam Kategori Depresi
Ringan.
KESIMPULAN

1. Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum Diberikan Terapi Sebagian Besar Termasuk
Kategori Depresi Ringan Dengan Jumlah 6 Responden (60 %) Masuk Dalam Kategori
Depresi Ringan.
2. Tingkat Depresi Pada Lansia Sesudah Diberikan Terapi Pada Kategori Tidak Depresi
Sebesar 8 Responden (80 %), Dan Kategori Ringan Sebesar 2 Responden (20%).

Anda mungkin juga menyukai