Anda di halaman 1dari 10

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Oktavia Eka Puspitasari


M. Rohyan Gogot Nursawit
Sagita Arisandy
Ayu Rahma Widhiya Anita
Rinda Dinarti
M. Anjas Adi Putra
Sindy Septikasari
Definisi
Osteoporosis adalah pengeroposan tulang dengan sifat-
sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai
perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan
kualitas jaringan tulang, yang berakibat meningkatnya
kerapuhan tulang dengan resiko terjadinya patah tulang
(Suryati, 2006).
Klasifikasi
1. Osteoporosis primer
3. Osteoporosis idiopatik
Terbagi menjadi 2 tipe, yaitu :
Osteoporosis yang tidak
 Tipe 1 : tipe yang timbul pada wanita pasca
diketahui penyebabnya dan di
menopause
 Tipe 2 : terjadi pada orang lanjut usia baik pada temukan pada :

pria maupun wanita.  Usia kanak-kanak (juvenii)


 Usia remaja (adolesen)
2. Osteoporosis sekunder  Wanita pra-menopause
Disebabkan oleh penyakit-penyakit tulang erosive  Pria usia pertengahan.
(misalnya myeloma multiple, hipertiroidisme,
hiperparatioridisme) dan akibat obat-obatan yang
toksik untuk tulang (misalnya glukokortikoid).
Etiologi
Faktor-faktor resiko terjadinya osteoporosis adalah : (Nurarif & Hardhi, 2015)
1. Umur : sering terjadinya pada usia lanjut.
2. Ras : Kulit putih mempunyai resiko paling tinggi.
3. Faktor keturunan : ditemukan riwayat keluarga dengan keropos tulang.
4. Adanya kerangka tubuh yang lemah dan skoliosis vertebra.
5. Aktivitas fisik yang kurang.
6. Tidak pernah melahirkan.
7. Menopause dini (menopause yang terjadi pada umur 46 Tahun)
8. Gizi (kekurangan protein dan kalsium dalam masa kanak-kanak dan remaja).
9. Hormonal yaitu kadar esterogen plasma yang kurang.
10. Obat misaknya kortikosteroid.
11. Kerusakan tulang akibat kelelahan fisik.
12. Jenis kelamin : 3 kali lebih sering terjadi pada wanita
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang dapat ditimbulkan yaitu (Nurarif & Hardhi, 2015) :
1. Manifestasi umum : penurunan tinggi badan, lordosis, nyeri pada tulang, atau
fraktur, biasanya pada vertebra, pinggul atau lengan bagian bawah.
2. Nyeri tulang : terutama pada tulang belakang yang intensitas seranganya
meningkt pada malam hari.
3. Deformitas tulang : dapat terjadi fraktur traumatic pada vertebra dan
menyebabkan kifosis anguler yang dapat menyebabkan medulla spinalis
tertekan sehingga dapat terjadi paraparesis.
4. Nyeri fraktur akut dapat diatasi dalam 2 hingga 3 bulan. Nyeri fraktur kronis
dimanifestasikan sebagai rasa nyeri yang dalam dan dekat dengan tempat
patahan.
5. (Tanda McCokey) didapatkan protubernsia abdomen, spasme otot
paravertebral dan kulit yang tipis.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi
2. Ct-scan
3. Foto rontgen polos
4. Pemeriksaan DEXA
5. Pemeriksaan laboratorium
• Kadar Ca, P, dan alkali posphatase tidak menunjukkan kelainan yang
nyata.
• Kadar HPT (pada post menopause kadar HPT meningkat) dan Ct (terapi
estrogen dapat merangsang pembentukan Ct)
• Kadar 1,25-(OH)2-D3 dan absorbsi CA menurun.
• Ekskresi fosfat dan hydroksyproline terganggu sehingga kadarnya
Komplikasi

Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi


panas, rapuh dan mudah patah.

Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur.


Bisa terjadi fraktur kompresi vertebra torakalis dan lumbalis,
fraktur daerah kolum femoris dan daerah trokhanter, dan
fraktur colles pada pergelangan tangan.
Penurunan fungsi, dan nyeri dengan atau tanpa fraktur yang
nyata (Lane, 2001).
Penatalaksanaan
1. Perempuan yang menderita osteoporosis, harus mengonsumsi kalsium dan vitamin D
dalam jumlah yang mencukupi dan Bifosonat juga digunakan untuk mengobati
osteoporosis.
2. Perempuan pascamenopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan
estrogen (biasanya bersama dengan progesterone) atau alendronat.
3. Pemberian kalsitonin.
4. Pemberian Nutrilife-deer Velvet.
5. Pembedahan.
6. Farmakologi : Na-fluorida dan steroid anabolic (Meningkatkan pembentukan tulang).
7. Menghambat resobsi tulang : kalsium, kalsitonin, esterogen dan difosfonat.
Pathway
Askep

Anda mungkin juga menyukai