Anda di halaman 1dari 9

PENYUSUNAN MAKALAH

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA II

TRANSEKSUAL DAN TRANSGENDER DALAM PERSPEKTIF


SOSIAL DAN AGAMA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Agama II

Disusun Oleh: Kelompok 9

Rokhim Anand Firmansyach (21220191)


Sandi Eka Putra Hardiyanto (21220195)
Siti Nur Annisha (21220200)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SERANG RAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Transeksual Dan Transgender
Dalam Perspektif Sosial Dan Agama” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pendidikan
Agama II Jurusan Teknik Industri. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Transeksual Dan Transgender Dalam Perspektif Sosial Dan Agama” bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Drs. Jaefi Junaedi., M.Sy.,


selaku dosen Pendidikan Agama II Jurusan Teknik Industri yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Cilegon, 12 April 2021

Kelompok 9
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sejatinya diciptakan sebagai perempuan dan laki-laki. Namun


pengaplikasian di dalam masyarakat sering terjadi penyimpangan. Operasi kelamin
atau biasa disebut transgender, marak terjadi bukan hanya di Indonesia saja bahkan
dunia. Fenomena operasi kelamin (transgender) ini disebut sebagai penyimpangan
dalam agama dan hukum Indonesia. Namun pada kenyataannya, transgender ini telah
hidup dan berinteraksi dengan masyarakat luas. Indonesia merupakan negara yang
penduduknya dominan memeluk Islam, akan tetapi Indonesia tergolong dalam negara
dengan jumlah waria yang besar.
Pada zaman sekarang ini isu mengenai transgender semakin marak di
masyarakat, baik di Indonesia maupun dunia. Transgender dapat bervariasi mulai dari
peralihan melalui bedah sampai perubahan dalam penyaluran seks biologis seseorang.
Transgender ini dianggap sebagai gangguan mental atau penyakit psikis, dan
jika tidak segera ditangani akan berakibat buruk di kehidupan masyarakat. Kondisi ini
berbalik dengan negara Thailand yang mana transgender, diberikan kebebabasan oleh
pemerintah untuk berekpresi, menunjukkan kemampuan diri dengan adanya
peyelenggaraan kontes kecantikan dunia yang ditujukan untuk transgender di dunia.
Di dalam Islam jelas melarang adanya pergantian kelamin (transgender), seperti yang
dituliskan dalam hadist nabi , yang berbunyi “Nabi Shallallaahu Alaihi Wa Sallam
melaknat laki laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki,
Nabi juga bersabda: Keluarkanlah mereka dari rumah-rumah kalian. Ibn Abbas
berkata: Maka Nabi Shallallaahu Alaihi Wa Sallam mengeluarkan si fulan dan Umar
mengeluarkan si fulan.” (HR. al-Bukhari).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transeksual Dan Transgender

Transeksual menurut bahasa mempunyai arti orang yang menginginkan. Sedangkan

menurut istilah ialah keinginan yang sangat kuat untuk mengganti gender anatomi

seseorang. Beberapa transeksual memang merupakan kesalahan jenis kelamin sejak awal,

misalnya lahir sebagai pria namun dibesarkan layaknya wanita baik untuk tujuan tertentu

maupun karena anatomi yang tidak jelas. Meskipun begitu, sebagian besar transeksual

mempunyai fisik normal dan sempurna. Transeksual bisa berpakaian dan berperilaku

sebagai orang berjenis kelamin lain, dan bisa memilih menggunakan hormon atau bedah

untuk mengembangkan karakteristik seks sekunder yang diinginkan.

Sedangkan Transgender adalah asal tubuhnya lelaki tapi jiwanya jiwa wanita dan

karena itu mereka tertarik kepada lelaki. Mereka yang merasakan ketidaknyamanan

dengan gender-kelaminya, akan melakukan operasi pergantian kelamin atau yang disebut

dengan Transgender. Namun langkah mereka tidak hanya sampai disitu, setelah

melakukan sebuah operasi pergantian kelamin maka selanjutnya dilakukan sebuah

pergantian identitas. Mereka yang berani melakukan transgender atau operasi

penggantian kelamin, bukanlah termasuk pada kategori penyuka sesama jenis

(homoseksual / lesbian) tetapi karena memiliki kelainan pada orientasi seksualnya atau

merasa terjebak pada jenis kelaminnya tersebut.


B. Sejarah Perkembangan Transgender Di Indonesia

Transgender sudah ada sejak tahun 1960-an, transgender mengalami

perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan ini disebut dekade 1960-an,

kemudian berkembang pada dekade 1980-an, lanjut pada tahun 1990-an dan menjadi

semakin berkembang di era millennium 2000-an hingga sekarang. Adapun

transgender biasanya disebutkan serangkaian dengan LGBT. Hal demikian terjadi

karena baik Lesbian, Gay, Biseksual maupun Transgender sama-sama kaum

minoritas, sehingga dikelompokkan dalam satu golongan. Pada tahun 1990-an

dibentuklah Forum Komunikasi Waria DKI Jakarta (FKW) dengan maksud menjadi

jembatan antara program dinas sosial dan kaum waria. Setelah itu pada 18 September

1998 lahirlah Yayasan Srikandi Sejati (YSS) di mana organisasi ini fokus pada

pelayanan kesejahteraan masyarakat umum. Pada tahun 2005 dibentuklah Forum

Komunikasi Waria Indonesia (FKWI) yang juga mulai muncul di kota-kota lain.

Tahun 2006 menjadi tahun yang penting bagi sejarah gerakan transgender di

Indonesia. Pergerakan transgender pada tahun 2000-an sampai sekarang sudah

semakin maju. Terbukti pada tahun 2006 telah lahir Sanggar Waria Remaja

(SWARA) untuk penyuluhan kesehatan reproduksi waria muda di Jakarta. Kemudian

tahun 2010 waria di Kabupaten Bogor membuat Support Group bernama Melati

Sehati dan berkembang menjadi Transvoice pada November 2014. Pada tahun 2013

ada 119 organisasi LGBT yang tersebar pada 28 provinsi di Indonesia. Data ini

bertambah pada tahun 2015, berdasarkan pengakuan salah seorang mantan lesbian,

setidaknya ada sekitar 200-an organisasi LGBT. Sumbu pemantik untuk

menumbuhkan organisasi LGBT baru telah menyebar, inilah yang kemudian menjadi

pemantik kota ataupun daerah kecil lainnya mendirikan organisasi serupa.


C. Pandangan Masyarakat Kepada Pelaku Transeksual Dan Transgender

Sudut pandang masyarakat mengenai isu Transeksual Dan Transgender ini cukup

beragam, melihat dari latar belakang agama, sosial budaya dan kelompok mereka.

Dalam pandangan masyarakat tentang Transgender dan Transeksual dianggap dalam

penyelewangan norma kehidupan. Dimana mereka menyalahi kodrat yang telah

diberikan Tuhan kepada mereka. Cara respon masyarakat terhadap pelaku transgender

dan transeksual dipengaruhi dengan pengalaman interaksi sosial terhadap transgender

dan transeksual. Jika hasil interaksi mereka positif maka pandangan terhadap

transgender dan transeksual dianggap baik. Tetapi, sebaliknya jika hasil interaksi

yang didapatkan negatif maka pandangan masyarakat akan semakin keras dengan

adanya stigma masyarakat terhadap komunitas ini.

D. Pandangan Islam Tentang Fenomena Transeksual Dan Transgender

Persoaalan Transeksual dan Transgender masih menjadi perdebatan para ulama

dan pakar. Perlu ditegaskan, Islam memandang isu transeksual dan transgender atau

melakukan perubahan diri atau bentuk tubuh sebagai perkara yang bertolak belakang

dengan agama Islam. Operasi untuk mengubah jati diri laki-laki sebagai perempuan

atau sebaliknya sudah jelas dilarang. Oleh karena itu, para ulama menegaskan Islam

telah mengemukakan garis panduan yang jelas tentang transgender sehingga suatu

perkara yang mungkin melibatkan lelaki atau perempuan dari sudut pola pikirnya,

cara berpakaian, tingkah laku dan yang melibatkan peran seseorang terhadap gender

dianggap menyalahi atau bertentangan dengan orientasi agama.


E. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Berkembangnya Transeksual dan Transgender

di Indonesia

1. Faktor Internal

Fakor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang dalam

mencipta dan menemukan sesuatu yang kemudian bermanfaat untuk orang

banyak misalnya.

 Faktor Keluarga

 Faktor Moral dan Akhlak

 Pengetahuan Agama yang lemah

 Kebutuhan Ekonomi

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang dalam

mencipta dan menemukan sesuatu yang kemudian bermanfaat untuk orang

banyak misalnya.

 Pergaulan

 Pendidikan

 Lingkungan

 Adanya gerakan Internasional


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Transeksual dan Transgender merupakan sekelompok atau seseorang yang sulit
diidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan, kedua seseorang yang bergaya atau
berpenampilan, berperilaku kebalikan dari jenis kelaminnya, ketiga seseorang yang
mengganti atau berpindah jenis kelamin dari jenis kelamin aslinya. Dalam hal ini
transgender dianggap sebagai penyakit mental, dimana mereka tidak seperti orang
pada umumnya yang tertarik pada lawan jenis maupun tidak dapat disandingkan
dengan normal gender pada umumnya. Perkembangan Transgender di Indonesia
meningkat dengan adanya sumbu pemantik yang kemudian menjadi pemantik kota
ataupun daerah kecil lainnya untuk mendirikan organisasi serupa. Dalam segi agama
dianggap sebagai penyelewangan norma dalam agama. Dimana mereka mengubah
sesuatu yang sudah menjadi kodratnya. Didalam agama islam merubah ciptaan-Nya
merupakan hal yang diharamkan. Sikap dan pandangan masyarakat terhadap hal
tersebut meliputi 2 pendapat yang berbeda, sebagian masyarakat dalam bidang agamis
menganggap transeksual dan transgender merupakan hal yang buruk, menyimpang
dan keluar dari norma kehidupan. Sehingga sering terjadi diskriminasi terhadap para
pelaku transgender.

Anda mungkin juga menyukai