Disusun oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu guna memenuhi tugas kelompok untuk Mata
Tidak kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abu Nasir, S.Ag, M.Ag,
selaku Dosen Mata Kuliah Islam Dan Sains, yang membimbing kami dalam penyelesain tugas
makalah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, kami sangat memeohon maaf. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I........................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................3
C. Tujuan..............................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................4
A. Definisi Transgender.....................................................................................4
B. Faktor Terjadinya Transgender.....................................................................5
C. Pandangan Islam Terhadap Transgender......................................................9
BAB III...................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transgender adalah ekspresi dari identitas gender selain hanya “pria” atau “perempuan”,
transgender dapat bervariasi mulai dari peralihan melalui bedah sampai perubahan dalam
penyaluran seks biologis seseorang. Secara terminologi transgender diartikan dengan suatu
gejala ketidakpuasan seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik dan
kelamin dengan kejiwaan. Adapun ekspresi yang dapat dilihat ialah bisa dalam bentuk
dandanan (make up), gaya dan tingkah laku, bahkan sampai kepada operasi penggantian
kelamin. Transgender dapat dibantu melalui operasi, tambahan hormon ataupun tidak sama
sekali. Maksudnya tidak sama sekali yaitu transgender dilakukan tanpa bantuan operasi
melainkan dengan caranya berekspresi dan bergaya yang berlainan dengan gender aslinya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Transgender
Transgender adalah ekspresi dari identitas gender selain hanya “pria” atau “perempuan”,
transgender dapat bervariasi mulai dari peralihan melalui bedah sampai perubahan dalam
penyaluran seks biologis seseorang. Secara terminologi transgender diartikan dengan suatu
gejala ketidakpuasan seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik dan
kelamin dengan kejiwaan. Adapun ekspresi yang dapat dilihat ialah bisa dalam bentuk dandanan
(make up), gaya dan tingkah laku, bahkan sampai kepada operasi penggantian kelamin.
Transgender dapat dibantu melalui operasi, tambahan hormon ataupun tidak sama sekali.
Maksudnya tidak sama sekali yaitu transgender dilakukan tanpa bantuan operasi melainkan
dengan caranya berekspresi dan bergaya yang berlainan dengan gender aslinya. Kita mengenali
bahwa terdapat dua macam transgender, yaitu transgender dari laki-laki ke perempuan yang
dikenal juga dengan sebutan waria, lalu yang kedua yaitu transgender dari perempuan ke laki-
laki.
Istilah transgender dalam Islam dikenal dengan takhonnuts dan tarojjul. At-Takhonnuts
berasal dari kata khonatsa yang bermakna takassur (kehalusan): kesembuhan dan kehalusan
dalam ucapan, cara jalan dan semisal dengan itu mengimitasi wanita. Lalu, orang yang
melakukannya disebut mukhonnats, jadi mukhonnats adalah pria dengan gaya dan sifat-sifatnya
yang mengimitasi wanita. Sebutan bagi wanita yang mengimitasi lelaki disebut dengan istilah
4
Perlu diingat bahwa antara takhonnuts dengan khuntsa memikiki definisi yang berbeda.
Penulis menyimpulkan bahwa mukhonnats ialah seseorang yang memang secara genetik
kelaminnya laki-laki atau perempuan, namun secara psikis orang tersebut berusaha mengimitasi
gender yang berlainan. Sedangkan yang dimaksud khuntsa adalah seseorang yang secara genetik
memang memiliki kelamin yang tidak jelas apakah laki-laki atau perempuan.
Adapun mukhonnats terbagi menjadi dua macam, yaitu yang pertama adalah mukhonnats
pembawaan yang berarti sejak lahir dia memang memiliki gaya bicara, cara jalan dan sifat-sifat
yang seperti laki-laki atau perempuan. Lalu yang kedua yaitu mukhonnats yang dibuat-buat.
Maksudnya adalah seseorang memiliki gender baik laki-laki ataupun perempuan, namun karena
pergaulan yang salah maka orang tersebut menjadi pribadi yang berusaha mengimitasi gender
Faktor penyebab transgender adalah : Pertama, Faktor bawaan (hormon dan gen)
antaranya pendidikan yang salah pada masa kecil dengan membiarkan anak laki-laki
berkembang dalam tingkah laku perempuan, pada masa pubertas dengan homoseksual yang
kecewa dan trauma, trauma pergaulan seks dengan pacar, suami atau istri. Ketiga, Faktor
Kejiwaan adalah mereka yang sebenarnya normal karena tidak memiliki kelainan genetikal
maupun hormonal dan memiliki kecendrungan berpenampilan lawan jenis hanya untuk
memperturutkan dorongan kejiwaan dan hawa nafsu adalah suatu yang menyimpang dan tidak
Maka ada dua faktor yang melatarbelakangi berkembangnya transgender yaitu faktor
5
1. Fakor internal
a) Faktor Keluarga
Dalam keluarga, orang tua harus memaksimalkan kesempatan yang berharga untuk
menginfestasikan nilai-nilai yang berharga kepada anaknya supaya anaknya dapat menjadi
pribadi yang bermanfaat. Karena apa yang ditanam oleh orang tuanya akan dapat dituai
hasilnya baik oleh pribadi anaknya dan juga oleh orang tua beserta seluruh anggota keluarga
serta masyarakat sekitarnya. Semakin dini orang tua mendidik anak-anaknya maka apa yang
dalam masyarakat, selain itu semakin hilangnya sebuah kontrol sosial yang berlaku dalam
masyarakat tersebut. Lemahnya iman, pengendalian diri yang kurang dalam konteks hawa
nafsu serta banyak menerima rangsangan seksual dari luar dapat membentuk moral dan akhlak
dengan konsep penciptaan manusia dimana Allah SWT hanya menciptakan laki-laki dan wanita
sebagai satu pasangan yang berharga di hadapan Allah. Kurangnya pengetahuan dan
homoseksual. Pengetahuan agama memainkan peran yang penting sebagai benteng pertahanan
yang paling ideal dalam mendidik diri sendiri untuk membedakan mana yang baik dan mana
d) Faktor Ekonomi
6
Faktor ekonomi juga menjadi latar belakang mereka menjadi Waria karena adanya
anggapan bahwa tanpa keahlian khusus, menjadi Waria merupakan jalan mudah untuk
mendapatkan penghasilan. Informan ini sudah dari awal merasa tidak sebagai laki-laki
heteroseks namun kesempatan ekonomi ini menjadi lebih meyakinkan dirinya untuk menjadi
Waria secara utuh. Ada juga yang merasa butuh untuk menjadi Waria karena ia memiliki cita-
cita untuk membuat usaha salon. Akhirnya ia merubah penampilan untuk mendukung usahanya
tersebut.
2. Faktor Eksternal
a) Pergaulan
Pergaulan bebas menjadi salah satu faktor penyebab seseorang terjun ke dunia
cenderung mencari perhatian dan kehidupan dari lingkungan sekitarnya, baik dari sekedar
mencari teman hingga memperoleh kasih sayang yang tidak didapatkan dari dalam keluarga.
Namun tidak semua lingkungan menjanjikan perkembangan karakter diri yang ideal secara
agama dan norma. Hidup tanpa arah tujuan, tidak mengenal toleransi, tidak ada saling
menghargai dan menghormati hingga tidak ada motivasi untuk terus mengembangkan potensi
b) Pendidikan
Pendidikan yang diberikan oleh orang tua sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
anak. Misalnya beberapa kasus orang tua yang sangat menginginkan memiliki anak perempuan
7
akan tetapi takdirnya dia melahirkan seorang laki-laki. Jika orang tua tersebut kurang paham
agama, tidak ridha terhadap takdir, maka boleh jadi akan memperlakukan anak lelakinya seperti
anak perempuan yang diinginkannya. Seperti akan dipakaikan pakaian anak perempuan, dirias
wajah dan rambutnya seperti anak perempuan dan diberikan mainan anak perempuan.
c) Lingkungan
Faktor lingkungan menjadi alasan kenapa seseorang menentukan pilihan untuk terlibat
dalam komunitas transgender. Perlakuan kurang simpatik, pemondokan sesama jenis dan
Sehingga saat ini yang harus mendapatkan pemantauan dari pemerintah bukan
identitas penganut transgender internasional yang memang sengaja mendanai LGBT khususnya
transgender ini. Bila reaksi pemerintah tak berlebihan, tentu transgender tak melesat. Namun
gerakan politik identitas transgender yang memang saat ini sengaja digulirkan dunia
Di dalam pembahasan mengenai transgender. Kita perlu mengkaji bahwa paling tidak ada
yang namanya operasi kelamin, dan transgender itu sendiri. Kedua hal ini pun menjadi diskusi
menarik bagi para cendekiawan Islam mengingat kedua hal tersebut masuk ke dalam kajian Fikih
Kontemporer.
8
1. Hukum Operasi Kelamin
Kita tidak akan dapat membahas perihal operasi kelamin ini melalui satu hukum yang
mutlak, operasi kelamin dapat dihukumi boleh bahkan dianjurkan serta dapat pula dihukumi
haram dan dilaknat, tergantung kondisi dan alasan dilakukannya operasi tersebut. seseorang yang
tersebutlah yang dapat menjadi pertimbangan bagi hukum melaksanakan operasi kelamin dalam
Islam.
Melakukan operasi kelamin diperbolehkan bahkan dapat menjadi sebuah anjuran apabila
kondisi yang terjadi adalah “apabila seseorang punya organ satu yang kurang sempurna
bentuknya, misalnya mempunyai vagina yang tidak berlubang dan ia mempunyai rahim dan
ovarium, maka ia boleh, bahkan dianjurkan agama untuk operasi memberi lubang pada
vaginanya.”. Lalu untuk kasus kedua keadaan yang membuat seseorang diperbolehkan
melakukan operasi kelamin apabila seseorang terlahir dengan kelamin ganda (khuntsa), maka
jika ketika dewasa pertumbuhan fisik dan organ vitalnya telah diketahui kecondongannya,
operasi kelamin untuk mematikan salah satu dari kelamin tersebut boleh dilakukan selama yang
dipertahankan adalah gender asli yang sesuai dengan organ vital lainnya (Rahim atau ovarium).
b) Diharamkan
Diharamkan apabila seorang laki-laki yang normal dengan kelamin yang juga normal tiba-
tiba mengoperasi kelaminnya dan mengubahnya menjadi wanita, ataupun sebaliknya. Maka
alasan dibalik operasi tersebut adalah demi keinginan semata, atau demi mengubah jati diri. Di
dalamnya tidak terdapat kemaslahatan ataupun suatu darurat yang menyebabkan dia harus
9
melakukan operasi tersebut. hanya sebatas keinginan dan nafsu semata maka hal tersebut sangat
dilarang.
2. Hukum Transgender
Apabila kita memaknai transgender sebagai seorang yang terlahir normal dengan kelamin
yang sempurna baik berupa farj (vagina) atau dzakar (penis) yang kemudian setelah ia dewasa
memilih untuk mengoperasi kelaminnya tersebut demi mengubah jati dirinya maka para ulama
telah sepakat menghukumi hal tersebut sebagai suatu perbuatan yang diharamkan. Sebagaimana
berbagai dalil yang telah sangat jelas menegaskan keharaman hal tersebut, di antaranya:
ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ِاَّنا َخ َلْقٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّو ُاْنٰث ى َو َجَع ْلٰن ُك ْم ُش ُعْو ًبا َّو َقَبۤا ِٕىَل ِلَتَع اَر ُفْو اۚ ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهّٰللا َاْتٰق ىُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َع ِلْيٌم َخ ِبْيٌر
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
Melalui dalil tersebut kita dapat memahami bahwa perbedaan gender merupakan salah satu
dari pada kodrat dan ketentuan Allah SWT., maka berusaha mengubah yang telah diciptakan-
Nya adalah salah satu bentuk pemberontakan terhadap takdir Allah SWT., dan dianggap sebagai
salah satu dari perbuatan manusia yang berusaha mengubah ciptaan Allah SWT., maka hal
tersebut sangat dilarang. Didalam kitab-kitab tafsir seperti tafsir Al-Thabari, Al-Shawi, Al-
Khazin, Al-Baidhawi, Zubdat at-Tafsir, dan Shafwat al-Bayan disebut beberapa perbuatan
manusia yang diharamkan karena termasuk “mengubah ciptaan Tuhan”, seperti mengebiri
manusia, homoseksual, lesbian, menyambung rambut dengan sopak, pangur (memotong gigi),
10
membuat tato, mencukur alis, dan takhannuts (seorang pria yang berpakaian dan bertingkah
b) Hadist Nabi
َأَّن الَّنِبَّي صلى هللا عليه وسلم َلَع َن اْلُم َخ َّنِثيَن ِم َن الِّر َج اِل َو اْلُم َتَر ِّج الِت ِم َن الِّنَس اِء
“Sesungguhnya baginda Nabi SAW melaknat para lelaki yang mukhannits dan para wanita yang
Hadits tersebut mempertegas bahwa hal yang diharamkan dalam Islam bukan hanya
sebatas kepada seseorang yang mengoperasi kelaminnya demi mengubah jati diri, tetapi juga
bagi seseorang yang berdandan dan bertingkah laku yang bukan seharusnya dalam konteks
gender. Jadi dengan mengubah maupun tidak mengubah kelaminnya, apabila seorang pria
bertingkah seperti wanita ataupun sebaliknya maka hal tersebut dilarang dalam Islam.
Lantas hukum bagi seseorang yang telah melakukan perubahan gender menurut ulama
Syafi’iyah mereka tetap dihukumi sebagaimana gender aslinya baik dalam urusan hak maupun
kewajibannya, seperti waris, dan batal wudhu. Sebagaimana seperti yang dinyatakan dalam
ولو تصور الرجل بصورة المرأة أو عكسه فال نقض في االول وينتقض الوضوء في الثانية للقطع بأن العين لم تنقلب وإنما
“Seandainya ada seorang lelaki mengubah bentuk dengan bentuk perempuan atau sebaliknya,
maka–jika ada lelaki yang menyentuhnya– tidak batal wudhunya dalam permasalahan yang
pertama (lelaki yang mengubah bentuk seperti wanita), dan batal wudhu’nya di dalam
11
permasalahan yang kedua (wanita yang mengubah bentuk seperti lelaki) karena dipastikan
bahwa tidak ada perubahan secara hakikatnya, yang berubah tidak lain hanya bentuk luarnya
saja,”
Maka seorang wanita yang mengubah dirinya menjadi laki-laki tidak dapat mendapat waris
sebagaimana yang didapatkan laki-laki, begitu pula bagi para lak-laki. Hemat penulis para lelaki
yang mengubah dirinya menjadi perempuan apabila mereka bersetubuh dengan laki-laki maka
mereka dihukumi sebagai Liwath (homoseksual), yang seperti demikian ini harus dihindari sejak
sedini mungkin. Islam telah menunjukkan cara untuk umat Islam dapat menjaga serta mendidik
anak-anaknya agar tidak terjerumus ke dalam penyimpangan ini, salah satunya dengan
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah transgender dalam Islam dikenal dengan takhonnuts dan tarojjul. AtTakhonnuts
berasal dari kata khonatsa yang bermakna takassur (kehalusan): kesembuhan dan kehalusan
dalam ucapan, cara jalan dan semisal dengan itu=mengimitasi wanita. Lalu, orang yang
melakukannya disebut mukhonnats, jadi mukhonnats adalah pria dengan gaya dan sifat-sifatnya
yang mengimitasi wanita.16 Sebutan bagi wanita yang mengimitasi lelaki disebut dengan istilah
Hal tersebut diharamkan dalam Islam. Tidak hanya sebatas kepada seseorang yang
mengoperasi kelaminnya demi mengubah jati diri, tetapi juga bagi seseorang yang berdandan
dan bertingkah laku yang bukan seharusnya dalam konteks gender. Jadi dengan mengubah
maupun tidak mengubah kelaminnya, apabila seorang pria bertingkah seperti wanita ataupun
sebaliknya maka hal tersebut dilarang dalam Islam. Hukum bagi seseorang yang telah melakukan
perubahan gender menurut ulama Syafi’iyah mereka tetap dihukumi sebagaimana gender aslinya
baik dalam urusan hak maupun kewajibannya, seperti waris, dan batal wudhu.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/0ea2c-1-laporan-lgbt-transgender-.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/154451-ID-none.pdf
file:///C:/Users/Lenovo/OneDrive/Documents/dimas/
KAJIAN_TRANSGENDER_DALAM_PANDANGAN_ISLAM.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/2748/3/BAB%20II.pdf
https://www.merdeka.com/quran/al-hujurat/ayat-13#:~:text=QS.%20Al%2DHujurat%20Ayat
%2013&text=Sungguh%2C%20Kami%20telah%20menciptakan%20kamu,ialah%20orang
%20yang%20paling%20bertakwa.
https://islam.nu.or.id/syariah/transgender-dalam-pandangan-syariat-islam-FqI4a#:~:text=Artinya
%2C%20%E2%80%9CSesungguhnya%20baginda%20Nabi%20SAW,%2DBukhari%20dan
%20Abu%20Dawud).
14