Anda di halaman 1dari 16

REPRODUKSI DALAM PANDANGAN ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan VI
Dosen Pengampu: H. Nasrudin, S.Pdi., SE., MSI.

Disusun oleh:

1. Delyla Millenia Valent (182180064)


2. Eva Lasfiani (182180068)
3. Nugrahanie Candra Maulidya (182180157)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

APRIL 2021
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Reproduksi dalam Pandangan Islam” dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam
senantiasa kami curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menuntun kita berpaling dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang
yakni agama islam.
Makalah ini dapat kami susun dengan maksimal dan lancar atas bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak H. Nasrudin, selaku Dosen pengampu mata kuliah Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan.
2. Rekan-rekan mahasiswa PGSD kelas VI B.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kedepannya
kami dapat memperbaiki diri. Akhir kata kami berharap semoga makalah Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan tentang Reproduksi dalam Pandangan Islam ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Purworejo, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2

2.1 Penyimpangan perilaku reproduksi .................................................. 2

2.2 Keluarga Berencana ......................................................................... 7

2.3 Bayi Tabung ..................................................................................... 9

2.4 Aborsi ............................................................................................... 12

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 16

A. Kesimpulan ..................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................ 16

iii
REPRODUKSI DALAM PANDANGAN ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam diri kita. Aktivitas yang sehari-
hari kita lakukan tergantung pada kondisi kesehatan kita. Jika ingin memiliki kehidupan yang
nyaman dan aktivitas lancar kita harus pandai- pandai menjaga kesehatan tubuh kita. Apalagi
dalam kesehatan reproduksi, kita harus selalu menjaga dan merawat agar tidak terjangkit penyakit
yang akan merugikan diri kita sendiri. Apalagi sampai melakukan hal- hal yang tidak patut untuk
dilakukan sebelum menikah dan penyimpangan perilaku reproduksi. Kesehatan itu terbagi ke
dalam dua jenis yaitu: (1) kesehatan jasmani; dan (2) kesehatan rohani. Kesehatan jasmani
meliputi utuh atau tidaknya organ-organ tubuh yang terlihat langsung dari penampilan
seseorang. Sedangkan, kesehatan rohani itu lebih kepada kondisi mental atau kejiwaan. Salah
satu bagian organ tubuh yang ingin dibahas yaitu tentang kesehatan reproduksi.

Setiap manusia pasti ingin memiliki keturunan dan memiliki tujuan berbeda- beda entah
itu untuk warisan yang ia miliki atau hanya sekedar mempertahankan suku. Oleh karena itu,
Tuhan telah menganugerahkan alat reproduksi kepada setiap manusia. Reproduksi itu berasal
dari dua kata yaitu: “Re” yang “artinya kembali” dan “Produksi” yang berarti menghasilkan
sesuatu. Reproduksi ini erat kaitannya dengan masa depan manusia. Jadi, reproduksi adalah
proses yang terjadi di dalam kehidupan manusia yang nantinya akan menghasilkan seorang
keturunan. Dapat disimpulkan bahwa Kesehatan Reproduksi adalah segala hal yang berkaitan
dengan kesehatan seksual dan pendidikan seksual yang bertujuan untuk menjaga, mencegah,
dan mengembalikan kembali fungsi organ-organ seksual dari gangguan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu penyimpangan perilaku reproduksi dalam Islam?

2. Apa itu Keluarga Berencana?

3. Bagaimana hukum bayi tabung dalam pandangan Islam?

4. Bagaimana hukum aborsi dalam pandangan Islam?

1.3. TUJUAN PERMASALAHAN

1. Mengetahui penyimpangan perilaku reproduksi dalam Islam.

2. Mengetahui pengertian keluarga berencana.

3. Mengetahui hukum bayi tabung dalam pandangan Islam.

4. Mengetahui hukum aborsi dalam pandangan Islam.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyimpangan perilaku reproduksi

2.1.1 Pengertian penyimpangan perilaku reproduksi

Reproduksi adalah proses yang terjadi di dalam kehidupan manusia yang nantinya akan
menghasilkan seorang keturunan. Menurut Mutadin (2002), pengertian seksual secara umum
adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan
perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan. Perilaku seksual adalah
segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama
jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga
tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama. Untuk hal ini remaja termasuk hal yang
biasa dilakukan, cenderung menjadi perilaku seks bebas.

Perilaku menyimpang adalah menyimpang terhadap aturan orang tua dan terhadap tata
krama, atau norma yang dilanggar. Perilaku seks menyimpang merupakan aktivitas seksual
yang dilakukan tanpa adanya hubungan pernikahan (Sarwono, 2008). Penyimpangan seksual
adalah aktivitas seksual yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual atau
kepuasaan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut
adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar atau tidak normal. Penyebab terjadinya
kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari
lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.

2.1.2 Jenis-jenis penyimpangan perilaku reproduksi

Penyimpangan perilaku seks itu sendiri dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok,
antara lain:

a. Homoseksual
Lebih dikenal dengan sebutan homo, merupakan kelainan seks yaitu tertarik pada sesama
jenis adalah individu yang sangat tertarik terhadap kelompok jenis kelamin yang sama dan
menjalin hubungan seksual dengan mereka.
b. Biseksual
Istilah yang ditujukan untuk seorang baik laki-laki ataupun wanita yang memiliki
ketertarikan secara seksual baik laki-laki ataupun pada wanita. Seseorang yang biseksual bisa
saja menyukai perempuan secara emosional saja dan menyukai laki-laki secara seksual saja,
begitu pun sebaliknya. Untuk menyadari seseorang itu biseksual atau tidak membutuhkan waktu
yang lama tidak terjadi dalam waktu sesaat, dikatakan biseksual bisa berarti banyak hal,
contohnya saja seorang laki-laki bercinta dengan seorang laki-laki tapi berimajinasi lawan
jenisnya (atau sebaliknya), bisa pula terjalin ikatan cinta dengan lawan jenis namun tiba-tiba
tertarik dengan sesama jenis, disitulah akan memunculkan keinginan baru atas keputusan
sesorang yang biseksual itu, apakah dia akan menjadi homoseksual atau heteroseksual.

5
c. Transvestiisme
Transveetiisme adalah kelainan seks dimana pelakunya akan mendapatkan kepuasan seks
jika dia mengenakan pakaian lawan jenisnya, individu yang mengenakan pakaian berlawanan
dengan jenis kelaminnya.
d. Transeksual
Transeksual adalah perasaan diri sendiri yang merasa bahwa kelamin dan fisiknya
berlawanan, sehngga tak jarang penderitaanya melakukan operasi kelamin. Individu yang secara
genetis dan anatomisnya adalah pria atau wanita, tetapi mengekspresikan dirinya dengan pikiran
dan perasaan dari jenis kelamin yang berlawanan dan berusaha mengubah jenis kelaminnya
secara legal melalui pengobatan hormonal atau pembedahan.
e. Pedofilia
Pedofilia adalah terdiri dari dua unsur kata yakni pais-paidos; anak dan phileo-philos :
mencinta, jadi pedofilia adalah orang dewaasa yang menyaalurkan kepuasaan sekanya pada anak
berupa memperlihatkan alat kelamin, membelai mencium, mendekap menimang anak dengan
greng dan merasa melakukan senggama. Atau hubungan seksual yang dilakukan dengan
melibatkan anak- anak kecil yang berusia antara 16 tahun kebawah.
f. Incest
Incest adalah hubungan seks yang dilakukan oleh mereka yang masih kerabat dekat,
hubungan semacam ini melanggar aturan sehingga untuk melangsungkan pernikahanya tidak ada
izin, kebiasaan ini umumnya terjadi pada masyarakat awam golongan rendah. Incest menunjukan
hubungan antara pria dan wanita yang masih bersaudara atau berkerabat, misalnya antara ayah
dengan anak perempuannya, antara kakek dengan cucu perempuannya, atau antara ibu dengan
anak laki-lakinya. Dalam hal ini, hubungan seksual yang terjadi ada yang bersifat sukarela dan
ada juga yang bersifat paksaan.
g. Sadisme
Sadisme adalah seorang yang mendapatkan kepuasan seks dengan menyiksa pasangannya
secara fisik dan mental. Sedangkan menurut Fitri R Ghozally sadisme adalah kelainan seks
dimana pelakunya akan mendapatkan kepuasan seks jika sebelum bersetubuh dia menyiksa dulu
pasangannya sesadis mungkin, penyiksaan tersebut tidak hanya berupa tamparan, tendangan,
gigitan, atau pukulan namun bisa lebih dari itu termasuk kalimat-kalimat kasar menjadi ciri khas
dari sadisme. Tindakan ini disebabkan karena:
1. Adanya dorongan berkuasa yang ekstrim.
2. Kemungkinan pernah mengalami pengalaman traumatis dan pernah mendapatkan siksaan
seksual fisik dan mental, sehingga muncul dendam yang mambara dan melampiaskanya secara
sadar maupun tidak sadar ketika senggama.
3. Adanya tingkah laku pasangan yang berkhianat dan menimbulkan dendam.
4. Pola kepribadian yang psikopatis.
h. Bestially
Bestially adalah kelainan seks yang diderita seseorang dimana kepuasan seks bisa dirasakan
saat melakukan hubungan seks dengan binatang. Manusia yang suka melakukan hubungan
seksual dengan binatang seperti kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing, kucing, dan
lain sebagainya. Beberapa pelaku bestiality ada kalanya melakukanya sebagai kegiatan tetap,

6
suatu tindakan menghindari hubungan heterosesksual (dengan seorang wanita) karena khawatir
gagal dan kecewa senggama dengan wanita.
i. Eksibisionisme.
Eksibisionisme adalah kelainan seks dimana pelakunya akan mendapatkan kepuasan seks
saat dia berhasil mempertontonkan alat genital miliknya pada siapa saja. Para pelaku
eksibisionisme biasanya gemar menunjukkan organ vitalnya di depan umum. Mereka sangat
menyukai ketika korbannya menjerit ketakutan ketika melihat alat kelaminnya. Kebiasaan
melakukan senggama di tempat-tempat umum seperti tepi pantai, di pinggir jalan tol, atau di
kamar kecil untuk umum merupakan variasi lain dari gejala eksibisionisme.
2.1.3 Hukum dan Hukuman Penyimpangan Seksual Menurut Ulama
1. Taqyudīn Abū bakar bin Muhammad pengikut mazhab Syafi‟ī menjelaskan dalam kitabnya
kifayah al-Akhyār yang artinya: Hukum berbuat liwāṭ (homo seks) dan menyetubuhi hewan
adalah dihukumi zina, yaitu seseorang yang menyetubuhi laki-laki lewat dubur adalah
termasuk golongan yang mendapatkan had zina karena dia seorang mukalaf, melakukanya
dengan sengaja, serta mengetahui haramnya perbuatan tersebut, Seorang muslim atau kafir
dzimi atau murtad, dengan apa dia dihukum ? jawabanya khilaf, adapun yang lebih Shahih
adalah hadnya adalah had zina yaitu dirajam apabila muhṣ an dan dicambuk serta diasingkan
apabila Ghairu Muhṣ an.
2. Abū al-Hasan Al-Mawardī, salah satu ulama fiqih syafi‟īyah berpendapat tentang hukum
lesbian, dalam kitabnya al-Hawī al-Kabir yang artinya: Hukum lesbian definisi lesbi adalah
bersetubuhnya seorang wanita dengan sesama wanita, ini adalah dilarang sebagaimana zina,
tetapi berbeda dalam hukumanya, sebagaimana diriwayatkan hadis Nabi saw beliau bersabda:
“lesbi adalah zina perempuan” diantara keduanya wajib di ta‟zir bukan had, karna tidak
adanya penetrasi diantara keduanya.

2.2 Keluarga Berencana


Pengertian Keluarga Berencana secara umum ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya
jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta
keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai
akibat langsung dari kelahiran tersebut. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52
Tahun 2009 BAB I Pasal 1 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
sebagai landasan hukum yang berisikan berbagai pengertian:
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Tujuan umum Keluarga berencana yaitu meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam
rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya pertambahan penduduk.

7
Hukum Keluarga Berencana dalam islam dilihat dari 2 (dua) pengertian:
1. Tahdis An-Nasl (Pembatasan Kelahiran)
Jika program keluarga berencana dimaksud untuk membatasi kehamilan maka
hukumnya haram. Islam tidak mengenal pembatasan kelahiran bahkan terdapat banyak
hadist yang mendorong umat islam untuk memperbanyak anak. Misal, tidak bolehnya
membunuh anak apalagi karena takut miskin atau tidak mampu memberikan nafkah. Allah
berfirman:
“Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Kamilah
yang memberi rezeki kepada mereka dan kepada kalian.”Qs. Al-Iasra ayat 31.
2. Tanzhim An-Nasl (Pengaturan Kelahiran)
Jika program keluarga berencana dimaksudkan untuk mencegah kehamilan dengan
berbagai cara dan sarana, maka hukumnya mubah, bagaimanapun motifnya. Berdasarkan
keputusan yang telah ada sebagian ulama menyimpulkan bahwa pil-pil untuk mencegah
kehamilan tidak boleh dikonsumsi. Karena Allah SWT mensyariatkan untuk hamba-Nya
sebab-sebab untuk mendapatkan keturunan dan memperbanyak jumlah umat. Rasullulah
Sallallahu Walaihi Wa Sallam artinya: Nikahilah wanita yang banyak anak lagi penyayang,
karena sesungguhnya aku berlomba-lomba dalam banyak umat dengan umat-umat lain di
hari kiamat” (dalam riwayat yang lain: dengan para nabi di hari kiamat)
Sebenarnya dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang
atau memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan
kepada kaidah hukum Islam. Dalam al-Qur’an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang
diperbolehkannya mengikuti program KB, yakni karena hal-hal berikut:
a. Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan firman
Allah (Qs. Al-Baqarah: 195) “Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan”.
b. Mengkhawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan hal ini sesuai
dengan hadits Nabi: “Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran”.
c. Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak terlalu
dekat sebagai mana hadits Nabi: “Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan
orang lain.
Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut islam adalah yang cara kerjanya
mencegah kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat
dipasang sendiri oleh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram
memandang auratnya atau boleh orang lain tetapi dalam keadaan darurat. Selain itu bahan
pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan
implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.
Alat atau metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah memenuhi kriteria-kriteria
tersebut di atas, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa keluarga berencana secara
substansional tidak bertentangan dengan ajaran islam bahkan merupakan salah satu bentuk
implementasi semangat ajaran islam dalam rangka mewujudkan sebuah kemaslahatan,
yaitu menciptakan keluarga yang tangguh, mawadah, sakinah dan penuh rahmah.

8
2.3 Bayi tabung
Bayi tabung atau pembuahan in vitro adalah sebuah teknik pembuahan yang sel telur (ovum)
dibuahi di luar tubuh wanita. Ini merupakan salah satu metode untuk mengatasi masalah
kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil, dalam istilah kerennya in vitro vertilization
(IVF). In vitro adalah bahasa latin yang berarti dalam gelas/tabung gelas (nyambung juga kan
dengan kata tabung) dan vertilization adalah bahasa Inggrisnya pembuahan.
Dalam proses bayi tabung atau IVF, sel telur yang sudah matang diambil dari indung telur.
Secara teknis, dokter mengambil sel telur dari indung telur wanita dengan alat yang di sebut
“laparoscop” yang ditemukan dr. Patrick C. Steptoe dari inggris. Lalu dibuahi dengan sperma di
dalam sebuah medium cairan. Setelah berhasil, embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke dalam
rahim dengan harapan dapat berkembang menjadi bayi.Atau dapat di definisikan juga bahwa
Bayi Tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah suatu
upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur dalam suatu
wadah khusus. Pada kondisi normal, pertemuan ini berlangsung di dalam saluran tuba.
Proses yang berlangsung di laboratorium ini dilaksanakan sampai menghasilkan embrio yang
akan di tempatkan pada rahim ibu. Embrio ini juga disimpan dalam bentuk beku dan dapat
digunakan kelak ketika dibutuhkan. Bayi tabung merupakan pilihan paling untuk memperoleh
keturunan bagi ibu-ibu yang memiliki gangguan pada salurannya. Pada kondisi normal, sel telur
yang telah matang akan dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran tuba (tuba fallopi)
untuk selanjutnya menunggu sel sperma yang akan membuahi. Jika terdapat gangguan pada
saluran tuba fallopii, maka proses ini tidak akan berlangsung sebagaimana mestinya.
1. Proses bayi tabung
Proses bayi tabung adalah proses dimana sel telur wanita dan sel sperma pria diambil untuk
menjalani proses pembuahan. Proses pembuahan sperma dengan ovum dipertemukan di luar
kandungan pada satu tabung yang dirancang secara khusus. Setelah terjadi pembuahan lalu
menjadi zygot kemudian dimasukkan ke dalam rahim sampai dilahirkan. Berikut adalah
beberapa proses bayi tabung (IVF)
a. Perjuangan Sperma Menembus Sel Telur
Untuk mendapatkan kehamilan, satu sel sperma harus bersaing dengan sel sperma yang
lain. Sel Sperma yang kemudian berhasil untuk meneronos sel telur merupakan sel
sperma dengan kualitas terbaik saat itu. jadi merupakan perjuangan yang besar ya bagi
sperma untuk menembus sel telur.
b. Perkembangan Sel telur
Selama masa subur, wanita akan melepaskan satu atau dua sel telur. Sel telur tersebut
akan berjalan melewati saluran telur dan kemudian bertemu dengan sel sperma pada
kehamilan yang normal.
c. Injeksi
Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyak-banyaknya. Dokter
kemudian memilih sel telur terbaik dengan melakukan seleksi. Pada proses ini pasien
disuntikkan hormon untuk menambah jumlah produksi sel telur. Perangsangan
berlangsung 5 – 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang dan siap dibuahi.
Proses injeksi ini dapat mengakibatkan adanya efek samping.

9
d. Pelepasan Sel telur
Setelah hormon penambah jumlah produksi sel telur bekerja maka sel telur siap untuk
dikumpulkan. Dokter bedah menggunakan laparoskop untuk memindahkan sel-sel telur
tersebut untuk digunakan pada proses bayi tabung (IVF) berikutnya.
e. Sperma beku
Sebelumnya suami akan menitipkan sperma kepada laboratorium dan kemudian
dibekukan untuk menanti saat ovulasi. Sperma yang dibekukan disimpan dalam nitrogen
cair yang dicairkan secara hati-hati oleh para tenaga medis.
f. Menciptakan Embrio
Pada sel sperma dan sel telur yang terbukti sehat, akan sangat mudah bagi dokter untuk
menyatukan keduanya dalam sebuah piring lab. Namun bila sperma tidak sehat sehingga
tidak dapat berenang untuk membuahi sel telur, maka akan dilakukan ICSI.
g. Embrio Berumur 2 hari
Setelah sel telur dipertemukan dengan sel sperma, akan dihasilkan sel telur yang telah
dibuahi (disebut dengan nama embrio). Embrio ini kemudian akan membelah seiring
dengan waktu. Embrio ini memiliki 4 sel, yang diharapkan mencapai stage
perkembangan yang benar.
h. Pemindahan Embrio
Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk ditransfer yang diinjeksikan ke sistem
reproduksi si pasien.
i. Implanted fetus
Setelah embrio memiliki 4 – 8 sel, embrio akan dipindahkan kedalam rahim wanita dan
kemudian menempel pada rahim. Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang seperti
layaknya kehamilan biasa sehingga kehadiran bakal janin dapat dideteksi melalui
pemeriksaan USG seperti tampak pada gambar diatas.
2. Hukum Bayi Tabung
Bayi tabung merupakan produk kemajuan teknologi kedokteran yang demikian
canggih yang ditemukan oleh pakar kedokteran Barat yg notabene mereka adalah kaum
kafir. Bayi tabung adalah proses pembuahan sperma dengan ovum dipertemukan di luar
kandungan pada satu tabung yang dirancang secara khusus. Setelah terjadi pembuahan lalu
menjadi zygot kemudian dimasukkan ke dalam rahim sampai dilahirkan. Jadi proses tanpa
melalui jima’.
“Tidak boleh karena proses pengambilan mani tersebut berkonsekuensi minimal sang
dokter akan melihat aurat wanita lain. Dan melihat aurat wanita lain hukumnya adalah haram
menurut pandangan syariat sehingga tidak boleh dilakukan kecuali dalam keadaan darurat.
Sementara tidak terbayangkan sama sekali keadaan darurat yang mengharuskan seorang
lelaki memindahkan mani ke istri dengan cara yang haram ini. Bahkan terkadang
berkonsekuensi sang dokter melihat aurat suami wanita tersebut dan ini pun tidak boleh.
Seseorang yang menempuh cara ini untuk mendapatkan keturunan dikarenakan tidak diberi
rizki oleh Allah berupa anak dengan cara alami berarti dia tidak ridha dengan takdir dan
ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala atasnya. Jikalau saja Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menganjurkan dan membimbing kaum muslimin untuk mencari rizki berupa usaha

10
dan harta dengan cara yang halal maka lebih lagi tentu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menganjurkan dan membimbing mereka untuk menempuh cara yang sesuai dengan
syariat dalam mendapatkan anak.”
Inseminasi buatan adalah: proses yang dilakukan oleh para dokter untuk
menggabungkan antara sperma dengan sel telur, seperti dengan cara menaruh keduanya di
dalam sebuah tabung, karena rahim yang dimiliki seorang perempuan tidak bisa berfungsi
sebagaimana biasanya. Yang perlu diperhatikan terlebih dahulu bagi yang ingin mempunyai
anak lewat bayi tabung, bahwa cara ini tidak boleh ditempuh kecuali dalam keadaan darurat,
yaitu ketika salah satu atau kedua suami istri telah divonis tidak bisa mempunyai keturunan
secara normal.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya pada tanggal 13 Juni 1979 menetapkan 4
keputusan terkait masalah bayi tabung, diantaranya:
a) Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah hukumnya
mubah (boleh), sebab ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-kaidah agama. Asal
keadaan suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan cara inseminasi buatan
untuk memperoleh anak, karena dengan cara pembuahan alami, suami istri tidak berhasil
memperoleh anak. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqih “Hajat (kebutuhan yang sangat
penting) diperlakukan seperti dalam keadaan terpaksa. Padahal keadaan darurat/terpaksa
itu membolehklan melakukan hal-hal yang terlarang”.
Sedangkan para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan
suami-istri yang dititipkan di rahim perempuan lain dan itu hukumnya haram, karena
dikemudian hari hal itu akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan
warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan
ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
b) Bayi Tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia
hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah. Sebab, hal ini akan menimbulkan
masalah yang pelik baik kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam hal
kewarisan.
c) Bayi Tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri yang sah
hal tersebut juga hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama dengan hubungan
kelamin antar lawan jenis diluar pernikahan yang sah alias perzinahan.
Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah dalam Forum Munas di
Kaliurang, Yogyakarta pada tahun 1981. Ada 3 keputusan yang ditetapkan ulama NU terkait
masalah Bayi Tabung, diantaranya:
a) Apabila mani yang ditabung atau dimasukkan kedalam rahim wanita tersebut ternyata
bukan mani suami-istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram. Hal itu didasarkan
pada sebuah hadist yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW
bersabda, “Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik dalam pandangan Allah SWT,
dibandingkan dengan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzina)
didalam rahim perempuan yang tidak halal baginya.”
b) Apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya
tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. Mani Muhtaram adalah mani yang

11
keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh syara’. Terkait mani yang
dikeluarkan secara muhtaram, para ulama NU mengutip dasar hukum dari Kifayatul
Akhyar II/113. “Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan
beronani) dengan tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri memang
tempat atau wahana yang diperbolehkan untuk bersenang-senang.”
c) Apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri yang sah dan cara mengeluarkannya
termasuk muhtaram, serta dimasukkan ke dalam rahim istri sendiri, maka hukum bayi
tabung menjadi mubah (boleh).
Berikut ini dalil-dalil syar’i yang dapat menjadi landasan hukum untuk mengharamkan
inseminasi buatan dengan donor, ialah sebagai berikut:
Surat Al-Isra ayat 70: “Dan sesungguhnya telah Kami meliakan anak-anak Adam, Kami
angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan”.
Surat At-Tin ayat 4: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya”.
Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk
yang mempunyai kelebihan/keistimewaan sehingga melebihi makhluk-makhluk Tuhan
lainnya. Dan Tuhan sendiri berkenan memuliakan manusia, maka sudah seharusnya manusia
bisa menghormati martabatnya sendiri dan juga menghormati martabat sesama manusia.
Sebaliknya inseminasi buatan dengan donor itu pada hakikatnya merendahkan harkat
manusia (human dignity) sejajar dengan hewan yang diinseminasi.
2.4 Aborsi
1. Pengertian
Perkataan Abortus dalam bahasa Inggris disebut Abortion berasal dari bahasa latin
yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Sardikin Ginaputra dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia memberi pengertian abortus sebagai pengakhiran kehamilan atau hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Kemudian menurut Maryono
Reksodipura dari Fakultas Hukum UI, Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi dari rahim
sebelum waktunya (sebelum dapat lahir secara alamiah).
Dari Pengertian di atas dapat dikatakan, bahwa Abortus adalah suatu perbuatan untuk
mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari kandungan sebelum janin itu
dapat hidup di luar kandungan. Menstrual Regulation secara harfiah artinya pengaturan
menstruasi/ datang bulan/ haid, tetapi dalam praktek menstrual regulation ini dilaksanakan
terhadap wanita yang merasa terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium ternyata positif dan mulai mengandung. Maka ia minta ”dibereskan janinnya”
itu. Sekalipun dilakukan oleh dokter. Karena itu abortus dan menstrual regulation itu pada
hakikatnya adalah pembunuhan janin secara terselubung. Karena itu, berdasarkan Kitab UU
Hukum Pidana (KUHP) pasal 299, 346, 348 dan 349, negara melarang abortus, termasuk
menstrual regulation dan sangsi hukumannya cukup berat bahwa hukumannya tidak hanya
ditujukan kepada wanita yang bersangkutan, tetapi semua orang yang terlibat dalam

12
kejahatan ini dapat dituntut seperti dokter, dukun bayi, tukang obat dan sebagainya yang
mengobati atau menyuruh/ membantu/ melakukannya sendiri.
2. Macam-macam aborsi
Dalam dunia kedokteran aborsi ada 3 macam yaitu :
a. Aborsi Spontan / Alamiah atau abortus spontaneous
Adalah aborsi yang dilakukan tidak sengaja atau alamiah berlangsung tanpa tindakan
apapun.
b. Aborsi Buatan / Sengaja atau abortus prvocatus criminalis
Adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh
calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun
beranak).
c. Aborsi Terapeutik / Medis atau abortus provocatus therapeuticum
Adalah pengguguran kandungan yang dilakukan atas indikasi medis. Secara praktis
pelaksanaan aborsi bergantung pada usia janin. Artinya jika usia kehamilan masih
muda, aborsi mudah dilakukan. Semakin tua semakin sulit dan resikonya makin
banyak bagi si ibu.
3. Hukum aborsi menurut islam
Dr. Abdurrahman al-Baghdadi dalam bukunya menyebutkan bahwa aborsi dapat
dilakukan sebelum atau sesudah ruh (nyawa) ditiupkan. Jika dilakukan setelah
ditiupkannya ruh yaitu masa 4 bulan masa kehamilan, maka semua ulama fiqh (fuqaha)
sepakat akan keharamannya Tetapi para ulama fiqh berbeda pendapat jika aborsi
dilakukan sebelum ditiupkannya roh. Sebagian membolehkan dan sebagian lainnya
mengharamkan.
1) Ulama’ yang membolehkan aborsi sebelum peniupan roh
a. Muhammad Ramli (w 1596) dalam kitabnya an-Nihayah dengan alasan karena
belum ada makhluk yang bernyawa.
b. Ada pula yang memandangnya makruh dengan alasan karena janin sedang
mengalami pertumbuhan. Namun demikian, dibolehkan melakukan aborsi baik
pada tahap penciptaan janin atau pun setelah peniupan ruh kepadanya, jika dokter
menetapkan bahwa keberadaan janin dalam perut ibu akan mengakibatkan
kematian ibu dan janinnya sekaligus.
Dalam kondisi seperti ini dibolehkan melakukan aborsi dan mengupayakan
penyelamatan kehidupan jiwa ibu. Menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu
yang diserukan oleh ajaran islam sesuai dengan firman Allah QS. Al-Maidah :
32. Artinya : “Oleh Karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan Karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan Karena membuat kerusakan dimuka bumi,
Maka seakan-akan dia Telah membunuh manusia seluruhnya. dan barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah dia Telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya Telah datang
kepada mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan

13
yang jelas, Kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. Tetapi apabila
pengguguran itu dilakukan karena benar-benar terpaksa demi melindungi/
menyelamatkan si ibu maka islam membolehkan, bahkan mengharuskan, karena
islam mempunyai prinsip: “menempuh salah satu tindakan yang lebih ringan dari
hal yang berbahaya itu adalah wajib”. Kaidah fiqh dalam masalah ini
menyebutkan:”Jika berkumpul dua mudharat (bahaya) dalam satu hukum maka
dipilih yang lebih ringan mudharatnya”
2) Ulama yang mengharamkan abortus dan menstrual regulation.
a) Mahmud Syaltut (eks rektor Universitas al-Azhar Mesir) Bahwa
sejakbertemunya sel sperma (mani laki-laki) dengan ovum (sel telur wanita)
maka pengguguran adalah suatu kejahatan dan haram hukumnya, sekalipun si
janin belum bernyawa sebab sudah ada kehidupan pada kandungan yang sedang
mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk menjadi makhluk baru yang
bernyawa bernama manusia yang harus dihormati dan dijaga eksistensinya. Dan
makin besar dosanya apabila pengguguran dilakukan setelah janin bernyawa,
apalagi sangat besarnya dosanya kalau sampai dibunuh/ dibuang bayi yang baru
lahir dari kandungan.
b) Pendapat yang disepakati fuqaha, yaitu bahawa haram hukumnya melakukan
aborsi setelah ditiupkannya roh (4 bulan) didasarkan pada kenyataan bahwa
peniupan ruh terjadi setelah 4 bulan masa kehamilan. Abdullah ibn Mas’ud
berkata bahwa rasulullah bersabda: Sesungguhnya setiap kamu terkumpul
kejadiannya dalam perut ibumu selama 40 hari dalam bentuk ’nuthfah’,
kemudian dalam bentuk ’alaqah’. Selama itu pula, kemudian dalam bentuk
’mudghah’ selama itu pula kemudian ditiupkan ruh kepadanya (H.R. Bukhari,
Muslim,Abu Daud, Ahmad dan Tirmidzi). Dalam QS al-Isra’ ayat 31 : Artinya :
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu Karena takut kemiskinan.
kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”. QS al Isra’
ayat 33yang berbunyi : Artinya : “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang
benar. dan barangsiapa dibunuh secara zalim, Maka Sesungguhnya kami Telah
memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu
melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang
mendapat pertolongan.” Berdasarkan dalil-dalil diatas maka aborsi adalah haram
pada kandungan yang bernyawa/ telah berumur 4 bulan, sebab dalam keadaan
demikian berarti aborsi itu adalah suatu tindak kejahatan pembunuhan yang
diharamkan islam.
Fatwa MUI tentang abortus
Majelis ulama Indonesia (MUI) memutuskan Fatwa tentang abortus :
Pertama: Ketentuan Umum

14
1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan
sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.
2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu
yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.
Kedua : Ketentuan Hukum
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding
rahim ibu (nidasi).
2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun
hajat. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat
zina. Mengenai menstrual regulation, islam juga melarangnya karena pada
hakikatnya sama dengan abortus, merusak, menghancurkan janin calon
manusia yang dimuliakan oleh Allah karena ia berhak tetap dalam keadaan
hidup sekalipun hasil dari hubungan yang tidak sah (di luar perkawinan yang
sah) sebab menurut islam bahwa setiap anak lahir dalam keadaan suci (tidak
bernoda) sesuai dengan hadis nabi: “Semua anak dilahirkan atas fitrah,
sehingga jelas omongannya. Kemudian orang tuanya lah yang menyebabkan
anak itu menjadi yahudi, nasrani,/ majusi (H.R Abu ya’la, al-thabrani dan al-
baihaqi dari al-aswad bin sari’).

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan kenikmatan seksual atau kepuasaan seksual dengan tidak sewajarnya.
Penyimpangan perilaku reproduksi diharamkan oleeh Islam karena menyalahi kodrat
manusia itu sendiri. Keluarga berencana secara substansional tidak bertentangan dengan
ajaran islam bahkan merupakan salah satu bentuk implementasi semangat ajaran islam
dalam rangka mewujudkan sebuah kemaslahatan, yaitu menciptakan keluarga yang
tangguh, mawadah, sakinah dan penuh rahmah.
Bayi tabung atau pembuahan in vitro adalah sebuah teknik pembuahan yang sel
telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Hukum bayi tabung menurut MUA adalah 1)
Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah hukumnya
mubah (boleh), sebab ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-kaidah agama.; 2) Bayi
Tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya
haram; 3) Bayi Tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri
yang sah hal tersebut juga hukumnya haram.
Abortus adalah suatu perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan
mengeluarkan janin dari kandungan sebelum janin itu dapat hidup di luar kandungan.
Aborsi menuai pro dan kontra. Hukum aborsi menurut MUA Pertama: Ketentuan Umum,
meliputi 1) Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan
sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati; 2) Hajat adalah suatu
keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan
mengalami kesulitan besar. Kedua: Ketentuan Hukum 1) Aborsi haram hukumnya sejak
terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi). 2) Aborsi dibolehkan
karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat. Aborsi haram hukumnya
dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
3.2 SARAN
Terkait dengan hal tersebut diatas, hendaknya kita selalu berpedoman kepada Al Qur’an dan
hadist dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Serta memperhatikan lingkungan sekitar sehingga
kita dapat menasehati apabila terjadi hal-hal yang dilarang agama dan menyalahi norma.

16

Anda mungkin juga menyukai