Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

       I.            Latar Belakang


Di zaman sekarang, fenomena LGBT semakin ramai diperbincangkan. Hal
tersebut disebabkan banyaknya pemberitaan LGBT itu sendiri. Kemudian
diangkatnya wacana atau sosok LGBT dalam media popular. Sehingga masyarakat
semakin familiar. Sehingga LGBT sekarang menjadi trending topik di kalangan
semua usia. LGBT tidak mengenal batasan usia, jenis kelamin, status sosial maupun
pekerjaan bahkan agama.
Tak jarang mucul olokan yang ditujukan pada anggota LGBT khususnya gay.
Hal-hal seperti ini, opini pribadi akan ketidaksukaan pada gay atau LGBT secara
umum akan muncul, kemudian bergulir menjadi opini publik melahirkan pandangan
gay itu mengganggu dan membahayakan apalagi jika ia dalam lingkungan sekolah.
Dengan anggapan utama gay dapat menular, serta dengan sengaja menularkan.
Artinya, masih ada mispersepsi publik terhadap persoalan LGBT.
Masih adanya pandangan buruk masyarakat membuat seorang gay mesti
sedikit mlipir alias menyingkir atau menepi. Mereka kemudian tidak bebas memilih
kawan, juga tidak leluasa berekspresi sebagai bagian masyarakat sekolah. Akibatnya
seorang gay ini harus berhati-hati jika ingin berekspresi. Bahkan dalam mencari
teman cerita, tidak sembarang orang dapat dijadikan tempat curhat yang baik. Maka
dicarilah solusi paling baik menurut mereka, bahwa mereka harus mencari dan
mendapatkan teman sesama gay di sekolah.
Dimulailah masa mencari teman sesama gay dalam lingkungan sekolah
mereka. Mencari teman sesama gay dilakukan dengan berbagai cara, umumnya
menggunakan jejaring sosial internet atau melalui kolega-kolega yang ada. Bukan
dengan mendatangi seseorang secara acak lantas menodong pertanyaan, bukan
pula asal mengubah seseorang menjadi gay. Keberadaan teman sesama gay
1
didasari butuhnya dukungan kawan senasib sependeritaan, agar ada teman berbagi
sekaligus tempat mengadu. Setelah mendapatkan teman sesama gay, pertemuan-
pertemuan pun terjadi. Seseorang yang awalnya tidak saling mengenal dapat bertemu
kawan baru, bahkan tidak menutup kemungkinan mendapatkan kekasih dari
pertemuan ini. Atas dasar itu muncul wacana membuat perkumpulan khusus mereka
dalam lingkup sekolah.
Kelompok gay telah berdiri dan memiliki anggota. Anggotanya pun tersebar di
berbagai lingkungan. Lantas dimana mereka bertemu? Untuk mengatur pertemuan,
apalagi membuat pertemuan di dalam kampus, masih menjadi tantangan bagi mereka.
Mereka ragu dan mungkin sedikit takut untuk langsung terbuka. Sarana alternatif
yang dianggap baik adalah melalui media jejaring sosial alias internet. Komunitas gay
pasti memiliki grup, khusus anggotanya di situs Facebook yang tidak semua orang
gampang temukan. Tidak semua anggota merasa dapat dengan cepat mengakses
informasi tentang gay. Maka dibutuhkan alternatif lain agar informasi sampai lebih
cepat. Dunia maya dianggap mampu menghadirkan sedikit rasa aman bagi mereka
berkomunikasi. Komunitas gay kini hadir dengan bentuk samar-samar, tersembunyi
apik dalam jejaring sosial, pertemuan terbatas dan jauh dari tempat-tempat ramai
sekolah.

    II.            Rumusan Masalah


1. Pengertian LGBT
2. Sejarah dan ragamnya kritikan terhadap LGBT
3. Hukum Islam tentang LGBT
4. Kekerasan dan tindakan diskriminatif yang dialami kelompok LGBT
5. Upaya yang dilakukan kelompok LGBT dalam memperjuangkan haknya
6. Hambatan terhadap penegakan hak-hak LGBT
7. Hukuman bagi pelaku LGBT
8. Ayat-ayat Al-quran dan hadis nabi tentang peristiwa atau tindakan LGBT

III.            Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu memahami tentang LGBT
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui perkembangan pergerakan kelompok LGBT
3. Agar mahasiswa mengetahui bahaya dari LGBT 2

4. Agar mahasiswa larangan tindakan penyimpangan LGBT


5. Agar mahasiswa mengetahui hukuman bagi pelaku LGBT
6. Agar mahasiswa mampu mengambil tindakan yang benar dalam menghadapi
kelompok LGBT

3
4

Anda mungkin juga menyukai