PENDAHULUAN
A.
suatu
tersebut
akan
perbandingan
dapat
diketahui
dengan
bila
menelaah
kita
suatu
Rumusan Masalah
1.
2.
B.
Tujuan Penulisan
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
berasal
dari
bahasa
yunani
yaitu
pengertian
umum
mencakup
banyak
macam
tropos=arah,
haluan).
Istilah
homoseksualitas
dianjurkan
menggunakan
istilah
homophili
(philein=mencintai).
Sedangkan definisi umum adalah seorang homophil ialah
seorang pria atau wanita, tua atau muda, yang tertarik atau jatuh
cinta kepada orang yang berjenis kelamin sama, dengan tujuan
mengadakan persatuan hidup, baik untuk sementara maupun
untuk selamanya. Dalam persatuan ini, mereka mengahayati
cinta dan menikmati kebahagiaan seksual yang sama seperti
dialami oleh orang heteroseksual.
Homoseksualitas sendiri
ketertarikan romantis dan
adalah
perilaku
rasa
antara
seksual,
bersama
dalam kontinum
kaum
biseksual
dan
homoseksual-lah
yang
menyebabkan efek semacam itu. Meskipun begitu banyak sektesekte agama dan organisasi "mantan-gay" serta beberapa
asosiasi psikologi yang memandang bahwa kegiatan homoseksual
perempuan
pecinta
sesama
jenis
dan gay untuk pria pecinta sesama jenis, meskipun gay dapat
merujuk pada laki-laki atau perempuan. Bagi para peneliti, jumlah
individu yang diidentifikasikan sebagai gay atau lesbian dan
perbandingan
individu
yang
memiliki
pengalaman
seksual
populasi
manusia
adalah
homoseksual
atau
pernah
secara
anonim
melaporkan
memiliki
perasaan
diri
mereka
sebagai
homoseksual.
Perilaku
individu
gay
dan
lesbian
memiliki
komitmen
ini
menunjukkan
eksistensi
keberadaan
kaum
apakah
kaum
homoseksual
bisa
di
terima
di
Ketika
seseorang
menyebutkan
homoseksual,
kata-kata
(APA)
menyatakan
bahwa
orientasi
seksual
sesama
jenis.
Seperti
misalnya
saja:
pria
yang
strategi
untuk
menemukan
dan
menarik
perhatian
c.
pada
homoseksual
pria,
dan
sebutan
lesbian
Penyebab Homoseksual
Timbulnya sifat homoseksual pada diri seseorang dapat
disebabkan bermacam-macam faktor, seperti kekurangan hormon
laki-laki selama masa pertumbuhan, mendapatkan pengalaman
homoseksual yang menyenangkan pada masa remaja atau
sesudahnya, memandang perilaku heteroseksual sebagai sesuatu
yang menakutkan atau tidak menyenangkan, atau karena
dibesarkan ditengah-tengah keluarga yang didominasi oleh ibu
sedangkan ayah lemah atau bahkan tidak ada.
Menurut
Kartini
(1989:248)
homoseksual, antara lain:
sebab-sebab
perilaku
1.
melampiaskan kekecewaan
dengan sesama jenisnya.
itu
dengan
menjalin
hubungan
anak
yang
pada
dan
yang
Susunan Kromosom
Perbedaan homoseksual dan heteroseksual dapat dilihat
susunan kromosomnya yang berbeda. Pada dasarnya seorang
wanita memiliki satu kromosom (x) dari ibu dan kromosom (x)
dari ayah, sedangkan pria memiliki kromosom (x) dari ibu dan
kromosom (y) dari ayah. Kromosom (y) adalah penentu orientasi
seks untuk pria, jika seorang pria memiliki lebih banyak
kromosom (x) dibanding (y) maka ia dapat berorientasi seks
sebagai homoseksual karena kromosom (x) akan mendorong
seorang pria untuk berperilaku dan berorientasi seksual seperti
wanita.
2.
Ketidakseimbangan hormon
Seorang pria memiliki hormon testosteron, namun ia juga
meiliki hormon estrogen dan progesteron yang dimiliki oleh
perempuan. Jika hormonestrogen dan progesteron lebih banyak
dibanding testosteron maka pria tersebut akan memiliki
perkembangan seksual yang mendekati karakteristik perempuan.
3.
Struktur otak
Struktur
otak
pada straight
females dan straight
males serta gay females dan gay males terdapat perbedaan. Otak
bagian kiri dan kanan dari straight males sangat jelas terpisah
dengan membran yang cukup tebal dan tegas. Straight females,
otak antara bagian kiri dan kanan tidak begitu tegas dan tebal.
Dan pada gay males, struktur otaknya sama dengan straight
females, serta pada gay females struktur otaknya sama
dengan straight males, dan gay females ini biasa disebut lesbian.
4.
2.
3.
ciri-ciri
umum
yang
nampak
pada
C.
Daftar Pustaka
Adelsa,
Veronica.
2009. Definisi
dan
Proses
Homoseksual.http://www.epsikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=551(diakses 18 September 2013)
Dagun, Save M. 1990. Psikologi Keluarga: Peranan Ayah dalam Keluarga. Jakarta: Rhineka Cipta.
Kartono, Kartini. 1989. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual.Bandung: CV. Mandar Maju.
Oetomo, Dede. 1991. Homoseksualitas di Indonesia. Dalam Prisma, No. 20 Edisi 7, Juli, th.
1991.http://staff.ui.ac.id/internal/131882269/material/Dede-Oetomo.pdf (diakses 18 September
2013)
_______. 2001. Memberi Suara pada yang Bisu. Yogyakarta: Galang Press.
http://www.e-psikologi.com/epsi/Klinis_detail.asp?id=551
http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=120
http://igama.org