Anda di halaman 1dari 13

CULTURE BOND SYNDROM

AND LIFE STYLE RELATED DESEASE

Sindrom Terkait Budaya


serta gaya hidup yang berkaitan dengan gangguan mental dan perilaku

Dr Inu Wicaksana SpKJ (K), MMR

RSJ Prof Dr Suroyo Magelang


• Psikiatri merupakan cabang spesialistik ilmu kedokteran yg -------- menjembatani bidang
kedokteran bio-medis ------ dgn aspek kehidupan manusia seutuhnya
• Psikiatri berpijak pada semua aspek kehidupan ------ aspek organo-biologis – psikoedukatif –
sosiokultural
• Budaya = bagian dari kehidupan dan perkembangan pribai individu
• Budaya --- sangat berpengaruh pada manifestasi psikopatologis
• Psikiatri sebagai bidang kajian ilmu --- sangat penting memahami berbagai fenomena yg
dipengaruhi aspek budaya --- melalui kaidah2 studi ilmu atau metodologi ilmiah
• Yang menjadi fokus adl “sindrom psikiatrik” yg terkait budaya --- “berbagai aspek / fenomena
budaya “ yg dapat diangkat sebagai bidang kajian klinis psikiatrik --- memenuhi kriteria sebagai
sindrom psikiatri
• Yang lainnya mungkin hanya kita lihat sebg : “fenomena budaya yg khas”, ritual budaya –
kepercayaan -- keagamaan
Dalam PPDGJ disebutkan persyaratan untuk dapat dikategorikan sebagai gangguan jiwa adl :
“Sindrom atau pola psikologis dan perilaku seseorang yg secara klinis cukup bermakna, dan secara
khas berkaitan dgn penderitaan (distress), atau hendaya di dalam satu atau lebih kemampuan
funsional (disability)”

PPDGJ II membagi “Sindrom Terkait Budaya” dalam dua kelompok besar :


I ) Yang tidak digolongkan sebagai “gangguan jiwa” karena tidak memenuhi gangguan jiwa
II) Yang tergolong sebagai gangguan jiwa karena memenuhi kriteria gangguan jiwa.
Golongan ini dapat dikelompokkan menjadi dua :
• Fenomena atau Sindrom Terkait Budaya yang merupakan gejala atau Nama lain dari Gangguan
Jiwa Spesifik
• Femomena atau “Sindrom Terkait Budaya” yg merupakan Gangguan Jiwa Spesifik
SINDROM TERKAIT BUDAYA
Beberapa istilah yg berkaitan fenomena aberasi perilaku atau kejiwaan yg dukenal
di Indonesia atau yg mempunyai nama khusus yg terkait dgn budaya setempat ant
lain :
Amok
Bebainan
Diguna-guna (kena guna-guna / keteluh /kesantet)
Kesurupan (kemasukan /kerasukan /kesambet)
Koro
latah
AMOK
• Suatu episode disosiatif tunggal dan terbatas, ditandai periode krmurungan, cetusan tindak kekerasan,
agresivitas, atau peilaku yg menimbulkan malapetaka pada orang dan obyek lain

• Episode didahului rasa tersinggung, disertai oleh ide kejaran, automatisme, amnesia, kelelahan, dan akhirnya
kembali ke keadaan premorbid sesudah episode itu
• Derajat tindak kekerasan yg terjadi sangat hebat bila dibandingkan stressor psikososial yg mendahului
• Lebih umum dijumpai pada laki-laki daripada wanita

• Beberapa kejaian Amok dpt terjadi selama suatu episode psikotik singkat atau merupakan suatu permulaan
• Atau merupakan ekseserbasi (kekumatan) dari suatu proses psikotik khronis
• Keadaan ini terdapat di Indonesia, Malaysia. Laos, Pilipina, Polynesia, Papua New Guinea, Puerto Rico dan
suku Navajo

• DSM IV : memasukkan ke golongan Gangguan Disosiatif


• Dimasukkan Gangguan Pengendalian Impuls tidak bisa karena Amok hanya episode tunggal dan disertai
gangguan didosiatif
BEBAINAN
• Suatu feomena episodik dgn gejala perubahan kesadaran , tingkahlaku
agitatif yg terjadi mendadak disertai kebingungan, halusinasi dan
gejolak emosional.
• Episode ini cepat hilang dan diikuti oleh periode amnesia
• Dari evaluasi psikiatrik disimpulkan bahwa kondisi ini dapat
dikategorikan sbg Gangguan Disosiatif.
• Kondisi ini sering terjai menjelang hari raya dan menurut kepercayaan
budaya setempat dianggap sbg peristiwa kemasukan roh
• Istilah dan kaitan budaya : Bali
• Kategori diagnostik yg diusulkan – sesuai DSM IV --- Gangguan
Disosiatif
KERASUKAN / KEMASUKAN / KESURUPAN / POSSESSION
• Suatu keadaan perubahan kesadaran seseorangyg disertai tanda2 yg tergolong
dalam Gangguan Disosiatif --- atau Gangguan Identitas Disosiatif
• Dapat merupakan bagian dari serangan akut psikotik (psikosis polimorfik akut
F23.0) dgn gejala perubahan kesadaran (dreamy-like staste)
• Istilah dan kaitan budaya : umum di Indonesia. Keadaan ini merupakan fenomena
yg agak universal dgn istilah2 yg mencakup pengertian “possessed”
• Individu yg kerasukan biasanya punya riwayat mengunjungi tempat2 “keramat”,
atau berbuat “salah” di tempat itu --- mengencingi, buang kotoran, pacaran, atau
melakukan hubungan seksual
• Individu berubah kesadarannya, dreamy-like state, berperilaku dan bersuara spt
orang lain (tua) yg pernah tinggal disitu yg belum pernah dilihatnya.
• Kadang individu ditemukan metangkring di pohon yg tinggi pdhal ia tak bisa
memanjat pohon
KENA GUNA-GUNA (KESANTET)
• Suatu keyakinan yg dapat bertaraf Waham bahwa dirinya dipengaruhi atau atau
dikuasai oleh kekuatan gaib --- yg dilakukan oleh org lain atau pihak yg disuruh ---
bertema jahat terhadap kesehatan atau kehidupannya
• Perlu dibedakan antara “kepercayaan tradisional setempat” dengan “keyakinan kena
guna-guna yg bertaraf Waham” yg merupakan gejala pokok dari Skizofrenia Paranoid.
• Orang yg kena guna-guna bisa mendadak panas tinggi, muntah2, di tubuhnya
kemasukan benda2 aneh bila di Rontgen nampak paku-paku berkarat, sekrup, moor, di
paru dan lambungnya
• Muntah 2 darah hitam bisa seember yg tidak bisa dijelaskan secara medis
• Kadang di sekeliling rumahnya menjalar ular sawa besar yg meninggalkan bau busuk
• Kadang santet bisa pula mengenai anak istrinya --- biasanya tidak mengakibatkan
kematian
KORO
• Gambaran klinis berupa episode anxietas yg kuat dan mendadak --- disertai ketakutan bahwa penis
(pada wanita vulva atau puting payudara) --- akan mengkerut dan masuk (menghilang) ke dalam
tubuh --- kemungkinan akan menyebabkan kematian
• Keadaan tsb biasanya sudah beratarf waham
• Biasanya individu Koro berusaha keras untk mencegah agar alat kelaminnya jangan masuk ke
dalam tubuh --- memegang erat2, mengikat dgn tali dan mengaitkan pada benda2 lain, atau minta
pada orang lain memegang alat kelaminnya terus menerus
• Lebih banyak terjadi pada laki-laki
• Ada ahli psikiatri yg memasukkan Koro ke dalam diagnosis Skizofreia terutama Skizofrenia akut
• ICD 10 memasukkan dalam kategori Gangguan Neurotik Lainnya (F48.8)
• Asal usul istilah “koro” belum jelas --- ada yg mengatakan : Malaysia, Cina, dan Sulawesi.
• Kaitan budaya terutama dari suku2 di Asia Tenggara
LATAH
• Hipersensitivitas terhadap kejutan mendadak, ekhopraksia, ekholalia, kepatuhan automatisme, serta
perilaku disosiatif atau menyerupai keadaan trance (lir-trance)
• Gambaran klinis secara khas timbul setelah ia kaget oleh suara atau gerakan. Individu segera
beraksi dgn mengucapkan secara berulang-ulang atau beruntun kata-kata kotor yg biasanya alat
kelamin laki-laki (koprolalia) --- seringkali disertai perbuatan meniru gerakan org lain atau
menjalankan instruksi tertentu secara outomatik tanpa pengendalian
• Sesudahnya individu merasa malu,enyesal, minta maaf atau menyalahkan orang yg telah
mengejutkan dirinya
• Pada umumnya mereka sangat menderita akan ketidakmampuan dirinya mengendalikan arus kata2
kotor yg diucapkan, atau tidakan automatiknya.
• Sering timbul pada wanita setengah baya (wanita muda), dari sosial-ekonomi rendah, pendidikan
rendah, umumnya tidak bersuami.
• Gejala Latah sering diawali oleh mimpi tentang alat kelamin laki-laki, alatu alat kelamin hewan
jantan, atau sesuatu yg melambangkan alat kelamin bergantungan di dinding atau kamar tidur
• ICD-10 memasukkan Latah dlm kategori Gangguan Neurotik Lainnya (F48.8)
• DD : Gangguan Kepribadian Histrionik
• Tempat budaya selain Indonesia, Siberia, Thailand, Pilipina dgn istilah masing2.
GAYA HIDUP PERCAYA KE DUKUN / WONG PINTER / PARANORMAL UNTUK BEROBAT
GANGGUAN JIWA
• Bila ke dukun untuk pertengkaran keluarga, barang hilang, minta jabatan, minta
keselamatan.....boleh2 saja terserah kepercayaan masing2
• Tapi untuk berobat krn gangguan jiwa berat (psikotik) --- berdasar ilmu kedokteran psikiatri ggn
psikotik disebabkan ketidakseimbangan neurotransmiter dopamin, serotonin, GABA di celah
sinaptik antar neuron --- hanya bisa diatasi dgn pemberian obat antipsikotik
• Semakin cepat antipsikotik masuk --- prognosis akan semakin baik
• Bila dibawa ke 3- 4 dukun, harus bolak balik, akhirnya dibawa ke RSJ --- sampai RSJ sudah lebih
dari 2 th dari saat timbulnya gejala --- meski dapat antipsikotik, prognosis jelek
• Mengapa neurotransmiter tiba2 tak seimbang, naik atau turun --- belum diketahui – causa ignota
• Tapi psikofarmasi antipsikotik – spt halnya sitostatika dan antibiotik – makin cepat masuk makin
baik hasilnya
• Penelitian di RSJ Surakarta
• Penelitian di RSJ Magelang
GAYA HIDUP PERCAYA “GUGON TUHON” / TACHAYUL
• Bisa berdampak positip atu negatip
• Positip = bila indiviu percaya pada bunga tertentu, keris, dan benda2 lain yg
dianggap “bertuah” --- ini memberi sugesti kuat bahwa ia akan lulus ujian, jadi
pejabat, jadi kaya dll. Bila ia belum berhasil, dia akan berkata, bahwa belum
saatnya----- nanti dia pasti berhasil krn telah mempunyai benda2 itu
• Negatif = bila menabrak kucing atau benda dan hewan lain di jalan --- ini akan
memberikan celaka/musibah baginya atau keluarganya --- menimbulkan sugesti
kuat dan otak serta seluruh sel tubuh akan benar2 mewujudkan musibah itu
• Percaya pada roh, arwah, orang2 yg sudah meninggal, penunggu kuburan atau
pohon angker --- mencoba berbicara atau meminta sesuatu --- se akan2 ia benar2
melihat mrk itu --- akan memupuk terjadinya Waham dan Halusinasi, pikiran
irasional --- bila org itu punya kecenderungan skizofrenia (skizoid/skizotipal) ---
skizofrenia akan mudah terjadi (pikiran berulang)

Anda mungkin juga menyukai