Anda di halaman 1dari 3

Fungsi dan Peranan Masjid sebagai Pembinaan Umat

Fungsi masjid yang ada di dalam al-Qur’an sejalan dengan praktek yang
dilakukan oleh Rasulullah. Beliau memanfaatkan masjid tidak sekedar tempat
sujud/shalat saja, tetapi masjid juga dijadikan pusat kegiatan dan pembinaan umat.
Ada dua aspek utama pembinaan umat yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW.
Pertama, pembinaan aspek ritual keagamaan seperti pelaksanaan ibadah shalat, dzikir,
membaca Al-Qur’an dan lain-lain. Kedua adalah fungsi kemasyarakatan seperti
menjalin hubungan silaturrahim, berdiskusi, pengembangan perekonomian,
pendidikan, strategi perang, dan lain sebagainya. Dari pengembangan kedua aspek
itu, kemudian fungsi masjid berkembang menjadi pusat peradaban Islam. Dari masjid
lahir gagasan-gagasan yang cemerlang baik bagi pengembangan individu, keluarga
dan pembinaan kehidupan sosial kemasyarakatan. Dari masjid pula lahir berbagai
konsep dan strategi dakwah Islam, pengembangan kesejahteraan sampai konsep dan
strategi perang. Dengan demikian, masjid memiliki peran dan fungsi yang sangat
penting dan strategis, terutama dalam kerangka pembinaan umat.
Menurut Ahmad Sutarmadi, masjid bukan sekedar memiliki peran dan fungsi
sebagai sarana peribadatan saja bagi jamaahnya. Masjid memiliki misi yang lebih
luas mencakup bidang pendidikan agama dan pengetahuan, bidang peningkatan
hubungan sosial kemasyarakatan bagi para anggota jamaah, dan peningkatan
ekonomi jamaah sesuai potensi lokal yang tersedia (Sutarmadi,2002)

Masjid sebagai Sentra Kekuatan Ummat

Masjid adalah “rumah Allah”, tempat umat Islam menyatakan ketundukan dan
kepasrahan total kepada Al-Khaliq, Tuhan semesta Alam, Yang Maha Rahman lagi
Maha Rahim, Allah SWT. Mentakmirkan masjid secara komprehensif adalah aksi
kesalihan sosial di bumi-Nya sebagai pengejawantahan nyata dari kesalihan personal.
Masjid dapat menjadi sentral kekuatan umat. Di masa lalu, pada masa Nabi, masjid
dapat diperankan secara maksimal sebagai sentral umat Islam untuk berbagai
kegiatan (Halfian, 2013).
Untuk optimalisasi peran dan fungsi masjid tersebut dapat diturunkan menjadi
langkah-langkah strategisnya meliputi :
Meningkatkan iman dan taqwa, langkah strategisnya meliputi :
1. Menyelenggarakan pengajian berbagai ilmu Islam yang bertujuan
menyempurnakan kemampuan jamaah, sehingga dalam kehidupan
kesehariannya akan lebih teratur dan terarah, selalu berpedoman pada ajaran
Islam.
2. Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial keagamaan seperti peringatan
atau penyambutan hari-hari besar Islam dan tahun baru hijriah, pelepasan dan
penyambutan jamaah haji dan lainnya.

Meningkatkan pendidikan, kegiatan strategisnya meniputi :


1. Menyelenggarakan lembaga pendidikan formal mulai taman kanak-kanak
hingga perguruan tinggi sesuai dengan kepentingan anggota jamaah masjid
yang bersangkutan.
2. Menyelenggarakan pendidikan informal, seperti pengajian yang diikuti oleh
berbagai kelompok umur.
3. Menyelenggarakan kursus-kursus untuk meningkatkan keterampilan khusus,
seperti bahasa, otomotif, komputer, menjahit, yang tentunya disesuaikan
dengan kebutuhan jamaah.
4. Meningkatkan kemampuan seni bagi jamaah seperti seni membaca Al-Qur’an,
bela diri sesuai dengan keperluan jamaah.
5. Meningkatkan kualitas perpustakaan masjid secara terus menerus.

Meningkatkan hubungan sosial kemasyarakatan. Strateginya :


1. Peretemuan silaturahim antara pengelola masjid dengan seluruh anggota
jamaah.
2. Menjadikan masjid sebagai tempat pelaksanaan kegiatan.
3. Menggiatkan dan menggairahkan shalat jamaah dengan bimbingan imam
secara teratur.

Meningkatkan ekonomi jamaah, strateginya :


1. Menyelenggarakan kursus dan bimbingan usaha ekonomis produktif dari hal-
hal yang sederhana sampai kepada urusan ekonomi kelas atas sesuai dengan
keadaan jamaah.
2. Memanfaatkan mengusahakan permodalan melalui koperasi dan lembaga
keuangan yang menguntungkan. Salah satu kegiatan ekonomi, khususnya di
bidang ekonomi dan pengentasan kemiskinan adalah pembentukan BMT
(Baitul Mal Wattamwil) berbasis masjid. Masjid dengan aktifitas kegiatan
ekonomi yang dimotori oleh BMT akan sanggup menjadi basis pemberdayaan
ekonomi para jamaahnya, maupun umat Islam di sekitarnya secara luas
(Halfian, 2013).
3. Membangun kerjasama anggota jamaah masjid dalam menumbuhkan ekonomi
dengan memanfaatkan tenaga ahli.
4. Menjalin hubungan dengan pemerintah yang secara langsung menangani
pengembangan ekonomi.
5. Menjadikan masjid sebagai pusat pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh.
6. Mengajak para ahli ekonomi membantu mengembangkan ekonomi jamaah
dengan memberikan bimbingan secara terus menerus serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan aggota jamaah masjid pada hal-hal yang
diperlukan di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Sutarmadi, Ahmad. 2001. Masjid, tinjauan Al-Quran Assunah dan Manajemen.


Jakarta : Penerbit Kalimah.

Halfian, Lubis .2013. Fungsi Dan Peranan Masjid Sebagai Pembinaan Umat. Islamic
Worldview Yayasan Attaqwa Pamulang.

Anda mungkin juga menyukai