Anda di halaman 1dari 12

JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 6, No.

2, Juni 2019, hal 69-80


ISSN 2339-1545

Manajemen Risiko, Internal Kontrol, Tata Kelola Perusahaan dan Kinerja


Keuangan BUMN dengan Maturity Level Departemen Audit Internal sebagai
Pemoderasi

Monang Nixon Haposan Tampubolon


Universitas Pancasila , Jakarta, Indonesia

INFO ARTIKEL ABSTRACT


JEL Classification :
G32, H83 Internal Auditor are considered as significant Management
tool in ensuring the proper implementation of company
business process to achieve company goals, especially after the
Keywords : financial cases of some big companies. In accordance with
internal audit, finacial stock market regulation and Goverment regulation (GR and
performance, internal BUMN Laws), the State Own Enterprises (BUMN) in Indonesia
control, risk management must have Internal Audit Department. The various size and
maturity (organization size and profesionality) of Internal
Audit Department raise very basic question about their
capability. The certification of Maturity Level of Internal Audit
Department considered as the solution to prove the capability
of Internal Audit Department in helping Organization to
achieve company objectives, e.g., Financial Performance. This
article trying to explore and deliver research idea about the
relation of Maturity Level of Internal Audit Department with
Company’s management tools consist of Internal Control, Risk
Management and Governance in relation to the improvement of
Financial Performance in State Own Enterprices

ABSTRAK
Auditor Internal sebagai alat Management dalam
mengawasi jalannya proses bisnis perusahaan dalam usaha
pencapaian tujuan perusahaan dirasa sangat penting, terutama
sejak terjadinya sejumlah kasus keuangan dari beberapa
perusahaan besar. Sesuai peraturan Pasar Modal dan
Pemerintah (PP dan Undang-undang BUMN), perusahaan
BUMN di Indonesia diwajibkan untuk memiliki Departemen
Audit Internal. Keberagamanan ukuran dan tingkat kemapanan
(besar organisasi dan keahlian) dari Departemen Audit Internal
di BUMN menimbulkan pertanyaan mendasar terkait
keandalannya. Sertifikasi Maturity Level dari Departemen
Audit Internal dipandang sebagai solusi untuk meyakinkan
tingkat keandalan Auditor Internal didalam mensuksekan
pencapaian tujuan perusahaan yang salah satunya diukur
dengan kinerja keuangan. Tulisan ini ingin menguraikan dan
memberikan ide penelitian hubungan Maturity Level
Departemen Audit Internal dengan alat management
perusahaan yang terdiri dari Pengawasan Internal, Manajemen
Risiko dan Tata kelola yang ada di Perusahaan dalam rangka
peningkatan Kinerja Keuangan Perusahaan BUMN.

* Email Korespondensi: jurnaljrap@univpancasila.ac.id


Magister Akuntansi Universitas Pancasila
69
Monang Nixon Haposan Tampubolon: Manajemen Risiko, Internal Kontrol, Tata Kelola Perusahaan dan
Kinerja Keuangan BUMN dengan Maturity Level Departemen Audit sebagai Pemoderasi

1. Pendahuluan
Latar Belakang Penelitian Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan
Auditor Internal sebagai alat Management Representative Michael-Oxley (Ohio) serta
didalam mengawasi jalannya proses bisnis disahkan oleh Presiden George.W.Bush.
perusahaan dalam usaha pencapaian tujuan Perundang-undangan ini menetapkan aturan
perusahaan dirasa sangat penting, terutama yang lebih baik bagi semua perusahaan publik
sejak terjadinya sejumlah kasus keuangan dari serta Kantor akuntan publik. Sarbox juga
beberapa perusahaan besar. The Institute-of- menuntut Securities-and-Exchange-
Internal Auditor sebagai wadah organisasi Commission (SEC) turut aturan baru ini.
Auditor Internal tingkat dunia membuat Dengan diterbitkannya Sox’s dan ditambah
definisi Internal Auditing dimana didalamnya dengan beberapa aturan pelaksanaan,
memuat tugas dari internal audit. Definisi diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas
tersebut juga secara tegas menyatakan bahwa perusahaan, transparansi laporan keuangan,
tugas utama Auditor Internal adalah untuk serta memperkecil perusahaan atau organisasi
mengevaluasi dan memberikan rekomendasi untuk melakukan kecurangan atau fraud, serta
perbaikan terkait keefektifan proses memberikan keutamaan pada tercipatanya
Managemen Risiko (risk management), corporate-governance yang baik.
Kontrol (control) dan Tatakelola Sarbox menetapkan Public-Company-
(governance). Definisi tersebut juga jelas Accounting-Oversight-Board (PCAOB),
menegaskan tujuan akhir dari fungsi Audit untuk bertugas mengawasi, mengatur,
Internal yaitu membantu operasi perusahaan memeriksa, serta memberikan arahan kepada
dalam mencapai tujuan perusahaan. Profesi para kantor akuntan agar bertindak sesuai
Auditor Internal sebagai alat Management dengan mandat auditor perusahaan publik.
didalam mengawasi jalannya proses bisnis Sarbox juga mengatur kebebasan auditor, tata
perusahaan dirasa sangat penting, terutama kelola perusahaan, penilaian pengendalian
sejak terjadinya sejumlah kasus keuangan dari internal, serta pengungkapan laporan
beberapa perusahaan besar yang mendorong keuangan. Dengan kata lain, Sarbaness-Oxley
Dewan Kongres dan Senat di Amerika untuk dibuat untuk kepentingan investor dengan
mengeluarkan peraturan Sarbaness-Oxley-Act. menciptakan good-corporate-governance,
pada tahun 2002. Sarbanes-Oxley (Sarbanes full-disclosure, dan accountability. SOA
Oxley Act of 2002, Public Company khususnya section 404 menuntut adanya
Accounting Reform and Investor Protection laporan manajemen tahunan (annual
Act. of 2002) atau biasa disingkat SOx adalah management report) atas pengendalian intern
hukum pemerintah pusat Amerika Serikat atas proses pelaporan keuangan. Laporan
yang dikeluarkan 30 Juli 2002 sebagai manajemen tersebut merupakan subjek yang
tanggapan atas sejumlah kasus akuntansi akan diaudit. Dalam seksi SOX Act. seksi-404
perusahaan dimana anatara lain melibatkan dimuat aturan yang berisi kewajiban bagi
Enron, Tyco International, Adelphia, manajemen perusahaan untuk menilai
Peregrine Systems, WorldCom (MCI), AOL pengendalian intern (Internal Control) yang
Time Warner, Aura Systems, Citigroup, sudah dilaksanakan atas proses penyusunan
Computer Associates International, CMS laporan keuangannya; Perusahaan setiap tahun
Energy, Global Crossing, HealthSouth, diwajibkan untuk melakukan evaluasi
Questz Communication, Safety-Kleen dan pengendalian internal atas laporan keuangan
Xerox, yang juga melibatkan beberapa dan pada akhir tahun Manajemen harus
Akuntan Publik seperti: Arthur Andersen, memberikan opini tentang efektifitas dari
KPMG dan PWC. Kasus-kasus kerugian pengendalian internalnya. Pihak yang
bernilai bilyunan dolar akibat harga saham bertanggungjawab untuk melakukan evaluasi
perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini atas pengendalian internal adalah bagian
turun drastis mengguncang kepercayaan Audit Internal. Akuntan publik yang dipakai
masyarakat terhadap pasar saham. Undang- perusahaan dalam memeriksa laporan tahunan
undang Amerika Serikat yang diprakarsai oleh diwajibkan untuk melaporkan hasil evaluasi

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


70
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 6, No. 2, Juni 2019, hal 69-80
ISSN 2339-1545

mereka atas pengendalian internal yang ada. 2. Telaah Teori dan Pengembangan
Seksi 404 secara khusus memberikan Hipotesis
perhatian kepada internal kontrol perusahaan
Landasan teori dari penelitian ini, yaitu
atas laporan keuangannya. Dalam
teori organisasi (Organization Theory) dan
mengevaluasi internal kontrol, manajemen
teori keagenan (Agency Theory). Teori
melalui departemen audit perlu mengacu pada
Organisasi melandasi penelitian ini karena
kerangka COSO (Committee of Sponsoring
menunjukkan hakikat perusahaan sebagai
Organization of the Tradeway Commission).
sebuah organisasi yang kompleks dan harus
Pada SOXs-Act. 2002 hal yang terkait
memiliki mekanisme yang terstruktur dalam
Internal Control ditekankan dalam seksi 302
mencapaian misi dan visi organisasi dengan
yang mensyaratkan perlunya dokumen
tetap memperhatikan kepentingan tiap
penjelasan manajemen terkait sistem
individu yang terlibat. Sedangkan Teori
pengawasan yang ada pada perusahaan. Pihak
Keagenan menunjukkan hubungan antara
yang harus bertanggungjawab terhadap
perusahaan dengan penyedia modal. Kedua
pengungkapan pengawasan perusahaan yaitu
teori tersebut memiliki penjelasan tentang
direktur utama dan direktur keuangan.
pengendalian dan kinerja perusahaan yang
Audit internal selama bertahun-tahun telah
menjadi isu utama dalam penelitian ini.
mengalami perubahan dramatis yang
mengarah pada lingkup yang diperluas yang Teori Organisasi
memungkinkan audit internal untuk Teori organisasi dilandasi filosofi bahwa
memberikan kontribusi bagi organisasi. manusia perlu bekerja sama untuk memenuhi
Belajar dari sisi postif penerapan Sarbaness kebutuhan oleh karena itu, dalam sebuah
Oxley Act. 2002 bagi semua perusahaan organisasi diperlukan pengendalian perilaku
Amerika di bursa saham New York (NYSE) untuk mencapai tujuan bersama. Kata kunci
dan aktivitas bisnisnya diseluruh dunia, pada teori ini adalah kerjasama atau
muncul beberapa negara yang mempraktekan koordinasi. Koordinasi tersebut merupakan
inti dari Sarbaness Oxley Act. tersebut salah cara mencapai tujuan bersama supaya efektif
satunya termasuk Indonesia. dan efisien. Untuk itu, organisasi harus
Dalam Undang-undang BUMN no. memiliki mekanisme untuk mencegah dan
19/2003 dan PP 45/2005 perihal “Pendirian, menghindari penghalang tujuan. Mekanisme
Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran kerjasama pada sebuah organisasi harus
BUMN”, dijelaskan tentang eksistensi, tugas dilandasi pemahaman oleh tiap individu akan
dan tanggung jawab, serta pelaporan Satuan pentingnya tujuan bersama. Namun penetapan
Pengawas Internal (SPI). tujuan tersebut diwarnai perdebatan terkait
SPI (Satuan Pengawas Internal) bertugas: kepentingan siapa atau pihak mana yang
diprioritaskan. Perdebatan tersebut juga
(a) Membantu Direktur-Utama dalam
berdampak pada konsep mekanisme
melaksanakan pemeriksaan-operasional
pengendalian organisasi karena pihak-pihak
dan keuangan BUMN, menilai-
yang kepentingannya terakomodasi dalam
pengendalian, pengelolaan-dan
tujuan organisasi, memerlukan mekanisme
pelaksanaannya pada BUMN serta
pengendalian yang menjamin tercapainya
memberikan saran-saran perbaikannya;
tujuan tersebut. Teori organisasi mengalami
(b) Memberikan keterangan tentang hasil perkembangan hingga muncul dua paradigma
pemeriksaan kepada Direktur Utama; dan mengenai organisasi, yaitu teori organisasi
(c) Memonitor tindak lanjut atas hasil modern dan teori organisasi neo-modern. Pada
pemeriksaan yang telah dilaporkan. teori organisasi modern, supaya organisasi
Apabila diminta secara tertulis oleh efektif dan efisien dalam rangka mencapai
Komisaris/Dewan-Pengawas, Direksi wajib tujuannya, maka organisasi harus dirancang
memberikan informasi hasil pemeriksaan dengan struktur yang jelas disertai dengan
atau, hasil pelaksanaan tugas SPI. (UU deskripsi tugas yang sistematis, dengan
BUMN no. 19, 2003). memperhatikan kejelasan otoritas dan
pertanggungjawaban. Berdasarkan paradigma
dalam organisasi modern tersebut, jika

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


71
Monang Nixon Haposan Tampubolon: Manajemen Risiko, Internal Kontrol, Tata Kelola Perusahaan dan
Kinerja Keuangan BUMN dengan Maturity Level Departemen Audit sebagai Pemoderasi

dihubungkan dengan teori mengenai terdapat spesifikasi yang tepat tentang apa
hubungan stakeholders’ dari sebuah saja yang wajib dikerjakan manajemen dalam
organisasi, maka dapat dirujuk teori yang setiap kemungkinan yang dapat terjadi, dan
terkait, yaitu teori keagenan. Teori keagenan bagaimana pengalokasian keuntungan
menjelaskan mekanisme pengendalian perusahaan. Namun demikian, kontrak yang
organisasi dengan menggunakan paradigm lengkap susah untuk di wujudkan, hal ini
organisasi modern. Jika dikaitkan dengan isu dikarenakan adanya faktor kontinjensi yang
Manajemen Risiko, Pengendalian Internal dan sulit untuk diramalkan sebelumnya. Oleh
Tata kelola Perusahaan, maka teori keagenan karena itu manajer harus memiliki hak
lebih relevan. pengendalian residual (residual control right)
yang diberikan oleh investor, dimana manajer
Teori Keagenan
dapat membuat keputusan pada kondisi-
Teori Agensi didasari pada persoalan
kondisi yang tidak terdapat di dalam kontrak.
agensi yang terjadi disaat pengelolaan
Hak yang dimiliki oleh manajer ini
perusahaan terpisah dari kepemilikannya.
kemungkinan bisa disalah gunakan sehingga
Perusahaan adalah suatu mekanisme yang
memunculkan permasalahan keagenan. Hak
memberikan peluang pada semua partisipan
pengendali residual juga dimiliki oleh pemilik
untuk berpartisipasi dalam hal modal,
modal untuk dapat memutuskan hal yang
keahlian dan tenaga kerja dengan tujuan
tidak terduga, tetapi pemilik modal tidak
memaksimalkan keuntungan jangka panjang.
memiliki kemampuan untuk mengetahuihal
Pemilik (principal) merupakan partisipan-
hal yang wajib dilakukan sehingga
partisipan yang berpartisipasi pada modal.
pengalokasian hak pengendalian residual
Pengelola perusahaan (agen) merupakan
menjadi tidak efektif.
partisipan-partisipan yang berpartisipasi
Guna mengatasi masalah keagenan, maka
dengan bekal keahlian dan tenaga-kerja.
dirasa perlu untuk membuat strategi desain
Keberadaan kedua partisipan ini menimbulkan
pengendalian untuk menjamin tercapainya
persoalan pada mekanisme yang harus dibuat
tujuan organisasi yang memberikan hasil
untuk menyesuaikan perbedaan kepentingan
maksimal bagi agen dan principal. Strategi
pada kedua partisipan tersebut. Teori
tersebut dengan menggunakan perangkat yang
keagenan dikhususkan untuk menangani
dirancang berupa proses Manajemen Risiko,
persoalan yang terjadi di dalam hubungan
Pengendalian Internal, Tata Kelola
keagenan.
Perusahaan dan pembentukan fungsi Audit
Pertama, permasalahan keagenan muncul
Internal, dengan pertimbangan cost dan
ketika (a) kepentingan kedua partisipan
benefit.
(principal dan agen) berlawanan dan (b)
principal sangat sulit melakukan verifikasi Maturity Level Department Internal Audit
hal-hal yang benar-benar dilakukan agen. Hal Auditor Internal berfungsi untuk
ini dikarenakan prinsipal tidak bisa membantu manajemen dengan mengevaluasi
memverifikasi apakah agen tersebut dan memberikan rekomendasi perbaikan
melaksankan semuanya secara tepat. proses Manajemen Risiko, Pengendalian
Kedua, permasalahan dalam pembagian Internal, dan Tata pengelolaan Perusahaan.
resiko yang muncul ketika kedua partisipan Auditor internal berfungsi untuk mendukung
(prinsipal dan agen) mempunyai sikap yang manajemen dalam hal, yakni;
berlawanan terhadap resiko. Oleh karenanya 1. Mengawasi kegiatan dari manajemen
diciptakan kontrak yang dapat menyelaraskan puncak yang tidak dapat dilakukan oleh
kepentingan principal dan agen. Kontrak mereka sendiri.
antara investor dengan manajer merupakan 2. Mengidentifikasi dan menekan
kontrak yang bisa menjelaskan spesifikasi kemungkinan risiko semaksimal mungkin.
yang wajib dilakukan manajemen dalam Semua organisasi melakukan pendekatan
mengelola dana tiap investor, dan spesifikasi holistic yang mencangkup setiap resiko di
terkait pembagian hasil antara manajemen dan perusahaan , yang berasal dari hukum,
investor. Secara ideal, investor serta manajer politik dan pembuat peraturan, hubungan
menandatangani kontrak secara lengkap, dengan pemegang saham, dan pengaruh

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


72
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 6, No. 2, Juni 2019, hal 69-80
ISSN 2339-1545

persaingan untuk menetapkan manajemen


resiko.
3. Memverifikasi laporan kepada
manajemen puncak. Para manajemen
membuat suatu keputusan berlandaskan
laporan yang dibuat auditor-internal.
4. Melindungi manajemen dalam bidang
teknis. Auditor internal wajib mengetahui
dari mana data berasal, bagaimana
memprosesnya, dan cara pengaman data-
data perusahaan.
5. Meninjau kegiatan perusahan di masa lalu
dan masa depan untuk membantu proses
keputusan.
6. Membantu manajer membuat
perencanaan, pengorganisasi, pengarahan
dan pengendalian masalah.
7. Dengan adanya peraturan yang diterbitkan
oleh SEC (di Amerika) dan Bapepam (di
Indonesia) yang mengharuskan
perusahaan go-public dan BUMN untuk
memiliki fungsi Internal Audit sehingga Gambar : IA Capability Model Levels dan Matrik
perusahaan go-public perlu Pada tanggal 26 Maret 2018 di dalam
mengalokasikan sumber dana dan tenaga forum OECD Auditor Alliance Launch
guna membentuk Departemen Audit Meeting, Kepala BPKP Indonesia Bapak Dr.
Internal agar patuh pada peraturan yang Ardan Ardiperdana, menyampaikan bahwa
berlaku. Sampai saat ini kami belum tingkat kemapanan Departemen Audit Internal
menemukan ada aturan mengenai untuk sektor publik pada tahun 2014 dan 2017
seberapa besar ukuran Departemen Audit adalah sebagai berikut (lihat Tabel; 1);
Internal yang harus dibentuk dan seberapa
Tabel -1
luas cakupan pekerjaannya, sehingga saat Data Pencapaian tingkat kemapanan Departemen Audit
ini terdapat keragaman tingkat kemapanan Internal di Sektor Publik
(besar organisasi dan keahlian) dari
Departemen Audit Internal. Untuk
mengukur tingkat kemapanan suatu
Departemen Audit Internal telah
dikeluarkan sebuah acuan yang dikenal
dengan IACM (Internal-Audit-Capability-
Model) oleh IIA (The Institute of Internal Dari tabel tersebut dapat kita lihat data
Auditor) yang merupakan satu-satunya usaha-usaha peningkatan tingkat kemapanan
lembaga auditor internal yang diakui (Maturity Level) dari Departemen Audit
dunia. Dalam acuan tersebut ada 5 Internal pada tahun 2014-2017 di BUMN
tingkatan kemapanan Departemen Audit Indonesia, dimana dari table diatas diketahui
Internal, dimana untuk masing-masing pada tahun 2014 jumlah BUMN yang telah
tingkatan ditetapkan kriteria-kriteria yang mencapai level 3 hanya 1 Departemen Audit
harus dipenuhi sebagaimana yang terdapat Internal BUMN tetapi pada tahun 2017 telah
pada IACM Matrix. ada 106 Departemen Audit Internal BUMN.
Untuk sektor publik capaian tertinggi baru
mencapai Level 3 - Integrated, artinya
Departemen Audit Internal yang ada di
BUMN baru sebanyak 106 (16,7%) yang telah
menerapkan standar professional dan telah

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


73
Monang Nixon Haposan Tampubolon: Manajemen Risiko, Internal Kontrol, Tata Kelola Perusahaan dan
Kinerja Keuangan BUMN dengan Maturity Level Departemen Audit sebagai Pemoderasi

sanggup memberikan jasa konsultasi dan dihadapi perusahaan dapat di klasifikasikan


pemeriksaan dari kinerja Perusahaan. kedalam:
Manajemen Risiko (Risk Management) a) Risiko operasional merupakan risiko yang
Manajemen Risiko digunakan oleh setiap muncul dikarenakan sistem internal yang
praktisi untuk menanggapi berbagai macam berlaku tidak berjalan sebagaimana
Risiko. Secara umum ada dua macam mestinya, kesalahan dari manusia, atau
tindakan yang dilakukan oleh responden kegagalan dari sistem. Sumber risiko
Manajemen Risiko yaitu pertama “mencegah” operasional paling tinggi dapat bersumber
dan kedua “memperbaiki”. Pada tahap awal dari kegiatan operasional dan jasa-jasa,
konstruksi, tindakan penncegahan digunakan akuntansi, sistem teknologi dari informasi,
untuk “mengurangi”, “menghindari”, atau sistem informasi dari manajemen atau juga
“memindahkan” risiko. Sedangkan untuk sistem pengelolaan dari sumber daya
tindakan memperbaiki berupa kegiatan untuk manusia.
mengurangi efek-efek pada saat Risiko terjadi b) Risiko eksternal merupakan Risiko yang
atau pada saat Risiko harus diambil. Menurut muncul dari faktor lingkungan eksternal,
Darmawi, (2005) Keuntungan manajemen dimana lingkungan eksternal bisa
risiko yang diperoleh perusahaan terbagi memunculkan kondisi kondusif bagi
dalam lima kategori utama; bencana yang dapat menimbulkan
a. Manajemen risiko bisa “menghindari kerugian. Kerugian adalah suatu
perusahaan dari kegagalan”. penyimpangan yang tidak diharapkan. Ada
beberapa sumber penyebab kerugian dan
b. Manajemen risiko dapat “membantu secara
juga risiko yang dapat diklasifikasikan
langsung kenaikan laba”.
sebagai sebuah risiko sosial, risiko fisik,
c. Manajemen risiko bisa “memberikan laba dan juga risiko ekonomi. Menentukan
secara tidak langsung”. sumber risiko merupakan hal yang sangat
d. Adanya perlindungan terhadap risiko dasar penting karena menentukan bagaimana
yang merupakan harta non material cara penanganannya.
sehingga bisa memberikan ketenangan c) Risiko Finansial bagi investor adalah risiko
pikiran bagi manajer. akibat dari ketidakmampuan emiten saham
e. Manajemen risiko melindungi perusahaan dan obligasi dalam memenuhi kewajiban
dari risiko dasar, sehingga para kreditur pembayaran deviden dan pokok pinjaman.
pelanggan dan pemasok menyukainya d) Risiko strategic merupakan risiko atas
yang berakibat secara tidak langsung keadaan yang tidak terduga. Hal ini dapat
meningkatkan Public Image. mengurangi kemampuan setiap manajer
Manajemen Risiko merupakan cara dalam mengimplementasikan strateginya
sistematis untuk melihat suatu Risiko serta dengan signifikan.
secara tepat menentukan penanganan Risiko
Proses Manajemen Risiko
tersebut. Manajemen Risiko adalah suatu
Pemahaman manajemen Risiko
sarana dalam pengidentifikasian sumber dari
mengizinkan pihak manajemen untuk terlibat
Risiko serta ketidakpastian, mengestimasi
secara efektif pada saat menghadapi
akibat yang ditimbulkan, dan
ketidakpastian risiko dan peluang yang
mengembangkan respon untuk menghadapi
berhubungan serta meningkatkan kemampuan
Risiko. Terdapat 3 tahapan utama dalam
suatu organisasi untuk menciptakan nilai
pendekatan sistematis terkait manajemen
tambah. Pembagian proses manajemen risiko
risiko, yaitu:
berdasar COSO dibagi ke atas 8 tahap:
1. Identifikasi Risiko
1. Internal-environment (Lingkungan-
2. Analisa dan evaluasi Risiko internal) Tahapan ini berkaitan dengan
3. Respon atau tanggapan untuk lingkungan dimana perusahaan berada dan
mengendalikan Risiko tersebut. beroperasi. Cakupannya adalah kultur
Dalam mengidentifikasi menganalisa dan manajemen terkait risiko, integritas,
mengevaluasi risiko maka risiko yang akan perspektif terhadap risiko, penerimaan

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


74
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 6, No. 2, Juni 2019, hal 69-80
ISSN 2339-1545

terhadap risiko, nilai moral, struktur aktivitas organisasi adalah perkalian


organisasi, dan juga pendelegasian likelihood dan consequence. Aktivitas
wewenang. yang harus dicermati adalah events
2. Objective-setting (Penentuan-tujuan) relationships yaitu hubungan antar
Manajemen harus membuat tujuan kejadian. Events secara individu
organisasi agar dapat kemungkinan memiliki risiko kecil.
mengidentifikasi,meng-akses, dan Namun, bila digabungkan dapat menjadi
mengelola suatu risiko. Objective dapat signifikan. Karenanya, risiko yang dapat
diklasifikasikan menjadi suatu strategic- mempengaruhi business-units perlu untuk
objective dan activity-objective. Strategic dikelompokkan ke dalam common-event-
objective di perusahaan terkait pencapaian categories, dan dinilai secara aggregate.
dan kinerja dari suatu instansi dalam 7. Risk-response (penanganan risiko) Pada
jangka menengah ataupun panjang, serta tahapan ini organisasi harus bisa
merupakan sebuah implementasi dari visi menentukan sikap berdasarkan hasil
dan misi instansi tersebut. penilaian risiko. Risk-response dari suatu
3. Activity objective bisa dibagi menjadi 3 organisasi terdiri dari: (1) avoidance, yaitu
kategori, yaitu (1) operations objectives (2) kegiatan aktivitas yang berisiko atau
reporting objective dan (3) compliance pelayanan yang ber-risiko dihentikan; (2)
objectives. Sumber daya manusia (SDM) reduction, yaitu pengambilan langkah
suatu organisasi harus dilibatkan serta untuk mengurangi peluang munculnya atau
mengerti risiko yang akan dihadapi. dampak risiko; (3) sharing, yaitu
Keterlibatan tersebut berkaitan dengan mengalihkan atau menanggung sebagian
anggapan semua pejabat / pegawai dengan pihak lain; (4) acceptance, yaitu
merupakan pemilik dari risiko. Demikian menerima risiko yang akan terjadi
pula, dalam penentuan tujuan suatu (umumnya risiko kecil), dan tidak
organisasi, dapat ditentukan juga risk melakukan upaya khusus lainnya. Dalam
appetite and risk tolerance (variasi dari memilih sikap, perlu untuk
tujuan yang bisa diterima). dipertimbangkan faktor-faktor dari
pengaruh tiap sikap terhadap risk
4. Risk tolerance merupakan variasi dalam
likelihood dan impact, sikap/response
pencapaian tujuan perusahaan yang bisa
optimal yang dapat bersinergi dengan
diterima oleh manajemen.
pemenuhan risk appetite and tolerances,
5. Event-identification (Identifikasi-risiko) analis cost versus benefits, dan juga
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kemungkinan adanya opportunities yang
kejadian yang berpotensi terjadi di internal bisa timbul dari setiap tindakan risk
maupun eksternal perusahaan yang dapat response.
mempengaruhi strategi ataupun
8. Control Activities (Aktifitas Pengendalian).
menghambat tercapainya tujuan organisasi.
Agar Risk response dapat dilaksanakan
Terdapat 4 model pada pengidentifikasian
secara tepat, diperlukan komponen
suatu risiko, yaitu (1) Exposure-analysis;
aktifitas pengendalian dalam penyusunan
(2) Environmental analysis; (3) Threat
kebijakan-dan-prosedur. Aktifitas
scenario; (4) Brainstorming questions.
pengendalian memerlukan suatu
6. Risk assessment (Penilaian risiko). lingkungan-pengendalian: (1) integritas
Tahapan ini dapat memberikan informasi dan juga nilai etika; (2) kompetensi; (3)
sampai seberapa besar akibat dari events kebijakan-dan-juga-praktik-praktik SDM;
(kejadian atau keadaan) bisa mengganggu (4) budaya-organisasi; (5) filosofi dan juga
pencapaian visi dan misi perusahaan. gaya kepemimpinan manajemen; (6)
Dampak suatu akibat bisa ketahui melalui struktur organisasi; dan (7) wewenang
inherent dan juga residual risk, serta serta tanggung jawab. Dengan memahami
dianalisis dalam dua perspektif: likelihood arti dari lingkungan pengendalian, maka
(kecenderungan atau peluang) dan impact / dapat ditetapkan jenis dan juga aktifitas
consequence (besaran akibat suatu risiko). pengendalian. Beberapa jenis pengendalian
Besarnya risiko dalam setiap kegiatan

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


75
Monang Nixon Haposan Tampubolon: Manajemen Risiko, Internal Kontrol, Tata Kelola Perusahaan dan
Kinerja Keuangan BUMN dengan Maturity Level Departemen Audit sebagai Pemoderasi

adalah; preventive, detective, corrective, Tata-Kelola Perusahaan (Good-Corporate


dan directive. Sedangkan aktifitas Governance)
pengendalian dapat berupa: (1) pembuatan Isu tentang GCG mulai menjadi fokus
kebijakan dan prosedur; (2) pengamanan perhatian sejak-terjadinya berbagai kasus
kekayaan organisasi; (3) delegasi keuangan seperti kasus Enron dan WorldCom
wewenang dan pemisahan fungsi; dan (4) di Amerika, Marconi di Inggris dan Royal
supervisi atasan. Aktifitas pengendalian Ahold di Belanda yang mengindikasikan
sebaiknya diintegrasi dengan manajemen lemahnya corporate-governance, Investor
risiko sehingga alokasi sumber-daya yang institusional mulai menyadari perlunya
dimiliki organisasi-bisa-menjadi optimal. mengevaluasi peran GCG untuk kebijakan.
Pengendalian Internal (Internal Control) GCG (Good-Corporate Governance) adalah
Suatu susunan pengendalian seperangkat sistem yang mengatur dan
internal/kontrol internal (pengendalian mengendalikan perusahaan untuk
administrative dan pengendalian akuntansi) menciptakan-nilai-tambah bagi stakeholder.
terdiri dari kebijakan-kebijakan-dan-prosedur- GCG memacu tersedianya pola manajemen
prosedur yang dibuat untuk memberikan yang profesional, transparan, bersih dan
kepastian secara wajar bahwa tujuan berkelanjutan. Pedoman Umum Good
perusahaan secara khusus akan-dicapai. (SAS Corporate Governance Indonesia tahun 2006
no. 55). oleh KNKG (Komite Nasional Kebijakan
Governance) menyebut lima asas GCG yaitu;
Komponen pengendalian internal mengacu
1) transparansi, 2) akuntabilitas, 3)
pada pedoman COSO adalah:
responsibilitas, 4) independensi serta 5)
1. Lingkungan pengendalian (control kewajaran dan kesetaraan. Ada dua prinsip
environment). Faktor-faktornya utama dalam GCG. Pertama, terkait hak
mencakup; filosofi manajemen, integritas, pemegang saham dalam memperoleh
nilai etis, dan kompetensi, gaya operasi, informasi yang akurat dan tepat waktu.
otorisasi dan delegasi. Kedua, perihal itikad perusahaan dalam
2. Penaksiran risiko (risk-assessment). pengungkapan (disclosure) secara-akurat,
Berupa mekanisme yang ditetapkan untuk tepat-waktu dan transparan terhadap informasi
indentifikasi, analisisa, dan mengelola kinerja perusahaan, kepemilikan dan
risiko terkait aktifitas perusahaan. stakeholder.
3. Aktivitas pengendalian (control Dengan Corporate governance para
activities). Pelaksanaan dari kebijakan manajer memiliki pedoman dalam mengelola
maupun prosedur yang telah ditetapkan perusahaan secara best practice. Pengelola
untuk memastikan tujuan Perusahaan perusahaan diharap dapat mengambil
tercapai. kebijakan/keputusan keuangan yang dapat
4. Informasi dan komunikasi. Merupakan menguntungkan semua pihak (stakeholder).
suatu sistem yang mengatur orang atau Manajer juga diharap bekerja secara efisien
entitas, memperoleh atau menukar sehingga dapat menurunkan biaya dan
informasi yang diperlukan dalam meminimalkan risiko. Usaha tersebut
melaksanakan, mengelola, dan diharapkan menghasilkan tingkat keuntungan
mengendalikan operasinya. yang tinggi sehingga memperoleh return
sesuai dengan harapan investor, dan saham
5. Pemantauan (monitoring). Kehandalan perusahaan akan diminati oleh investor. Hal
sistem pengendalian internal yang ada ini akan meningkatkan nilai perusahaan.
perlu dimonitor, untuk menilai mutu Perspektif hubungan keagenan (agency
kinerja-sistem sepanjang-waktu. Ini theory) merupakan dasar memahami
dilakukan melalui pemantauan yang terus- corporate governance. Konsep corporate-
menerus, evaluasi-yang-terpisah atau governance timbul sebagai upaya mengontrol
kombinasi-dari keduanya. perilaku manajemen yang cenderung
mementingkan diri sendiri karena memiliki
hak pengendali residual (residual control
right). Pelaksanaan GCG di dalam perusahaan

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


76
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 6, No. 2, Juni 2019, hal 69-80
ISSN 2339-1545

diharapkan mampu menghindari adanya jangka pendek dengan menggunakan aktiva


praktek tidak terpuji yang dilakukan direksi lancar. Cash Ratio, merupakan kemampuan
maupun pihak-pihak lain yang punya untuk membayar hutang yang jatuh tempo
hubungan atau kepentingan dalam dengan kas yang ada atau surat berharga efek
perusahaan. yang dapat segera diuangkan. Acid test Ratio,
Dampak penerapan good corporate merupakan kemampuan untuk membayar
governance selain menghilangkan KKN dan hutang yang segera harus dipenuhi dengan
menciptakan iklim berusaha yang sehat juga aktiva lancar yang lebih likuid.
untuk meningkatkan kepercayaan para Rasio Profitabilitas, menunjukkan seberapa
penanam modal dan kreditor. Dimata investor besar kemampuan-perusahaan-memperoleh
penerapan corporate governance yang baik laba, baik dalam hubungannya dengan
akan menarik dan memberi kesan positif penjualan, asset maupun laba bagi modal
terhadap kinerja perusahaan dan nilai sendiri. Pengukuran dari rasio ini dapat
perusahaan. menggunakan, Gross Profit Margin (GPM),
Kinerja Keuangan BUMN Return On Assets (ROA), Return On Equity
BUMN (Badan Usaha Milik Negara) (ROE) dan Net Profit Margin (NPM). Gross
merupakan perusahaan milik pemerintah yang Profit Margin (GPM), merupakan rasio atau
keberadaannya dalam sistem ekonomi pertimbangan antara laba kotor yang
Indonesia masih diperlukan. BUMN selain diperoleh perusahaan pada tingkat penjualan.
menjalankan fungsinya sebagai sumber dana Peneliti memilih rasio ini karena untuk
bagi pemerintah melalui pungutan pajak dan mengetahui seberapa efektif pengelolaan
dividen, juga dibebani fungsi sebagai agent- biaya-biaya operasional perusahaan dalam
of-development (UU no.19 BUMN). Sehingga kontribusinya terhadap penjualan. Return On
dengan tugas tersebut membuat kinerja Asset (ROA), merupakan rasio yang
banyak BUMN bekerja tidak efisien. BUMN mengukur kemampuan perusahaan dari modal
merupakan bentuk usaha negara yang yang diinvestasikan untuk menghasilkan
sebagian atau keseluruhan modalnya milik keuntungan bersih. Return On Equity,
negara atau pemerintah. BUMN sebagai merupakan rasio untuk mengukur-
public enterprise terdiri dua unsur, yakni kemampuan dari modal-sendiri untuk
unsur pemerintah dan bisnis (enterprise). Jadi menghasilkan-keuntungan bagi pemegang
BUMN tidak murni pemerintah dan tidak sahamnya. Net Profit Margin, merupakan
murni bisnis. Besaran persentase masing keuntungan-bersih-per-rupiah penjualan.
masing elemen disuatu BUMN tergantung Rasio Leverage, menunjukkan kemampuan
jenis atau tipe BUMN-nya. Ada tiga makna untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
yang terkandung dalam BUMN, yakni public maupun kewajiban jangka panjang. Debt
purpose, public ownership dan public control. Ratio, rasio ini digunakan untuk mengukur
Dari ketiga makna itu public purpose-lah yang presentase total dana dari-kreditur untuk
menjadi inti-konsep-BUMN. Public purpose membelanjai total aktiva. Debt to Equity
ini mempunyai makna yang cukup luas. Ratio, merupakan rasio untuk mengukur
Karenanya BUMN-mempunyai tujuan ganda kinerja perusahaan berdasarkan hutang
yakni sosial, politik dan ekonomi. (Anoraga, perusahaan dihitung dengan membagikan
2003) antara total hutang dengan total equity
Didalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan yang digunakan sebagai sumber
Badan Usaha/Perusahaan, ada terdapat pendanaan usaha. Peneliti memilih rasio ini
beberapa alat ukur yang lazim digunakan, sebagai pengukuran kinerja keuangan, karena
yaitu: Rasio Likuiditas, menunjukkan untuk mengetahui tingkat hutang perusahaan
kemampuan memenuhi kewajiban keuangan dan merupakan bagian dari rasio leverage.
jangka pendek tepat secara waktunya. Long Term Debt Ratio, merupakan rasio yang
Pengukuran dari rasio ini dapat menggunakan mengukur kinerja perusahaan berdasarkan
Current Ratio, Cash Ratio dan Acid Test pada modal sendiri yang dijadikan jaminan
Ratio. Current Ratio, merupakan rasio yang untuk hutang jangka panjang.
mengukur kemampuan memenuhi hutang Hubungan antara Manajemen Risiko
dengan pencapaian tujuan organisasi/kinerja

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


77
Monang Nixon Haposan Tampubolon: Manajemen Risiko, Internal Kontrol, Tata Kelola Perusahaan dan
Kinerja Keuangan BUMN dengan Maturity Level Departemen Audit sebagai Pemoderasi

keuangan ditulis oleh beberapa peneliti. CSR memiliki efek positif pada keuangan
Temuan penelitian Li (2018) dalam jurnal; A- kinerja serta CSR pada kinerja keuangan.
Study on Enterprise-Risk-Management and Coetzee, (2016) menyimpukan bahwa
Business-Performance; menunjukan bahwa kontribusi fungsi Audit Internal terhadap
ada bukti yang cukup memadai yang kegiatan manajemen risiko agak lemah.
menunjukkan Enterprise Risk Management Temuan penelitian Zwaan, Stewart dan
berpengaruh terhadap Kinerja Usaha. Hasil Subramaniam (2009) menunjukkan bahwa
empiris temuan penelitian Li (2016) dalam keterlibatan yang tinggi dalam ERM
jurnal; Board Advising, Risk Taking, and Firm berdampak pada kesediaan auditor internal
Performance; menunjukkan persentase untuk melaporkan gangguan dalam prosedur
direktur penasehat secara positif terkait risiko kepada komite audit. Auditor internal
dengan tingkat pengambilan risiko terlibat dalam kegiatan pemeriksaan ERM
perusahaan, dan interaksi persentase direktur tetapi beberapa juga terlibat kegiatan yang
penasehat dan pengambilan risiko adalah dapat membahayakan objektivitas.
berkorelasi positif dengan kinerja perusahaan Hubungan Maturity Level / kualitas Audit
di masa depan. Namun, efek ini tidak Internal terhadap Internal Control ditulis oleh
signifikan sama sekali di perusahaan milik Mazza and Azzali (2015) adalah kompetensi
negara karena campur tangan pemerintah. dan independensi auditor internal mengurangi
Hubungan antara Internal Control dengan kelemahan kontrol internal. Sementara Zou
pencapaian tujuan organisasi/kinerja (2019) menemukan bahwa audit internal
keuangan dilakukan oleh Kinyua, et al. memainkan peran yang tidak tergantikan
(2015). Hasil riset menyimpulkan bahwa ada dalam tata kelola perusahaan. Smith (2018)
hubungan yang signifikan aantara lingkungan menunjukkan bahwa kinerja tinggi internal
pengendalian internal dan kinerja keuangan, audit dikaitkanndengannukuran banyaknya
merekomendasikan agar lingkungan rekomendasi untuk meningkatkan tata kelola
pengendalian internal harus ditingkatkan lebih perusahaan. Rahmatika (2014) menunjukkan
jauh untuk meningkatkan kinerja keuangan bahwa fungsi intern audit memiliki efek
perusahaan di Nairobi Securities Exchange. positif pada kualitas pelaporan keuangan.
Temuan Basodan, (2015), mengungkapkan Fungsi audit internal memiliki pengaruh
semua dimensi kontrol internal termasuk positif pada Tatakelola yang baik. Martinov-
lingkungan kontrol, penilaian risiko, control Bennie, (2015) menemukan tingkat
prosedur, informasi dan komunikasi dan keterlibatan Internal Audit Function (IAF)
pemantauan memiliki hubungan positif yang sangat tinggi dalam masalah tata kelola,
dengan ukuran profitabilitas termasuk EPS, persepsi bahwa masalah tata kelola adalah
ROA, ROE dan PM. Namun, pengujian yang paling penting saat ini bagi IAF, dan
hipotesis menunjukkan bahwa ada beberapa juga responden menilai tinggi keterampilan
perbedaan dalam signifikansi hubungan antara dan kompetensi IAF dalam hal kemampuan
kontrol internal dan ukuran profitabilitas dan untuk melakukan penugasan yang berkaitan
dalam hubungan antara komponen kontrol dengan masalah tata kelola. Suyono dan
internal dengan berbagai ukuran profitabilitas. Hariyanto (2012) membuktikan bahwa
Tettamanzi (2015) menemukan hubungan pengendalian internal, audit internal, dan
antara kepemilikan dan struktur tata kelola komitmen organisasi memiliki hubungan
perusahaan dan kinerja perusahaan bersifat signifikan positif dengan tata kelola yang
ambigu. Hasil penelitian Salamantun, (2015) baik.
menunjukkan bahwa penerapan GCG tidak
berdampak pada kinerja perusahaanndengan Kesimpulan
ukuran EVA. Hasil penelitian Mayang Artikel ini merupakan konsep hubungan
Mahrani, Noorlailie Soewarno, (2018) dalam antara managemen risiko, pengendalian
jurnal;”The effect of good corporate internal, dan tata kelola terhadap kinerja
governance mechanism and corporate social keuangan, khususnya di ruang linkup BUMN.
responsibility on financial performance with Auditor Internal sebagai alat Management
earnings management as mediating variable”, dalam mengawasi jalannya proses bisnis
menunjukkan bahwa mekanisme GCG dan perusahaan dalam usaha pencapaian tujuan

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


78
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 6, No. 2, Juni 2019, hal 69-80
ISSN 2339-1545

perusahaan dirasa sangat penting, terutama Barasa, K. S. (2015). Statistical analysis of the
sejak terjadinya sejumlah kasus keuangan dari role of internal audit in promoting good
beberapa perusahaan besar. Sesuai peraturan governance in public institutions in
Pasar Modal dan Pemerintah (PP dan Undang- Kenya. Journal of Investment and
undang BUMN), perusahaan BUMN di Management, 4(1), 38-46.
Indonesia diwajibkan untuk memiliki
Soh, D. S., & Martinov-Bennie, N. (2015).
Departemen Audit Internal. Keberagamanan
Internal auditors’ perceptions of their role
ukuran dan tingkat kemapanan (besar
in environmental, social and governance
organisasi dan keahlian) dari Departemen
assurance and consulting. Managerial
Audit Internal di BUMN menimbulkan
Auditing Journal, 30(1), 80-111.
pertanyaan mendasar terkait keandalannya.
Sertifikasi Maturity Level dari Departemen De Andreis, F., & Florio, M. (2019). Risk
Audit Internal dipandang sebagai solusi untuk Management Instruments, Strategies and
meyakinkan tingkat keandalan Auditor Impacts in the Complex
Internal didalam mensukseskan pencapaian Organizations. American Journal of
tujuan perusahaan yang salah satunya diukur Industrial and Business Management, 9(5),
dengan kinerja keuangan. Tulisan ini ingin 1157-1167.
menguraikan dan memberikan ide penelitian Fratini, F., & Tettamanzi, P. (2015).
hubungan Maturity Level Departemen Audit Corporate governance and performance:
Internal dengan alat management perusahaan Evidence from Italian companies. Open
yang terdiri dari Pengawasan Internal, journal of business and management.
Managemen Risiko dan Tatakelola yang ada
di Perusahaan dalam rangka peningkatan Instituteeof InternallAuditors – IIA. (2006).
Kinerja Keuangan Perusahaan BUMN. The Role of
Berdasarkan pemikiran konseptual dan Auditing,in,Public,Sector,Governance.
kajian hasil-hasi penelitian sebelumnya sangat Altamonte Springs, FL: The Instituteeof
dimungkinkan untuk dilakukan penelitian InternallAuditors,Research Foundation.
terkait dengan hubungan antara managemen Instituteeof InternallAuditors – IIA. (2008).
risiko, pengendalian internal, dan tata kelola International,Standards,for,the,Professional
terhadap kinerja keuangan. Maturiy level Practice,of,Internal,Auditing. Altamonte
departemen audit nternal dapat dibuktikan Springs, FL: The Instituteeof
juga melalui riset sebagai pemoderasi InternallAuditors,Research Foundation
hubungan antara managemen risiko,
pengendalian internal, dan tata kelola terhadap Instituteeof InternallAuditors – IIA. (2010).
kinerja keuangan. Riset lanjutan diharapkan Internal Audit Process Maturity Altamonte
dapat membuktikan secara empirir terkait Springs, FL: The Instituteeof
dengan hubungan tersebut. InternallAuditors,Research Foundation.
Instituteeof InternallAuditors – IIA. (2010).
Measuring Internal Audit Effectiveness
Daftar Pustaka and Efficiency. IPPF- Practice guide. The
Adedokun, S. A. (2014). Internal Audit Instituteeof InternallAuditors Research
Function and Good Governance in Oyo Foundation.
State. Unpublished M. Sc. Accounting Kinyua, J. K., Gakure, R., Gekara, M., &
Dissertation). Obafemi Awolowo Orwa, G. (2015). Effect of internal control
University, Ile-Ife, Nigeria. environment on the financial performance
Al-Thuneibat, A. A., Al-Rehaily, A. S., & of companies quoted in the Nairobi
Basodan, Y. A. (2015). The impact of Securities Exchange. International Journal
internal control requirements on of Innovative Finance and Economics
profitability of Saudi shareholding Research, 3(4), 29-48.
companies. International Journal of Li, J. (2016). Board Advising, Risk-Taking,
Commerce and Management, 25(2), 196- and Firm Performance. Journal of
217. Financial Risk Management, 5(03), 149-

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


79
Monang Nixon Haposan Tampubolon: Manajemen Risiko, Internal Kontrol, Tata Kelola Perusahaan dan
Kinerja Keuangan BUMN dengan Maturity Level Departemen Audit sebagai Pemoderasi

160. implications on good government


http://dx.doi.org/10.4236/jfrm.2016.53015. governance research on local government
Indonesia. Research Journal of Finance
Li, L. (2018). A Study on Enterprise Risk
and Accounting, 5(18), 64-75.
Management and Business
Performance. Journal of Financial Risk Abdullah, R., Ismail, Z., & Smith, M. (2018).
Management, 7(01), 123-138. Audit committees' involvement and the
https://doi.org/10.4236/jfrm.2018.71008. effects of quality in the internal audit
function on corporate governance.
Monday, J. U., Inneh, G. H., & Ojo, V.
International Journal of Auditing, 22(3),
O. (2014). Effect of Internal Controls on
385-403.
Operating Performance of Small Business
in Lagos Metropolis. Proceedings of the Suyono, E., & Hariyanto, E. (2012).
International Conference on Accounting, Relationship between internal control,
Finance and Management, 2, 237-256. internal audit, and organization
commitment with good governance:
Maria Inez Sanchia, Tuntun Salamantun,
Indonesian case. China-USA Business
(2015), Impact of,Good Corporate
Review, 11(9).
Governance in Corporate-Performance.
International,Journal,of,Management.and. Spira, L. F., & Page, M. (2003). Risk
Applied Science, Volume-1, Issue-9, Oct.- management: The reinvention of internal
2015, ISSN: 2394-7926. control and the changing role of internal
audit. Accounting, Auditing &
Mahrani, M., & Soewarno, N. (2018). The
Accountability Journal, 16(4), 640-661.
effect of good corporate governance
mechanism and corporate social Mazza, T., & Azzali, S. (2015). Effects of
responsibility on financial performance internal audit quality on the severity and
with earnings management as mediating persistence of controls deficiencies.
variable. Asian Journal of Accounting International Journal of Auditing, 19(3),
Research, 3(1), 41-60. 148-165.
Coetzee, P. (2016). Contribution of internal Zou, J. (2019). On the Role of Internal Audit
auditing to risk management: Perceptions in Corporate Governance. American
of public sector senior Journal of Industrial and Business
management. International Journal of Management, 9(01), 63-71.
Public Sector Management, 29(4), 348- https://doi.org/10.4236/ajibm.2019.91005.
364.
UU No. 19/2003 tentang BUMN.
Rahmatika, D. N. (2014). The impact of
PP No. 45/2005 tentang Pendirian,
internal audit function effectiveness on
Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran
quality of financial reporting and its
BUMN.

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


80

Anda mungkin juga menyukai