ABSTRAK
Auditor Internal sebagai alat Management dalam
mengawasi jalannya proses bisnis perusahaan dalam usaha
pencapaian tujuan perusahaan dirasa sangat penting, terutama
sejak terjadinya sejumlah kasus keuangan dari beberapa
perusahaan besar. Sesuai peraturan Pasar Modal dan
Pemerintah (PP dan Undang-undang BUMN), perusahaan
BUMN di Indonesia diwajibkan untuk memiliki Departemen
Audit Internal. Keberagamanan ukuran dan tingkat kemapanan
(besar organisasi dan keahlian) dari Departemen Audit Internal
di BUMN menimbulkan pertanyaan mendasar terkait
keandalannya. Sertifikasi Maturity Level dari Departemen
Audit Internal dipandang sebagai solusi untuk meyakinkan
tingkat keandalan Auditor Internal didalam mensuksekan
pencapaian tujuan perusahaan yang salah satunya diukur
dengan kinerja keuangan. Tulisan ini ingin menguraikan dan
memberikan ide penelitian hubungan Maturity Level
Departemen Audit Internal dengan alat management
perusahaan yang terdiri dari Pengawasan Internal, Manajemen
Risiko dan Tata kelola yang ada di Perusahaan dalam rangka
peningkatan Kinerja Keuangan Perusahaan BUMN.
1. Pendahuluan
Latar Belakang Penelitian Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan
Auditor Internal sebagai alat Management Representative Michael-Oxley (Ohio) serta
didalam mengawasi jalannya proses bisnis disahkan oleh Presiden George.W.Bush.
perusahaan dalam usaha pencapaian tujuan Perundang-undangan ini menetapkan aturan
perusahaan dirasa sangat penting, terutama yang lebih baik bagi semua perusahaan publik
sejak terjadinya sejumlah kasus keuangan dari serta Kantor akuntan publik. Sarbox juga
beberapa perusahaan besar. The Institute-of- menuntut Securities-and-Exchange-
Internal Auditor sebagai wadah organisasi Commission (SEC) turut aturan baru ini.
Auditor Internal tingkat dunia membuat Dengan diterbitkannya Sox’s dan ditambah
definisi Internal Auditing dimana didalamnya dengan beberapa aturan pelaksanaan,
memuat tugas dari internal audit. Definisi diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas
tersebut juga secara tegas menyatakan bahwa perusahaan, transparansi laporan keuangan,
tugas utama Auditor Internal adalah untuk serta memperkecil perusahaan atau organisasi
mengevaluasi dan memberikan rekomendasi untuk melakukan kecurangan atau fraud, serta
perbaikan terkait keefektifan proses memberikan keutamaan pada tercipatanya
Managemen Risiko (risk management), corporate-governance yang baik.
Kontrol (control) dan Tatakelola Sarbox menetapkan Public-Company-
(governance). Definisi tersebut juga jelas Accounting-Oversight-Board (PCAOB),
menegaskan tujuan akhir dari fungsi Audit untuk bertugas mengawasi, mengatur,
Internal yaitu membantu operasi perusahaan memeriksa, serta memberikan arahan kepada
dalam mencapai tujuan perusahaan. Profesi para kantor akuntan agar bertindak sesuai
Auditor Internal sebagai alat Management dengan mandat auditor perusahaan publik.
didalam mengawasi jalannya proses bisnis Sarbox juga mengatur kebebasan auditor, tata
perusahaan dirasa sangat penting, terutama kelola perusahaan, penilaian pengendalian
sejak terjadinya sejumlah kasus keuangan dari internal, serta pengungkapan laporan
beberapa perusahaan besar yang mendorong keuangan. Dengan kata lain, Sarbaness-Oxley
Dewan Kongres dan Senat di Amerika untuk dibuat untuk kepentingan investor dengan
mengeluarkan peraturan Sarbaness-Oxley-Act. menciptakan good-corporate-governance,
pada tahun 2002. Sarbanes-Oxley (Sarbanes full-disclosure, dan accountability. SOA
Oxley Act of 2002, Public Company khususnya section 404 menuntut adanya
Accounting Reform and Investor Protection laporan manajemen tahunan (annual
Act. of 2002) atau biasa disingkat SOx adalah management report) atas pengendalian intern
hukum pemerintah pusat Amerika Serikat atas proses pelaporan keuangan. Laporan
yang dikeluarkan 30 Juli 2002 sebagai manajemen tersebut merupakan subjek yang
tanggapan atas sejumlah kasus akuntansi akan diaudit. Dalam seksi SOX Act. seksi-404
perusahaan dimana anatara lain melibatkan dimuat aturan yang berisi kewajiban bagi
Enron, Tyco International, Adelphia, manajemen perusahaan untuk menilai
Peregrine Systems, WorldCom (MCI), AOL pengendalian intern (Internal Control) yang
Time Warner, Aura Systems, Citigroup, sudah dilaksanakan atas proses penyusunan
Computer Associates International, CMS laporan keuangannya; Perusahaan setiap tahun
Energy, Global Crossing, HealthSouth, diwajibkan untuk melakukan evaluasi
Questz Communication, Safety-Kleen dan pengendalian internal atas laporan keuangan
Xerox, yang juga melibatkan beberapa dan pada akhir tahun Manajemen harus
Akuntan Publik seperti: Arthur Andersen, memberikan opini tentang efektifitas dari
KPMG dan PWC. Kasus-kasus kerugian pengendalian internalnya. Pihak yang
bernilai bilyunan dolar akibat harga saham bertanggungjawab untuk melakukan evaluasi
perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini atas pengendalian internal adalah bagian
turun drastis mengguncang kepercayaan Audit Internal. Akuntan publik yang dipakai
masyarakat terhadap pasar saham. Undang- perusahaan dalam memeriksa laporan tahunan
undang Amerika Serikat yang diprakarsai oleh diwajibkan untuk melaporkan hasil evaluasi
mereka atas pengendalian internal yang ada. 2. Telaah Teori dan Pengembangan
Seksi 404 secara khusus memberikan Hipotesis
perhatian kepada internal kontrol perusahaan
Landasan teori dari penelitian ini, yaitu
atas laporan keuangannya. Dalam
teori organisasi (Organization Theory) dan
mengevaluasi internal kontrol, manajemen
teori keagenan (Agency Theory). Teori
melalui departemen audit perlu mengacu pada
Organisasi melandasi penelitian ini karena
kerangka COSO (Committee of Sponsoring
menunjukkan hakikat perusahaan sebagai
Organization of the Tradeway Commission).
sebuah organisasi yang kompleks dan harus
Pada SOXs-Act. 2002 hal yang terkait
memiliki mekanisme yang terstruktur dalam
Internal Control ditekankan dalam seksi 302
mencapaian misi dan visi organisasi dengan
yang mensyaratkan perlunya dokumen
tetap memperhatikan kepentingan tiap
penjelasan manajemen terkait sistem
individu yang terlibat. Sedangkan Teori
pengawasan yang ada pada perusahaan. Pihak
Keagenan menunjukkan hubungan antara
yang harus bertanggungjawab terhadap
perusahaan dengan penyedia modal. Kedua
pengungkapan pengawasan perusahaan yaitu
teori tersebut memiliki penjelasan tentang
direktur utama dan direktur keuangan.
pengendalian dan kinerja perusahaan yang
Audit internal selama bertahun-tahun telah
menjadi isu utama dalam penelitian ini.
mengalami perubahan dramatis yang
mengarah pada lingkup yang diperluas yang Teori Organisasi
memungkinkan audit internal untuk Teori organisasi dilandasi filosofi bahwa
memberikan kontribusi bagi organisasi. manusia perlu bekerja sama untuk memenuhi
Belajar dari sisi postif penerapan Sarbaness kebutuhan oleh karena itu, dalam sebuah
Oxley Act. 2002 bagi semua perusahaan organisasi diperlukan pengendalian perilaku
Amerika di bursa saham New York (NYSE) untuk mencapai tujuan bersama. Kata kunci
dan aktivitas bisnisnya diseluruh dunia, pada teori ini adalah kerjasama atau
muncul beberapa negara yang mempraktekan koordinasi. Koordinasi tersebut merupakan
inti dari Sarbaness Oxley Act. tersebut salah cara mencapai tujuan bersama supaya efektif
satunya termasuk Indonesia. dan efisien. Untuk itu, organisasi harus
Dalam Undang-undang BUMN no. memiliki mekanisme untuk mencegah dan
19/2003 dan PP 45/2005 perihal “Pendirian, menghindari penghalang tujuan. Mekanisme
Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran kerjasama pada sebuah organisasi harus
BUMN”, dijelaskan tentang eksistensi, tugas dilandasi pemahaman oleh tiap individu akan
dan tanggung jawab, serta pelaporan Satuan pentingnya tujuan bersama. Namun penetapan
Pengawas Internal (SPI). tujuan tersebut diwarnai perdebatan terkait
SPI (Satuan Pengawas Internal) bertugas: kepentingan siapa atau pihak mana yang
diprioritaskan. Perdebatan tersebut juga
(a) Membantu Direktur-Utama dalam
berdampak pada konsep mekanisme
melaksanakan pemeriksaan-operasional
pengendalian organisasi karena pihak-pihak
dan keuangan BUMN, menilai-
yang kepentingannya terakomodasi dalam
pengendalian, pengelolaan-dan
tujuan organisasi, memerlukan mekanisme
pelaksanaannya pada BUMN serta
pengendalian yang menjamin tercapainya
memberikan saran-saran perbaikannya;
tujuan tersebut. Teori organisasi mengalami
(b) Memberikan keterangan tentang hasil perkembangan hingga muncul dua paradigma
pemeriksaan kepada Direktur Utama; dan mengenai organisasi, yaitu teori organisasi
(c) Memonitor tindak lanjut atas hasil modern dan teori organisasi neo-modern. Pada
pemeriksaan yang telah dilaporkan. teori organisasi modern, supaya organisasi
Apabila diminta secara tertulis oleh efektif dan efisien dalam rangka mencapai
Komisaris/Dewan-Pengawas, Direksi wajib tujuannya, maka organisasi harus dirancang
memberikan informasi hasil pemeriksaan dengan struktur yang jelas disertai dengan
atau, hasil pelaksanaan tugas SPI. (UU deskripsi tugas yang sistematis, dengan
BUMN no. 19, 2003). memperhatikan kejelasan otoritas dan
pertanggungjawaban. Berdasarkan paradigma
dalam organisasi modern tersebut, jika
dihubungkan dengan teori mengenai terdapat spesifikasi yang tepat tentang apa
hubungan stakeholders’ dari sebuah saja yang wajib dikerjakan manajemen dalam
organisasi, maka dapat dirujuk teori yang setiap kemungkinan yang dapat terjadi, dan
terkait, yaitu teori keagenan. Teori keagenan bagaimana pengalokasian keuntungan
menjelaskan mekanisme pengendalian perusahaan. Namun demikian, kontrak yang
organisasi dengan menggunakan paradigm lengkap susah untuk di wujudkan, hal ini
organisasi modern. Jika dikaitkan dengan isu dikarenakan adanya faktor kontinjensi yang
Manajemen Risiko, Pengendalian Internal dan sulit untuk diramalkan sebelumnya. Oleh
Tata kelola Perusahaan, maka teori keagenan karena itu manajer harus memiliki hak
lebih relevan. pengendalian residual (residual control right)
yang diberikan oleh investor, dimana manajer
Teori Keagenan
dapat membuat keputusan pada kondisi-
Teori Agensi didasari pada persoalan
kondisi yang tidak terdapat di dalam kontrak.
agensi yang terjadi disaat pengelolaan
Hak yang dimiliki oleh manajer ini
perusahaan terpisah dari kepemilikannya.
kemungkinan bisa disalah gunakan sehingga
Perusahaan adalah suatu mekanisme yang
memunculkan permasalahan keagenan. Hak
memberikan peluang pada semua partisipan
pengendali residual juga dimiliki oleh pemilik
untuk berpartisipasi dalam hal modal,
modal untuk dapat memutuskan hal yang
keahlian dan tenaga kerja dengan tujuan
tidak terduga, tetapi pemilik modal tidak
memaksimalkan keuntungan jangka panjang.
memiliki kemampuan untuk mengetahuihal
Pemilik (principal) merupakan partisipan-
hal yang wajib dilakukan sehingga
partisipan yang berpartisipasi pada modal.
pengalokasian hak pengendalian residual
Pengelola perusahaan (agen) merupakan
menjadi tidak efektif.
partisipan-partisipan yang berpartisipasi
Guna mengatasi masalah keagenan, maka
dengan bekal keahlian dan tenaga-kerja.
dirasa perlu untuk membuat strategi desain
Keberadaan kedua partisipan ini menimbulkan
pengendalian untuk menjamin tercapainya
persoalan pada mekanisme yang harus dibuat
tujuan organisasi yang memberikan hasil
untuk menyesuaikan perbedaan kepentingan
maksimal bagi agen dan principal. Strategi
pada kedua partisipan tersebut. Teori
tersebut dengan menggunakan perangkat yang
keagenan dikhususkan untuk menangani
dirancang berupa proses Manajemen Risiko,
persoalan yang terjadi di dalam hubungan
Pengendalian Internal, Tata Kelola
keagenan.
Perusahaan dan pembentukan fungsi Audit
Pertama, permasalahan keagenan muncul
Internal, dengan pertimbangan cost dan
ketika (a) kepentingan kedua partisipan
benefit.
(principal dan agen) berlawanan dan (b)
principal sangat sulit melakukan verifikasi Maturity Level Department Internal Audit
hal-hal yang benar-benar dilakukan agen. Hal Auditor Internal berfungsi untuk
ini dikarenakan prinsipal tidak bisa membantu manajemen dengan mengevaluasi
memverifikasi apakah agen tersebut dan memberikan rekomendasi perbaikan
melaksankan semuanya secara tepat. proses Manajemen Risiko, Pengendalian
Kedua, permasalahan dalam pembagian Internal, dan Tata pengelolaan Perusahaan.
resiko yang muncul ketika kedua partisipan Auditor internal berfungsi untuk mendukung
(prinsipal dan agen) mempunyai sikap yang manajemen dalam hal, yakni;
berlawanan terhadap resiko. Oleh karenanya 1. Mengawasi kegiatan dari manajemen
diciptakan kontrak yang dapat menyelaraskan puncak yang tidak dapat dilakukan oleh
kepentingan principal dan agen. Kontrak mereka sendiri.
antara investor dengan manajer merupakan 2. Mengidentifikasi dan menekan
kontrak yang bisa menjelaskan spesifikasi kemungkinan risiko semaksimal mungkin.
yang wajib dilakukan manajemen dalam Semua organisasi melakukan pendekatan
mengelola dana tiap investor, dan spesifikasi holistic yang mencangkup setiap resiko di
terkait pembagian hasil antara manajemen dan perusahaan , yang berasal dari hukum,
investor. Secara ideal, investor serta manajer politik dan pembuat peraturan, hubungan
menandatangani kontrak secara lengkap, dengan pemegang saham, dan pengaruh
keuangan ditulis oleh beberapa peneliti. CSR memiliki efek positif pada keuangan
Temuan penelitian Li (2018) dalam jurnal; A- kinerja serta CSR pada kinerja keuangan.
Study on Enterprise-Risk-Management and Coetzee, (2016) menyimpukan bahwa
Business-Performance; menunjukan bahwa kontribusi fungsi Audit Internal terhadap
ada bukti yang cukup memadai yang kegiatan manajemen risiko agak lemah.
menunjukkan Enterprise Risk Management Temuan penelitian Zwaan, Stewart dan
berpengaruh terhadap Kinerja Usaha. Hasil Subramaniam (2009) menunjukkan bahwa
empiris temuan penelitian Li (2016) dalam keterlibatan yang tinggi dalam ERM
jurnal; Board Advising, Risk Taking, and Firm berdampak pada kesediaan auditor internal
Performance; menunjukkan persentase untuk melaporkan gangguan dalam prosedur
direktur penasehat secara positif terkait risiko kepada komite audit. Auditor internal
dengan tingkat pengambilan risiko terlibat dalam kegiatan pemeriksaan ERM
perusahaan, dan interaksi persentase direktur tetapi beberapa juga terlibat kegiatan yang
penasehat dan pengambilan risiko adalah dapat membahayakan objektivitas.
berkorelasi positif dengan kinerja perusahaan Hubungan Maturity Level / kualitas Audit
di masa depan. Namun, efek ini tidak Internal terhadap Internal Control ditulis oleh
signifikan sama sekali di perusahaan milik Mazza and Azzali (2015) adalah kompetensi
negara karena campur tangan pemerintah. dan independensi auditor internal mengurangi
Hubungan antara Internal Control dengan kelemahan kontrol internal. Sementara Zou
pencapaian tujuan organisasi/kinerja (2019) menemukan bahwa audit internal
keuangan dilakukan oleh Kinyua, et al. memainkan peran yang tidak tergantikan
(2015). Hasil riset menyimpulkan bahwa ada dalam tata kelola perusahaan. Smith (2018)
hubungan yang signifikan aantara lingkungan menunjukkan bahwa kinerja tinggi internal
pengendalian internal dan kinerja keuangan, audit dikaitkanndengannukuran banyaknya
merekomendasikan agar lingkungan rekomendasi untuk meningkatkan tata kelola
pengendalian internal harus ditingkatkan lebih perusahaan. Rahmatika (2014) menunjukkan
jauh untuk meningkatkan kinerja keuangan bahwa fungsi intern audit memiliki efek
perusahaan di Nairobi Securities Exchange. positif pada kualitas pelaporan keuangan.
Temuan Basodan, (2015), mengungkapkan Fungsi audit internal memiliki pengaruh
semua dimensi kontrol internal termasuk positif pada Tatakelola yang baik. Martinov-
lingkungan kontrol, penilaian risiko, control Bennie, (2015) menemukan tingkat
prosedur, informasi dan komunikasi dan keterlibatan Internal Audit Function (IAF)
pemantauan memiliki hubungan positif yang sangat tinggi dalam masalah tata kelola,
dengan ukuran profitabilitas termasuk EPS, persepsi bahwa masalah tata kelola adalah
ROA, ROE dan PM. Namun, pengujian yang paling penting saat ini bagi IAF, dan
hipotesis menunjukkan bahwa ada beberapa juga responden menilai tinggi keterampilan
perbedaan dalam signifikansi hubungan antara dan kompetensi IAF dalam hal kemampuan
kontrol internal dan ukuran profitabilitas dan untuk melakukan penugasan yang berkaitan
dalam hubungan antara komponen kontrol dengan masalah tata kelola. Suyono dan
internal dengan berbagai ukuran profitabilitas. Hariyanto (2012) membuktikan bahwa
Tettamanzi (2015) menemukan hubungan pengendalian internal, audit internal, dan
antara kepemilikan dan struktur tata kelola komitmen organisasi memiliki hubungan
perusahaan dan kinerja perusahaan bersifat signifikan positif dengan tata kelola yang
ambigu. Hasil penelitian Salamantun, (2015) baik.
menunjukkan bahwa penerapan GCG tidak
berdampak pada kinerja perusahaanndengan Kesimpulan
ukuran EVA. Hasil penelitian Mayang Artikel ini merupakan konsep hubungan
Mahrani, Noorlailie Soewarno, (2018) dalam antara managemen risiko, pengendalian
jurnal;”The effect of good corporate internal, dan tata kelola terhadap kinerja
governance mechanism and corporate social keuangan, khususnya di ruang linkup BUMN.
responsibility on financial performance with Auditor Internal sebagai alat Management
earnings management as mediating variable”, dalam mengawasi jalannya proses bisnis
menunjukkan bahwa mekanisme GCG dan perusahaan dalam usaha pencapaian tujuan
perusahaan dirasa sangat penting, terutama Barasa, K. S. (2015). Statistical analysis of the
sejak terjadinya sejumlah kasus keuangan dari role of internal audit in promoting good
beberapa perusahaan besar. Sesuai peraturan governance in public institutions in
Pasar Modal dan Pemerintah (PP dan Undang- Kenya. Journal of Investment and
undang BUMN), perusahaan BUMN di Management, 4(1), 38-46.
Indonesia diwajibkan untuk memiliki
Soh, D. S., & Martinov-Bennie, N. (2015).
Departemen Audit Internal. Keberagamanan
Internal auditors’ perceptions of their role
ukuran dan tingkat kemapanan (besar
in environmental, social and governance
organisasi dan keahlian) dari Departemen
assurance and consulting. Managerial
Audit Internal di BUMN menimbulkan
Auditing Journal, 30(1), 80-111.
pertanyaan mendasar terkait keandalannya.
Sertifikasi Maturity Level dari Departemen De Andreis, F., & Florio, M. (2019). Risk
Audit Internal dipandang sebagai solusi untuk Management Instruments, Strategies and
meyakinkan tingkat keandalan Auditor Impacts in the Complex
Internal didalam mensukseskan pencapaian Organizations. American Journal of
tujuan perusahaan yang salah satunya diukur Industrial and Business Management, 9(5),
dengan kinerja keuangan. Tulisan ini ingin 1157-1167.
menguraikan dan memberikan ide penelitian Fratini, F., & Tettamanzi, P. (2015).
hubungan Maturity Level Departemen Audit Corporate governance and performance:
Internal dengan alat management perusahaan Evidence from Italian companies. Open
yang terdiri dari Pengawasan Internal, journal of business and management.
Managemen Risiko dan Tatakelola yang ada
di Perusahaan dalam rangka peningkatan Instituteeof InternallAuditors – IIA. (2006).
Kinerja Keuangan Perusahaan BUMN. The Role of
Berdasarkan pemikiran konseptual dan Auditing,in,Public,Sector,Governance.
kajian hasil-hasi penelitian sebelumnya sangat Altamonte Springs, FL: The Instituteeof
dimungkinkan untuk dilakukan penelitian InternallAuditors,Research Foundation.
terkait dengan hubungan antara managemen Instituteeof InternallAuditors – IIA. (2008).
risiko, pengendalian internal, dan tata kelola International,Standards,for,the,Professional
terhadap kinerja keuangan. Maturiy level Practice,of,Internal,Auditing. Altamonte
departemen audit nternal dapat dibuktikan Springs, FL: The Instituteeof
juga melalui riset sebagai pemoderasi InternallAuditors,Research Foundation
hubungan antara managemen risiko,
pengendalian internal, dan tata kelola terhadap Instituteeof InternallAuditors – IIA. (2010).
kinerja keuangan. Riset lanjutan diharapkan Internal Audit Process Maturity Altamonte
dapat membuktikan secara empirir terkait Springs, FL: The Instituteeof
dengan hubungan tersebut. InternallAuditors,Research Foundation.
Instituteeof InternallAuditors – IIA. (2010).
Measuring Internal Audit Effectiveness
Daftar Pustaka and Efficiency. IPPF- Practice guide. The
Adedokun, S. A. (2014). Internal Audit Instituteeof InternallAuditors Research
Function and Good Governance in Oyo Foundation.
State. Unpublished M. Sc. Accounting Kinyua, J. K., Gakure, R., Gekara, M., &
Dissertation). Obafemi Awolowo Orwa, G. (2015). Effect of internal control
University, Ile-Ife, Nigeria. environment on the financial performance
Al-Thuneibat, A. A., Al-Rehaily, A. S., & of companies quoted in the Nairobi
Basodan, Y. A. (2015). The impact of Securities Exchange. International Journal
internal control requirements on of Innovative Finance and Economics
profitability of Saudi shareholding Research, 3(4), 29-48.
companies. International Journal of Li, J. (2016). Board Advising, Risk-Taking,
Commerce and Management, 25(2), 196- and Firm Performance. Journal of
217. Financial Risk Management, 5(03), 149-