PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebetulnya perkawinan itu jalinan yang agung serta penuh barakah. Allah
SWT mensyari’ atkan buat keamanan hambanya serta kemanfaatan untuk orang,
supaya berhasil maksud- maksud yang bagus serta tujuan- tujuan yang agung. Serta
yang terutama dari tujuan perkawinan terdapat 2( 2) ialah: Memperoleh generasi
ataupun anak serta Melindungi diri dari yang haram1. Tujuan perkawinan tidak cuma
terbatas pada keadaan yang bertabiat biologis yang melegalkan ikatan intim antara
kedua koyak pihak, namun lebih besar, mencakup seluruh pandangan kehidupan
rumah tangga, bagus badaniah ataupun kejiwaan2.
Atas bawah menjamin hak asas orang itu, hingga diatur pula dalam konstitusi
spesialnya dalam Artikel 28B UUD 1945 sehabis pergantian ialah:“ Tiap orang
berkuasa membuat keluarga serta meneruskan generasi lewat pernikahan yang legal”.
Maknanya merupakan tiap masyarakat negeri dalam menjalakan ikatan kekeluargaan
didetetapkan bersumber pada hukum buat bisa dicoba lewat suatu pernikahan yang
1
Ali Daud Muhammad, Hukum Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1998, hlm. 3
2
Ibid., hlm. 4
legal. Sedangkan itu penafsiran pernikahan dijabarkan dalam Artikel 1 Hukum No 1
Tahun 1974 mengenai Pernikahan yang mengatakan kalau“ Pernikahan merupakan
jalinan lahir hati antara seseorang laki- laki serta seseorang perempuan selaku suami
istri dengan tujuan membuat keluarga ataupun rumah tangga yang senang serta abadi
bersumber pada Ketuhanan Yang Maha Satu”.
Bila beebicara mengenai perkawinan hingga dapatlah ditatap dari 2 buah
bagian. Dimana perkawinan ialah suatu perintah agama. Sebaliknya di bagian lain
merupakan salah satunya jalur distribusi seks yang disahkan oleh agama. Dari ujung
penglihatan ini, hingga pada dikala orang melaksanakan perkawinan pada dikala yang
berbarengan ia bukan saja mempunyai kemauan buat melaksanakan perintah agama,
tetapi pula mempunyai kemauan penuhi keinginan biologis nya yang dengan cara
kodrat memanglah wajib disalurkan.3
Bersumber pada penjelasan itu pula dimengerti kalau pernikahan ialah suatu
badan yang legal untuk pria serta wanita dalam melaksanakan ikatan akrab dengan
cara kodrat buat memperoleh generasi. Begitu juga keinginan lain nya dalam
kehidupan ini, keinginan biologis sesungguhnya pula wajib dipadati. Agama Islam
pula sudah memutuskan kalau salah satunya jalur buat penuhi keinginan biologis
orang merupakan cuma dengan pernikahan. Di dalam al- Qur’ an sudah dipaparkan
kalau perkawinan nyatanya pula bisa bawa ketenangan dalam hidup
seorang( litaskunu ilaiha)4. Ini berarti perkawinan sebetulnya bukan cuma hanya
selaku alat distribusi keinginan sex tetapi lebih dari itu perkawinan pula menjanjikan
perdamaian hidup untuk orang dimana tiap orang bisa membuat kayangan bumi di
dalam nya.
Seluruh perihal itu hendak terjalin bila perkawinan itu betul- betul di lakukan
dengan metode yang cocok dengan rute yang telah diresmikan islam. Bagi Baihaqi
Ahmad Rafi mengatakan kalau tujuan perkawinan pada biasanya ialah melingkupi:
a) Buat Penuhi Desakan Dorongan hati Orang Yang Asasi
b) Buat Menjaga Ahlak Yang Luhur
c) Buat Melempangkan Rumah Tangga Yang Islami
d) Buat Tingkatkan Ibadah Pada Allah
3
Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Fiqih Wanita, (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 1998),
hlm. 375
4
Ahmad Rafi Baihaqi, Membangun Syurga Rumah Tangga, (Surabaya: Gita Mediah Press,
2006), hlm. 8
e) Buat Mencari Generasi Yang Shalih.5
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat ditentukan beberapa
rumusan masalah dalam kajian ini adalah:
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui keberadaan LGBT menurut haidah hukum positif dan hukum Islam di
Indonesia
2. Mengetahui LGBT menurut Filsuf Hukum Jeremy Bentham
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keberadaan LGBT Menurut Kaidah Hukum Positif Dan Hukum Islam Di
Indonesia
Berjodoh merupakan salah satu dasar utama hidup, paling utama dalam pergaulan atau
bermasyarakat yang sempurna. Bukan saja pernikahan itu satu jalur yang amat mulia buat
menata kehidupan berumah tangga serta beranak cucu, hendak namun pernikahan itu bisa
ditatap selaku satu jalur mengarah perkenalan antara satu kalangan( keluarga) dengan yang
yang lain9. Perkawinan pula ialah sesuatu utama yang penting buat menata masyarakat kecil,
yang esoknya hendak jadi badan dalam warga yang besar. Tetapi tujuan pernikahan amat
tergantung pada eratnya ikatan antara suami, ikatan suami isteri hendak terangkai dengan
bagus bila tiap- tiap melaksanakan kewajibannya menjadi suami isteri yang bagus pula.
Ikatan antara suami serta isteri merupakan inti ataupun ialah permasalahan pokok dalam
ikatan antara sesama orang selaku orang, orang selaku makhluk sosial( zoon politicoon).
Jadi, ikatan orang itu bagus selaku orang maupun selaku badan warga. Bangsa serta negeri
senantiasa silih menginginkan. Suami isteri yang ialah keluarga merupakan bawah permulaan
dari ikatan dampingi kelompok yang membuat warga. Jadi keluarga ialah faktor yang berarti
dalam pembuatan sesuatu warga, bangsa serta negeri tanpa suami serta isteri tidak ada
keluarga tidak terdapat warga serta berikutnya. 10
Demikianlah sepatutnya ikatan antara suami isteri dalam rumah tangga, tetapi pada
faktanya terkadang pendamping suami isteri itu sebab kesibukan mereka tiap hari kurang
ingat mempraktikkan petunjuk- petunjuk Allah alhasil mereka tergelincir ke ngarai
pertengkaran yang hebat diantara mereka serta terjadilah apa yang sebenarnya tidak
dikehendaki dan genangan dibenci oleh allah ialah putusnya pernikahan antara suami isteri
itu.
Dalam jalinan pernikahan selaku salah satu wujud akad bersih antara seorang laki- laki
dengan seseorang perempuan, yang memiliki segi- segi awas, legal sebagian asas antara lain:
11
9
Syarifuddin Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media,
2006), hlm. 12
10
Thib Sayuti, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1974),
hlm. 33
11
H. Hakim Rahman, Hukum Perkawinan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm. 51
Ialah dasar terutama dalam pernikahan islam. Kesukarelaan itu tidak cuma wajib ada
antara kedua koyak calon suami isteri namun pula antara kedua orang berumur kedua
koyak pihak. Kesukarelaan orang berumur jadi orang tua seseorang perempuan
merupakan sendi dasar pernikahan islam.
b) Kaidah( dasar) persetujuan kedua koyak pihak.
Kedua koyak pihak ialah akibat masuk akal dasar awal yang sudah kami sebutkan
diatas. Ini berarti kalau tidak bisa terdapat desakan dalam melangsungkan pernikahan.
Persetujuan seorang wanita unutk dinikahkan dengan seorana pemuda misalnya, wajib
dimohon terlebih dulu oleh orang tua a mengerti orang tuanya. Serta menurut sunnha
rasul persetujuan itu bisa disimpulkan dari diamnya wanita itu. Dari berbagai sunnah
rasul bisa dikenal kalau pernikahan yang dilangsungkan tanpa persetujuan kedua
koyak pihak bisa dibatalkan oleh majelis hukum.
c) Kaidah( dasar) independensi memilah.
Dikisahkan oleh Ibnu abbas kalau pada sesuatu hari kala seseorang wanita bernama
jariyah mengarah rasulullah serta melaporkan kalau beliau sudah dikawinkan oleh
ayahnya dengan seorang yang tidak disukainya, sehabis mendenganr aduan itu, nabi
menerangkan kalau beliau( Jariyah) bisa memilah unutk mneruskan pernikahan
dengan orang yang tidak disukainya itu ataupun memohon biar perkawinannya
dibatalkan untuk bisa memilah pendamping serta berbaur dengan orang lain yang
disukainya.
d) Kaidah( dasar) hubungan suami- isteri. Guna yang berlainan sebab perbandingan
kodrat( sosial, asal serta pembawan) yang diucap dalam al- Qur’ an Pesan An- nisa’
bagian 34 yang berarti kalau“ Kalangan laki- laki merupakan atasan untuk kalangan
perempuan, oleh sebab Allah sudah melebihkan sebagian mereka( pria) atas beberapa
yang lain( perempuan) serta sebab mereka( pria) telah menafkahkan beberapa dari
harta mereka...”. Serta Pesan al- baqarah ayat 187. menimbulkan peran suami isteri
dalam sebagian perihal serupa dalam perihal lainberbeda, suami jadi kepala keluarga
serta isteri jadi kepala serta penjamin jawab pegaturan rumah, kanak- kanak serta lain-
lainnya.
e) Kaidah( dasar) buat paling lama.
Membuktikan kalau pernikahan dilaksanakan unutk melakukan keturunan serta
membina cinta dan kasih cinta sepanjang hidup. Sebab dasar ini pula maka
pernikahan mut’ ah ialah pernikahan sedangkan buat berhura- hura sepanjang waktu
khusus saja, semacam yang ada dalam warga jahiliyah dulu serta beberapa durasi
sehabis islam tiba. Menyimak dari sebagian kaidah di atas, hingga bisa disimpulkan
kalau menurut fitrahnya, orang dilengkapi dengan kecondongan seks( berahi
seksualitas). Oleh sebab itu, Allah sediakan media yang sah buat terselenggaranya
penyaluran itu yang cocok dengan bagian manusiawi. Hendak namun pernikahan
tidaklah sekedar dimaksudkan buat menunaikan ambisi biologis itu. Jika cuma itu,
hingga tujuan pernikahan mempunyai angka yang serupa dengan pernikahan yang
dianut hayati ialah mempertemukan jantan serta cewek buat hanya penuhi kebutuhan
pembiakan angkatan.
Perkara penyimpangan intim sudah jadi subjek perbincangan yang cukup lama dalam
peradaban pemeluk orang. Norma warga yang menyumpahi berbagai berbagai
penyimpangan intim memperoleh tantangan dari golongan yang merasa dibebani atas
norma- norma itu. Perbincangan sejenis ini jadi terus menjadi terlihat sehabis timbul
kampanye yang dicoba oleh aksi LGBT( lesbian, gay, biseksual serta transgender). Aksi
LGBT berasal di dalam warga di Barat. Bila diamati dalam kondisi Indonesia, kehadiran
golongan LGBT di Indonesia yang pula ialah masyarakat negeri Indonesia hendak
berlainan narasi dengan apa yang terjalin di Amerika Sindikat. Selaku negeri yang dibuat
atas bawah Pancasila,hingga seluruh aturan kehidupan warga Indonesia wajib dilandaskan
atas nilai- nilai yang terdapat dalam sila yang berjumlah 5 itu. Sila Awal ialah Ketuhanan
yang MahaSatu bagi Muhammad Hatta merupakan sila yang wajib menghayati serta
dijiwai 4 sila yang lain. Maksudnya peran sila awal merupakan kunci penting dari semua
kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Dalam tataran ini telah nyata kalau seluruh agama
memperhitungkan bahwa LGBT berlawanan dengan kodrat orang serta menaruh
terdapatnya kalangan LGBT selaku sesuatu penyimpangan. Bila Pancasila selaku bawah
negeri bagi Hans Nawiansky diucap sebagai Status fundamentalnorm, hingga butuh pula
kehadiran golongan LGBT ini ditinjau pada posisi Staatsgrundsgezets ataupun ketentuan
bawah atau utama negeri, ialah UUD Negeri Republik Indonesia Tahun 1945.
Konstitusi negeri kita sesudah amandemen pada Artikel 1 bagian( 2) UUD Negeri
Republik Indonesia Tahun 1945 mengatakan kalau“ Independensi berada di tangan orang
serta dilaksanakan bagi Hukum Bawah”. Kesimpulan artikel itu menghasilkan kalau
negeri Indonesia menganut prinsip negara kerakyatan konstitusional, yang menghasilkan
independensi penuh yang dimilki tiap rakyat wajib didasarkan atas hukum paling tinggi
yang legal ataupun konstitusi. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada
tampaknya sudah menjamin terdapatnya Hak Asasi Orang yang diatur pada ayat tertentu
ialah Ayat XA dengan kepala karangan Hak Asas Manusia serta bermuatan beberapa 10
artikel. Banyaknya hak asas yang sudah diatur kerapkali dianggap kalau hak asas itu
bertabiat telak sedemikian itu saja. Sementara itu, merujuk pada Artikel 28J UUD Negeri
Republik Indonesia Tahun 1945 di bagian yang pertama mengharuskan tiap orang buat
meluhurkan hak asas orang orang lain dalam teratur kehidupan bermasyarakat, berbangsa
serta bernegara, serta pada bagian keduanya memastikan kalau tiap orang wajib angkat
tangan pada pemisahan hak asas orang itu yang diatur lewat hukum12. Jadi, peran Hukum
No 1 Tahun 1974 mengenai Pernikahan yang membagikan kondisi kepada arti pernikahan
yang wajib dicoba oleh pasangan berlainan tipe bukan ialah sesuatu pelanggaran HAM
melainkan sesuatu wujud upaya negeri buat menata kedisiplinan warga bersumber pada
nilai- nilai akhlak serta agama.
Tidak hanya itu, kehadiran Hukum No 23 Tahun 2002 mengenai Perlindungan Anak
wajib ditegakan maksimal. Proteksi anak dituturkan selaku segala aktivitas buat
menjamin serta mencegah anak serta hak- haknya supaya bisa hidup, berkembang,
bertumbuh, serta ikut serta, dengan cara maksimal cocok dengan derajat dan derajat
manusiawi, dan menemukan proteksi dari kekerasan serta pembedaan. Alhasil, penguasa
wajib berperan jelas kepada pertandingan agitasi yang sepanjang ini dilakukakan oleh
golongan LGBT buat menggandakan jumlah mereka dan perihal itu telah nyata hendak
menyimpang kanak- kanak selaku targetnya. Yang perlu digarisbawahi merupakan
aktivitas agitasi LGBT lah yang wajib dilarang, sedangkan kehidupan mereka wajib
senantiasa dilindungi serta tidak bisa dicoba pembedaan.
Dalam konstitusi Indonesia memandang HAM mempunyai batas, dimana batasanya
merupakan tidak bisa berlawanan dengan akhlak, nilai- nilai agama, keamanan serta
kedisiplinan biasa; Indonesia memanglah bukan Negeri yang bersumber pada Agama
namun Pancasila nyata melaporkan dalam sila pertamanya“ Ketuhanan Yang Maha Satu”
alhasil nilai- nilai agama jadi pengawal sendi- sendi konstitusi dalam mewujudkan
kehidupan demokratis bangsa Indonesia13. Sedemikian itu pula ditegaskan pula dalam UU
Nomor 39 tahun 1999 mengenai Hak Asas Orang Artikel 70 yang melaporkan selaku
selanjutnya:
12
Ida Bagus Abhimantara, Kontroversi Perkawinan Sejenis Terkait Hak Asasi Manusia,
http://abhimantara.blogspot.co.id/2015/09/kontroversi-perkawinan-sejenis-terkait.html, diakses
pada tanggal 19 Mei 2023
13
Ramulyo Idris Moh, Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis UU No 1 Tahun 1974 dan
Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1994), hlm. 15
“ Dalam melaksanakan hak serta kebebasannya, tiap orang harus angkat tangan
kepada pemisahan yang diresmikan oleh Hukum dengan arti buat menjamin pengakuan
dan hidmat atas hak serta independensi orang lain serta untuk penuhi desakan yang
seimbang cocok dengan estimasi akhlak, keamanan, dan kedisiplinan biasa dalam
sesuatu warga demokratis”.
Serta Artikel 73 UU HAM yang melaporkan,“ Hak serta independensi yang diatur
dalam Hukum ini cuma bisa dibatasi oleh serta bersumber pada hukum, sekedar buat
menjamin pengakuan dan hidmat kepada hak asas orang dan independensi bawah orang
lain, kesusilaan, kedisiplinan biasa, serta kebutuhan bangsa”. Pembatasan- pembatasan
HAM membolehkan untuk hidmat pada hak asas orang oleh karenanya Negeri muncul
dalam melaksanakan batasan- batasan tersebut buat kebutuhan bangsa. Selaku cerminan
biasa mengenai hak asas LGBT di Indonesia, hukum nasional dalam maksud besar tidak
berikan sokongan untuk golongan LGBT walaupun homoseksualitas sendiri tidak
diresmikan selaku perbuatan kejahatan. Bagus pernikahan maupun mengangkat oleh
orang LGBT tidak diperkenankan, tidak terdapat hukum anti diskriminasi yang dengan
cara jelas berhubungan dengan arah intim ataupun bukti diri kelamin.
Hukum indonesia cuma membenarkan kehadiran kelamin laki- lai serta wanita saja,
sehingga orang yang transgender yang tidak memilah buat menempuh pembedahan
pergantian kemaluan, bisa hadapi permasalahan dalam pengurusan akta bukti diri serta
perihal lain yang terpaut. Hak asas orang tidak dapat dijadikan tameng buat menganggu
hak orang lain ataupun kebutuhan khalayak. Tidak terdapat argument yang relevan buat
mengahapus larangan perkawinan sesama tipe dengan bawah pengahapusan pembedaan.
14
Gay serta lesbian tidaklah kodrat orang melainkan penyakit alhasil tidak relevan
mempertahankan keinginan mereka ialah akreditasi perkawinan sesama tipe atas bawah
pertemuan. Pertemuan diberlakukan dalam perihal jasa kepada orang yang berlainan
kaum, warna kulit, serta perihal lain yang diperoleh di warga.
Gay serta lesbian butuh diatasi agar wajar balik alhasil tidak mengganggu warga serta
oleh karenanya kewajiban negeri buat menyembuhkan mereka bukan melestarikannya.
Hak buat menikah serta berkeluarga bukan tertuju buat menjustifikasi perkawinan sesama
tipe. Hukum pernikahan kita mendeskripsikan pernikahan adalah jalinan lahir bathin
antara seseorang laki- laki dengan seseorang perempuan selaku suami istri dengan tujuan
membuat keluarga( rumah tangga) yang senang serta abadi berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Satu begitu juga diatur dalam Hukum No 1 Tahun 1974 mengenai Pernikahan.
14
Adian Husaini, Seputar Paham Kesetaraan Gender, (Depok: Adabi Press, 2012), hlm. 7
Bersumber pada analisa di atas hingga bisa disimpulkan disatu bagian kalau dalam UU
Pernikahan Indonesia pula mencermati bawah agama, ialah Ketuhanan Yang Maha Satu.
Jadi salah satu alibi menguatkan pemikiran hukum Islam hal LGBT yang dilarang Allah
SWT. Bisa disimpulkan kalau tidak dibenarkan apabila kalangan LGBT jadi sah di
Indonesia, mengenang balik Indonesia ialah negeri huku dengan warga yang
menghormati adat- istiadat serta agama masing- masing
Dikala ia tergeletak sekarat pada masa semi tahun 1832, filsuf besar Jeremy
Bentham meninggalkan bimbingan mendetail buat pengawetan jenazahnya. Awal, itu
wajib dibedah di depan biasa di depan peserta yang diundang. Setelah itu, kepala serta
kerangka yang diawetkan wajib dipasang balik, disampul busana, serta diperlihatkan"
dalam tindakan aku bersandar kala lagi berasumsi serta menulis". Ambisinya buat
dilestarikan selamanya merupakan statment politik. Selaku pemikir sekuler terkenal
pada masanya, ia mau memakai badannya, semacam pikirannya, buat menentang
dongeng agama serta memajukan wawasan objektif yang jelas. Nyaris 200 tahun
setelah itu," simbol otomatis" Bentham sedang bersandar, memandang ke luar
angkasa, di serambi University College London.
Dikala ini Bentham tidaklah julukan rumah tangga. Tetapi ide- idenya teruji
amat mempengaruhi dalam hukum, ekonomi, metafisika, serta politik. Antara lain, ia
Pada waktunya sendiri ia dirayakan di semua bumi. Usaha efisien yang tidak terbatas
jumlahnya dalam pembaruan sosial serta politik menemukan gagasan dari ia serta
murid- muridnya( yang sangat populer merupakan John Stuart Mill). Semenjak tahun
1790- an, di Inggris, Prancis, Spanyol, Portugal, Yunani, serta di semua Amerika
Latin, penguasa serta politisi bebas memohon ajakan serta bantuannya. Ia dijadikan
masyarakat negeri martabat Perancis revolusioner, sedangkan atasan Guatemala José
del Valle mengakuinya selaku" kreator hukum bumi". Belum sempat lebih dahulu
ataupun setelahnya bumi berbicara Inggris menciptakan pemikir yang lebih ikut serta
dengan cara politik serta mempengaruhi dengan cara global di bermacam aspek.
Konstitusi awal republik bebas Kolombia berutang banyak pada Bentham semacam
perihalnya teori- teori modern mengenai hak- hak fauna.
Sehabis kepergiannya, para pengawal ingatannya senantiasa berupaya buat
menggambarkannya selaku seseorang laki- laki yang intelek serta kepeduliannya
kepada kebaikan khalayak sedemikian itu menghabiskan daya alhasil tidak terdapat
tempat buat ambisi intim dalam hidupnya. Semacam yang dibilang Mill," mengenali
sedemikian itu sedikit mengenai perasaan orang, ia ketahui lebih sedikit mengenai
akibat yang membuat perasaan itu": apalagi di umur 80- an," ia sedang pria". Leslie
Stephen menganggapnya" selama hidupnya selaku seseorang filsuf serta seseorang
anak... ia tidak cuma tidak sempat jatuh cinta, namun pula nampak seakan ia tidak
sempat berdialog dengan perempuan mana juga melainkan ahli masak serta pembantu
rumah tangganya".
Di umur 20- an, Bentham jatuh cinta dengan Polly Dunkley, gadis yatim piatu
dari seseorang dokter Essex. Ia mau menikahinya, namun sebab ia tidak memiliki
lumayan uang, bapaknya yang banyak serta sombong membendungnya, serta sehabis
sebagian tahun ikatan mereka selesai. Di setelah itu hari, sehabis kematian bapaknya
buatnya banyak dengan cara mandiri, Bentham menyayangi serta melamar seseorang
adiwangsa belia yang pintar serta radikal Caroline Fox, keponakan dari atasan Whig
Charles James Fox. Kala ilustrator Irlandia yang gesit Amelia Curran, seseorang
sahabat keluarga Shelley, tiba buat melukis Bentham pada dini tahun 1810- an,
keduanya kelihatannya mempunyai sejenis ketertarikan. Serta di antara manuskripnya
yang sedang hidup terdapat sebagian memo luar lazim mengenai metode, mainan,
serta posisi intim yang eksplisitnya hendak membuat Mill tersipu.
LGBT merupakan suatu tindakan amoral yang bertentangan dengan fitrah manusia.
Dimana dalam LGBT dalam kajian hukum perkawinan bertentangan dengan UU No. 1
Tahun 1974 serta Kompilasi Hukum Islam sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa hakikat
sebuah perkawinan adalah untuk mendapatkan keturunan yang sah dengan penyaluran
15
https://www-theguardian-com.translate.goog/books/2014/jun/26/sexual-
irregularities-morality-jeremy-bentham-review?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc , diakses pada 19 Mei 2023
hasrat biologis yang dituntun oleh syariat. Sementara tindakan LGBT sendiri bertentangan
dengan asas-asas serta kaidah perkawinan.
Gay serta lesbian butuh diatasi agar wajar balik alhasil tidak mengganggu warga serta
oleh karenanya kewajiban negeri buat menyembuhkan mereka bukan melestarikannya.
Hak buat menikah serta berkeluarga bukan tertuju buat menjustifikasi perkawinan sesama
tipe. Hukum pernikahan kita mendeskripsikan pernikahan adalah jalinan lahir bathin antara
seseorang laki- laki dengan seseorang perempuan selaku suami istri dengan tujuan
membuat keluarga( rumah tangga) yang senang.
Bisa disimpulkan kalau tidak dibenarkan apabila kalangan LGBT jadi sah di
Indonesia, mengenang balik Indonesia ialah negeri huku dengan warga yang menghormati
adat- istiadat serta agama masing- masing
DAFTAR PUSTAKA
Adian Husaini, Seputar Paham Kesetaraan Gender, Adabi Press, Depok, 2012
Ahmad Rafi Baihaqi, Membangun Syurga Rumah Tangga, , Gita Mediah Press,
Surabaya.2006
Ali Daud Muhammad, Hukum Islam, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 199
Femy Retnasari. Ada di Lingkaran Luar Kisah Seksualitas Orang Muda, Surabaya
KSGK Kelompok Studi Gender dan Kesehatan dan Fakultas Psikologi UBAYA,
2008
Ramulyo Idris Moh, Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis UU No 1 Tahun 1974
dan Kompilasi Hukum Islam, PT Bumi Aksara, Jakarta, 1994
https://www-theguardian-com.translate.goog/books/2014/jun/26/sexual-
irregularities-morality-jeremy-bentham-review?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc , diakses pada 19 Mei
2023