Dosen Pengampu
Ima Fitri Sholicah, S.psi.M.A
Disusun Oleh:
Riska Devi Kharisma
220701064
Psikologi B pagi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan
Pengaruh Perceraian Orang Tua terhadap Psikologi Anak” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Kesehatan mental. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Pengaruh pengaruh perceraian orang tua terhadap Psikologi anak di
kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ima Fitria Sholicah,
S.pd.M.A selaku Dosen Kesehatan mental yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................. ii
BAB 1........................................................................................ 1
PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................. 1
BAB II....................................................................................... 2
PEMBAHASAN........................................................................ 2
2.1 Keluarga................................................................................2
2.2 Perceraian..............................................................................4
2.3 Dampak Perceraian pada anak..............................................5
2.4 Cara mengatasi Dampak Perceraian pada anak....................6
2.5 Teori yang Mendukung.........................................................6
2.6. Sasaran promosi....................................................................7
BAB III.......................................................................................iii
PENUTUP..................................................................................iv
A. Kesimpulan.............................................................................8
B. Saran ......................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................v
LAMPIRAN ...............................................................................vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak Hal yang bisa dijadikan alasan bagi pasangan suami istri untuk
melakukan perceraian , sehingga bercerai dijadikan opsi akhir yang tidak dapat
dihindari. Namun perceraian bukanlah solusi hang tepat untuk menyelesaikan masalah
dalam perkawinan, kadang kala perceraian juga bisa menimbulkan masalah baru dan
membuat beberapa keluarga yang terlibat didalamnya terseret dan tidak bahagia.
Pada saat ini banyak anak yang salah pergaulan akibat dari perceraian orang tua,
penyebab adalah kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua, banyak anak
yang lebih memilih untuk mencari ketenangan di luar rumah untuk sejenak
melepaskan beban mereka. Hidup sebagai broken home merupakan salah satu hal
gang sulit di terima. Perasaan sedih karena harus hidup terpisah dengan salah satu
orang tua dan tumbuh dalam keluarga yang tidak utuh bukan suatu hal yang mudah
untuk dijalani. Bagaimanapun hidup tak akan terasa sama.
B. Tujuan
Tujuan penulis dalam melakukan promosi ini adalah untuk mengetahui seberapa
banyak orang yang masih memperhatikan tentang perkembangan dan pertumbuhan
Psikologi anak dan bagaimana pengalaman psikologis pada remaja yang mengalami
perceraian orangtua pada masa kecil, dengan rentang memori belasan tahun setelah
perceraian.
BAB II
ISI LAPORAN
2. 1 Keluarga
Pengertian Keluarga
pengertian keluarga adalah kelompok sosial yang paling kecil di dalam masyarakat
yang umumnya terdiri dari satu atau dua orang tua berserta anak-anak mereka, dimana
orang-orang tersebut tinggal dalam satu atap bersama-sama dan saling tergantung satu
dengan yang lainnya.
Pendapat lain menyebutkan arti keluarga adalah sekelompok manusia yang hidup
bersama-sama sebagai unit masyarakat terkecil dan umumnya memiliki hubungan
darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, serta tinggal bersama-sama dalam satu
rumah yang dipimpin oleh kepala keluarga.
Menurut Salvacion G. Bailon dan Araceli S. Maglaya (1978), arti keluarga adalah dua atau
lebih individu yang tergabung karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup
di dalam satu rumah tangga dengan saling berinteraksi satu sama lain, memiliki peran masing-
masing, menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
2. Peter Gillis
Menurut Peter Gillis (1983), pengertian keluarga adalah sebuah kesatuan yang kompleks
dengan atribut yang dimiliki, tetapi terdiri dari beberapa kompinen yang masing-masing
memiliki arti sebagaimana unit individu.
Menurut Johnson L. Dan Leny R (2010), pengertian keluarga adalah suatu lingkungan dimanah
beberapa orang masih memiliki hubungan darah.
4. E.M. Duvall
Menurut E.M. Duvall, sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
kelahiran, atau adopsi, yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari setiap
anggotanya.
Menurut Allender, J.A dan Spradley, B.W. (1996), definisi keluarga adalah satu atau lebih
individu yang tinggal bersama, sehingga memiliki ikatan emosional, dan mengembangkan
dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
6. BKKBN
Fungsi Keluarga
Fungsi Biologis; keluarga berfungsi untuk meneruskan garis keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, merawat dan melindungi kesehatan anggota kelarga, serta memberikan
kesempatan anggota keluarga untuk berekreasi.
Fungsi Pendidikan; proses pendidikan anak dimulai dari dalam keluarga, mulai dari
pembentukan karakter dan perilaku, pengetahuan umum, keterampilan, dan pengetahuan
lainnya guna persiapan untuk kehidupan saat dewasa.
Fungsi Ekonomi; keluarga berfungsi untuk memenuhi kehidupan ekonomi para anggotanya,
misalnya pengaturan keuangan, mulai dari mencari sumber untuk memenuhi fungsi lainnya,
hingga membagi sumber tersebut untuk pengeluaran atau tabungan.
Fungsi Agama; setiap orang mengenal suatu keyakinan dari keluarga sehingga mereka dapat
mengatur kehidupan masa kini dan kehidupan lain setelah dunia.
2.2 Perceraian
Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan dan terputusnya keluarga karena salah
satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan sehingga mereka berhenti
melakukan kewajibannya sebagai suami istri
1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi, dan lain
sebagainya yang sukar disembuhkan;
2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturutturut tanpa izin
pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;
3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih
berat setelah perkawinan berlangsung;
4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan
pihak yang lain;
5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat
menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;
6. Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak
ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
Orang yang paling menderita sebab perceraian merupakan anak-anak. Perceraian orang tua
dapat memengaruhi mereka hingga dewasa, serta bukan tidak mungkin anak memiliki rasa
trauma.
Tanpa disadari anak akan merasa bahwa dia merupakan penyebab orang tuanya bercerai serta
mereka juga merasakan tanggung jawab buat membuat orang tuanya pulang lagi. Selain itu,
akan akan merasa orang tuanya tak lagi menyayanginya.
Perasaan inilah yang akhirnya menghasilkan anak sebagai stres, yang akhirnya menunjuk di
pikiran negatif.
Jika anak sudah cukup dewasa untuk tahu apa arti perceraian, mereka akan merasakan
kesedihan yg akut, sesudah mengetahui bahwa orang tua mereka tidak lagi bersama.
Perasaan ini bahkan bisa berujung pada depresi dini, dan mengakibatkan kesedihan pada ketika
yg lama .
Anak yg mengalami perceraian tidak lagi mencicipi kehangatan dan kebahagiaan. Karena itu,
perubahan suasana hati cenderung dialami sang anak.
Mereka jua menarik diri berasal lingkungannya serta memilih buat tidak berbicara dengan
siapapun. Meskipun terdapat jua anak yg menjadi overacting buat mencari perhatian orang
disekitarnya.
Karena anak lebih bergantung pada orang tuanya, perceraian membentuk mereka praktis
kehilangan fokus buat melakukan kegiatan apapun. Anak akan praktis cemas, tegang, gugup,
serta merasa sulit buat berkonsentrasi pada hampir seluruh hal, terutama dalam belajar.
Anak mungkin akan sebagai eksklusif yg emosional, antisosial, simpel kehilangan kesabaran,
dan mempunyai sikap menyerang. Ini jua menjadi dampak perceraian orang tua.
6. Depresi
Depresi tidak mengenal usia. Bahkan anak-anak kecil bisa mencicipi depresi waktu mereka
merasa sangat sedih atas perceraian orang tuanya. Risiko depresi ini lebih tinggi di anak yg
menyaksikan perceraian dan mengerti apa artinya.
dari banyak penelitian, perceraian orang tua adalah ialah satu faktor penyebab seseorang
memiliki gangguan bipolar.
Selain itu, pada balita serta anak-anak prasekolah antara usia 18 bulan dan 6 tahun membagikan
rasa depresi dengan kembali ke perilaku mirip melekat, mengompol, mengisap jempol, dan
amarah.
Itulah sebabnya, jika mulai muncul ketidakcocokan antara pasangan, sebaiknya orang tua tidak
bertengkar secara langsung di depan anak, apalagi sampai terjadi kekerasan fisik dalam keluarga.
Sebaiknya anak korban perceraian diberitahu. Jadi, berterus teranglah kepada anak bahwa Anda
dan pasangan akan berpisah sehingga kemungkinan besar anak akan ikut salah satu orang tua.
Hal yang tampak sederhana ini dapat membuat anak korban perceraian tidak merasa kurang kasih
sayang orang tua.
4. Jangan Memprovokasi Anak Membenci Pasangan Anda
Agar perkembangan mental anak korban perceraian baik, hindari menjelek-jelekkan pasangan
Anda di depannya. Hal ini hanya akan membuatnya benci kepada pasangan Anda. Pada akhirnya
anak akan kesulitan membina hubungan dengan pasangan Anda.
Cara menghadapi perceraian memerlukan koordinasi yang baik antara Anda dengan pasangan.
Sebisa mungkin Anda atau pasangan bergantian mendampingi anak bertumbuh kembang.
Jadwalkan waktu untuk bertemu, misalnya ketika Anda mendapatkan hak asuk, pastikan anak
juga bertemu dengan pasangan Anda di lain waktu, seperti akhir pekan dan hari libur.
Apalagi jika hobi dan bakat dikembangkan hingga ke ranah profesional. Hal ini tentu dapat
membuatnya berprestasi.
Bersikap terbuka akan membuat anak nyaman berkomunikasi dengan Anda sehingga anak tidak
ragu untuk menceritakan apa yang mereka rasakan. Anda pun akan lebih mengerti kondisinya.
Tanda-tanda di atas dapat menunjukkan adanya kelainan psikis pada Anak. Segeralah
konsultasikan kepada psikolog atau psikiatri untuk penanganan lebih lanjut.
Perceraian bukanlah hal yang menyenangkan. Semua pasangan pastinya tidak menginginkan hal
ini terjadi. Namun, ada kalanya kadang perceraian tidak bisa dihindari karena satu dan lain hal.
Namun demikian, ingatlah bahwa anak yang menjadi korban perceraian perlu diajari cara untuk
menerimanya. Cara menghadapi perceraian perlu si Kecil ketahui agar kesehatan mentalnya tidak
terganggu.
Pada media promosi kesehatan mental ini saya memilih tema Broken Home, dikarenakan
Broken home ini termasuk kedalam salah satu hal yang harus di perhatikan oleh orang tua saat
mengalami perceraian. Perceraian adalah perilaku atau biasa terjadi pada seseorang yang telah
melakukan pernikahan atau perkawinan.
Tanpa disadari perceraian orang tua sangat berpengaruh pada tumbuh kembang Psikologi
anak yang mungkin dapat berakibat buruk saat meranjak dewasa, Banyak beberapa orang yang
mungkin tidak memperhatikan dampak dari perceraian orang tua pada psikis anak. Kebanyakan
orang mungkin berfikir bahwa materi atau sekedar saling kabar bjsa jadi acuan menjaga anak dari
duatu hal yang buruk, padahal itu semua semakin berpengaruh buruk pada psikis anak.
Kebanyakan yang mengalami
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dihimbau kepada orang tua harus belajar bagaimana cara untuk mengatasi
dampak dari perceraian yang telah terjadi agar tidak mengganggu tumbuh kembang
psikis pada anak.
B. Saran
Promosi kesehatan mental tentang pengaruh perceraian orang tua terhadap anak
ini bisa dijadikan acuan atau bahan bacaan agar lebih waspada dalam menyikapi perubahan-
perubahan pada psikis anak.
DAFTAR PUSTAKA
https://core.ac.uk/download/pdf/288296056.pdf
https://www.halodoc.com/artikel/orang-tua-bercerai-ini-
dampak-psikologi-pada-anak
https://hukum.uma.ac.id/2021/12/28/dampak-perceraian-
pada-anak-secara-psikologis-dan-menurut-islam/
https://id.theasianparent.com/dampak-perceraian-
terhadap-psikolog-anak/amp
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-
keluarga.html
http://mh.uma.ac.id/info-terkait-mengenai-hukum-
perceraian/#:~:text=Perceraian%20adalah%20berakhirny
a%20suatu%20pernikahan,melakukan%20kewajibannya
%20sebagai%20suami%20istri.
LAMPIRAN
https://www.instagram.com/p/ClmEUrxvTl_/?igshid=YmMyMTA2M2Y=
https://vt.tiktok.com/ZS8RjUj62/