Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENELITIAN SOSIAL

FAKTOR DAN DAMPAK DARI PERCERAIAN KELUARGA

NAMA KELOMPOK:

1. ASILA NISRINA H. N. F (05)


2. IRWAN RAMADHANI (16)
3. JOHN ZENA T (17)
4. NABILLA PRAMESTI P. U (23)
5. NADIA FAUZIAH I (25)

SMA NEGERI 13 SURABAYA


2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
kita rahmat, berkah, dan karunianya kepada kami selaku siswa dan siswi SMA Negeri 13
Surabaya kelompok 7 dalam pelaksanaan pembuatan laporan penelitian sosial yang berjudul
Faktor dan Dampak dari Perceraian Keluarga. Laporan ini disusun berdasarkan hasil
observasi dan penelitian. Kami juga turut berterimakasih kepada berbagai pihak yang selalu
mendukung kami, dalam penulisan laporan ini. Kami juga mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Mar’atus Sholeha S.pd, selaku guru mata pelajaran Sosiologi kami, yang selalu
memberikan saran, masukan, motivasi, dan solusi kepada kami.
2. Kami sendiri selaku kelompok 7 yang telah mengerjakan laporan ini berterimah kasih
kepada diri kami sendiri atas terselesainya laporan ini

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan dan penulisan masih memiliki banyak
kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
ditemukan dalam laporan ini. Kami juga mengharapkan adanya kritik serta saran apabila
menemukan kesalahan dalam laporan ini. Kami berharap laporan yang kami buat dapat
menjadi laporan yang bermanfaat, di masa sekarang, maupun di masa yang akan datang.

Selasa, 17 Oktober 2023


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perceraian dalam keluarga adalah salah satu permasalahan sosial yang semakin
umum terjadi di masyarakat kita. Perceraian keluarga pasti memiliki dampak yang
signifikan, yang tidak hanya terhadap pasangan suami istri yang terlibat, tetapi juga
terhadap anak-anak yang mungkin menjadi korban dari situasi ini. Perceraian sendiri
memiliki arti yaitu, terputusnya sebuah ikatan pernikahan dikarenakan salah satu atau
kedua belah pihak berhenti melakukan kewajiban sebagai suami dan istri.
Jumlah data perceraian yang terjadi di Indonesia meningkat setiap tahunnya, dilansir
dari goodstats bahwa kasus perceraian berdasarkan laporan statistik Indonesia, pada tahun
2021 mencapai 447.743 kasus dan pada tahun 2022 telah mengalami peningkatan
sebanyak 15% atau 516.334 kasus. Hal ini merupakan angka perceraian tertinggi yang
terjadi dalam enam tahun terakhir. Perceraian sendiri dapat terjadi karena disebabkan oleh
berbagai hal, diantaranya yaitu ketidakharmonisan rumah tangga seperti seringnya cek-
cok akibat permasalahan ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan,
kurangnya tanggung jawab antara salah satu atau kedua belah pihak dan lain sebagainya.
Perceraian yang terjadi tentu saja memiliki dampak terhadap pasangan suami istri,
tetapi pasti juga selalu berdampak buruk terhadap anak yang masih duduk di bangku
sekolah seperti pada pendidikan mereka yang dapat menyebabkan menurunnya prestasi
akademik. Selain itu dapat terganggunya perkembangan psikologis seperti, anak menjadi
lebih emosional, stress, kurangnya rasa percaya diri terhadap lingkungan sosial, dan
terganggunya kesehatan mental, seperti depresi. Perceraian orangtua dianggap sebagai
salah satu penyebab utama kegagalan masa depan anak. Anak dapat kehilangan orientasi
masa depan karena kehilangan kasih sayang orangtua. Berangkat dari berbagai hal di atas
yang mejelaskan berbagai faktor perceraian dan dampaknya. Oleh karena itu penelitian
ini mengangkat permasalahan sebagaimana yang tertulis pada rumusan masalah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perceraian dalam keluarga ?


2. Bagaimana dampak perceraian keluarga secara sosial, psikologis dan ekonomis
terhadap anak ?
1.3 Tujuan

Tujuan kami mengambil topik ini adalah untuk mengetahui dan memberi tahu apa saja
faktor dan dampak dari perceraian terhadap masalah sosial, psikologis, dan ekonomi bagi
anak.

1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi siswa, diharapkan dapat menambah wawasan terkait permasalahan sosial yang
ada disekitar dan dapat melatih keterampilan penelitian dan analisis terhadap suatu
masalah yang ada.
2. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas penelitian Sosiologi terkait
permasalahan sosial
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Keluarga

Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan
antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara individu tersebut.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan “Keluarga” adalah : ibu bapak dengan anak-anaknya, satuan kekerabatan
yang sangat
mendasar di masyarakat. Keluarga merupakan sebuah institusi terkecil di dalam
masyarakat yang berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan kehidupan yang
tenteram, aman, damai dan sejahtera dalam suasana cinta dan kasih sayang diantara
anggotanya. Suatu ikatan hidup yang didasarkaan karena terjadinya perkawinan, juga
bisa disebabkan karena persusuan atau muncul perilaku pengasuhan.

Menurut Salvicion dan Celis di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua
pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan, hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di
dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Kedua. (Jakarta: Balai Pustaka, 5996).

2.2 Perceraian
Perceraian merupakan putusnya ikatan dalam hubungan suami istri berarti putusnya
hukum perkawinan sehingga keduanya tidak lagi berkedudukan sebagai suami istri
dan tidak lagi menjalani kehidupan bersama dalam suatu rumah tangga. Cerai dalam
kamus besar bahasa indonesia adalah pisah, putus hubungan sebagai suami istri atau
lepasnya ikatan perkawinan. Inilah pemahaman umum terkait dengan istilah cerai.
Perceraian bukanlah kesepakatan oleh karena itu, perceraian perkawinan tidak boleh
didasarkan pada adanya kesepakatan untuk bercerai. Perceraian merupakan pintu
darurat atau alternatif terakhir yang bisa dipilih untuk menyelesaikan persengketaan
dalam perkawinan. (Dr.Djoko, 2016)

2.3 Ekonomi
Menurut Sadono, ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan
masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan
menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas, tetapi dapat di gunakan dalam
berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan
mendistribusikan untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dan dimasa datang, kepada
individu dan golongan masyarakat. Tujuan dari ekonomi adalah untuk mendapatkan
kesejahteraan ekonomi dan menjalin persaudaraan di dalam kehidupan masyarakat.
Seseorang yang melakukan kegiatan ekonomi akan di katakan berhasil jika seseorang
tersebut mampu melakukan aktivitasnya semaksimal mungkin, dan selalu berusaha
untuk mendapatkan kebutuhan hidup terpenuhi. Pemerintah dengan giatnya
melaksanakan program-program dalam rangka meningkatkan perekonomian
masyarakat miskin. (Sadono Sukirno, 2010)

2.4 Psikologis

Psikologis berasal bahasa Yunani terdiri dari kata Psyche atau psikis yang artinya jiwa
dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah, psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu
yang mempelajari tentang ilmu-ilmu kejiwaan (Sarwono, 2014). Namun karena jiwa
itu abstrak dan tidak dapat dikaji secara empiris, maka kajiannya bergeser pada gejala-
gejala jiwa atau tingkah laku manusia, oleh karena itu yang dikaji adalah gejala jiwa
atau tingkah laku.
Menurut Walgito, psikologis merupakan ilmu tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas
individu. Perilaku atau aktivitas-aktivitas tersebut berupa perilaku yang tampak dan
perilaku yang tidak tampak demikian juga dengan aktivitas yaitu aktivitas-aktivitas
motorik dan juga aktivitas-aktivitas emosional. Dinamika psikologis dijelaskan oleh
beberapa ahli merupakan keterkaitan antara berbagai aspek psikologis dalam
menjelaskan suatu fenomena atau konteks tertentu. Walgito menjelaskan dinamika
psikologis merupakan suatu kekuatan yang terjadi pada diri manusia yang
mempengaruhi psikis atau mentalnya individu untuk mengalami perkembangan dan
perubahan dalam beperilaku sehari-hari baik dalam pikirannya, perasaannya atau
perbuatannya (Walgito, 2010).

BAB III
METODE PENELITIAN SOSIAL

3.1 Pendekatan Penelitian


3.2 Setting Penelitian Sosial
3.3 Subjek Penelitian Sosial

Anda mungkin juga menyukai