Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/348558606

PERAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA

Article · January 2021

CITATIONS READS

0 2,679

2 authors:

Aznika Dwi Anggraini Khodijah Ismail


Universitas Maritim Raja Ali Haji Universitas Maritim Raja Ali Haji
12 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    325 PUBLICATIONS   84 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

DAMPAK KEBIJAKAN PENENGGELAMAN KAPAL PENCURI IKAN (STUDI KASUS DI PERAIRAN SEDANAU NATUNA) View project

“The Impact of IUU Fishing Policy Towards Sustainable Livelihood of Tradisional Fishermens in Natuna Islands” View project

All content following this page was uploaded by Aznika Dwi Anggraini on 17 January 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA

AznikaDwiAnggraini 1, Dr.Ir.Hj.KhodijahIsmail,M.Si2,DimasSyahputra3,AmaliaPitri4

1
Aznika Dwi Anggraini (Budidaya Perairan, Universitas Maritim Raja Ali Haji),
180254243031@student.umrah.ac.id
2
Dr.Ir.Hj.Khodijah Ismail, M.Si (Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji)
khodijah@umrah.ac.id
3
Dimas Syahputra (Budidaya Perairan, Universitas Maritim Raja Ali Haji) dsyahputra397@gmail.com
4
Amalia Pitri (Budidaya Perairan, Universitas Maritim Raja Ali Haji) amalia.smk500@gmail.com

Abstrak: Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi
perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa
pada perkembangan anak. Di dalam keluarga anak-anak mulai menerima pendidikan yang
pertama dan paling utama. Pendidikan yang diterima oleh anak mulai dari pendidikan agama,
cara bergaul, dan interaksi dengan lingkungan. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang
pertama bagi anak. Dalam lingkungan keluargalah anak mulai mengadakan persepsi, baik
mengenai hal-hal yang ada di luar dirinya, maupun mengenai dirinya sendiri. Komunikasi
antarpribadi yang paling sederhana dapat kita amati di dalam keluarga. Suatu keluarga terdiri
dari pribadi-pribadi yakni ayah, ibu dan anak-anak. Peranan anggota keluarga dalam
menciptakan suasana keluarga kuat sekali. Komunikasi dalam keluarga menjadi kunci dalam
pembentukan karakter anak. Komunikasi keluarga yang terbuka, membuat anak menjadi
tanggungjawab dan bersikap terbuka. Peran orangtua, baik secara verbal (perkataan) dan non-
verbal (sikap) juga mempengaruhi keterbukaan anak dalam melakukan komunikasi.
Sehingga, kenakalan remaja, sikap tertutup dari anak dapat diatasi.

Kata Kunci : Informasi, Keluarga, Komunikasi,Orangtua, Pola Komunikasi

__________________________________________________________________________________

1. Pendahuluan

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan
anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada
perkembangan anak. Di dalam keluarga anak-anak mulai menerima pendidikan yang pertama
dan paling utama. Pendidikan yang diterima oleh anak mulai dari pendidikan agama, cara
bergaul, dan interaksi dengan lingkungan. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang
Aznika Dwi Anggraini, Dr.Ir.Hj.Khodijah Ismail,M.Si,Dimas Syahputra,Amalia Pitri

pertama bagi anak. Dalam lingkungan keluargalah anak mulai mengadakan persepsi, baik
mengenai hal-hal yang ada di luar dirinya, maupun mengenai dirinya sendiri.

Komunikasi antarpribadi yang paling sederhana dapat kita amati di dalam keluarga. Suatu
keluarga terdiri dari pribadi-pribadi yakni ayah, ibu dan anak-anak. Peranan anggota keluarga
dalam menciptakan suasana keluarga kuat sekali. Masing-masing pribadi diharapkan tahu
peranannya di dalam keluarga. Keluarga merupakan suatu sistem yaitu suatu kesatuan yang
dibentuk oleh bagian-bagian yang saling berhubungan dan berinteraksi. Agar terjadi
komunikasi yang seimbang dibutuhkan pengertian oleh orang tua dan anak mengenai suatu
tujuan yang diharapkan. Keluarga yang seimbang adalah keluarga yang ditandai oleh
keharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, ayah dan anak, serta antara ibu dan anak (Awi
et.al, 2016). Dalam keluarga, komunikasi juga menjadi hal penting yang dapat menjadi
penentu dalam keberhasilah rumah tangga.

Komunikasi yang efektif apabila orang yang mengungkapkan keprihatinan dan problem tahu
bahwa pendengarnya memahami pesan yang sedang disampaikan. Komunikasi yang buruk
antara ayah, ibu, dan anak sering kali menciptakan konflik yang tidak berkesudahan.
Penyebab konflik itu pun beragam. Solusi semua konflik adalah komunikasi yang baik, penuh
pengertian, dan saling menghargai dan menyayangi, serta ingin saling membahagiakan.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Peranan Komunikasi Antar Pribadi Dalam Menciptakan Harmonisasi Keluarga Di Desa
Kimaam Kabupaten Merauke

Keluarga adalah pihak yang berperan besar dalam membentuk sikap dan perilaku
seseorang. Ketika sebuah keluarga terbentuk, komunitas baru karena hubungan darah pun
terbentuk pula. Interaksi sosial yang berlangsung dalam keluarga tidak terjadi dengan
sendirinya, tetapi karena ada tujuan dan kebutuhan bersama antara ayah, ibu, dan anak.
Adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai atau kebutuhan yang berbeda menyebabkan
mereka saling berinteraksi dan berhubungan. Keinginan tersebut tidak terlepas dari kegiatan
kominukasi antarpribadi dalam keluarga (Awi et.al , 2014).

Komunikasi antar pribadi dalam keluarga yang terbuka tidak terjadi dalam keluarga
sehingga memicu timbulnya disharmonisasi keluarga. Komunikasi antar pribadi dalam
Aznika Dwi Anggraini, Dr.Ir.Hj.Khodijah Ismail,M.Si,Dimas Syahputra,Amalia Pitri

keluarga yang bersikap positif sudah diterapkan dalam keluarga namun tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Komunikasi antar pribadi dalam keluarga yang saling
memahami/kesetaraan tidak terjadi dalam keluarga sehingga memicu timbulnya
disharmonisasi keluarga. Komunikasi antar pribadi dalam keluarga yang berempati/tidak
saling mengkritik tidak terjadi dalam keluarga sehingga memicu timbulnya disharmonisasi
keluarga. Komunikasi antar pribadi dalam keluarga yang bersikap terbuka juga tidak terjadi
dalam keluarga sehingga memicu timbulnya disharmonisasi keluarga.

2.2 Pola Komunikasi Keluarga Dengan Perilaku Kenakalan Remaja


Remaja laki-laki biasanya lebih susah diatur dan diawasi sehingga remaja laki-laki cenderung
memiliki perilaku kenakalan berat. Ada perbedaan yang sangat signifikan pada kenakalan
remaja ditinjau dari jenis kelamin. Remaja laki-laki memiliki tingkat kenakalan remaja yang
lebih tinggi, jika dibandingkan dengan remaja perempuan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sondakh (2014) mengungkapkan bahwa
motif komunikasi keluarga dalam mengatasi kenakalan remaja merupakan sebuah tanggung
jawab. Ketidakpedulian dan kurangnya perhatian dari orang tua membuat remaja memilih
mencari perhatian diluar rumah. Komunikasi yang terbuka didalam keluarga dapat membantu
remaja dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya ( Santi dan Fithria, 2017).

2.3 Pola Komunikasi Jarak Jauh Antara Orang Tua Dengan Anak

Pada umumnya anak dengan orang tua dan berhubungan dekat atau sering berkomunikasi
tatap muka karena tinggal dalam satu rumah. Tetapi lain halnya dengan orang tua dan anak
yang tidak tinggal serumah atau tinggal berjauhan karena perbedaan jarak dan tempat.
komunikasi dilakukan menggunakan media seperti telepon tidak berkomunikasi secara tatap
muka. komunikasi jarak jauh ini menimbulkan masalah yaitu komunikasi yang terjalin
menjadi efektif atau tidak efektif lagi karena komunikasi kurang antara orang tua dan anak
menimbulkan hubungan emosional yang tidak terjalin lagi dengan baik dan kedekatan yang
berkurang karena hubungan yang renggang karena kurangnya berkomunikasi. pola
komunikasi antara informan anak dengan informan orang tua maupun sebaliknya pola
komunikasi antara informan orang tua dengan informan anak berdasarkan tipe keluarga
antara lain; tipe keluarga karier, tipe keluarga protektif, tipe keluarga gaptek, dan tipe
keluarga broken home. Terdapat hambatan-hambatan yang mempengaruhi pola komunikasi
seperti; hambatan ekonomi, waktu, profesi, dan jaringan komunikasi. Hambatan-hambatan
Aznika Dwi Anggraini, Dr.Ir.Hj.Khodijah Ismail,M.Si,Dimas Syahputra,Amalia Pitri

inilah yang mempengaruhi komunikasi tidak berjalan dengan baik.Pola komunikasi antara
informan anak dengan informan orang tua maupun sebaliknya berdampak terhadap hubungan
antara informan anak dengan informan orang tua menjadi erat atau renggang.

2.4 Peranan Komunikasi dalam Keluarga Dimasa Pandemi Covid-19


Pada masa pandemi covid-19 komunikasi yang baik dalam sebuah keluarga sangat
diperlukan, dalam artian keluarga dapat saling memberikan pengertian, saling mengingatkan
untuk tetap dirumah saja dan mentaati aturan pemerintah. Oleh sebab itu peranan komunikasi
dalam keluarga harus lebih ditingkatkan karena, Komunikasi yang kurang intensif sangat
rentan menjadi penyebab disfungsi komunikasi (Han, 2019).

2.5 Peranan Komunikasi Keluarga Dalam Mencegah Kenakalan Remaja Di Kelurahan


Malalayang I Kecamatan Malalayang
Anak remaja di kelurahan Malalayang bertumbuh dalam keluarga yang harmonis, walaupun
menurut mereka pertengkaran memang ada di antara anggota keluarga, namun bisa diatasi
dan tidak menjadi halangan bagi pertumbuhan mereka sebagai remaja karena segala
persoalan dalam rumah bisa mereka komunikasikan (Tangkudung, 2014).
Lingkungan bermain dari para remaja ini masih bisa terkendali, walaupun ada juga
penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja seperti kebut-kebutan dijalan dengan motor
dan menghabiskan waktu di luar rumah seperti bermain dengan teman dan pergi ke Mall atau
Warnet, yang bisa mengganggu waktu belajar mereka, namun ada remaja memanfaatkan
fasilitas wi-fi di mall untuk membuat tugas sekolah mereka. Hal-hal yang bisa dilakukan/cara
mengatasi kenakalan remaja: Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri
bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan
baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.

2.6 Komunikasi Keluarga Dalam Pencegahan Perilaku Bullying Bagi Anak


Proses komunikasi berlangsung dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam lapisan
masyarakat dan lapisan keluarga. Ketika manusia melakukan interaksi satu sama lainnya,
kadang-kadang mengarah pada perilaku bullying. Bullying bukanlah fenomena yang baru
Aznika Dwi Anggraini, Dr.Ir.Hj.Khodijah Ismail,M.Si,Dimas Syahputra,Amalia Pitri

lagi, khususnya dalam sebuah keluarga. Bullying artinya ancaman, pemaksaan, kekerasan
fisik maupun verbal yang dilakukan berulang-ulang, misalnya kakak kepada adiknya.
Disinilah letak keunikan penelitian ini. Komunikasi keluarga menjadi pondasi utama untuk
mencegah terjadinya perilaku bullying bagi anak. komunikasi keluarga dalam pencegahan
perilaku bullying bagi anak meliputi: (1) Untuk mencegah bullying harus diupayakan proses
komunikasi keluarga yang efektif yaitu: respek, empati, audible; (2) Adapun faktor penyebab
terjadinya perilaku bullying adalah pengasuhan orangtua yang tidak tepat dalam konteks
komunikasi keluarga. (Janitra et.al , 2017).

2.7 Peranan Komunikasi Keluarga Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak

Peranan komunikasi keluarga dalam meningkatkan minat belajar anak masih belum optimal
dimana masih sangat kurang dalam proses komunikasi, bentuk serta pendekatan khusus dan
perhatian khusus kepada anak-anak untuk belajar, serta kurangnya waktu orang tua
mendampingi anak-anak belajar. Komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak selalu
terjadi tetapi tidak khusus pada upaya meningkatkan minat belajar anak tersebut, lebih
kepada banyak hal yang umum, seperti makan, istirahat dan membantu pekerjaan orang tua.
Bentuk perhatian orang tua kepada anak dalam upaya meningkatkan minat belajar masih
kurang, belum optimal, disebabkan karena orang tua sibuk dengan pekerjaannya dan juga
sumber daya manusia orang tua tersebut masih rendah.Isi pesan yang disampaikan orang tua
kepada anak berkaitan dengan upaya meningkatkan minat belajar masih kurang, dimana
konsep pesan yang disampaikan belum secara khusus untuk membangkitkan motivasi belajar
anak. Orang tua masih kurang memberikan waktu yang khusus berkaitan dengan perhatian
dalam meningkatkan minat belajar anak-anak, tidak selalu intens dalam memberikan waktu
untuk mendampingi anak balajar, hanya terjadi secara spontan, ketika ada waktu yang cocok
dan tepat. Bentuk empati orang tua dengan anak cukup baik, dimana orang tua selalu
berupaya untuk mencapai semua keinginan anak-anaknya, walaupan seringkali tidak tepat
waktu, atau dalam waktu yang tertunda. Kesetaraan posisi antara orang tua dalam
memberikan pesan dalam membangkitkan minat belajar anak. Cukup baik, dimana orang tua
selalu memposisikan diri sama dengan anak agar supaya anak tidak merasa tertekan dalam
belajar, melainkan lebih kepada memberikan motivasi yang lebih untuk meningkatkan minat
belajar anak-anak, walaupuan lebih sering berkomunikasi adalah seorang ibu dibandingkan
bapak (Han et.al , 2019).
Aznika Dwi Anggraini, Dr.Ir.Hj.Khodijah Ismail,M.Si,Dimas Syahputra,Amalia Pitri

2.8 Penyuluh Komunikasi Nelayan dalam Pengelolaan Ekowisata di Pulau Kecil

Hasil analisis menyimpulkan bahwa nelayan dikatakan efektif dalam melakukan edukasi
penyuluhan untuk mendukung pengelolaan ekowisata yang berkelanjutan di desa. Hal ini
terlihat dari nilai efektivitas beberapa komponen dalam rentang kategori efektif (330-540),
antara lain frekuensi Penyuluhan yang dilakukan oleh pengusaha perikanan terhadap
lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar memiliki nilai 380, nilai tingkat pengetahuan
tentang tujuan pengelolaan ekowisata yang diperoleh masyarakat dari komunikasi ekstensi
adalah 370, dan nilai pelaksanaan pengelolaan ekowisata berkelanjutan oleh masyarakat
sekitar 360. Metode komunikasi ekstensi dengan dialog langsung individu dianggap lebih
efektif (380) dibandingkan dengan dialog kelompok langsung (253). Hal ini menandakan
bahwa pengusaha perikanan membutuhkan intensitas pelatihan yang lebih tinggi dalam
rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta keterlibatan mereka dalam
pengelolaan ekowisata di desa (Ismail dan Habibah, 2020).

2.9 Peranan Komunikasi Keluarga Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Di Kabupaten


Minahasa

Kenakalan remaja sudah menjadi gaya hidup anak muda dewasa ini, hal ini disebabkan faktor
keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Tentunya sangatlah merugikan
karena generasi muda merupakan tulang punggung bangsa dan negara. Pemerintah, guru
khususnya orang tua mempunyai peranan penting dalam mengatasi kenakalan remaja.
peranan komunikasi keluarga dalam mengatsi kenakalan remaja di Kabupaten Minahasa
didasarkan pada motif “Untuk (orientasi masa depan) adalah membangun hubungan dengan
anak lewat keingintahuan dan tanggung jawab orang tua. dan motif “Karena”(orientasi masa
lalu) kebutuhan dan keharusan. Pola komunikasi yang digunakan adalah: (1) pola asuh
otoritatif memiliki karakteristik intensitas tinggi akan kasih sayang; (2) pola asuhotoritarian
bersifat membatasi, membetengi untuk mengikuti aturan yang ditetapkan: (3) pola asuh
memanjakan, orang tua sangat jarang membatasi perilaku anak dan (4) pola asuh
mengabaikan orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak karena cenderung lalai dan masa
bodoh akibat faktor ekonomi dan perceraian. Keempat pola asuh yang diterapkan masih
kurang efektif karena kenyataan masih ada anak yang masih nakal. Kesimpulan penelitian ini
menyatakan bahwa pola asuh yang memiliki karakteristik kombinasi antara tingginya
intensitas pemberian kehangatan oleh keluarga, keterlibatan orang tua, rendahnya kekakuan
(strictness), situasional dan kontekstual terhadap kondisi anak, serta tidak terpaku pada satu
Aznika Dwi Anggraini, Dr.Ir.Hj.Khodijah Ismail,M.Si,Dimas Syahputra,Amalia Pitri

jenis karakteristik pola asuh tertentu. Dengan demikian pola asuh yang tepat, hasil berupa
kenakalan remaja, penyimpangan perilaku, delinquen dapat di atasi karena orang tua dan
anak merasa dilibatkan. Serta orang tua dan anak bisa saling memberi perhatian lebih satu
sama lain. ( Sondakh et.al , 2014).

3. Metode Penelitian

Penulisan naskah ilmiah ini menggunakan metode penelusuran literatur-literatur yang terkait
dengan penerapan komunikasi dan pentingnya komunikasi dalam keluarga sebagai bagian
dari ilmu komunikasi masyarakat.

4. Pembahasan

Interaksi sosial yang berlangsung dalam keluarga tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi
karena ada tujuan dan kebutuhan bersama antara ayah, ibu, dan anak. Adanya tujuan tertentu
yang ingin dicapai atau kebutuhan yang berbeda menyebabkan mereka saling berinteraksi
dan berhubungan. Keinginan tersebut tidak terlepas dari kegiatan kominukasi antarpribadi
dalam keluarga (Awi et.al , 2014). Pola komunikasi yang digunakan adalah: (1) pola asuh
otoritatif memiliki karakteristik intensitas tinggi akan kasih sayang; (2) pola asuh otoritarian
bersifat membatasi, membetengi untuk mengikuti aturan yang ditetapkan: (3) pola asuh
memanjakan, orang tua sangat jarang membatasi perilaku anak dan (4) pola asuh
mengabaikan orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak karena cenderung lalai dan masa
bodoh akibat faktor ekonomi dan perceraian. Bentuk empati orang tua dengan anak cukup
baik, dimana orang tua selalu berupaya untuk mencapai semua keinginan anak-anaknya,
walaupan seringkali tidak tepat waktu, atau dalam waktu yang tertunda. Kesetaraan posisi
antara orang tua dalam memberikan pesan dalam membangkitkan minat belajar anak. Cukup
baik, dimana orang tua selalu memposisikan diri sama dengan anak agar supaya anak tidak
merasa tertekan dalam belajar, melainkan lebih kepada memberikan motivasi yang lebih
untuk meningkatkan minat belajar anak-anak, walaupuan lebih sering berkomunikasi adalah
seorang ibu dibandingkan bapak (Han et.al , 2019).

5. Kesimpulan
Aznika Dwi Anggraini, Dr.Ir.Hj.Khodijah Ismail,M.Si,Dimas Syahputra,Amalia Pitri

Komunikasi dalam keluarga menjadi kunci dalam pembentukan karakter anak. Komunikasi
keluarga yang terbuka, membuat anak menjadi tanggungjawab dan bersikap terbuka. Peran
orangtua, baik secara verbal (perkataan) dan non-verbal (sikap) juga mempengaruhi
keterbukaan anak dalam melakukan komunikasi. Sehingga, kenakalan remaja, sikap tertutup
dari anak dapat diatasi.

Ucapan Terimakasih

Terimakasih kepada ibu Khodijah Ismail sebagai dosen pengampu pada mata kuliah ilmu
komunikasi masyarakat, Amalia Pitri dan Dimas Syahputra sebagai asisten dosen mata kuliah
ilmu komunikasi masyarakat dan teman-teman sekelas yang mengambil mata kuliah ilmu
komunikasi masyarakat disemester ini.

Daftar Pustaka

Awi, M. V., Mewengkang, N., & Golung, A. (2016). Peranan Komunikasi Antar Pribadi dalam
Menciptakan Harmonisasi Keluarga di Desa Kimaam Kabupaten Merauke. E-Journal “Acta
Diurna,” 5(2), 1–12.
Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). 済無No Title No Title. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Ismail, K., & Habibah, S. N. (2020). Extension Communication Fisherwomen in Ecotourism
Management in Small Islands. Indonesian Journal of Tourism and Leisure, 1(1), 50–60.
https://doi.org/10.36256/ijtl.v1i1.92
Janitra, P. A., & Prasanti, D. (2017). Komunikasi Keluarga Dalam Pencegahan Perilaku Bullying
Bagi Anak. Jurnal Ilmu Sosial Mamangan, 6(1), 23. https://doi.org/10.22202/mamangan.1878
Kurniadi, O. (2001). Pengaruh Komunikasi Keluarga terhadap Prestasi Belajar Anak. Mediator, 2(2),
267–290.
Permata, S. (2013). Pola Komunikasi Jarak Jauh Antara Orang Tua Dengan Anak (Studi Pada
Mahasiswa Fisip Angkatan 2009 Yang Berasal Dari Luar Daerah). Jurnal Acta Diurna, Vol 2,
No 1 (2013). http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/view/969
Santi, F., & Fithria. (2017). Pola Komunikasi Keluarga dengan Perilaku Kenakalan Remaja. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 2(3), 1–7.
Sondakh, M., Mingkid, E., & Kawengian, D. D. V. (2014). Peranan Komunikasi Keluarga dalam
Mengatasi Kenakalan Remaja di Kabupaten Minahasa. Jurnal Acta Diurna, 3(4), 2.
Tangkudung, J. P. M. (2014). Peranan Komunikasi Keluarga Dalam Mencegah Kenakalan Remaja Di
Kelurahan Malalayang I Kecamatan Malalayang. Jurnal Acta Diurna, 3(1).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/view/4369
Aznika Dwi Anggraini, Dr.Ir.Hj.Khodijah Ismail,M.Si,Dimas Syahputra,Amalia Pitri

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai