Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1

PENGANTAR SOSIOLOGI
(individu)

PENJABARAN PANDANGAN PERSPEKTIF SERTA

PENJELASAN PENDIDIKAN DAN PERNIKAHAN


oleh:

NAMA : MOH HUMASHUL HIKAM AL- MUBAROK


NIM : 050367818
PRODI :ILMU KOMUNIKASI
TUTOR : IBU ZHUHRAFFA DITA MAHARANI S. SOS, M.A

UNIVERSITAS TERBUKA PALU


UPBJJ PALU
2023
 Jelaskan 3 perspektif mengenai fenomena pendidikan menurut pendapat di dasari
menurut para ahli dan jabarkan

Istilah fenomena sendiri yakni suatu kejadian yang nyata adanya atau hal yang dapat
di lihat oleh panca indra dan biasanya kejadian tersebut membuat tenar baik itu hal positif
maupun negatif .jadi fenomena perspektif sendiri adalah suatu kejadian nyata yang di lihat
oleh indra dan dari sudut pandang manusia. istilah tersebut di paparkan oleh Immanuel Kant
sendiri, sehingga fenomena perspektif adalah kejadian nyata yang dapat di lihat pada sudut
pandang manusia.
Pasal 76C UU 35/2014 dilarang menempatkan membiarkan melakukan menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak .
Suesetio (2005) menyatakan School bullying merupakan perilaku agresif yang di
lakukan berulang ulang oleh seorang atau sekelompok siswa yang memilik kekuasaan,
terhadap siswa yang lebih lemah ,dengan tujuan menyakiti.hal ini sangat memprihatinkan di
sebabkan siswa yang melakukan bullying hanya berniat merendahkan bahkan menyakiti
dengan tujuan bersenang-senang.
Pendidikan menurut Dewey (dalam Martono, 2012:190) sebagai organisasi
pengalaman hidup serta pembentukan kembali pandangan hidup. Dapat di artikan
pendidikan berperan menjadi penjebatannya dalam proses membantu menata perilaku
individu maupun kelompok .dalam dunia pendidikan banyak terjadi pergantian generasi
yang nantinya diharapkan menjadi manusia yang bijak, lebih baik,bijaksana, memiliki
kesopanan yang tinggi.
Namun di tengah pengaplikasiannya kadang kala terjadi permasalahan yang muncul
berkaitan dengan pendidikan itu sendiri .Tak jarang kita dengar berbagai kasus menyangkut
pendidikan,kekerasan maupun hal yang lain , kekerasan sendiri sebenarnya bila di pandang
secara sehat sangat bertolak belakang dengan pendidikan ,pendidikan yang di anggap
pembimbing dan pembentuk karakter. Johan Galtung sendiri menyatakan bahwa kekerasan
terjadi bila manusia di pengaruhi oleh sedemikian rupa ,sehingga realisasi jasmaniahnya dan
mental aktualnya berada di bawah relasi potensionalnya (Santoso, 2013:10)
Ada terdapat berbagai kekerasan yang terjadi yakni runtuhnya jasmani dan mentalnya
di bawah tekanan si pelaku ,kekerasan ini disebut kekerasan simbolik. dalam fenomena ini
saya mengambil perspektif simbolik dikarenakan hal ini sering terjadi di lingkungan
pendidikan , dalam pendidikan sendiri hampir rawan terjadi yang namanya penghinaan
simbolik yaitu contoh mendiskriminasi seseorang karena berbeda suku, warna kulit,dan
sejenisnya.
Oleh karena itu topik yang saya angkat yaitu penyebab dan efek kekerasan simbolik
dalam dunia pendidikan. Penyebab siswa maupun peserta didik melakukan hal hal yang
kurang terpuji di lingkungan sekolah biasanya ada faktor pendorong , itu dapat terjadi di
karenakan lingkungannya, keluarganya dan ekonomi berbagai hal juga menjadi pemicunya
seperti iri, ingin di anggap berkuasa oleh teman temannya dan masih banyak hal yang
lainnya.
Disebabkan pengaruh tersebut kekerasannya yang hanya mencaci mulai merambah ke
tahap pembulian, yang kadang kala dalam hal ini sering terjadi kekerasan fisik bahkan tak
jarang yang sampai di larikan ke pihak berwajib. namun yang mirisnya bukan hanya di
larikan ke pihak berwajib namun lebih parahnya si korban meninggal dunia. hingga dalam
hal ini sering kali pendidikan yang di salahkan.

Pendapat saya pribadi peristiwa ini sendiri terjadi karena kurangnya bimbingan orang
tua mereka sebagai pembimbing dan pengarah ,sebab seorang remaja ataupun siswa tak
akan melakukan hal hal yang menyeleweng apabila di kehidupannya sendiri tak ada
bimbingan secara baik ataupun terdapat kekerasan dalam keluarganya maka mungkin tak
ada kata rumah tak membuatku nyaman.
Lingkungan sangat berpengaruh atas berbagai problem yang terjadi termasuk
kekerasan ini.banyak remaja yang salah pergaulan hingga terjerumus untuk melakukan hal
hal anarkis bahkan sampai mempengaruhi sifat dan kepribadiannya,dalam hal ini kembali
lagi perlu adanya pengawasan orang tua.

 Cara pandang para ahli dan kita sebagai individu memandang pernikahan dini

Manusia adalah makhluk sosial. Tiap individu membutuhkan orang lain agar
kehidupannya berjalan dengan baik, oleh karena itu tiap individu membutuhkan pasangannya
sebagi teman dan membangun rumah tangga , yang mana dalam hal ini perlu adanya tali
pernikahan , dalam pasal 1 UU No 1 tahun 1974 bahwa pernikahan adalah ikatan lahitr batin
antara seorang pria dan wanita .
Pada dasarnya pernikahan merupakan hal yang positif dalam menjalani kehidupan namun
dalam hal ini pembahasannya tentang pernikahan dini dimana ini penuh pro dan kontra. Pro
nya sendiri terkadang banyak di lingkungan masyarakat yang ingin cepat mempunyai cucu,
perjodohan,ekonomi, dan masih banyak lagi .kontra sendiri berasal dari pihak pemerintah
yang menjalankan aturan minimal menikah usia 18 tahun .

Cara saya memandang sebagai individu menggunakan perspektif konflik yaitu” mengapa
pernikahan dini mempunyai dampak negatif” ?. bahwa pernikahan dini merupakan hal yang
sangat miris dikarenakan dalam usia yang terbilang muda dan belum dewasa sepenuhnya
harus menghadapi problem yang lebih berat yaitu rumah tangga itu sendiri .Saya sendiri tahu
bahwa membangun rumah tangga yang baik itu bukanlah hal yang mudah ,umur yang belum
siap serta secara emosi,dewasa dan siap secara mental akan sulit menghadapi persoalannya
yang akan datang.

Banyak problem yang bisa di hadapi pasangan ini dalam menjalin “rumah tangga” sebab
biasanya pasangan ini sendiri belum siap untuk secara ekonomi, yang bisa di artikan belum
dapat memenuhi kebutuhan untuk kesehariannya, di tambah lagi biasanya terdapat beberapa
masalah kedepannya yang biasanya terkait dengan sifat kedewasaanya belum terlihat .
Para ahli sendiri menyatakan bahwa resiko pernikahan dini sendiri banyak salah satunya
adalah rentannya kehamilan dan kelahiran merupakan menyebab utama kematian utama
remaja usia 15-19 tahun secara global. Bahkan , kehamilan pada usia remaja meningkatkan
risiko kematian bagi ibu dan janinnya di negara berkembang.
Pernikahan dini sendiri di katakan persiapan fisik, persiapan mental dan persiapan mental
dan persiapan materi, Muhammad M. Dlori, 2005: 5) . dia menekankan pada faktor persiapan
Remaja dalam pernikahan dini , remaja melakukan pernikahan dini di anggap belum
memenuhi persiapan fisik , mental dan persiapan materi yang di butuhkan untuk
melangsungkan pernikahan.
Ahli lain menyatakan (Rinduan syarani (1980:8) pernikahan dini merupakan pernikahan
antara lelaki dan perempuan yang masih belum dewasa baik psikis maupun mentalnya.
Dampak psikologis terhadap pernikahan dini yaitu terputusnya pendidikan, kemiskinan
berkelanjutnya , kehilangan kesempatan bekerja , tercabut dari keluarga keluarga sebelum
siap ,mudah bercerai, anak kurang cukup perhatian ,mengalami keterlambatan
perkembangan , penyimpangan prilaku dan lain-lain.
Pernikahan dini menurut Indaswari (dalam syafiq hasyim 1999: 31)dapat di artikan
sebagai pernikahan yang dilakukan sebelum usia 16 tahun bagi perempuan dan 19 bagi laki
laki batasan ini dalam mengacu pada ketentuan formal batas minimum usia menikah yang
berlaku di Indonesia.
Para ahli kedokteran memandang pernikahan dini sendiri bahwa , seorang remaja maupun
anak yang menikah muda dapat mengalami beberapa gangguan yaitu gangguan psikologis
studi menyebutkan bahwa anak yang dipaksa menikah dini terkadang beresiko mengalami
gangguan mental baik itu stres,cemas maupun depresi,karena kurang siapnya dalam menjalani
kehidupan berumah tangga, gangguan kehamilan ,masalah ekonomi, kekerasan rumah tangga
bahkan perceraian antara keduanya .
Sehingga dapat di simpulkan pera ahli sendiri menyatakan kekhawatirannya, pada remaja
yang menikah muda, apalagi usia 19 tahun ke bawah.
Dikarenakan dampaknya lebih besar di bandingkan hal baiknya. berbagai problem juga
akan terjadi meliputi berbagai aspek mulai dari kesehatan ,keluarga, dan lingkungan . juga
rentan usia yang aman yaitu20-35 tahun dikarenakan pada usia tersebut wanita sendiri masuk
kategori dewasa muda. Namun hal ini kadang kala kurang di gubris oleh mereka mereka yang
ingin agar anaknya cepat berkeluarga , apalagi , bahkan yang lambat berkeluarga di bicarakan
maupun di singgung dengan dalih belum dapat jodoh maupun hal negatif lainnya .
DAFTAR PUSTAKA

Pasal 76C Undang Undang No 35 2014,tentang membiarkan melakukan atau turut


serta melakukan kekrasan terhadap anak.

Suestio (2005), revolusi pendidikan di Indonesia

Dewey ( dalam Martono 2012 :10)

(Santoso 2013 :10) , pendidikan Indonesia dari masa ke masa

Undang-Undang No 1 tahun 1974, tentang definisi pernikahan

Dlori ,muhammad M.(2005),jeritan nikah dini, wabah, pergaulan, Yogyakarta :Binar


Press

Rinduan Syarani (1980 :8)

Indrawati (dalam syafiq hasyim 1999: 31)


100% Unique
Total 8399 chars (500 limit exceeded) , 73 words, 3 unique sentence(s).
Instant Essay
Writing by AI
- Instant essay writing service by AI. You can buy essays, dissertations,
courseworks, thesis papers. We will write your English paper, do your assignment
and homework. 100% artificial intelligence custom writing, no plagiarism. Papers
ready in 5 minutes! Prices from $5/document.

Results Query Domains (original links)

jelaskan 3 perspektif mengenai fenomena pendidikan menurut pendapat di


dasari menurut para ahli dan jabarkan
Unique Istilah fenomena sendiri yakni suatu kejadian yang nyata adanya atau hal -
yang dapat di lihat oleh panca indra dan biasanya kejadian tersebut membuat

jadi fenomena perspektif sendiri adalah suatu kejadian nyata yang di lihat oleh
Unique indra dan dari sudut pandang -
manusia

Unique istilah tersebut di paparkan oleh Immanuel Kant sendiri, sehingga fen -

Create a FREE account to continue.

Jelaskan 3 perspektif mengenai fenomena pendidikan menurut pendapat di


dasari menurut para ahli dan jabarkan Istilah fenomena sendiri yakni suatu
kejadian yang nyata adanya atau hal yang dapat di lihat oleh panca indra dan
biasanya kejadian tersebut membuat tenar baik itu hal positif maupun
negatif .jadi fenomena perspektif sendiri adalah suatu kejadian nyata yang di
lihat oleh indra dan dari sudut pandang manusia. istilah tersebut di paparkan
oleh Immanuel Kant sendiri, sehingga fen

Anda mungkin juga menyukai