Anda di halaman 1dari 12

PERBEDAAN KELOMPOK DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan


Dosen Pengampu: Nofica Andriyati, M.Pd.I

KELOMPOK 3
1. Desinta Anjar Wati 222221001
2. Dewi Budi Rahtami 222221002
3. Lulu Maisun Nurjihan 222221006
4. Abdul Wakhid Akhsanul Huda 222221010
5. Lina Aisyah 222221011
6. Sekar Sari 222221012
7. Azmila Rohmah 222221021
8. Muhammad Hasin Muzakka 222221025
9. Muhammad Mufti Ikhsanudin 222221032

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA YOGYAKARTA
2023
PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berkat
karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perbedaan Kelompok
dalam Psikologi Pendidikan” ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun guna
memenuhi tugas kelompok mata kuliah “Psikologi Pendidikan” dengan Dosen
Pengampu Ibu Nofica Andriyati, M.Pd.I
Dalam menyusun makalah ini, kami mengambil sumber dari beberapa
literatur seperti jurnal. Ruang lingkup yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu
Perbedaan Budaya dan Etnis, Gender, dan Sosial Ekonomi.
Makalah ini diharapkan mampu memberikan pemahaman, baik untuk
masyarakat, mahasiswa, penggiat lembaga pendidikan formal maupun nonformal,
serta semua yang membaca untuk menambah wawasan. Proses penyusunan makalah
ini tentu tidak terlepas dari berbagai hambatan, sehingga makalah ini masih terdapat
kekurangan, baik pada teknis, penulisan, maupun konten. Maka, kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan mampu menjadi salah satu referensi bagi para pembaca.

Yogyakarta, 14 Juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

PRAKATA.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Masalah..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Perbedaan Budaya dan Etnis..............................................................................2
B. Perbedaan Gender...............................................................................................3
C. Perbedaan Sosial Ekonomi.................................................................................5
BAB III PENUTUP.......................................................................................................7
A. Simpulan.............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu mempunyai keunikannya masing-masing dan tidak ada
individu yang sama persis. Baik dari sifat, karakter, maupun lainnya. Setiap Individu
memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya dan perbedaan setiap individu
terdapat pada psikis dan kepribadian serta sifat-sifat yang dimilikinya. Perbedaan
yang dimiliki akan tampak pada cara perilaku di setiap lingkungan sosialnya dan dari
hasil belajar yang mampu membentuk pola perilaku di setiap individu. Sehingga
perilaku yang tercipta akan menjadi sebuah kebiasaan dalam berperilaku di
masyarakat.
Perbedaan individu perlu adanya penanganan dari guru maupun orang tua
sebagai pembimbing dalam pengupayaan pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai
seorang guru hendaknya mampu memahami karakteristik maupun sifat-sifat dari
masing-masing individu atau siswanya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah, sebagai berikut:
1. Apa perbedaan budaya dan etnis?
2. Apa perbedaan gender?
3. Apa perbedaan sosial ekonomi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perbedaan budaya dan etnis
2. Untuk mengetahui perbedaan gender
3. Untuk mengetahui perbedaan sosial ekonomi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbedaan Budaya dan Etnis


Ketika meninjau komunikasi yang dikaitkan dengan budaya maka pusat
perhatian mengarah kepada variasi tingkah laku dan cara manusia komunikasi yang
terjadi antara orang-orang yang berbeda etnis atau budaya. Perbedaan etnis akan
menghasilkan perbedaan dalam cara-cara berkomunikasi baik berkomunikasi secara
verbal maupun nonverbal. Dalam proses komunikasi antar budaya tidak ada kepastian
bagaimana proses persepsi dan tanggapan etnis lain yang akan timbul, apalagi jika
diantara kedua etnis berinteraksi kurang memahami masing-masing. Artinya semakin
besar kesenjangan budaya yang menjadi realitasnya maka akan semakin berkurang
tingkat kepastian yang bisa diprediksi dari proses interaksi yang terjadi antar etnis.
Yang terjadi itu bisa didekatkan dengan adanya rasa empati yang mendukung
terjadinya komunikasi yang harmonis antara etnis. Etnis jawa adalah golongan etnis
yang memiliki jumlah terbesar di Indonesia. Sebagian besar etnis ini bertempat
tinggal di pulau Jawa. Lainnya lagi tersebar di berbagai tempat di seluruh penjuru
Indonesia. Dalam perantauannya di berbagai tempat di seluruh penjuru Indonesia
etnis Jawa pada umumnya selalu mampu beradaptasi dengan baik dengan masyarakat
setempat dimana mereka hidup berdampingan. Salah satu penyebabnya adalah
kekuatan karakter yang dimiliki etnis Jawa sebagai etnis perantau yang mudah akrab
dan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
Hasil penelitian Heriani Wijayanti dan Fivi Nuryanti (2010:119) karakter
utama yang menonjol pada suku Jawa adalah senang berkumpul dan hidup
bermasyarakat berdasarkan pada sikap adil, gotong royong dan saling berbagi. Selain
itu dalam kehidupannya etnis Jawa juga menerapkan sikap selalu bersyukur kepada
Tuhan atas apapun yang telah diberikan kepadanya dan selalu percaya bahwa segala
sesuatu yang terjadi sudah menjadi takdir baginya. Hal ini sesungguhnya sejalan
dengan semboyan orang Jawa “mangan ora mangan nek kumpul” yang

2
mencerminkan budaya selalu ingin berkumpul dan menyatu dengan lingkungan
sosialnya (Melalatoa, 1995).

B. Perbedaan Gender
Menurut Sovitriana (2020) Gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang ditinjau dari segi
pengaruh sosial budaya yang dibentuk karena adanya rekayasa masyarakat. Fungsi
dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan jaman. Para ilmuwan sosial mengemukakan bahwa laki-laki dan
perempuan mempunyai perbedaan sifat bawaan dan pengaruh budaya. Faktor
perbedaan masing-masing gender dikontribusikan oleh psikologis dari latar belakang
keluarga, superioritas, dan fenomena sosial budaya (Yuliani, 2013).
Penelitian Biologis yang diterbitkan oleh Legato (2005) dalam Sovitriana
(2020) menemukan bahwa adanya perbedaan tersebut dikarenakan hormon antara
otak perempuan dan laki-laki berbeda. Didukung dengan adanya CT scan otak ahli
syaraf, sehingga mempengaruhi gaya bahasa dalam pengolahan dan penguasaan
kosakata antara laki-laki dan perempuan. Pengaruh yang melatarbelakangi adanya
perbedaan pengolahan dan penguasaan kosakata bahasa (Sovitriana, 2020), yaitu:
1. Pengaruh Belajar
Proses sosialisasi yang dilakukan orang tua kepada anaknya adalah salah satu
contoh bagaimana lingkungan sangat mempengaruhi anak berperilaku di
masyarakat. Orang tua cenderung menggambarkan bayi perempuan lebih
lembut dibandingkan dengan bayi laki-laki.
2. Pengaruh Sosial
Orang tua adalah salah satu dari sekian banyak tempat individu mempelajari
peran-peran gender. Selain itu, kebudayaan, sekolah, teman sebaya, media
sosial, dan anggota keluarga lain adalah sumber lain mempelajari peran
gender.
3. Pengaruh Pengasuhan

3
Peran pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua sangat mempengaruhi
perkembangan gender anak-anak. Ibu secara lebih konsisten diberi tanggung
jawab atas perawatan fisik dan ayah cenderung terlibat dalam interaksi yang
bersifat permainan untuk menjamin bahwa anak menyesuaikan diri dengan
norma dan kebudayaan yang ada.
4. Pengaruh Teman Sebaya
Anak cenderung berteman dengan teman sebaya yang sama jenis kelamin,
karena jika berteman dan berkegiatan dengan teman yang berbeda jenis
kelamin cenderung dikritik oleh teman lainnya.
5. Pengaruh Sekolah dan Guru
Perlakuan diskriminatif atas dasar gender dapat ditemukan di semua
kelompok kemampuan. Contoh kasus yang terjadi di sekolah yaitu siswa
perempuan diperlakukan seolah-olah mereka adalah kelompok yang
berkemampuan yang lebih rendah dibandingkan siswa laki-laki.
6. Pengaruh Media
Pesan yang disampaikan melalui media tentang apa yang sesuai atau tidak
sesuai bagi laki-laki dan perempuan adalah pengaruh yang penting juga bagi
perkembangan gender.
7. Pengaruh Budaya
Teori belajar sosial meramalkan bahwa anak yang banyak menonton siaran
televisi dengan meniru model yang mereka lihat di layar kaca.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan perlakuan yang


diterima setiap gender dapat mempengaruhi pola bahasa yang berbeda. Bahasa yang
digunakan laki-laki lebih mendominasi, sementara bahasa perempuan digunakan
untuk mengkonfirmasi dalam meyakinkan sesuatu. Gender laki-laki akan
menggunakan bahasa yang sopan dan formal, sedangkan gender perempuan
cenderung berfokus pada topik kecantikan, mencari banyak teman dan bergosip pada
masalah apapun yang terjadi. Menurut Yuliani (2013), perbedaan gaya pengungkapan
antara gender laki-laki dan perempuan sebagai berikut:

4
1. Laki-laki
a. Bicara sambil mengambil udara luar
b. Senang bicara di depan umum
c. Negosiasi status
d. Bicara satu persatu
e. Bicaranya asimetris
2. Perempuan
a. Bicara lebih banyak
b. Senang berbicara pada konteks pribadi dan tertutup
c. Membuat suatu hubungan
d. Bicara bersamaan
e. Bicaranya secara simetris

C. Perbedaan Sosial Ekonomi


Kata sosial berasal dari kata Latin, yaitu socius yang berarti bersama-sama,
bersatu, terikat, sekutu, berteman. Atau kata socio yang memiliki makna teman. Maka
sosial dapat dimengerti sebagai pertemanan atau masyarakat. Menurut Robert M. Z.
Lawang dalam Damsar & Indrayani (2016) sosial adalah arti subjektif yang
memperhitungkan perilaku orang lain yang terlibat dalam suatu tindakan.
Kata ekonomi berasal dari kata Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah tangga
dan nomos yang berarti mengatur. Maka ekonomi dapat diartikan sebagai manajemen
rumah tangga, rumah tangga yang pada ekonomi tidak hanya dalam lingkup keluarga,
tapi bisa berarti ekonomi desa, kota, hingga negara.
Jadi, sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan
menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu
disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dijalankan oleh
pembawa status. Hak dan kewajiban tersebut menunjukkan ketidaksetaraan,
ketidaksetaraan tersebut ditentukan oleh faktor-faktor penentu sosial ekonomi, yaitu :
1. Tingkat Pendidikan

5
Melihat tujuan pendidikan yang terdapat dalam Undang-Undang RI
No. 20 tahun 2003 maka pendidikan diselenggarakan dalam jalur pendidikan
sekolah dan luar sekolah. Artinya pendidikan tidak hanya diartikan sebagai
aktivitas di lingkungan sekolah saja, tetapi pendidikan dapat ditempuh
kapanpun dan dimanapun, tidak hanya terbatas pada pendidikan formal saja
(SD, SMP, SMA/SMK dan Perguruan Tinggi).
2. Pendapatan
Pendapatan adalah hasil dari suatu pekerjaan berupa penghasilan atau
pendapatan yang diterima oleh orang yang bekerja yang digunakan untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari. Pendapatan ini akan mempengaruhi status
sosial seseorang, terutama pada masyarakat materialis dan tradisional yang
menghargai status sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan.
3. Kepemilikan kekayaan
Kepemilikan kekayaan merupakan kekayaan barang yang berupa
barang-barang yang memiliki manfaat guna menunjang kehidupan ekonomi.
Barang-barang tersebut dijadikan tolak ukur untuk melihat kondisi sosial
ekonomi dalam masyarakat.
4. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan menjadi penentu status sosial ekonomi karena dengan
melakukan pekerjaan kebutuhan dan keperluan dapat terpenuhi perekonomian
dan kepuasan. Semakin tinggi jenis pekerjaan yang menjadi mata
pencahariannya maka semakin tinggi penghasilan yang diperoleh, serta
semakin tinggi pula tingkat ekonomi dan kedudukannya di masyarakat.

Perubahan sosial ekonomi terjadi apabila kehidupan secara ekonomi


mengalami perubahan. Kegiatan ekonomi seseorang akan berbeda dengan orang lain,
ditentukan oleh faktor-faktor yang sudah dijelaskan di atas. Sehingga, perubahan
sosial ekonomi dapat disimpulkan menjadi perubahan bermasyarakat yang
dikarenakan unsur ekonomi yang mengalami perubahan.

6
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dalam proses komunikasi antar budaya tidak ada kepastian bagaimana proses
persepsi dan tanggapan etnis lain yang akan timbul, apalagi jika diantara kedua etnis
berinteraksi kurang memahami masing-masing. Artinya semakin besar kesenjangan
budaya yang menjadi realitasnya maka akan semakin berkurang tingkat kepastian
yang bisa diprediksi dari proses interaksi yang terjadi antar etnis.
Gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang ditinjau dari segi pengaruh sosial
budaya yang dibentuk karena adanya rekayasa masyarakat. Para ilmuwan sosial
mengemukakan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan sifat bawaan
dan pengaruh budaya. Faktor perbedaan masing-masing gender dikontribusikan oleh
psikologis dari latar belakang keluarga, superioritas, dan fenomena sosial budaya.
Penelitian Biologis yang diterbitkan oleh Legato (2005) dalam Sovitriana (2020)
menemukan bahwa adanya perbedaan tersebut dikarenakan hormon antara otak
perempuan dan laki-laki berbeda. Didukung dengan adanya CT scan otak ahli syaraf,
sehingga mempengaruhi gaya bahasa dalam pengolahan dan penguasaan kosakata
antara laki-laki dan perempuan.
Kata ekonomi berasal dari kata Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah tangga
dan nomos yang berarti mengatur. Maka ekonomi dapat diartikan sebagai manajemen
rumah tangga, rumah tangga yang pada ekonomi tidak hanya dalam lingkup keluarga,
tapi bisa berarti ekonomi desa, kota, hingga negara. Jadi, sosial ekonomi adalah suatu
kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu
dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan
kewajiban yang harus dijalankan oleh pembawa status. Kegiatan ekonomi seseorang
akan berbeda dengan orang lain, ditentukan oleh faktor-faktor yang sudah dijelaskan
di atas. Sehingga, perubahan sosial ekonomi dapat disimpulkan menjadi perubahan
bermasyarakat yang dikarenakan unsur ekonomi yang mengalami perubahan.

7
DAFTAR PUSTAKA
Damsar dan Indrayani, Pengantar Sosiologi Perdesaan, (Jakarta:Kencana, 2016), hal.
91-92
Hasibuan, E. J., & Muda, I. (2017). Komunikasi Antar Budaya pada Etnis Gayo
dengan Etnis Jawa. JURNAL SIMBOLIKA: Research and Learning in
Communication Study (E-Journal), 3(2), 106-113.
Ika Yunia Fauzia, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqashid Al-Syari’ah,
(Jakarta: Kencana, 2014), hal. 02.
Rilla Sovitriana, P. KAJIAN GENDER DALAM TINJAUAN PSIKOLOGI. uwais
inspirasi indonesia.
Studinews.co.id diakses pada 14 Juni 2023 pukul 15:30.
Yuliani, S. (2013). Perbedaan gender dalam penguasaan bahasa dipandang dari
persfektif psikologi pendidikan. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 13(1), 47-
51.

Anda mungkin juga menyukai