(PASTORAL KONSELING)
DI SUSUN OLEH :
2020
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limp
ahan rahmat dan karuniaNya Kami di berikan kesehatan dan kesempatan dalam m
enyelesaikan makalah komunikasi ini.
Tak lupa Kami ucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat Kami ucapkan satu
persatu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kelompok
3
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………
………………….. 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………
……………… 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
………………… 3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
…………… 4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………
…………… 6
4
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………
…………………… 12
3.2 Saran……………………………………………………………………………
…………………… 12
DAFTAR PUSTAKA.……………………………………………………………
……………… 13
BAB I
PENDAHULUAN
5
adi dan prilaku individu yang bersangkutan dalam kehidupan pribadi maupun sosi
alnya.
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam konseling, alat utama yang digunakan adalah bahasa. Konselor perl
u memperhatikan bahasa atau ucapan-ucapan klien baik yang verbal maupun non
7
verbal. Bahasa dipengaruhi oleh budaya setempat, istilah-istilah yang digunakan b
isa sama antar budaya tetapi seringkali maknanya jauh berbeda. Kita ambil contoh,
kata atos dalam bahasa Jawa yang berarti keras, sangat berbeda makna dengan at
os bahasa Sunda yang berarti sudah selesai. Dengan demikian, jika konselor tidak
peka terhadap perbedaan latar budaya masing-masing, maka bahasa bisa menimbu
lkan salah paham bahkan pertentangan.
Persoalan terjadi jika ada perbedaan yang tajam antara konselor dan klien.
Akibatnya, seringkali klien mengalami hambatan emosional seperti takut salah, ce
mas, dan ragu-ragu dalam berkomunikasi dengan konselor sehingga klien tidak la
ncar berkomunikasi. Misalnya, ketika konselor menanyakan sesuatu, sebenarnya k
lien mengetahui jawabannya, namun ia menjawab dengan lirih karena takut sehing
ga jawaban itu sulit ditangkap maknanya oleh konselor. Ketika konselor meminta
penegasan, muka klien berubah menjadi pias, dan ia mengatakan tidak tahu.
Tingkah laku sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya, fisik dan
psikologis. Lingkungan sosial budaya mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, m
asyarakat sekitar, teman, sampai masyarakat luas. Klien yang memiliki masalah b
elajar umumnya berasal dari lingkungan keluarga yang berlatar sosial ekonomi re
ndah dan tidak mementingkan pendidikan. Orang tua bersosial ekonomi rendah u
8
mumnya sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya. Mereka u
mumnya juga berlatar belakang pendidikan yang rendah sehingga tingkat aspirasi
pendidikan bagi anak-anaknya juga cenderung rendah. Lebih-lebih, mereka meng
amati kenyataan bahwa banyak lulusan sekolah yang telah menghabiskan biaya m
asih menganggur di masyarakat. Logika sederhana mereka menganggap bahwa se
kolah tidak terlalu berguna dan menghabiskan biaya besar. Akibatnya, mereka leb
ih mendorong anaknya untuk membantu bekerja mencari uang daripada untuk me
mbaca buku pelajaran.
Lingkungan fisik misalnya ruang konseling. Ruang yang bersih, rapi, cuku
p cahaya, dan sehat akan mendorong klien bertingkah laku yang spontan dan waja
r. Sebaliknya ruang konseling yang bau busuk dan pengap akan menimbulkan ting
kah laku seperti sebentar-sebentar menutup hidung. Lingkungan fisik yang baik d
apat mendukung kelancaran, sebaliknya lingkungan fisik yang buruk dapat mengh
ambat proses konseling.
9
2.3 Aspek konseling antar budaya
a. Makin besar kesamaan harapan tentang tujuan konseling antar budaya yang
apada diri klien dan konselornya, maka dimungkinkan konseling itu akan berhasil.
d. Makin bersifat personal dan penuh dengan suasana emosional suasana konse
ling antar budaya, makin mungkinlah klien menanggapi pembicaraan dalam konse
ling dengan bahasanya, dan makin mungkinlah konselor memahami sosialisasi kli
en dalam budayanya.
f. Latar belakang dan latihan khusus, serta latar belakang terhadap permasalah
an hidup seharihari yang relefan dengan budaya tertentu, akan meningkatkan keef
ektifan konseling dengan klien yang berasal dari latar belakang budaya tersebut.
g. Makin klien kurang memahami proses konseling antar budaya, makin perlu
konselor memberikan pengarahan kepada klien itu tentang keterampilan berkomu
nikasi, pengambilan keputusan, dan transfer (mempergunakan keterampilann terte
ntu pada situasi-situasi yang berbeda).
10
i. Konseling antar budaya akan meningkat keefektifannya dengan adanya pen
getahuan dan dimanfaatkannya kelompok-kelompok antar budaya yang berpandan
gan amat menentukan terhadap klien.
l. Model konseling yang khususnya dirancang untuk pola budaya tertentu aka
n efektif digunakan terhadap klien-klien yang berasal dari budaya tersebut daripad
a budaya lainnya.
11
kan teknologi yang memperkecil penggunaan tenaga kerja hewan dan memperbes
ar kemanfaatan tenaga mesin-mesin listrik, tenaga surya, dan bahkan nuklir, dewa
sa ini masih ada sub kultur di Indonesia yang berkembang atas dasar teknologi sed
erhana.
Karakteristik sosial budaya masyarakat yang majemuk itu tidak dapat diab
aikan dalam perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan dan konseliing. Pelaya
nan bimbingan dan konseling yang bertujuan mengembangkan kemampuan dan m
eningkatkan mutu kehidupan serta masrtabat manusia Indonesia harus berakar pad
a budaya bangsa indonesia sendiri. Hal ini berarti bahwa penyelenggaraan bimbin
gan dan konseling harus dilandasi dan mempertimbangkan keanekaragam sosial b
udaya yang hidup dalam masyarakat, disamping kesadaran akan dinamika sosial b
udaya itu menuju masyarakat yang lebih maju.
Klien-klien dari latar belakang sosial budaya yang berbineka itu tidak dapa
t disamaratakan penanganannya. Meskipun bangsa indonesia ini menuju pada satu
budaya kesatuan indonesia, namun akar budaya asli yang sekarang masih hidup da
n besar pengaruhnya terhadap masyarakat budaya asli itu patut dikenali, dihargai,
dan dijadikan pertimbangan utama dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Ha
l itu semua menjadi tanggung jawab konselor dan lembaga pendidikan konselor di
seluruh tanah air.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
https://makalahbklatarbelakang.blogspot.com/2019/?m=1
https://adiatmoko.wordpress.com/2009/05/04/aspek-budaya-dalam-layanan-bimbi
ngan-dan-konseling/amp/
http://mahdialfikri.blogspot.com/2016/06/landasan-sosial-budaya-bimbingan-dan.
html?m=1
14
SOAL
a. Factor social
b. Sosial budaya
c. Factor social
d. Budaya dan social
3. 1.masyarakat
2. keluarga
a. 1,2,3
b. 1 dan 2
c. 2 dan 4
d. 1,2,3,4 Benar semua
15
4. jika ada perbedaan yang tajam antara konselor dan klien persoalan apa s
aja yang terjadi
d. Terjadinya perdebatan
5. Sebutkan apa saja yang dapat mempengaruhi tingkah laku sangat dipeng
aruhi oleh lingkungan social
6. Klien yang memiliki masalah belajar umumnya berasal dari lingkungan kel
uarga yang berlatar
a. Factor lingkungan
b. Kebiasan yang di terapkan
c. Social ekonomi
d. Kurang adanyaa dukungan dari keluarga
7. konselor sangat perlu mempelajari dan mengenali lain budaya atau raga
m budaya tempat ia bertugas. Dalam hal ini tugas konselor adalah
16
a. mengenali dan mendeskripsi
b. mendeskripsi
c. memprediksi dan memberikan perlakuan terhadap tingkah laku kl
ien dan menyesuaikan dengan budaya klien
d. mengenali, mendeskripsi, memprediksi dan memberikan perlakua
n terhadap tingkah laku klien dan menyesuaikan dengan budaya
klien.
8. Faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perilaku individu didalam
aspek sosial-budaya ?
a. Dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan
b. Dimensi kekeluargaan
c. Dimensi kemasyarakatan
d. Dimensi hubungan antar individu dan masyarakat
9. Kegagalan seorang individu dalam memenuhi tuntutan social budaya dap
at mengakibatkan ?
a. Terpecahnya hubungan yang baik didalam masyarakat
b. tersingkir dari lingkungannya
c. menjadikan individu tersebut menjadi introvet
d. adanya bersinggungan antara setiap individu lainya
10. Dalam konseling, alat utama yang digunakan adalah ?
a. Adanya kedua individu
b. Alat tulis
c. Komputer untuk mempermudah konselor
d. Bahasa
17
d. a,b,c benar
12. berikut beberapa aspek dalam soosial-budaya yang benar adalah ?
a. Makin besar kesamaan harapan tentang tujuan konseling antar bu
daya yang apada diri klien dan konselornya, maka dimungkinkan k
onseling itu akan berhasil.
b. Makin besar kesamaan pemahaman tentang ketergantungan, kom
unikasi terbuka, dan berbagai aspek hubungan konseling lainnya
pada diri klien dan konselornya, maka makin besar kemungkinan k
onseling itu akan berhasil.
c. Makin besar kemungkinan penyederhanaan harapn yang ingin dic
apai oleh klien menjadi tujuan-tujuan operasional yang bersifat tin
gkah laku maka makin efektiflah konseling dengan klien tersebut.
d. Jawaban A,B,C benar
13. Keefektifan konseling antar budaya tergantung pada .... ?
a. kesensitifan konselor terhadap proses komunikasi pada umumnya
b. dan terhadap gaya komunikasi dalam budaya klien.
c. pemahaman tentang nilai-nilai dan kerangka budaya asli klien dala
m hubungannya dalam budaya yang sekarang dan yang akan dat
ang yang akan dimasuki klien
d. jawaban A,B,C benar
14. tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling di indonesia adalah ?
a. memberikan tempat untuk para individu yang memerlukan
bantuan
b. sebagai wadah para konselor menyalurkan ilmunya
c. mengembangkan kemampuan dan meningkatkan mutu kehidupan
serta masrtabat manusia Indonesia
d. sebagai pelengkap pelayanan pelayanan yang ada di indonesia
15. kenapa Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan latar belakang be
rlandaskan semangat Bhinneka Tunggal Ika,?
a. Indonesia memiliki kesamaan di atas keragaman, nilai-nilai
budaya bangsa yang secara nyata mampu mewujudkan
kehidupan yangharmoni dalam kondisi pluralistik.
b. Karena pedoman kita adalah bhineka tunggal ika
c. Supaya terciptanya masyarakat yang tentram
18
d. Karena untuk memompa semangat para konselor konselor
yang ada di indonesia
19