Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGARUH KEBUDAYAAN LUAR TERHADAP MORAL


BANGSA
Disusun untuk memenuhi tugas Makalah
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Oleh Dosen Pengampuh: Immawati Nur Aisyah Rivai S.Pd., M.Pd.

OLEH:
Muh. Arsyl (60600123025)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat ALLAH swt.yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami bisa menyelesaikan
Makalah tentang “PENGARUH KEBUDAYAAN LUAR TERHADAP MORAL
BANGSA”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengampuh yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan Makalah
ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari dosen
pengampuh.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam Makalah ini, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki Mkalah kami.
Kami berharap semoga Makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Gowa, 2 November 2023


Daftar Isi

BAB I......................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................3
C. Tujuan Penulisan........................................................................3
BAB II.....................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................5
A. Pengertian Kebudayaan Luar......................................................5
B. Pengertian Moral.........................................................................5
C. Pengaruh Kebudayaan Luar di Indonesia....................................6
D. Dampak Positif dan Negatif Kebudayaan Luar di Indonesia.....11
E. Dampak Negatif Kebudayaan Luar Terhadap Moral Bangsa
Indonesia.....................................................................................16
F. Upaya Dalam Mengatasi Dampak Negatif Budaya Barat...........18
BAB III....................................................................................................
PENUTUP...............................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karakter merupakan ciri khas yang identik dengan suatu hal atau ciri yang
membedakan antara satu dengan yang lainnya. Karakter berkaitan erat dengan
tabiat seseorang dalam kehidupannya, sehingga karakter dapat dibagi menjadi dua
yakni, karakter yang buruk dan karakter yang mulia. Pembinaan karakter yang
buruk dan karakter yang mulia haruslah dilakukan dan diterapkan, untuk
membangun norma-norma sosial dalam masyarakat. Terutama masyarakat
Indonesia, telah tercermin sejak dahulu Indonesia merupakan salah satu negara
yang memiliki adat/kepribadian ketimuran. Adat/kepribadian ketimuran sendiri
memiliki ciri khas, menjunjung tinggi nilai, moral, dan etika dalam masyarakat,
memiliki rasa toleransi yang tinggai, ramah-tamah, dan saling menghargai serta
saling tolong menolong.

Apalagi Indonesia memiliki filosofi Pancasila sebagai pandangan hidup


bangsa. Sudah dapat diketahui dengan jelas karakter bangsa Indonesia haruslah
sesuai apa yang termakna dalam sila Pancasila, seperti Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Permusyawarahan, dan Keadilan sosial. Tetapi saat ini seakan-akan
karakter manusia Indonesia tersebut menghilang bersamaan dengan lahirnya
globalisasi. Banyak orang-orang terutama anak muda Indonesia yang telah
meninggalkan karakter mereka sebagai manusia Indonesia, nilai dan moral pun
tidak mereka perdulikan. Maka dapat dikatakan Indonesia saat ini mendapat
tantangan besar untuk menghadapi krisis moral dan krisis karakter.

Globalisasi memiliki tanggung jawab atas tergerusnya nilai-nilai moral


dan karakter, hal ini merupakan ancaman yang serius dan perlu mendapat
perhatian dari berbagai pihak. Globalisasi sendiri memiliki pengertian
terbentuknya sebuah penyatuan masyarakat di seluruh dunia (global).
karena adanya kemajuan teknologi dan komunikasi yang dapat mempersingkat
interaksi antar wilayah satu dengan yang lain. Maka dari itu, globalisasi juga akan
membawa pengaruh asing untuk masuk ke Indonesia.

Degradasi budaya akan terjadi jika suatu negara tidak memiliki filter yang
kuat untuk menyaring budaya asing yang masuk, sehingga akan melemahkan
budaya lokal dan bangkitnya budaya asing. Mungkin banyak orang memiliki
pendapat yang biasabiasa saja akan masuknya budaya asing ke Indonesia dan
bukan menjadi ancaman yang serius, padahal hal semacam ini merupakan
ancaman besar yang menyangkut akan jati diri bangsa Indonesia. Meskipun
begitu, globalisasi tidak selalu menjadi yang terburuk bagi bangsa Indonesia,
globalisasi juga dapat membawa hal positif seperti berkembangnya ilmu
pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi sehingga mempermudah dan
memperbaiki kualitas pendidikan dalam proses pembelajaran seperti
berkembangnya e-learning, mendukung terciptanya kursus online, memfasilitasi
terbangunnya sistem tutorial bagi pendidikan jarak jauh, membuka perpustakaan
elektronik, dan pembelajaran dengan alat bantu komputer (Asmani, 2011).

Moral merupakan perilaku dalam kehidupan manusia yang dapat


membedakan manakah suatu hal baik atau hal yang buruk. Suatu hal yang baik di
suatu wilayah belum tentu baik pula di wilayah yang lainnya, jadi moral tersebut
memiliki ukuran dan perbedaan di masing-masing wilayah. Tetapi jika masuk
dalam konteks Pancasila di Indonesia, moral Pancasila akan tetap sama di daerah-
daerah dalam wilayah Indonesia.

Moral sendiri berkaitan erat dengan perilaku seseorang dalam kelompok


atau masyarakat. Menurut Meriam-Webster pengertian moral dibagi menjadi tiga,
yakni: (1) concerning or relating to what is right and wrong in human behavior;
(2) based on what you think is right and good; and (3) considered right and good
by most people:
agreening with a standard of right behavior Saat ini dengan realita yang ada
dalam masyarakat terlebih lagi para generasi muda, sebagian dari mereka seakan-
akan sudah tidak memperhatikan moral. Mereka hanya menuntut kesenangan
sesaat dan tidak memperhatikan lebih matang lagi apa yang mereka lakukan.
Sikap acuh melatarbelakangi sifat-sifat dari generasi muda saat ini, dengan istilah
“hidup mu adalah hidup mu, hidup ku adalah hidup ku” mereka mengacuhkan
saran dan kritik yang sekiranya membangun.

Generasi muda saat ini banyak yang masuk dalam kubangan hitam
globalisasi dengan mengandalkan “trend”. Pergaulan bebas semakin merebak
dikalangan muda, sehingga dampak dari kebebasan tersebut berbuah akibat
seperti: narkoba, sex bebas/pelacuran, homosex, dan lain-lain menjadi fenomena
yang sudah tidak bisa disembunyikan. Kejadian-kejadian semacam itu sudah
sangat jelas tidak sesuai dengan nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia dan nilai-
nilai dalam agama, hal ini sudah mengindikasikan bahwa memburuknya moral
dalam kehidupan.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Pengertian kebudayaan luar
b. Pengertian Moral
c. Pengaruh kebudayaan luar di Indonesia
d. Dampak positif kebudayaan luar di Indonesia
e. Dampak negatif kebudayaan luar di Indonesia
f. Dampak negatif kebudayaan luar terhadap moral bangsa Indonesia
g. Upaya dalam menghadapi pengaruh luar terhadap moral bangsa
Indonesia

C. TUJUAN PENULIS
a. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan luar
b. Untuk mengetahui pengertian moral
c. Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan luar di Indonesia
d. Untuk mengetahui dampak positif kebudayaan luar di Indonesia
e. Untuk mengetahui dampak negatif kebudayaan luar di Indonesia
f. Untuk mengetahui dampak negatif kebudayaan luar terhadap moral
bangsa Indonesia
g. Untuk mengetahui upayadalam menghadapi pengaruh luar
terhadap moral banga Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan Luar
Kebudayaan suatu negara atau wilayah tidak terbentuk secara murni.
kebudayaan dari luar. Pengaruh budaya asing terjadi pertama kali saat suatu
Artinya, kebudayaan bukan hanya merupakan hasil interaksi dalam masyarakat,
namun juga telah terpengaruh dan bercampur dengan unsur bangsa berinteraksi
dengan bangsa lain. Misalnya, melalui perdagangan dan penjajahan. Dalam proses
interaksi tersebut terjadi saling memengaruhi unsur budaya antarbangsa.

Menurut Koentjaraningrat, perubahan kebudayaan dipengaruhi oleh proses


evolusi kebudayaan, proses belajar kebudayaan dalam suatu masyarakat, dan
adanya proses penyebaran kebudayaan yang melibatkan adanya proses interaksi
atau hubungan antar budaya. Berbagai inovasi menurut Koentjaraningrat
menyebabkan masyarakat menyadari bahwa kebudayaan mereka sendiri selalu
memiliki kekurangan sehingga untuk menutupi kebutuhannya manusia selalu
mengadakan inovasi.

B. Pengertian Moral
Moral merupakan perilaku dalam kehidupan manusia yang dapat
membedakan manakah suatu hal baik atau hal yang buruk. Suatu hal yang baik di
suatu wilayah belum tentu baik pula di wilayah yang lainnya, jadi moral tersebut
memiliki ukuran dan perbedaan di masing-masing wilayah. Tetapi jika masuk
dalam konteks Pancasila di Indonesia, moral Pancasila akan tetap sama di daerah-
daerah dalam wilayah Indonesia. Moral sendiri berkaitan erat dengan perilaku
seseorang dalam kelompok atau masyarakat.

Karakter merupakan ciri khas dari seseorang atau suatu hal yang
membuatnya berbeda dengan yang lain. Kejiwaan, watak, sfat, tabiat, dan perilaku
adalah beberapa unsur yang ada dalam karakter. Karakter dapat dibagi menjadi
dua, yakni karakter yang positif dan karakter yang negatif. Karakter positif bisa
seperti penyabar, penyayang, jujur, dan lain-lain, sedangkan karakter negatif
seperti pemarah, pendendam, licik, dan lain-lan. Karakter yang negatif tersebut
dapat dirubah menjadi positif, melalui tiga cara yang harus diterapkan secara
bersama, yakni niatan, kesadaran, dan komitmen. Niat adalah kunci pertama untuk
mengawali perubahan karakter orang untuk menjadi lebih baik, dengan niat
merupakan kesunguhan seseorang untuk melaksanakan suatu hal. Kesadaran
disini berhubungan dengan pikiran, perasaan, dan perilaku, jadi untuk merubah ke
arah yang lebih baik orang tersebut patut untuk menyadari tindakan awalnya
terlebih dahulu, apakah tindakannya sudah mencerminkan kebaikan atau belum.
Maka dari itu orang tersebut haruslah mengubah dan memperbaiki polapola
tindakannya menjadi lebih baik dari sebelumnya, atas dasar kebaikan bersama.

Terakhir adalah komitmen, komitmen merupakan ikatan atau janji untuk


bertanggung jawab secara penuh terhadap apa yang telah dilaksanakannya, jadi
komitmen untuk merubah karakter menjadi lebih baik harus menjadi sebuah
tanggung jawab setiap orang untuk mengubah karakternya menjadi lebih baik
lagi. Lalu kepada siapakah seorang itu berkomitmen? Terutama berkomitmen
pada diri sendiri untuk kebaikan bersama, terlebih lagi berkomitmen pada Tuhan.
Merubah karakter memang sangat sulit, meskipun begitu bukan berarti tidak bisa
dirubah, karakter dapat dirubah selama ada niat dari orang tersebut untuk berubah
(intern) dan orang lain untuk merubah (ekstern).

C. Pengaruh Budaya luar terhadap Budaya Indonesia


Hubungan atau kontak secara fisik antara satu budaya dengan budaya
lainnya cendrung dapat menyebabkan terjadinya saling mempengaruhi di antara
masing-masing budaya tersebut. Artinya suatu budaya itu bisa mempengaruhi
budaya lainnya, namun sekaligus juga dapat terkena ( mau menerima ) pengaruh
dari budaya lainnya itu. Namun apabila hubungan atau kontak tersebut dilakukan
secara tidak langsung, misalnya melalui alat-alat komunikasi massa seperti radio,
televisi, film, Koran dan lain-lain, maka komunikasinya cenderung bersifat satu
arah saja, yaitu dari masyarakat yang secara aktif menggunakan alat-alat
komunikasi tersebut, sedangkan pihak lain ( yakni masyarakat penerima ) tidak
memiliki kesempatan untuk memberikan pengaruhnya. Apabila pengaruh tersebut
diterima tidak karena paksaan dari pihak yang mempengaruhi , maka hasilnya di
dalam ilmu antropologi budaya dinamakan akulturasi. Ada kalanya juga, bahwa
dalam proses pertemuaan budaya tersebut, tidak terjadi pengaruh sama sekali
( baik satu arah maupun dua arah ). Pada pertemuan kedua budaya yang tarafnya
seimbang misalnya, kadang kala bisa saling menolak yang mungkin disebabkan
karena pada masa lalunya pernah saling terjadi perentangan fisik yang kemudian
dilanjutkan dengan pertentangan non fisik antara kedua masyarakat pendukung
masing-masing kebudayaan itu. Keadadaan semacam itu dalam sosiologi
antropologi dinamakan Cultural Animosity. Seiring dengan masuknya era
globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya asing yang masuk ke
Indonesia. Dizaman yang serba canggih ini, perkembangan kemutahiran teknologi
tidak dibarengi dengan budaya-budaya asing positif yang masuk. Budaya asing
masuk ke negri kita secara bebas tanpa ada filterisasi. Pada umumnya masyarakat
Indonesia terbuka dengan inovasi-inovasi yang hadir dalam kehidupannya, tetapi
mereka belum bisa memilih dan memilah mana yang sesuai dengan aturan serta
norma yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh
masyarakatnya, norma tersebut meliputi norma agama, norma hukum, norma
sosial, dan norma kesopanan. Setiap butir norma memiliki peranan masing-
masing dalam mengatur hidup manusia. Norma merupakan suatu ketetapan yang
ditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat dan memiliki
manfaat positif bagi kelangsungan hidup khalayak. Setiap peraturan yang telah
ditetapkan pasti ada sanksi yang melanggar, hal itu serupa dengan norma, apapun
jenis norma ada di Indonesia, pasti ada sanksi bagi yang melanggarnya.
Pengaruh budaya Asing terhadap budaya Indonesia juga telah banyak
merubah Indonesia dari segi pembangunan. Pembangunan yang terus berkembang
di Indonesia dapat merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan
kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur.
Masuknya Budaya asing ke Indonesia mengakibatkan tergerogotinya
semangat Nasionalisme. Pengaruh tersebut ada yang berdampak positif ataupun
berdampak negatif yang akhirnya akan berpengaruh terhadap perubahan
kebudayaan bangsa Indonesia. Menurut Kurniawan (2019: 135) perubahan
mungkin saja terjadi karena ada faktor baru yang lebih memuaskan sebagai
pengganti faktor lama untuk menyesuaikan faktor-faktor lain yang sudah
mengalami perubahan terlebih dahulu. Dengan demikian masuknya budaya asing
dapat mengakibatkan perubahan kebudayaan bangsa indonesia jika hal itu lebih
memuaskan. Akhirnya kebudayaan itu menggerogoti semangat Nasionalisme
bangsa indonesia.
Moral merupakan perilaku dalam kehidupan manusia yang dapat hal yang
buruk. Suatu hal yang baik di suatu wilayah belum tentu baik pula di wilayah
yang lainnya, jadi moral tersebut memiliki ukuran dan perbedaan di masing-
masing wilayah. Tetapi jika masuk dalam konteks Pancasila di Indonesia, moral
Pancasila akan tetap sama di daerah-daerah dalam wilayah Indonesia. Moral
sendiri berkaitan kelompok atau masyarakat.

Menurut Meriam-Webster pengertian moral dibagi menjadi tiga, yakni: (1)


concerning or relating to what is right and wrong in human behavior; (2) based
on what you think is agreening with a standard of right behavior. Saat ini dengan
realita yang ada dalam masyarakat terlebih lagi para generasi muda, sebagian dari
mereka seakan-akan sudah tidak memperhatikan moral. Mereka hanya menuntut
kesenangan sesaat dan tidak memperhatikan lebih matang lagi apa yang mereka
lakukan. Sikap acuh melatarbelakangi sifat sifat dari generasi muda saat ini,
dengan istilah “hidup mu adalah hidup mu, hidup ku adalah hidup ku” mereka
mengacuhkan saran dan kritik yang sekiranya membangun.

Generasi muda saat ini banyak yang masuk dalam kubangan hitam
globalisasi dengan mengandalkan “trend”. Pergaulan bebas semakin merebak
dikalangan muda, sehingga dampak dari kebebasan tersebut berbuah akibat
seperti: narkoba, sex bebas/pelacuran, homosex, dan lain-lain menjadi fenomena
yang sudah tidak bisa disembunyikan. Kejadian-kejadian semacam itu sudah
sangat jelas tidak sesuai dengan nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia dan nilai-
nilai dalam agama, hal ini sudahmengindikasikan bahwa memburuknya moral
dalam kehidupan. Mengutip dari Herlini Amran angota komisi X, mengatakan
“Menurut saya, saat ini Indonesia sudah dalam kondisi „Darurat Moral Baik‟.
Pemerintah harus segera melakukan evaluasi yang komperhensif terkait
pelaksanaan pendidikan karakter atau muatan moral yang mengejawantahkan
sistem pendidikan nasional kita” (Lensa Indonesia, 2016).

Proses pembinaan kognitif (pengetahuan) lebih ditekankan dalam proses


pembelajaran di sekolah sehingga pembinaan moral seakan-akan terabaikan,
meskipun itu diajarkan hanya sebatas teori tanpa ada hasil yang nyata. Pembinaan
moral tidak hanya tugas guru disekolah, tetapi tugas bersama dan tanggung jawab
bersama semua lapisan masyarakat, terutama keluarga.

Tetapi semua ini kembali pada realitas yang ada, masyarakat masih lebih
mengutamakan nilai akademik yang tinggi dari pada nilai moral. Pendidikan akan
percuma jika hanya mengandalkan nilai akademik tanpa diimbangi pembentukan
karakter moral yang kuat (Triatmanto, 2010).

Krisis moral yang dialami oleh Indonesia saat ini merupakan efek negatif
dari globalisasi, meskipun begitu kita tidak boleh mengkambing hitamkan
globalisasi. Efek dari globalisasi sendiri tidak terus-menerus berdampak negatif,
itu semua tergantung dari kita sendiri bagaimana menyikapi dan membawa
globalisasi menuju hal yang positif. Pengaruh dari budaya asing yang masuk
melalui media-media sosial (internet) juga sangat perperan besar dalam
kemrosotan moral di Indonesia, dalam hal ini budaya asing tersebut budaya yang
tidak sesuai dengan pandangan masyarakat Indonesia, tetapi tidak semua budaya
asing ditolak masuk ke Indonesia, jika budaya asing tersebut sesuai dengan
pandangan hidup bangsa Indonesia maka juga akan diterima. Masuknya budaya
asing sudah tidak terfilter lagi oleh kalangan muda bangsa Indonesia, ini semua
demi atas nama kesenangan dan atas nama modernitas. Globalisasi sendiri seperti
lawan dan kawan.

Dalam konteks lawan globalisasi memberikan dampak buruk terhadap


kehidupan budaya lokal sehingga akan menghilangkan jati diri bangsa, sedangkan
dalam konteks kawan globalisasi memberikan manfaat dan kemudahan bagi
kehidupan masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Semakin lama nilai
adat/kepribadian ketimuran bangsa Indonesia mulai tergerus oleh zaman.
Perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan yang dibarengi juga
dengan berkembangnya teknologi dan informasi tidak serta merta harus
membunuh moral bangsa. Semakin berkembangnya media teknologi dan
informasi tersebut sudah tidak dapat dielakkan lagi oleh semua pihak.

Perkembangan ini akan terus mengalami perubahan-perubahan yang


disesuaikan dengan kebutuhan global, untuk mempermudah kejar manusia dalam
kerjanya, tidak menutup kemungkinan perkembangan tersebut juga akan
membawa pengaruh-pengaruh asing yang negatif masuk ke Indonesia.
Perkembangan teknologi dan informasi memang tuntutan, tetapi nilai-nilai (value)
luhur budaya bangsa haruslah tetap terjaga sebagai kehormatan diri kita dan
kehormatan bangsa. Pembinaan moral harus lebih ditingkatkan, agar karakter dan
jati diri bangsa Indonesia tidak hilang ditelan efek negatif dari globalisasi.

Pembinaan moral Pancasila adalah pokok yang menjadi dasar acuan untuk
membina moral manusiamanusia Indonesia, karena Pancasila adalah pandangan
hidup bangsa Indonesia, dan juga sebagai pembentuk karakter bangsa. Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi nilainilai yang hidup
dalam masyarakat Indonesia, sehingga pandangan tersebut dijunjung tinggi oleh
warga negara Indonesia, karena pandangan tersebut telah berakar pada budaya
Indonesia (Kaelan, 2010). Selanjutnya, Budiyono (2014) menjelaskan empat
pokok Pancasila sebagai pandangan hidup:

1. Pancasila digunakan sebagai pedoman hidup untuk bersikap dan


bertingkahlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Pancasila tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh dan


berkembangnya bangsa Indonesia.
3. Pancasila memiliki sanksi sosial dan sanksi moral.
4. Pancasila sudah tidak mungkin dipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia,
karena sudah merupakan “Jiwa Kepribadian Bangsa Indonesia”.
Pancasila memiliki peran utama dalam kehidupan bangsa Indonesia, yakni
sebagai Dasar Negara, maka dari itu Pancasila perlu dimengerti, dipahami, dan
diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga dari sini Pancasila menjadi
acuan proses pembangunan karakter bangsa (Suranto, 2013). Mengacu pada sila
pertama dalam Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, dari sini dapat dilihat
bahwa, manusia Indonesia harus meyakini adanya Tuhan. Setiap mereka yang
bertuhan dan beragama pasti memiliki moral, karena di dalam ajaran agama
apapun yang ada di Indonesia, pasti diajarkan pada umatnya untuk menjadi
manusia yang bermoral.

Di dalam agama memuat aturan-aturan dalam kehidupan manusia,


sehingga manusia tersebut tidak salah dalam bertindak atau pun bertutur dengan
sesamanya, termasuk di dalamnya (agama) terdapat pembinaan moral kepada
umatnya. Agama memiliki peran yang cukup besar untuk membina budi pekerti,
akhlak mulia, etika, dan moral manusia, karena hal itu merupakan tanggung jawab
dirinya dengan Tuhan, telah dijelaskan di atas, bahwa seseorang yang beragama
dan memahami agamanya pasti memiliki kepribadian yang baik terhadap
lingkungan masyarakat. Maka dari itu pembinaan moral melalui bembekalan ilmu
agama juga harus digalakkan oleh para pemuka agama, selama bembekalan
tersebut tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka
Tunggal Ika.

D. Dampak positif dan negatif kebudayaan luar bangsa Indonesia


Masuk nya budaya asing ke Indonesia disebabkan salah satunya karena
adanya krisi globalisasi yang meracuni Indonesia. Pengaruh tersebut berjalan
sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh
tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem budaya
masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan
terjadinya goncangan budaya (culture shock), yaitu suatu keadaan dimana
masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh budaya yang dating dari
luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang
bersangkutan.
Adanya penyerapan unsur budaya asing yang dilakukan secara cepat dan tidak
melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya
ketimpangan antarwujud yang ditampilkan dan nilai-nilai yang menjadi
landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.

Teknologi yang berkembangan pada era globalisasi ini mempengaruhi


karakter social dan budaya dari lingkungan social. Globalisasi sebagai salah satu
faktor penyebab masuknya budaya asing di Indonesia, akan menimbulkan
dampak-dampak terhadap budaya Indonesia. Dampak-dampak tersebut tidak
semuanya baik dan cocok bagi budaya Indonesia, tetapi akan menimbulkan
berbagai dampak yaitu positif dan negatif. Dampak positif antara lain adalah ilmu
pengetahuan, cara berpikir kritis, rasionan menghargai waktu dari budaya asing
dan akibat dari pertukaran unsur positif antar negara dapat melengkapi dan
memperkaya bangsa Indonesia. Sedangkan dampak negatif dari pengaruh budaya
luar adalah bergesernya norma dan nilai moral masyarakat. Selain dampak positif
dan negatif di atas, dampak positif dan negatif lainnya dari budaya asing adalah
sebagai berikut :

a. Dampak positif

1) Perbaikan di bidang pendidikan

2) Perubahan di bidang teknologi

3) Perubahan di bidang industrialisasi

b. Dampak negatif

1) Kondisi disintegratif struktur masyarakat

2) Kerusuhan-kerusuhan daerah

3) Kenakalan remaja

4) Kriminalitas
Menurut Soerjono Soekanto masuknya budaya asing ke Indonesia mempunyai
pengaruhyang sangat peka serta memiliki dampak positif dan negatif.

1. Dampak Positif Modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan


yang terus berkembang diIndonesia dapat merubah perekonomian
indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju,
dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkankehidupan
masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.

2. Dampak Negatif Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian,


etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah
sosial diantaranya; kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan
hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.

a. Kesenjangan Sosial Ekonomi Kesenjangan sosial ekonomi adalah suatu


keadaan yang tidak seimbang di bidang sosial dan ekonomi dalam
kehidupan masyarakat. Artinya ada jurang pemisah yang lebar antara si
kaya dan si miskin, akibat tidak meratanya pembangunan. Apabila jurang
pemisah ini tidaksegera ditanggulangi maka dapat menimbulkan
kecemburuan masyarakat sosial yang dapat menyebabkan keresahan dalam
masyarakat. Kesenjangan sosial itu sendiri akan mengakibatkan hal- hal
seperti lahirnya kelompok-kelompok sosial tertentu seperti adanya
pengamen yang banyak berkeliaran di jalanan yang menyebabkan
masyarakat terganggu dan keberadaan pengamen tersebut sering
menimbulkan masalah yang dapat meresahkan masyarakat sekitar. Di
samping itu juga terdapat kelompok pengangguran yang semakin hari
semakin meningkat jumlahnya dan jika tidak ditanggulangi secara cepat
maka akan menimbulkan kasus atau kriminalitas.

b. Kerusakan Lingkungan Hidup Pencemaran yang terjadi di lingkungan


masyarakat menimbulkan dampak sebagai berikut:

1) Polusi udara, menyebabkan sesak nafas, mata pedih, dan pandangan mata
kabur.
2) Polusi tanah, menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak.

3) Polusi air, menyebabkan air tidak bersih dan tidak sehat.

c. Masalah Kriminalitas

Kriminalitas adalah perbuatan yang melanggar hukum atau hal- hal yang
bersifat kejahatan, seperti korupsi, pencurian, perkelahian, pembunuhan,
pemerkosaan dan lainnya.Dalam kriminologi kejahatan disebabkan karena
adanya kondisi dan proses-proses sosialyang sama yang menghasilkan
perilaku sosial lainnya. Artinya, terdapat hubungan antaravariasi angka
kejahatan dan variasi organisasi-organisasi sosial dimana kejahatan tersebut
terjadi. Sebagaimana dikatakan oleh E.H.Sutherland bahwa kriminalitas atau
perilaku jahatmerupakan prosesasosiasi diferensial , karena apa yang
dipelajari dalam proses tersebut sebagai akibat interaksi dalam pola dan
perilaku yang jahat. Faktor penyebab terjadinya kriminalitas adalah sebagai
berikut:

1. Faktor kemiskinan, bagi orang miskin, salah satu pilihan yang paling
memungkinkan untukmemperoleh kesempatan hidup yang lebih baik yaitu
melakukan kejahatan, misalnya menipu, mencuri, merampok.

2. Faktor kesempatan, kejahatan tidak semata-mata akibat adanya niatan burk


dari si pelaku,tetapi lebih disebabkan oleh terbukanya kesempatan atau
peluang terjadinya kejahatan.

3. Faktor psikologis, orang yang mengalami kekecewaan dan frustasi


berkepanjangan, sering berbuat nekat melakukan perbuatan yang melawan
hukum. Perbuatan itu ia lakukan sebagai jalan keluar atau konpensasi dari
kekecewaannya.
E. Dampak Negatif Kebudayaan Luar Terhadap Moral Bangsa

a. Lunturnya Nilai-Nilai Kebudayaan

Masuknya kebudayaan asing akan berpengaruh terhadap mulai


lunturnya nilai-nilai kebudayaan lokal yang ada di tengah masyarakat.
Beberapa kebiasaan baik dan terpuji yang ada mulai jarang dilakukan atau
bahkan mulai ditinggalkan. Misalnya, memberi salam ketika bertemu
dengan orang tua dan bersikap santun pada siapa pun meskipun tidak saling
mengenal. Dengan tidak diimbangi dengan sikap dan komitmen dan budaya
yang kuat, maka nilai atau norma baik dalam masyarakat bisa hilang. Oleh
karena itu, kita tidak boleh begitu saja meninggalkan budaya yang sudah
ditanamkan oleh orang tua kita.

b. . Menurunkan Rasa Nasionalisme

Budaya asing yang masuk dalam kehidupan masyarakat ternyata juga


bisa berpotensi menghilangkan rasa nasionalisme, Kebiasaan menyukai
bahkan menggunakan budaya negara lain bisa menyebabkan rasa bangga
pada bangsa sendiri jadi berkurang. Misalnya, masyarakat lebih suka
menggunakan produk buatan negara lain dibandingkan dengan produk
budaya dalam negeri.

Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak melanggengkannya dan


senantiasa mendukung produk lokal dengan menggunakannya.

c. Kebudayaan Indonesia Makin Hilang

Pengaruh negatif masuknya budaya asing terhadap budaya dan


nilai-nilai Indonesia selanjutnya adalah kebudayaan Indonesia yang
makin hilang. Hal ini dikarenakan muali masuk dan berkembangnya
budaya asing. Sementara itu, beberapa budaya Indonesia yang rumit ini
cenderung tidak menarik dan sulit untuk dipelajari generasi masa kini.
Jika semuanya enggan mempelajari dan melestarikan budaya Indonesia,
maka lama kelamaan, budaya Indonesia ini akan hilang.
Oleh karena itu, kini di setiap sekolah hadir setidaknya satu muatan
lokal sebagai upaya untuk melestarikan budaya Indonesia.

d. Meningkatkan Sifat Individualisme


Seperti kita tahu, gotong royong merupakan salah satu sikap yang
dimiliki dan dilanggengkan oleh masyarakat Indonesia. Gotong royong
adalah hasil warisan masa lalu yang mengedepankan kepentingan umum
dibandingkan kepentingan pribadi. Contoh gotong royong di masyarakat,
seperti mengadakan acara bakti sosial dan kerja bakti membersihkan
lingkungan sekitar. Masuknya budaya asing ini bisa melunturkan budaya
gontong royong dan digantikan dengan sifat individualisme. Hal ini
diimbangi dengan kemajuan IPTEK seperti adanya transportasi dan jual
beli online yang semakin membuat orang jarang berinteraksi.\

e. Muncul Kesenjangan Sosial


teknologi dan ilmu pengetahuan, namun bisa menyebabkan
munculnya kesenjangan. Kesenjangan sosial sendiri merupakan kondisi
yang tidak seimbang dalam kehidupan masyarakt,baik secara personal
maupun kelompok. Kesenjangan ini bisa terlihat dengan jelas pada
masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan, teman-teman. Ada
beberapa orang yang bisa mengakses teknologi canggih sehingga derajat
hidupnya pun semakin meningkat. Sementara itu, banyak juga masyarakat
yang tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan dan
kemampuan untuk mengakses teknologi

F. Upaya Mengatasi Dampak Negatif Budaya Barat


Cara mengantisipasi dampak buruk budaya asing masuk kedalam
budaya lokal di Indonesia, terkhusus mengantisipasi generasi muda,untuk
mencegah dampak buruk ini diperlukan Keikut sertaan dari berbagai kalangan
terpenting dukungan dari kepemerintahan dan dari lingkungan sekitar kita
misalnya ustad,selain itu seorang yang memiliki wawasan luas tentang
kebudayaan dan yang paling penting orang tuanya.
• Peran pemerintah

Seharusnya dari pihak pemerintah dapat memberikan keputusan dengan


melakukan pembenahan pada cara pengajaran terutama berkaitan dengan batas
batasan pembelajaran.pada dasarnya disetiap sekolah memberikan sistem
pengajaran dan pengetahuan berkenaan dengan ilmu keagamaan kepada generasi
muda kita (remaja) sekolah menerapkan belajar hanya berjalan dua jam selama
seminggu tentu itu sangat kurang waktunya untuk memadai dan mengharapkan
perubahan terhadap perilaku peserta didik. Peserta didik juga perlu tambahan
belajar dan juga kreativitas dalam mengajar di bidang studi dan harus bisa
mengarahkan pesertanya mengenal Kegiatan keagamaan .Untuk pandangan
agama sebaiknya pemerintah memiliki kebijakan menata ulang cara kerja
sistematika pendidikan dan mendorong guru dibidang study agar mengenal
pelajaran dan mengenal dalam keagamaan yang dinilai kurangnya waktu tersebut
bukan hanya guru agama yang harus mengenalkan keagamaan pada peserta didik
namun guru guru mata pelajaran lain juga perlu mengenal kan keagamaan pada
peserta didik, misalnya. Seperti mempelajari ilmu pengetahuan (IPA) peserta
didik dapat mengetahui tentang anugrah Tuhan dalam menciptakan bumi
seisinya.dan juga dapat mengenang para pejuang atau tokoh-tokoh
misalnya,sultan Hasanuddin dan lain sebagainya,beliau merupakan pahlawan dan
juga tokoh mengusir penjajah dari negara Pertiwi ini, yang berniat menguasai
sumber daya diindonesia dan juga membawa kebudayaan mereka dinegara
Indonesia.

• Peran ahli keagamaan dan kebudayaan

Keagamaan dan dari sanggar kebudayaan, kegiatan ini merupakan strategi yang
sangat bermanfaat untuk mencegah masuknya pengaruh budaya barat disekitar
kita terkhusus pada generasi remaja. Dan melibatkan tokoh keagamaan dan
kebudayaan yang meliputi program program seperti program kerja rohis,remaja
masjid (Muhammadiyah,nadatul ulama,dan lain sebagainya) itu bisa mengarahkan
danmembina para generasi muda supaya mereka dapat mempertahankan
kebudayaan yang berkaitan dengan keagamaan. Begitu pula peran kebudayaan,
para budayawan menyampaikan dengan cara membuat sanggar dalam
menciptakan cara kerja yang menarik Dimata generasi muda itu dapat
menimbulkan cara berfikir mereka dan itu akan membuat mereka tidak menyukai
kebudayaan barat. Yang hanya suka ber hura-hura, cara berfikir ini dimainkan
oleh tokoh keagamaan, budaya hal ini sebagai pelajaran bagi para remaja pada
idiologi negara serta aturan aturan keagamaan yang mengarah ke perilaku positif
dalam dunia pendidikan dengan mengikuti organisasi organisasi keagamaan,
kebudayaan serta dengan menciptakan kinerja tersebut para generasi muda bisa
berinteraksi dengan lingkungan sekitar nya.

• Peran anggota keluarga atau ayah ibu

Anggota keluarga yaitu anggota yang paling terdekat dengan anak. Ayah dan ibu

ialah peran yang berpengaruh terhadap perkembangan anak Juga kepada seluruh
anggota yang ada didalam rumah dan karna sebab ini,cara hidup anggota keluarga
serta masyarakat selalu berlingkup pada perilaku yang baik diartikan seseorang
disekitar nya tidak membawa ke hal hal yang sesat orang tua harus lebih bisa
selalu didekat anak peranan ortu amat sangat diperlukan bukan hanya mengontrol
anak orang tua juga harus tau dengan siapa anak bergaul agar tidak salah memilih
pergaulan. Dilingkungan yang ber era globalisasi ini generasi muda begitu
menggantungkan pada bagaimana orang tua mendidik.para remaja akan
mempelajari bagaimana cara berperilaku, sikap, berkeyakinan,cita citanya dan
hasil yang ada didalam anggota keluarga juga dalam lingkungan sekitarnya
Namun Disini Peran Generasi Muda Juga Penting Untuk Melindungi Bangsa
Indonesia Dari Pengaruh Buruk Bangsa Asing Generasi muda sering disebut
sebagai penerus atau pewaris bangsa yang akan meneruskan dan mewujudkan cita
cita dan tujuan bangsa dengan cara adanya perubahan pandangan hidup remaja
dan selalu berlingkup dengan sosial atau masyarakat.Sebab generasi muda itu
harta terbesar dafterpenting dalam memajukan bangsa ini.Peranan generasi muda
sangat penting dalam membangun peradaban bangsa indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun dampak positif dan negatif pada pengaruh kebudayaan bangsa
indonesia terhadap moral bangsa antara lain:

1. Dampak Positif Modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu


pembangunan yang terus berkembang diIndonesia dapat merubah
perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan
bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan
akan mewujudkankehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin,
jasmani dan rohani.
2. Dampak Negatif Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara
berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan
berbagai masalah sosial diantaranya; kesenjangan sosial ekonomi,
kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.

B. SARAN
Sebagai generasi muda hendaknya dapat berperilaku yang selektif
terhadap pengaruh budaya luar sesuai dengan nilai-nilai agama yang di
anut dan adat kebiasaan di negaranya. Serta menanamkan nilai-nilai
pancasila dan melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik-baiknya. Dan
jangan lupa memiliki semangat nasionalisme yang tangguh, seperti
mencintai produk dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, R. 2021. Integrasi pendidikan karakter dalam Pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar. Pedagogja. Vol 1 No .85-98 pp.
Koentjaraningrat. 2009.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Adzki. (2010, Januari 8). Budaya Lokal Sebagai Salah Satu Identitas Bangsa.
Diakses di

adzki.wordpress.com:https://adzki.wordpress.com/2010/01/08/budaya-lokal-
sebagaisalah-satu-identitas-bangsa/ pada 23 Mei 2023.

Dewi, D. E. (2014). Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Budaya Lokal. Al-


Ta’lim.

Elisa, E. (2021, Juni 22). Peran Budaya Terhadap Pendidikan. Diakses di


educhannel.id:

https://educhannel.id/blog/artikel/peran-budaya-terhadap-

pendidikan.html pada 13 Juni 2023.

Ester Irmania, A. T. (2021). Upaya mengatasi pengaruh negatif budaya asing


terhadap generasi muda di Indonesia. Dinamika Sosial Budaya, Vol 23, No.1,
148-160

M. Husin Affan, H. M. (2016). Membangun Kembali Sikap Nasionalisme


Bangsa Indonesia

Fransiska viola

Anda mungkin juga menyukai