DISUSUN OLEH :
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Ancaman di bidang Sosial Dan
Budaya.” Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata Pendidikan dan Kewarganegaraan. Dalam penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan-kekuranganbaik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat kamiharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Akhirnya kami
sebagai penulis berharap semoga Allah memberikan pahala yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan. bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah,
Amiin Yaa Robbal’Alamiin.
24 Mei 2023.
\\
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
A. Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Sosial Budaya…………………………….
B. Kondisi Sosial Budaya di Indonesia Saat Ini……………………………………….
C. Ancaman yang Timbul Akibat Kondisi Sosial Budaya Saat Ini……………………
1. Ancaman dari Dalam………………………………………………………………..
2. Ancaman dari Luar………………………………………………………………….
D. Ancaman Gaya Hidup Konsumtif………………………………………………….
E. Upaya dalam Mewujudkan Ketahanan Budaya Nasional………………………….
1. Mengembangkan Bela Negara……………………………………………………...
2. Langkah-langkah Bela Negara……………………………………………………..
F. Strategi Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Sosial Budaya……….
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Integrasi Nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang
ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya-budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat. Namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.
Kita ketahui dengan Keragaman Sosial dan Budaya di Indonesia yang melimpah itu akan
menghasilkan karakter atau manusia-manusia yang berbeda pula sehingga dapat
mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Ancaman di bidang sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam dan dari luar.
Ancaman dari dalam ditimbulkan oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan,
dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan, seperti
premanisme, separatisme, terorism, kekerasan, dan Kerusakan Lingkungan Akibat Ulah
Manusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme,
dan patriotisme.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa saja ancaman integrasi nasional di bidang sosial budaya?
2. Bagaimana kondisi sosial budaya di Indonesia saat ini?
3. Ancaman apa yang timbul akibat kondisi sosial budaya saat ini?
4. Apa yang dimaksud dengan ancaman gaya hidup konsumtif?
5. Bagaimana upaya dalam mewujudkan ketahanan budaya nasional?
6. Bagaimana strategi mengatasi ancaman integrasi nasional di bidang sosial budaya?
BAB II
PEMBAHASAN
Modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang
lebih maju dalam rangka untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebagai suatu
bentuk perubahan sosial, modernisasi biasanya merupakan bentuk perubahan sosial yang
terarah dan terencana. Perencanaan sosial (social planning) dewasa ini menjadi ciri umum
bagi masyarakat atau negara yang sedang mengalami perkembangan. Suatu perencanaan
sosial haruslah didasarkan pada pengertian yang mendalam tentang bagaimana suatu
kebudayaan dapat berkembang dari taraf yang lebih rendah ke taraf yang lebih maju atau
modern. Di Indonesia, bentuk-bentuk modernisasi banyak kita jumpai di berbagai aspek
kehidupan masyarakatnya, baik dari segi pertanian, industri, perdagangan, maupun sosial
budayanya.
Berbagai bidang tersebut dapat berkembang melalui serangkaian proses yang panjang
sehingga mencapai pola-pola perilaku baru yang berwujud pada kehidupan masyarakat
modern. Sayangnya, penggunaan istilah modernisasi banyak disalahartikan sehingga sisi
moralnya terlupakan. Banyak orang yang menganggap modernisasi hanya sebatas pada
suatu kebebasan yang bersifat keduniawian. Tidak mengherankan juga bila banyak
anggota masyarakat yang salah melangkah dalam menyikapi atau memahami tentang
konsep modernisasi. Kebudayaan baru yang lebih penting daripada kebudayaan-
kebudayaan lain dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa adalah kebudayaan
nasional atau kebudayaan Indonesia. Kebudayaan ini tidak sama dengan kebudayaan
daerah tertentu tidak sama artinya dengan penjumlahan budaya-budaya daerah di
kepulauan Indonesia. Pada era modern ini harus diakui bahwa peradaban manusia telah
memasuki tahapan baru, yaitu dengan adanya revolusi komunikasi. Dengan cepat, teknik
dan jasa telekomunikasi yang memanfaatkan spektrum frekuensi radio dan satelit ini
telah berkembang menjadi jaringan yang sangat luas dan menjadi vital dalam berbagai
aspek kehidupan dan keselamatan bangsa-bangsa di dunia. Pemanfaatan jasa satelit tidak
semata-mata untuk usaha hiburan, namun berkembang secara meluas dan digunakan
dalam teknologi pertelevisian, komunikasi, internet, analisis cuaca, hingga penggunaan
untuk survei sumber daya alam. Kondisi masyarakat saat ini sangat memprihatinkan,
terutama dilihat dari aspek perilaku dan moralnya. Banyak kita dapatkan masyarakat
yang tidak begitu peduli dengan perilaku keseharian mereka. Hal ini tentu sangat
berbahaya, terlebih apabila ada anak kecil yang melihatnya. Bisa saja anak kecil yang
belum mengetahui mana yang benar dan mana yang salah akan terpengaruh mengikuti
perilaku maupun moral yang kurang baik dari masyarakat saat ini. Apa yang disebutkan
kebudayaan bangsa dalam penjelasan UUD 1945 dirumuskan sebagai puncak-puncak
kebudayaan di daerah-daerah si seluruh Indonesia. Perkataan puncak-puncak kebudayaan
itu artinya adalah kebudayaan yang diterima dan dijunjung tinggi oleh sebagian besar
suku-suku bangsa di Indonesia dan memiliki persebaran di sebagian besar wilayah
Indonesia.
Konflik horizontal yang berdimensi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) pada
dasarnya timbul akibat watak kekerasan yang sudah melekat. Watak kekerasan itu pula
yang mendorong tindakan kejahatan termasuk perusakan lingkungan dan bencana buatan
manusia. Faktor-faktor tersebut berproses secara meluas serta menghasilkan efek domino
sehingga dapat melemahkan kualitas bangsa Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang
terus berlangsung telah mengakibatkan daya dukung dan kondisi lingkungan hidup yang
terus menurun. Bersamaan dengan itu merebaknya wabah penyakit pandemi, seperti flu
burung, demam berdarah, HIV/AIDS, dan malaria merupakan tantangan serius yang
dihadapi di masa datang. Selain itu terdapat ancaman lain, sebagai berikut.
Seiring dengan majunya pengetahuan di bidang IPTEK mau tidak mau kita pun harus
mengikuti perkembangannya. Pola pikir individu pun harus siap dengan tantangan global
dengan adanya budaya-budaya baru yang masuk ke Indonesia. Maka diperlukan filter kita
untuk beradaptasi dengan hal tersebut. Dalam hal ini, globalisasi juga membawa
pengaruh dalam gaya hidup masyarakat seperti pola hidup konsumtif, dunia gemerlap
(dugem), penjualan narkoba dan senjata api, seks bebas, dan human trafficking
(perdagangan manusia).
Perilaku konsumtif seharusnya bisa dikontrol oleh diri sendiri. Perilaku ini, sudah
mempengaruhi pada remaja kita. Pasalnya, produsen melihat usia remaja adalah pasar
potensial mereka. Mereka paham pada usia remaja, sangat mudah tergiur dengan iklan
yang menarik dan membuat remaja ingin memilikinya. Juga mereka belum memiliki
filter dan kontrol untuk memenuhi keinginan-keinginan yang tidak penting. Mereka
hanya ingin dipandang dan dianggap eksis oleh lingkungannya yang disebut peer group
(ada keinginan untuk diterima di dalam kelompok pergaulannya). Karena itu mereka
harus menyesuaikan diri dengan kelompoknya dalam segi penampilan dan gaya hidup.
Menurut Assuari (1987) perilaku konsumtif terjadi karena ingin tampak berbeda dengan
ikut-ikutan hal tersebut yang menjadi dasar mengapa remaja berperilaku konsumtif.
Maka dibutuhkan peran aktif orang tua agar remaja tidak menghambur-hamburkan uang
untuk hal-hal yang kurang penting.
Perilaku konsumtif menjadi sangat kompleks di tengah kebutuhan hidup yang melonjak
dan yang diingat hanya bagaimana cara memuaskan hasrat berbelanja. Masyarakat
dengan status sosial yang tinggi atau sering disebut kaum Sosialita cenderung berpola
konsumsi tinggi yaitu mengonsumsi produk tanpa melihat segi manfaatnya. Akibatnya
berpola hidup boros, tidak memikirkan kehidupan yang akan datang. Maka kita harus
mampu memilih secara selektif mana yang baik untuk kita dan sekitar kita.
E. Upaya dalam Mewujudkan Ketahanan Budaya Nasional
Gerakan revitalisasi budaya lokal adalah salah satu alternatif jawaban untuk menahan
laju degradasi identitas bangsa dalam rangka bela negara. Meski terkesan reaktif, paling
tidak wacana ini mampu menyedot perhatian segenap bangsa untuk sekedar kembali
menengok budaya adiluhung warisan nenek moyang. Aksi penolakan atas klaim reog
oleh Malaysia salah satu contohnya. Apresiasi yang tinggi kita ucapkan atas gerakan
tersebut. Namun sekali lagi patut digarisbawahi, gerakan ini jangan hanya berhenti pada
titik gerakan reaktif yang tak jelas follow up-nya. Kekuatan yang terhimpun sekian
besarnya sangatlah mubazir jika tak memberikan dampak secara luas dan sistemik
terhadap ranah budaya kita.
Patut kiranya segenap komponen bangsa memikirkan bagaimana memaknai budaya
secara kontekstual dan bukan hanya sebagai aset yang layak untuk dijual. Seperangkat
komponen statis yang perlu dimuseumkan dan dijaga. Karena budaya adalah sesuatu
yang dinamis dan kontekstual dengan jamannya. Perlu diketahui bahwa perubahan sosial
budaya di antaranya disebabkan oleh faktor yang datangnya dari luar dan dari dalam, dan
faktor dari luar biasanya jauh lebih dominan. Oleh karena itu, faktor dari luar perlu
mendapat perhatian khusus.
1. Mengembangkan Bela Negara
Untuk itu hal-hal yang perlu dikembangkan sebagai wujud bela negara dalam wujud
kebudayaan sebagai upaya membentuk ketahanan budaya nusantara adalah sebagai
berikut:
- Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa
Indonesia.
- Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman dan
penghayatan (bukan sekedar penghafalan nilai-nilai kebudayaan bangsa).
- Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam nasional termasuk
kekayaan budaya nasional Indonesia.
- Meningkatkan peran pemerintah dalam melindungi kebudayaan nusantara dengan cara
membuat perlindungan hukum terhadap hasil-hasil kebudayaan Indonesia dengan
mendaftarkan hak paten untuk setiap hasil budaya nusantara agar tidak diklaim oleh
bangsa lain.
- Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air serta menanamkan
semangat juang untuk membela negara, bangsa dan tanah air. Serta mempertahankan
Pancasila sebagai ideologi negara dan UUD 1945 sebagai landasan berbangsa dan
bernegara.
- Memberi apresiasi kepada masyarakat yang berusaha mengembangkan kebudayaan asli
masyarakatnya.
2. Langkah-langkah Bela Negara
Selain hal-hal yang perlu dikembangkan di atas, langkah yang dapat diambil sebagai
wujud bela negara adalah sebagai berikut:
- Mendorong berkembangnya potensi budaya dalam masyarakat.
- Seharusnya pemerintah memberi perhatian yang sama terhadap pengembangan budaya
daerah.
- Bersikap bijaksana dalam perkembangan arus globalisasi.
- Membangkitkan lagi semangat kebudayaan nasional melalui berbagai media, misalnya
melalui jaringan internet.
- Memberi apresiasi kepada kalangan yang mengusahakan perkembangan budaya.
- Mendorong kesadaran masyarakat untuk merespons arus budaya asing yang baik.
- Memperkuat dan mempertahankan jati diri bangsa agar tidak luntur.
- Bersikap bijaksana dalam menerima segala macam perubahan.
- Tidak mencampuradukkan kebudayaan sendiri dengan kebudayaan bangsa asing.
- Memperkuat dan mempertahankan rasa cinta terhadap budaya sendiri.
Langkah nyata yang harus segera dilakukan dan mungkin dilakukan adalah membentuk
aturan perundang-undangan dalam negeri yang menyediakan kebutuhan pengelolaan
keragaman budaya nasional. Perlindungan secara hukum perundang-undangan terhadap
Keragaman Sosial dan Budaya di Indonesia. Selanjutnya dapat dijadikan pijakan dasar
untuk menjaga kedaulatan bangsa sehingga bisa diakui di dunia internasional. Lebih jauh,
harus ada sebuah kesadaran dan pengakuan oleh dunia internasional bahwa perundang-
undangan akan kepemilikan negara terhadap ekspresi budaya. Sangat diperlukan oleh
Indonesia guna menjaga ketahanan nasional dan kedaulatan negaranya. Hal ini tentunya
bisa dijadikan momentum bersama bangsa Indonesia dalam memaknai Kebangkitan
Nasional yang baru, yang diwujudkan dalam tindakan nyata dalam menegakkan
kedaulatan bangsa melalui konsep pertahanan budaya
Sudah saatnya kini bangsa Indonesia membuat suatu perlindungan hukum semisal
paten negara atau yang lebih jauh pengakuan internasional bagi ekspresi budaya bangsa
Indonesia. Usaha ini tentu harus pula dibarengi dengan upaya mendorong kesadaran
masyarakat untuk merespons arus budaya asing dengan baik. Budaya yang baik dapat
diterima dan yang tidak baik dibuang.
https://www.kompasiana.com/rickoricardo/makalah-globalisasi-dan-ancaman-terhadap-
kebudayaan_568fad91e8afbda609b8569b
https://dokumen.tips/documents/ketahanan-nasional-di-bidang-sosial-budaya.html
http://pusatinformasi212.blogspot.co.id/2017/03/strategi-mengatasi-ancaman-di-bidang-
sosial-budaya-integrasi-nasional.html
http://www.firde7.xyz/2017/01/pkn-ancaman-di-bidang-sosial-budaya.html
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2017/09/pengertian-gaya-hidup-konsumtif-serta-
pengaruhnya.html
http://polahidupuntuk.blogspot.co.id/2013/06/gaya-hidup-konsumtif-masyarakat.html