Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PKN

ANCAMAN INTEGRASI NASIONAL


DI BIDANG BUDAYA

Disusun oleh :

KELOMPOK V

ENJELINA TAHIR
MELANI RAHMAN
AISA PUTRI RIVAI
NUR AIN KOEM
FADEL LAHAMUTU

KELAS XI – IPA-2

SMA NEGERI 1 GORONTALO UTARA


T.P 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Ancaman Integrasi Nasional di Bidang
Budaya ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Laporan PPKn yang berjudul Laporan Ancaman Integrasi Nasional di
Bidang Budaya ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan Laporan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
Laporan dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Laporan Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Budaya
ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan Laporan ini.

Kami mohon maaf jika di dalam Laporan ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Laporan Ancaman
Integrasi Nasional di Bidang Budaya ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Kwandang, Januari 2024

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Integrasi Nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan
keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa
yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini
membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam
Indonesia secara bijak atau mengelola budaya-budaya yang melimpah untuk
kesejahteraan rakyat. Namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga
akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan Keragaman Sosial
dan Budaya di Indonesia yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau
manusia-manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa
Indonesia.
Ancaman di Bidang Budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam dan dari
luar. Ancaman dari dalam ditimbulkan oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya
permasalahan, seperti premanisme, separatisme, terorisme, kekerasan, dan Kerusakan
Lingkungan Akibat Ulah Manusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan
dibahas dalam Laporan ini sebagai berikut:

1. Apa saja ancaman integrasi nasional di Bidang Budaya?

2. Bagaimana kondisi sosial budaya di Indonesia saat ini?

3. Ancaman apa yang timbul akibat kondisi sosial budaya saat ini?

4. Apa yang dimaksud dengan ancaman gaya hidup konsumtif?

5. Bagaimana upaya dalam mewujudkan ketahanan budaya nasional?

6. Bagaimana strategi mengatasi ancaman integrasi nasional di Bidang Budaya?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Budaya


Manusia mengembangkan kebudayaan tidak lain sebagai upaya
mempertahankan kelangsungan hidupnya menghadapi berbagai tantangan yang
muncul dari lingkungannya untuk kemudian mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Karena itulah dapat dikatakan bahwa kebudayaan merupakan wujud tanggapan aktif
manusia terhadap tantangan yang datang dari lingkungan. Kebudayaan diciptakan
oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan alam, lingkungan psikologis, dan
lingkungan sejarah. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang tidak
dapat dipengaruhi oleh budaya asing (local genius). Local genius itulah pangkal
segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.
Kebudayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-budaya
suku bangsa (daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima sebagai nilai
bersama seluruh bangsa. Interaksi budaya harus berjalan secara wajar dan alamiah
tanpa unsur paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya lainnya.
Aspek sosial biasanya mengacu pada masalah struktur sosial dan pola hubungan
sosial yang ada di dalamnya. Sedangkan kalau kita bicara aspek budaya, mengacu
pada kondisi kebudayaan yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan. Struktur
masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik. Secara horizontal
ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan berdasarkan perbedaan suku-bangsa, agama,
adat, serta perbedaan kedaerahan. Secara vertikal struktur masyarakat Indonesia
ditandai oleh perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah
yang cukup tajam.
Pluralitas masyarakat Indonesia yang bersifat multi dimensional telah
menimbulkan persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi secara
horizontal. Sementara stratifikasi sosial sebagaimana terwujud pada masyarakat
Indonesia akan memberi bentuk pada integrasi. Oleh karena itulah maka timbul
persoalan yang timbul dari struktur masyarakat Indonesia. Yang demikian adalah
bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi pada tingkat nasional sehingga
menunjang penciptaan ketahanan nasional yang mantap.
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial
budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional. Yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat
Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersatu, cinta
tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi
dan seimbang. Serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai
dengan kebudayaan nasional.

B. Kondisi Sosial Budaya di Indonesia Saat Ini


Pelapisan sosial yang berbeda membawa perbedaan perilaku kebudayaan yang
diwujudkan dalam keadaan tertentu seperti bahasa yang digunakan, kebiasaan
berpakaian, kebiasaan konsumsi makanan dan sebagainya. Semua itu menambah
keanekaragaman tampilan budaya masyarakat Indonesia.
Modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru
yang lebih maju dalam rangka untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebagai
suatu bentuk perubahan sosial, modernisasi biasanya merupakan bentuk perubahan
sosial yang terarah dan terencana. Perencanaan sosial (social planning) dewasa ini
menjadi ciri umum bagi masyarakat atau negara yang sedang mengalami
perkembangan. Suatu perencanaan sosial haruslah didasarkan pada pengertian yang
mendalam tentang bagaimana suatu kebudayaan dapat berkembang dari taraf yang
lebih rendah ke taraf yang lebih maju atau modern. Di Indonesia, bentuk-bentuk
modernisasi banyak kita jumpai di berbagai aspek kehidupan masyarakatnya, baik
dari segi pertanian, industri, perdagangan, maupun sosial budayanya.
Berbagai bidang tersebut dapat berkembang melalui serangkaian proses yang
panjang sehingga mencapai pola-pola perilaku baru yang berwujud pada kehidupan
masyarakat modern. Sayangnya, penggunaan istilah modernisasi banyak
disalahartikan sehingga sisi moralnya terlupakan. Banyak orang yang menganggap
modernisasi hanya sebatas pada suatu kebebasan yang bersifat keduniawian. Tidak
mengherankan juga bila banyak anggota masyarakat yang salah melangkah dalam
menyikapi atau memahami tentang konsep modernisasi.
Kebudayaan baru yang lebih penting daripada kebudayaan-kebudayaan lain
dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa adalah kebudayaan nasional atau
kebudayaan Indonesia. Kebudayaan ini tidak sama dengan kebudayaan daerah
tertentu tidak sama artinya dengan penjumlahan budaya-budaya daerah di kepulauan
Indonesia.
Pada era modern ini harus diakui bahwa peradaban manusia telah memasuki
tahapan baru, yaitu dengan adanya revolusi komunikasi. Dengan cepat, teknik dan
jasa telekomunikasi yang memanfaatkan spektrum frekuensi radio dan satelit ini telah
berkembang menjadi jaringan yang sangat luas dan menjadi vital dalam berbagai
aspek kehidupan dan keselamatan bangsa-bangsa di dunia. Pemanfaatan jasa satelit
tidak semata-mata untuk usaha hiburan, namun berkembang secara meluas dan
digunakan dalam teknologi pertelevisian, komunikasi, internet, analisis cuaca, hingga
penggunaan untuk survei sumber daya alam.
Kondisi masyarakat saat ini sangat memprihatinkan, terutama dilihat dari aspek
perilaku dan moralnya. Banyak kita dapatkan masyarakat yang tidak begitu peduli
dengan perilaku keseharian mereka. Hal ini tentu sangat berbahaya, terlebih apabila
ada anak kecil yang melihatnya. Bisa saja anak kecil yang belum mengetahui mana
yang benar dan mana yang salah akan terpengaruh mengikuti perilaku maupun moral
yang kurang baik dari masyarakat saat ini.
Apa yang disebutkan kebudayaan bangsa dalam penjelasan UUD 1945
dirumuskan sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah si seluruh
Indonesia. Perkataan puncak-puncak kebudayaan itu artinya adalah kebudayaan yang
diterima dan dijunjung tinggi oleh sebagian besar suku-suku bangsa di Indonesia dan
memiliki persebaran di sebagian besar wilayah Indonesia.

C. Ancaman yang Timbul Akibat Kondisi Sosial Budaya Saat Ini


Berdasarkan dengan kondisi sosial tersebut, terdapat kemungkinan ancaman
yang timbul, baik ancaman dari pihak luar maupun dari dalam. Adapun ancaman-
ancaman tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Ancaman dari Dalam
Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya
permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan yang melekat-berurat
berakar, dan bencana akibat perbuatan manusia. Isu tersebut lama kelamaan menjadi
“kuman penyakit” yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme,
dan patriotisme. Watak kekerasan yang melekat dan berurat berakar berkembang,
seperti api dalam sekam di kalangan masyarakat yang menjadi pendorong konflik-
konflik antar masyarakat atau konflik vertikal Hubungan Struktural dan Fungsional
Pemerintah Pusat dan Daerah.
Konflik horizontal yang berdimensi suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA) pada dasarnya timbul akibat watak kekerasan yang sudah melekat. Watak
kekerasan itu pula yang mendorong tindakan kejahatan termasuk perusakan
lingkungan dan bencana buatan manusia. Faktor-faktor tersebut berproses secara
meluas serta menghasilkan efek domino sehingga dapat melemahkan kualitas bangsa
Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang terus berlangsung telah mengakibatkan daya
dukung dan kondisi lingkungan hidup yang terus menurun. Bersamaan dengan itu
merebaknya wabah penyakit pandemi, seperti flu burung, demam
berdarah, HIV/AIDS, dan malaria merupakan tantangan serius yang dihadapi di masa
datang. Selain itu terdapat ancaman lain, sebagai berikut.
a. Munculnya Guncangan Kebudayaan (Cultural Shock)
Guncangan budaya umumnya dialami oleh golongan tua yang terkejut karena
melihat adanya perubahan budaya yang dilakukan oleh para generasi muda. Cultural
shock atau kejutan budaya dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang
saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan unsur-unsur budaya sering kali ditanggapi
oleh masyarakat dengan beragam. Bagi masyarakat yang belum siap menerima
perubahan-perubahan yang terjadi maka akan timbul guncangan (shock) dalam
kehidupan sosial dan budayanya yang mengakibatkan seorang individu menjadi
tertinggal atau frustrasi.
Kondisi demikian dapat menyebabkan timbulnya suatu keadaan yang tidak
seimbang dan tidak serasi dalam kehidupan. Contohnya, di era globalisasi ini unsur-
unsur budaya asing seperti pola pergaulan hedonis (memuja kemewahan), pola hidup
konsumtif sudah menjadi pola pergaulan dan gaya hidup para remaja kita. Bagi
individu atau remaja yang tidak siap dan tidak dapat menyesuaikan pada pola
pergaulan tersebut. Mereka akan menarik diri dari pergaulan atau bahkan ada yang
frustrasi sehingga menimbulkan tindakan bunuh diri atau perilaku penyimpangan
yang lain.
b. Munculnya Ketimpangan Kebudayaan (Cultural Lag)
Kondisi ini terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara
bersamaan. Salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur
lainnya mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan yang terlihat mencolok adalah
ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya perkembangan teknologi. Kondisi
ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan sistem dan pola pendidikan
yang berdisiplin tinggi.
Contohnya, akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengonversi bahan bakar
minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat.
Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan
keamanan penggunaan tabung gas, maka masyarakat kebanyakan menolak konversi
tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya (cultural lag)
oleh sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan
teknologi.
2. Ancaman dari Luar
Ancaman dari luar timbul bersamaan dengan dinamika yang terjadi dalam
format globalisasi dengan penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negeri sulit dibendung
yang mempengaruhi nilai-nilai di Indonesia. Kemajuan teknologi informasi
mengakibatkan dunia menjadi kampung global yang interaksi antarmasyarakat
berlangsung dalam waktu yang aktual. Yang terjadi tidak hanya transfer informasi,
tetapi juga transformasi dan sublimasi nilai-nilai luar secara serta merta dan sulit
dikontrol. Sebagai akibatnya, terjadi benturan peradaban, lambat-laun nilai-nilai
persatuan dan kesatuan bangsa semakin terdesak oleh nilai-nilai individualisme.
Fenomena lain yang juga terjadi adalah konflik berdimensi vertikal antara
pemerintah pusat dan daerah. Di samping konflik horizontal yang berdimensi
etnoreligius masih menunjukkan potensi yang patut diperhitungkan. Bentuk-bentuk
ancaman sosial budaya tersebut apabila tidak dapat ditangani secara tepat dapat
membahayakan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Selain itu
terdapat ancaman lain, sebagai berikut.
1. Beberapa waktu yang lalu kembali terdengar mengenai pengklaiman beberapa
kebudayaan asli Indonesia oleh Malaysia di antaranya adalah Batik Tulis, Wayang
Kulit, lagu Rasa Sayange, Angklung, Reog Ponorogo, hingga makanan khas
Minang dari salah satu wilayah Indonesia yaitu rendang di klaim berasal dari
Malaysia. Sungguh mengherankan bukan, dari mulai wilayah hingga menu
makanan khas Indonesia diklaim sebagai kebudayaan Malaysia.
2. Kasus Reog Ponorogo, yang waktu itu mengakibatkan terjadinya berbagai
demonstrasi di Indonesia. Salah satunya yaitu demonstrasi yang dilakukan di depan
kedubes Malaysia oleh para “warok” dan para budayawan reog Ponorogo yang
tidak terima dengan pengklaiman Malaysia atas Reog Ponorogo dengan nama
Barongan. Kasus ini cukup menarik perhatian dari berbagai pihak dan masyarakat,
khususnya dari pemerintah kabupaten Ponorogo yang tidak terima dengan
pengklaiman tersebut. Karena pemerintah kabupaten Ponorogo sebenarnya telah
mendaftarkan tarian reog Ponorogo sebagai hak cipta milik Kabupaten Ponorogo
yang tercatat dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004 dan disaksikan
langsung oleh Menteri Hukum dan HAM RI.
3. Konon awal mulanya isu ini, kesenian Reog Ponorogo dibawa oleh TKI yang
bekerja di Malaysia yang sering mengadakan pertunjukan tarian Reog Ponorogo
untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia. Tetapi polisi Malaysia memberikan
syarat jika reog tetap ingin dimainkan maka namanya harus diubah menjadi “Singa
Barongan UMNO”.
4. Diklaimnya Batik Tulis kita sebagai karya seni yang berasal dari Malaysia. Seni
batik ini sudah diwariskan oleh nenek moyang kita dari mulai kerajaan
Majapahit dan hingga digunakan sebagai pakaian untuk para Raja di dalam
kerajaan. Dan Malaysia pun mungkin iri dan ingin memiliki batik Indonesia untuk
diperkenalkan kepada dunia bahwa Batik merupakan karya seni yang berasal dari
Malaysia. Hingga pada akhirnya pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 02
Oktober sebagai hari Batik Indonesia.

D. Ancaman Gaya Hidup Konsumtif


Di tengah era globalisasi sekarang ini dan makin meningkatnya biaya hidup
yang tinggi dan tidak stabilnya harga komoditas bahan pokok. Maka diperlukan
pengendalian pengeluaran uang secara bijak. Hal ini dilakukan untuk menghindari
perilaku konsumtif.
Kini sifat konsumerisme telah menjadi gaya hidup yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat kita. Gaya hidup yang menonjolkan kemewahan, kesenangan,
dan berfoya-foya menghamburkan uang karena pengaruh Westernisasi
Budaya (berperilaku kebarat-baratan). Adapun pengaruh globalisasi telah mencakup
di berbagai bidang kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, budaya. Hal ini juga
cenderung mempengaruhi nilai nasionalisme bangsa.
Seiring dengan majunya pengetahuan di bidang IPTEK mau tidak mau kita pun
harus mengikuti perkembangannya. Pola pikir individu pun harus siap dengan
tantangan global dengan adanya budaya-budaya baru yang masuk ke Indonesia. Maka
diperlukan filter kita untuk beradaptasi dengan hal tersebut. Dalam hal ini, globalisasi
juga membawa pengaruh dalam gaya hidup masyarakat seperti pola hidup konsumtif,
dunia gemerlap (dugem), penjualan narkoba dan senjata api, seks bebas, dan human
trafficking (perdagangan manusia).
Pola hidup konsumtif merupakan keinginan untuk mengonsumsi barang-barang
yang kurang diperlukan secara berlebihan hanya untuk mencari sisi kepuasan.
Sesungguhnya perilaku konsumtif memiliki banyak dampak negatif dibandingkan
positifnya. Dalam psikologi dikenal dengan sebutan compulsive buying
disorder (penyakit kecanduan belanja) sulit membedakan antara keinginan dan
kebutuhan dan terjebak dalam dunia konsumeristik yang dibawa pasar kapitalisme.
Perilaku konsumtif seharusnya bisa dikontrol oleh diri sendiri. Perilaku ini,
sudah mempengaruhi pada remaja kita. Pasalnya, produsen melihat usia remaja
adalah pasar potensial mereka. Mereka paham pada usia remaja, sangat mudah tergiur
dengan iklan yang menarik dan membuat remaja ingin memilikinya. Juga mereka
belum memiliki filter dan kontrol untuk memenuhi keinginan-keinginan yang tidak
penting. Mereka hanya ingin dipandang dan dianggap eksis oleh lingkungannya yang
disebut peer group (ada keinginan untuk diterima di dalam kelompok pergaulannya).
Karena itu mereka harus menyesuaikan diri dengan kelompoknya dalam segi
penampilan dan gaya hidup.
Menurut Assuari (1987) perilaku konsumtif terjadi karena ingin tampak berbeda
dengan ikut-ikutan hal tersebut yang menjadi dasar mengapa remaja berperilaku
konsumtif. Maka dibutuhkan peran aktif orang tua agar remaja tidak menghambur-
hamburkan uang untuk hal-hal yang kurang penting.
Perilaku konsumtif menjadi sangat kompleks di tengah kebutuhan hidup yang
melonjak dan yang diingat hanya bagaimana cara memuaskan hasrat berbelanja.
Masyarakat dengan status sosial yang tinggi atau sering disebut kaum Sosialita
cenderung berpola konsumsi tinggi yaitu mengonsumsi produk tanpa melihat segi
manfaatnya. Akibatnya berpola hidup boros, tidak memikirkan kehidupan yang akan
datang. Maka kita harus mampu memilih secara selektif mana yang baik untuk kita
dan sekitar kita.

E. Upaya dalam Mewujudkan Ketahanan Budaya Nasional


Gerakan revitalisasi budaya lokal adalah salah satu alternatif jawaban untuk
menahan laju degradasi identitas bangsa dalam rangka bela negara. Meski terkesan
reaktif, paling tidak wacana ini mampu menyedot perhatian segenap bangsa untuk
sekedar kembali menengok budaya adiluhung warisan nenek moyang. Aksi
penolakan atas klaim reog oleh Malaysia salah satu contohnya. Apresiasi yang tinggi
kita ucapkan atas gerakan tersebut. Namun sekali lagi patut digarisbawahi, gerakan
ini jangan hanya berhenti pada titik gerakan reaktif yang tak jelas follow up-nya.
Kekuatan yang terhimpun sekian besarnya sangatlah mubazir jika tak memberikan
dampak secara luas dan sistemik terhadap ranah budaya kita.
Patut kiranya segenap komponen bangsa memikirkan bagaimana memaknai
budaya secara kontekstual dan bukan hanya sebagai aset yang layak untuk dijual.
Seperangkat komponen statis yang perlu dimuseumkan dan dijaga. Karena budaya
adalah sesuatu yang dinamis dan kontekstual dengan jamannya. Perlu diketahui
bahwa perubahan sosial budaya di antaranya disebabkan oleh faktor yang datangnya
dari luar dan dari dalam, dan faktor dari luar biasanya jauh lebih dominan. Oleh
karena itu, faktor dari luar perlu mendapat perhatian khusus.
1. Mengembangkan Bela Negara
Untuk itu hal-hal yang perlu dikembangkan sebagai wujud bela negara dalam
wujud kebudayaan sebagai upaya membentuk ketahanan budaya nusantara adalah
sebagai berikut:
 Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma
kehidupan bangsa Indonesia.
 Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman dan
penghayatan (bukan sekedar penghafalan nilai-nilai kebudayaan bangsa).
 Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam nasional termasuk
kekayaan budaya nasional Indonesia.
 Meningkatkan peran pemerintah dalam melindungi kebudayaan nusantara dengan
cara membuat perlindungan hukum terhadap hasil-hasil kebudayaan
Indonesia dengan mendaftarkan hak paten untuk setiap hasil budaya nusantara agar
tidak diklaim oleh bangsa lain.
 Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air serta
menanamkan semangat juang untuk membela negara, bangsa dan tanah air. Serta
mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara dan UUD 1945 sebagai
landasan berbangsa dan bernegara.
 Memberi apresiasi kepada masyarakat yang berusaha mengembangkan kebudayaan
asli masyarakatnya.
2. Langkah-langkah Bela Negara
Selain hal-hal yang perlu dikembangkan di atas, langkah yang dapat diambil
sebagai wujud bela negara adalah sebagai berikut:
 Mendorong berkembangnya potensi budaya dalam masyarakat.
 Seharusnya pemerintah memberi perhatian yang sama terhadap pengembangan
budaya daerah.
 Bersikap bijaksana dalam perkembangan arus globalisasi.
 Membangkitkan lagi semangat kebudayaan nasional melalui berbagai media,
misalnya melalui jaringan internet.
 Memberi apresiasi kepada kalangan yang mengusahakan perkembangan budaya.
 Mendorong kesadaran masyarakat untuk merespons arus budaya asing yang baik.
 Memperkuat dan mempertahankan jati diri bangsa agar tidak luntur.
 Bersikap bijaksana dalam menerima segala macam perubahan.
 Tidak mencampuradukkan kebudayaan sendiri dengan kebudayaan bangsa asing.
 Memperkuat dan mempertahankan rasa cinta terhadap budaya sendiri.
Langkah nyata yang harus segera dilakukan dan mungkin dilakukan adalah
membentuk aturan perundang-undangan dalam negeri yang menyediakan kebutuhan
pengelolaan keragaman budaya nasional. Perlindungan secara hukum perundang-
undangan terhadap Keragaman Sosial dan Budaya di Indonesia. Selanjutnya dapat
dijadikan pijakan dasar untuk menjaga kedaulatan bangsa sehingga bisa diakui di
dunia internasional. Lebih jauh, harus ada sebuah kesadaran dan pengakuan oleh
dunia internasional bahwa perundang-undangan akan kepemilikan negara terhadap
ekspresi budaya. Sangat diperlukan oleh Indonesia guna menjaga ketahanan
nasional dan kedaulatan negaranya. Hal ini tentunya bisa dijadikan momentum
bersama bangsa Indonesia dalam memaknai Kebangkitan Nasional yang baru, yang
diwujudkan dalam tindakan nyata dalam menegakkan kedaulatan bangsa melalui
konsep pertahanan budaya.
Sudah saatnya kini bangsa Indonesia membuat suatu perlindungan hukum
semisal paten negara atau yang lebih jauh pengakuan internasional bagi ekspresi
budaya bangsa Indonesia. Usaha ini tentu harus pula dibarengi dengan upaya
mendorong kesadaran masyarakat untuk merespons arus budaya asing dengan baik.
Budaya yang baik dapat diterima dan yang tidak baik dibuang.

F. Strategi Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Budaya


Kehidupan sosial budaya di negara-negara berkembang, perlu memperhatikan
gejala perubahan yang terjadi, terutama mengenai sebab-sebabnya. Banyak faktor
yang mungkin menimbulkan perubahan sosial, di antaranya yang memegang peranan
penting ialah faktor teknologi dan kebudayaan. Faktor-faktor itu berasal dari dalam
maupun dari luar. Biasanya, yang berasal dari luar lebih banyak menimbulkan
perubahan. Agar dapat memahami perubahan sosial yang terjadi, perlu dipelajari
bagaimana proses perubahan itu terjadi dan bagaimana perubahan itu diterima
masyarakat.
Pengaruh dari luar yang perlu diperhatikan adalah hal-hal yang tidak
menguntungkan serta dapat membahayakan kelangsungan hidup kebudayaan
nasional. Bangsa Indonesia harus selalu waspada akan kemungkinan adanya
kesengajaan pihak luar untuk memecah kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan kelangsungan
hidup sosial budaya, bangsa Indonesia berusaha memelihara keseimbangan dan
keselarasan fundamental. Yaitu keseimbangan antara manusia dan lingkungan,
manusia dengan alam semesta, manusia dengan masyarakat, manusia dengan Tuhan,
keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin. Kesadaran akan perlunya
keseimbangan dan keserasian melahirkan toleransi yang tinggi sehingga dapat
menjadi bangsa yang berbhinneka dan bertekad untuk selalu hidup bersatu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial
budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat
Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, bersatu, cinta
tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi
dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai
dengan kebudayaan nasional.

Pola hidup konsumtif merupakan keinginan untuk mengonsumsi barang-barang


yang kurang diperlukan secara berlebihan hanya untuk mencari sisi kepuasan.
Sesungguhnya perilaku konsumtif memiliki banyak dampak negatif dibandingkan
positifnya. Di dalam psikologi dikenal dengan sebutan compulsive buying
disorder (penyakit kecanduan belanja) sulit membedakan antara keinginan dan
kebutuhan dan terjebak dalam dunia konsumeristik yang dibawa pasar kapitalisme.

B. Saran
Jika kebiasaan kredit konsumtif sudah mulai melebihi batas. Tentunya harus
mulai menyadari bahwa telah terjerumus dalam pola hidup tidak sehat atau gaya
hidup konsumtif. Dan harus mengambil tindakan agar kebiasaan ini tidak menjadi
beban. Jangan biarkan menjadi terlarut dalam pola hidup konsumtif. Maka banyaklah
berpikir untuk masa depan.

Anda mungkin juga menyukai