Anda di halaman 1dari 16

ILMU BUDAYA DASAR

OLEH :

NAMA : I WAYAN PASEK GUNA DIKA


NIM : 2019.IV.1.0017
KELAS : FPOK A
SEMESTER : II

PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


FAKULTAS PENJASKERREK
IKIP
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga dapat
berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini, kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak akan saya terima dengan tangan terbuka selalu demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan..........................................................................5
1.4 Metode Penulisan…..........................................................................................5
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Religi/Kepercayaan........................5
2.2 Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Pengetahuan....................................6
2.3Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Teknologi........................................6
2.4Pengaruh Budaya Asing Terhadap Sistem Kesenian........................................7
2.5 Pengaruh Budaya Asing Terhadap Bangsa.......................................................7
2.6 Pengaruh Budaya Asing dalam Era Globalisasi…............................................8
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................12
3.2 Saran…............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Makalah tentang Pengaruh Budaya Asing Terhadap Budaya Lokal di


Indonesia : Pengertian, Contoh - Kebudayaan suatu negara atau wilayah tidak
terbentuk secara murni. Artinya, kebudayaan bukan hanya merupakan hasil
interaksi dalam masyarakat, namun juga telah terpengaruh dan bercampur
dengan unsur kebudayaan dari luar. Pengaruh budaya asing terjadi pertama kali
saat suatu bangsa berinteraksi dengan bangsa lain. Misalnya, melalui
perdagangan dan penjajahan. Dalam proses interaksi tersebut terjadi saling
memengaruhi unsur budaya antarbangsa. Pada awalnya, perhatian para sarjana
antropologi untuk memahami bagaimana unsur kebudayaan asing bisa masuk ke
Indonesia adalah melalui penelusuran sejarah mengenai kedatangan bangsa-
bangsa asing ke Indonesia yang bertujuan untuk melakukan kolonisasi. Pada
masa kolonial Belanda diterapkan sistem administrasi, seperti kelurahan,
kawedanan, desa, dan dusun yang sampai sekarang masih tetap berlaku.
Pengaruh budaya asing lainnya yang bersifat positif adalah budaya baca tulis
yang mulai diterapkan pada masyarakat di segala lapisan sosial. Budaya asing
tidak harus selalu diartikan budaya yang berasal dari luar negeri, seperti budaya
barat. Namun, tidak bisa disangkal bahwa budaya barat berupa makanan, mode,
seni, dan iptek memang telah banyak memengaruhi budaya masyarakat di
Indonesia. Pada abad ke- 20 dan ke-21, pengaruh budaya asing di Indonesia
dapat terlihat melalui terjadinya gejala globalisasi. Dalam proses globalisasi
terjadi penyebaran unsur-unsur budaya asing dengan cepat melalui sarana
teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi.
1.1 Latar Belakang
Faktor Sejarah
Indonesia terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua
Australia serta dua samudra, Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Karena letak
geografis tersebut, Indonesia terletak di persimpangan jalan yang banyak
disinggahi orang-orang asing. Akibatnya, Indonesia banyak menerima pengaruh
unsur kebudayaan asing, seperti dari India, Cina, dan Eropa. Hubungan dengan

1
masyarakat luar tersebut menyebabkan bertambahnya keanekaragaman
kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Indonesia terdiri atas unsur kebudayaan asli,
yaitu kebudayaan nenek moyang pada zaman prasejarah dan unsur kebudayaan
dari luar, seperti kebudayaan Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Itulah sebabnya,
kebudayaan Indonesia banyak yang diwarnai budaya asing. Misalnya, dalam gaya
hidup, cara berpakaian, seni musik, dan seni tari.
Pengaruh Hindu sangat terasa dalam susunan negara dan pemerintah,
terutama mengenai kedudukan raja-raja pada zaman dahulu yang dianggap
sebagai keturunan dewa yang bersifat turun-temurun. Dengan masuknya Hindu,
rakyat Indonesia dapat belajar membaca dan menulis dengan huruf Palawa dan
bahasa Sanskerta. Akibat pengaruh Hindu dan Buddha maka seni bangunan candi
berkembang pesat, seperti dengan berdirinya Candi Borobudur, Prambanan, dan
Mendut. Selain itu, agama Islam juga banyak mempengaruhi masyarakat
Indonesia. Hampir sebagian besar penduduk Indonesia terpengaruh budaya
Islam.Bahkan di daerah Aceh, Banten, Cirebon, Demak, Sulawesi Selatan, dan
Sumatra Barat Islam berkembang pesat, terutama pengaruh ilmu pengetahuan dan
teknologi. Bangsa Eropa di samping membawa pengaruh ilmu pengetahuan dan
teknologi juga menyebarkan agama Kristen.
Dalam hidupnya, manusia memiliki naluri untuk mengembangkan daerah
kekuasaannya dengan melakukan migrasi atau perpindahan. Perpindahan
tersebut berawal dari upaya manusia memenuhi kebutuhannya yang berkaitan
dengan mata pencahariannya. Proses migrasi ini membawa dampak terhadap
proses penyebaran kebudayaan dari satu daerah ke daerah lain.Dengan adanya
migrasi (perpindahan manusia dari daerah satu ke daerah lain), maka terjadilah
proses difusi, akulturasi, asimilasi, dan penetrasi budaya. Menurut William A.
Haviland, difusi adalah penyebaran kebiasaan atau sistem adat istiadat dari
kebudayaan yang satu kepada kebudayaan yang lain. Menurut
Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses bertemunya dua budaya atau lebih di
mana unsur-unsur budaya lama atau asli masih terlihat dan tidak hilang. Menurut
Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses yang timbul apabila sekelompok
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari
suatu kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan

2
diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan asli.
Menurut Koentjaraningrat, asimilasi adalah proses sosial yang terjadi
pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang
berbeda. Selanjutnya sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan masing-masing
berubah menjadi kebudayaan campuran. Adapun penetrasi kebudayaan adalah
masuknya pengaruh kebudayaan asing yang sedemikian rupa, sehingga
menimbulkan perubahan kebudayaan secara besar-besaran dalam waktu yang
relatif singkat. Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudra,
memiliki peluang terjadinya proses interaksi sosial dari berbagai bangsa
sekaligus membuka proses difusi atau penyebaran kebudayaan melalui jalur
perdagangan, baik lokal maupun antarnegara. Melalui perdagangan inilah terjadi
kontak kebudayaan antarsuku bangsa, baik suku-suku bangsa yang ada di
Indonesia maupun dari mancanegara.
1.2 Rumusan Masalah
Masyarakat Indonesia melupakan arti budaya bagi bangsa ini. Semakin
hari keadaan bangsa kita semakin kacau. Perilaku bangsa kita semakin jauh dari
budaya-budaya yang telah diterapkan dari jaman leluhur, bahkan cendrung tidak
sesuai dan melenceng. Padahal seharusnya kita harus mempertahankan eksistensi
budaya dan jati diri bangsa kita agar tidak terbawa arus pengaruh budaya bangsa
lain.
Dalam makalah ini akan dibahas selanjutnya mengenai permasalahan :
1. Bagaimana pengaruh budaya asing terhadap sistem religi/kepercayaan
bangsa Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh budaya asing terhadap sistem pengetahuan bagi bangsa
Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh budaya asing terhadap sistem teknologi bagi bangsa
Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh budaya asing terhadap system kesenian yang ada di
Indonesia?
5. Bagaimana pengaruh budaya asing terhadap bahasa Indonesia?
6. Bagaimana pengaruh budaya asing dalam era globalisasi?

3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan penulisan ini merupakan salah satu hal yang menjadi acuan bagi
penulis dalam pembuatan makalah. Adapun tujuan penulisan ini selain untuk
memenuhi tugas akhir mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah untuk mengetahui
lebih dalam budaya-budaya yang ada di Indonesia di tengah maraknya budaya
asing pada era globalisasi seperti saat ini. Serta diharapkan pembaca dapat
mengambil pedoman dari nilai-nilai budaya lokal, sehingga bisa mengambil
dampak positif dari maraknya budaya asing yang menjadi trendsetter dan agar
tetap bisa menjaga kepribadian dan jati diri budaya bangsa dalam pergaulan.
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa
Merupakan suatu bahan perluasan wawasan yang merupakan implementasi
dari nilai-nilai budaya. Dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya
memelihara budaya lokal ditengah berkembangnya budaya asing.
2. Bagi Dosen
Dosen dapat melihat kemampuan mahasiswa dalam melakukan analisis
terhadap permasalah yang terjadi dalam nilai-nilai budaya di Indonesia.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi mengenai perkembangan budaya yang masuk dan budaya
yang ada di Indonesia dan masukkan untuk penulisan lebih lanjut.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah
studi pustaka. Metode ini menggunakan data dari buku-buku referensi dan
internet sebagai acuan untuk menyelesaikan makalah ini.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Perpindahan unsur-unsur kebudayaan dapat terjadi tanpa disertai adanya


proses perpindahan kelompok manusia atau bangsabangsa dari satu tempat ke
tempat lainnya. Hal itu dapat terjadi dalam proses perdagangan ataupun
pelayaran, di mana para pedagang selain melakukan transaksi dagang, juga
memperkenalkan kebudayaan bangsa mereka. Demikian pula yang dilakukan
para penyebar agama. Agama Islam misalnya, masuk ke Indonesia dibawa oleh
pedagang dari Gujarat, Arab, dan Persia. Proses penyebaran kebudayaan
didominasi melalui jalur perdagangan laut, maka dari itu penduduk di daerah
pesisir memiliki kebudayaan campuran. Pengaruh kebudayaan asing yang
dibawa kaum pedagang ataupun pelaut banyak memengaruhi pola kebudayaan
masyarakat pribumi yang tinggal di daerah pesisir atau di sekitar pelabuhan
tempat mendaratnya pedagang asing. Pengaruh kebudayaan asing terhadap
kebudayaan lokal secara umum dapat dijumpai dalam bentuk sebagai berikut.

2.1 Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Religi / Kepercayaan


Bergesernya sistem religi yang berakar pada kepercayaan tradisional
menuju sistem religi yang berlandaskan ajaran agama, merupakan contoh
konkret adanya pengaruh kebudayaan asing terhadap kebudayaan lokal. Bangsa
Indonesia pada awalnya menganut sistem kepercayaan kepada roh-roh leluhur
maupun kekuatan gaib yang diwariskan secara turun temurun. Namun, kini telah
terkikis dengan adanya ajaran agama yang menekankan kepada satu tujuan
penyembahan yakni Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun demikian bukan berarti
sistem religi tradisional yang merupakan kebudayaan asli bangsa Indonesia telah
punah. Hal ini tampak dalam bentuk upacara adat tradisional yang telah
mengalami penyesuaian dengan sistem religi yang berdasarkan agama. Misal:
upacara sedekah laut upacara sekaten, dan upacara yaqowiyu, merupakan
bentuk-bentuk kebudayaan yang menggabungkan unsur religi tradisional dengan
agama.

5
2.2 Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Pengetahuan
Setiap suku bangsa memiliki sistem pengetahuan yang membentuk
unsur kebudayaan lokal. Sebelum unsur pengetahuan kebudayaan asing
memengaruhi kebudayaan lokal, nenek moyang kita telah mengenal pengetahuan
tentang kemaritiman, gejala alam, perubahan musim, berburu, bercocok tanam
sampai kepada pengetahuan tentang pengobatan tradisional. Masuknya
kebudayaan asing dengan membawa bentuk sistem pengetahuan yang lebih
modern telah mengubah cara pandang masyarakat terhadap keadaan alam
sekitarnya. Pengetahuan tradisional yang cenderung berlandaskan pada
kemampuan intuitif yang irasional berubah ke pola pemikiran yang lebih
rasional. Misal: penemuan obatobatan tradisional merupakan bentuk
pengembangan pengetahuan tradisional terhadap khasiat tumbuhan yang
dipadukan dengan pengetahuan modern (ilmu farmasi), sehingga menghasilkan
obat yang alami dan bebas dari bahan kimia. Demikian halnya pengaruh
kebudayaan asing di bidang pengetahuan yang berkaitan dengan cara bercocok
tanam, telah mengubah pola kehidupan petani tradisional menjadi lebih
produktif.

2.3 Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Teknologi


Teknologi merupakan salah satu unsur kebudayaan yang berkaitan
dengan peralatan yang dipergunakan manusia untuk mengubah keadaan
sekitarnya maupun keadaan dirinya demi terpenuhinya kebutuhan hidup. Sistem
teknologi tradisional yang menjadi unsur kebudayaan lokal menyangkut tentang:
a. alat-alat produksi;
b. senjata;
c. wadah;
d. alat untuk menyalakan api;
e. makanan dan minuman;
f. pakaian dan perhiasan;
g. tempat berlindung atau rumah;
h. alat-alat transportasi.

6
Masuknya kebudayaan asing banyak memengaruhi teknologi tradisional
yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan manusia. Mekanisasi dalam
pertanian, telah menggeser peralatan tradisional dengan alat modern dalam
pengolahan tanah. Hal itu membawa dampak terhadap peningkatan produksi
pertanian.

2.4 Pengaruh Budaya Asing terhadap Sistem Kesenian


Dari waktu ke waktu kesenian tradisional sebagai salah satu unsur
kebudayaan lokal mulai ditinggalkan oleh masyarakatnya terutama para generasi
muda. Masuknya kesenian mancanegara yang dirasa lebih menarik dan mewakili
jiwa muda, banyak menggeser ruang gerak kesenian tradisional. Salah satu upaya
untuk mempertahankan kesenian tradisional agar tetap lestari adalah dengan
memadukan unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kesenian tradisional tersebut.
Misal: kesenian musik campur sari, merupakan bentuk kesenian yang memadukan
unsur-unsur kesenian tradisional dengan unsur-unsur kesenian modern.
Pementasan seni pertunjukan tradisional, seperti: lenong dan wayang kulit,
banyak menyisipkan unsur-unsur kesenian modern untuk menarik penonton
khususnya kalangan anak muda.

2.5 Pengaruh Budaya Asing terhadap Bahasa


Bahasa merupakan sistem perlambang dalam komunikasi. Salah satu ciri
suatu suku bangsa adalah memiliki bahasa daerah yang merupakan bahasa
komunikasi antar warga dalam kelompok suku bangsa yang bersangkutan.
Pengaruh kebudayaan asing terhadap perkembangan bahasa daerah sangatlah
besar. Terutama di daerah pesisir, di mana penduduknya banyak berinteraksi
dengan suku bangsa lain (asing) yang memiliki komposisi bahasa yang berbeda
dengan komposisi bahasa induknya. Misal: bahasa Jawa yang diterapkan di daerah
pesisir berbeda dengan bahasa Jawa yang ada di daerah pedalaman.
Secara umum, pengaruh kebudayaan asing khususnya dalam bahasa,
bukan menghilangkan bahasa lokal, namun justru memperkaya perbendaharaan
kata dalam bahasa lokal tersebut. Banyak kata-kata dalam bahasa Indonesia yang
berasal dari kata-kata bahasa asing yang telah diserap menjadi kosakata bahasa
Indonesia.
7
2.6 Pengaruh Budaya Asing dalam Era Globalisasi
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, Indonesia telah memasuki
era globalisasi. Kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi telah
menyebabkan masuknya pengaruh budaya dari seluruh penjuru dunia dengan
cepat ke Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi adalah
proses terbentuknya sistem organisasi dan sistem komunikasi antar masyarakat di
seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk mengikuti sistem serta kaidah-kaidah yang
sama. Pada era globalisasi, peristiwa yang terjadi di suatu negara dapat diketahui
dengan cepat oleh negara lain melalui media massa, seperti televisi, radio, surat
kabar atau internet. Globalisasi berlangsung melalui saluran-saluran tertentu,
seperti media massa, pariwisata internasional, lembaga perdagangan dan industri
internasional, serta lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Saluran-saluran globalisasi, antara lain :
a. Media Massa
Arus globalisasi diperoleh melalui media komunikasi massa, seperti radio,
televisi, surat kabar, film, dan internet. Globalisasi melalui media massa
telah membuat dunia menjadi seolah-olah tanpa batas. Melalui media massa,
seperti televisi yang disiarkan dalam jaringan satelit, peristiwa bencana
Tsunami di Aceh pada tahun 2004 dapat diketahui di seluruh dunia.
Demikain juga dengan perkembangan internet yang telah memudahkan
perkembangan iptek dengan adanya kemudahan mengakses berbagai
informasi dari seluruh penjuru dunia dengan murah dan cepat. Selain itu,
dalam arus globalisasi, terjadi perubahan perilaku masyarakat di bidang
mode pakaian, peralatan hidup, dan makanan akibat pengaruh penyebaran
informasi dari luar negeri melalui media massa. Sebagai sarana pewarisan
budaya pada era globalisasi, media massa sangat berpengaruh dalam
penyerapan budaya asing di masyarakat yang bersifat positif dan negatif.
Dampak positif budaya asing di media massa adalah masuknya iptek yang
menunjang kemajuan di segala bidang. Pengaruh negatif budaya asing di
media massa adalah terjadinya goncangan budaya karena adanya individu
yang tidak siap menerima perubahan dan pergeseran nilai-nilai budaya dan
adat istiadat.

8
b. Pariwisata Internasional
Berkembangnya sektor pariwisata internasional juga berpengaruh
terhadap penyebaran arus globalisasi. Kegiatan pariwisata internasional
yang melibatkan banyak negara dapat dilakukan dengan mudah karena
adanya kemajuan sarana transportasi dan telekomunikasi. Dengan
meningkatnya kebutuhan wisata antarnegara menyebabkan masuknya
devisa yang sangat dibutuhkan untuk membiayai pembangunan suatu
negara. Dengan berkembangnya sektor pariwisata internasional, seseorang
dapat dengan mudah berpergian dari satu negara ke negara lainnya.
c. Lembaga Perdagangan dan Industri Internasional
Globalisasi dalam perdagangan internasional ditandai dengan adanya
pasar bebas. Dalam era pasar bebas, setiap negara akan berlomba-lomba
mengembangkan keunggulan komparatifnya untuk menarik para investor
dari luar negeri. Era pasar bebas juga ditandai adanya kebebasan kontak
perdagangan antarnegara tanpa dibatasi hambatan fiskal dan tarif.
Walaupun setiap negara bebas untuk menjalin hubungan perdagangan,
namun tetap diperlukan suatu wadah kerja sama di bidang ekonomi.
Misalnya, pendirian dewan kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan
dewan kerja sama ekonomi Amerika Utara (NAFTA).
Arus globalisasi yang melanda seluruh dunia mempunyai dampak bagi
bidang sosial budaya suatu bangsa. Pada awalnya, globalisasi hanya
dirasakan di kota-kota besar di Indonesia. Namun dengan adanya kemajuan
teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi globalisasi juga telah
menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Arus globalisasi yang
penyebarannya sangat luas dan cepat tersebut membawa dampak positif
dan negatif. Dampak positif globalisasi, antara lain sebagai berikut:
1. Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan
transportasi yang memudahkan kehidupan manusia.
2. Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih
produktif, efektif, dan efisien sehingga membuat produksi dalam
negeri mampu bersaing di pasar internasional.
3. Kemajuan teknologi memengaruhi tingkat pemanfaatan sumber

9
daya alam secara lebih efisien dan berkesinambungan.
4. Kemajuan iptek membuat bangsa Indonesia mampu menguasai
iptek sehingga bangsa Indonesia mampu sejajar dengan bangsa lain.
Globalisasi juga mempunyai dampak negative, antara lain sebagai
berikut :
1. Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme)
sehingga kegiatan gotong royong dan kebersamaan dalam
masyarakat mulai ditinggalkan.
2. Terjadinya sikap materialisme, yaitu sikap mementingkan dan
mengukur segala sesuatu berdasarkan materi karena hubungan
sosial dijalin berdasarkan kesamaan kekayaan, kedudukan sosial
atau jabatan. Akibat sikap materialisme, kesenjangan sosial antara
golongan kaya dan miskin semakin lebar.
3. Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan
duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama.
4. Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status
seseorang di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
5. Tersebarnya nilai-nilai budaya yang melanggar nilai-nilai
kesopanan dan budaya bangsa melalui media massa seperti
tayangan-tayangan film yang mengandung unsur pornografi yang
disiarkan televisi asing yang dapat ditangkap melalui antena
parabola atau situs-situs pornografi di internet.
6. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya
bangsa, yang dibawa para wisatawan asing. Misalnya, perilaku seks
bebas (free sex).

Globalisasi juga mempunyai dampak negatif, antara lain sebagai berikut.


Gejala individualisme di perkotaan, mobilitas penduduk yang tinggi serta
efisiensi merupakan kebiasaan hidup masyarakat kota yang telah terpengaruh
budaya asing. Namun, tidak bisa disangkal bahwa semua itu adalah karena
pengaruh modernitas kehidupan manusia. Kebutuhan manusia yang semakin
beragam dan penghargaan atas waktu menjadikan efisiensi dan kepraktisan

10
sebagai sesuatu yang penting untuk manusia. Dengan demikian, segala
kebiasaan yang bersifat rumit disederhanakan agar lebih efisien.
Di Indonesia, modernitas adalah salah satu konsep yang menunjukkan
adanya interaksi antara budaya lokal dan budaya asing. Ciri-ciri modernitas
adalah mobilitas sosial yang tinggi, efisiensi, dan sikap individualisme. Hal-hal
tersebut tidak bisa dipungkiri telah mempengaruhi kehidupan manusia. Namun,
setiap perubahan kebudayaan mempunyai dampak positif dan negatif.
Individualisme berdampak negatif apabila mendorong individu untuk bekerja
secara lebih produktif. Namun, di sisi lain individualisme juga berdampak pada
timbulnya sikap mementingkan diri sendiri. Selain itu, sebagai dampak
individualisme, kegiatan gotong royong dan bentuk-bentuk kelembagaan sosial
lainnya mulai diabaikan. Dengan demikian, modernitas tidaklah harus dinilai
secara positif atau negatif karena hal itu tergantung pada bagaimana masyarakat
dan individu memberikan penilaian sesuai dengan konteks kebudayaannya.
Namun, sebenarnya kemodernan tidak bisa dijadikan alasan untuk
mengabaikan nilai-nilai kebersamaan, empati, dan solidaritas sosial. Oleh
karena itu, setiap individu harus memiliki kesadaran untuk tetap menghargai
nilai-nilai tersebut. Perwujudan nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas sosial
dalam masyarakat memang tidak bisa diterapkan secara kaku. Misalnya, lebih
sulit untuk menerapkan sikap tersebut di dalam masyarakat perkotaan. Hal itu
disebabkan sikap individualisme dan budaya materialisme yang lebih tinggi
pada masyarakat perkotaan. Oleh karena itu, perwujudan sikap empati sosial di
dalam masyarakat perkotaan tidak bisa diterapkan dengan meniru kebersamaan
masyarakat di daerah pedesaan. Perwujudan sikap empati sosial tersebut bisa
diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk membantu sesama yang mengalami
musibah bencana alam. Contohnya pada saat terjadinya bencana tsunami di
Aceh, gempa Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan bencana banjir di
Jakarta tahun 2007, sika kegotong-royongan dan kebersamaan diwujudkan
warga masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan sosial untuk meringankan
penderitaan korban bencana alam.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebudayaan asing menjadi baik bagi kebudayaan nasional ketika
kebudayaan asing mampu memberi masukan kebudayaan yang sesuai dengan
kepribadian kebudayaan nasional. Selain itu, kebudayaan nasional menjadi
menguntungkan bagi kebudayaan nasional ketika mampu menyumbangkan nilai
lebih bagi kebudayaan nasional. Kebudayaan asing menjadi berguna bagi
kebudayaan nasional manakala kebudayaan asing tersebut diterima di dalam
insan pelaku kebudayaan nasional. Salah satu contoh kebudayaan asing yang
memberi masukan kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian nasional adalah
agama. Banyak agama yang masuk ke Indonesia sesuai dengan kepribadian
bangsa, sehingga hampir seluruh agama yang masuk ke Indonesia dapat
berkembang dengan baik. Sementara itu, salah satu contoh kebudayaan asing
yang memberi nilai lebih bagi kebudayaan nasional adalah masuknya teknologi
tinggi bagi Indonesia. Teknologi mampu membantu manusia pada segala bidang.
Nilai lebih didapatkan karena teknologi asing mampu memberi bantuan bagi
keseharian hidup manusia. Adapun salah satu contoh kebudayaan asing yang
berguna bagi kebudayaan nasional adalah lemari es. Lemari es berguna
menampung, mendinginkan, membekukan, dan mengawetkan sesuatu.

3.2 Saran
Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan
dengan aspek- aspek budaya baik yang lokal maupun asing. Dalam proses
pelaksanaannya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-
praktik budaya. Maka diharapkan kepada warga negara yang berbudaya
berpartisipasi dan berorientasi setia atau mendukung budaya lokal yang ada.

12
DAFTAR PUSTAKA

Indirayawati, E. 2009. Antropologi 1 : Untuk Kelas XI SMA dan MA. Pusat


Perbukuan Departemen Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p.
137

Lies, S. dan Budiarti, A. C. 2009. Antropologi Jilid 1 : Untuk Kelas XI SMA dan
MA. Pusat Perbukuan Departemen Nasional, Departemen Pendidiskan Nasional,
Jakarta. p. 137

13

Anda mungkin juga menyukai