Anda di halaman 1dari 13

“MAKALAH”

PENGKAJIAN BUDAYA,KEBUDAYAAN DAN PERILAKU MENYIMPANG

MATA KULIAH: PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA


DISUSUN OLEH:
FLORENSCIA RARANTA (21061092)
VIOLETA KAWULUSAN (21061090)
VERONIKA TANGKE KOLINUG (21061062)
LINA MOKOAGOUW (21061077)
ANGELICA MULOKE (21061094)
SABINA KUYAMI (21061089)
BEVERLIY RAWUNG (2106106)
DORTHEA YENJAU (21061093)

UNIVERSITAS SARI PUTRA INDONESIA TOMOHON


FAKULTAS KEPERAWATAN
2022
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................................................4
LATAR BELAKANG....................................................................................................................................................4
Rumusan Masalah......................................................................................................................................................5
Tujuan Masalah..........................................................................................................................................................5
BAB II..............................................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................................................................6
A. KEBUDAYAAN.......................................................................................................................................................6
B.PENGKAJIAN BUDAYA..........................................................................................................................................9
PERILAKU MENYIMPANG.......................................................................................................................................10
BAB III...........................................................................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................................13
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala karunia nikmatNya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Pengkajian budaya, Kebudayaan dan perilaku menyimpang”
disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Psikososial dan Kebudayaan Dalam
Keperawatan. Makalah ini berisi tentang apa itu budaya dan pengertian kebudayaan perilaku masyarakat yang
menyimpang dan menguraikan solusi terhadap perilaku menyimpang dengan benar. Meski telah disusun secara
maksimal, namun kami kelompok sebagai manusia biasa menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Karenanya kami kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Besar harapan
kami makalah ini dapat menjadi sarana membantu masyarakat dalam memahami kebudayaan .Demikian apa yang
bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari karya ini.

TOMOHON,17 OKTOBER 2022

KELOMPOK 4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebudayaan atau yang dapat disebut juga “Peradaban”
mengandung pengertian yang sangat luas dan mengandung pemahaman perasaan suatu bangsa yang sangat
kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,moral, hukum, adat-istiadat, kebiasaan dan pembawaan lainnya
yang diperoleh dari anggota masyarakat. (UD Nuswantoro, 2015). Mempelajari kebudayaan bukanlah suatu kegiatan
yang mudah dan sederhana, karena banyak sekali batasan konsep dari berbagai bahasa, sejarah, sumber bacaan
atau literatur baik pendekatan metode juga telah banyak disiplin ilmu lain yang juga mengkaji berbagai macam
permasalahan terkait kebudayaan seperti, Sosiologi, Psikoanalisis, Psikologi (Perilaku) dan sebagainya yang
masing-masing mempunyai tingkat kejelasan sendiri-sendiri tergantung pada konsep dan penekanan masing-
masing. Apabila ditinja
u dari asal katanya, maka “Kebudayaan” berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “Budhayah”, yang merupakan bentuk
jamak dari “Budhi‟ yang berarti Budi atau Akal. Dalam hal ini,‟Kebudayaan‟ dapat diartikan sebagai Hal
-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Dalam disiplin Ilmu Antropologi Budaya, pengertian Kebudayaan dan
Budaya tidak dibedakan. Adapun pengertian Kebudayaan dalam kaitannya dengan Ilmu Sosial Budaya
Dasar (ISBD) adalah: “Penciptaan, penertiban dan pengolahan nilai
-nilai insani yang tercakup di dalamnya usaha memanusiakan diri di dalam alam lingkungan, baik fisik
maupun sosial”. Manusia memanusiakan dirinya dan memanusiakan lingkungannya

Perilaku menyimpang pada remaja merupakan masalah sosial yang sering kita temui dalam kehidupan
bermasyarakat. Masalah sosial merupakan masalah yang identik dengan perilaku para remaja ini sedang dicari jalan
keluarnya. Namun untuk mengetahui dan mencegah perilaku menyimpang yang juga merupakan masalah sosial ini
maka terlebih dahulu harus di telusuri penyebab mengapa seseorang bisa sampai berbuat atau berperilaku
menyimpang.
Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh banyak orang terkait dengan perilaku menyimpang ini,
ternyata ada banyak faktor yang menjadi penyebab perilaku menyimpang pada remaja, salah satunya adalah yang
dikemukakan oleh Arrahman. Menurut (Arrahman, dalam Jonaidi dkk, 2013:12). Menjelaskan bahwa keluarga yang
dapat menjadi sebab timbulnya perilaku menyimpang berupa keluarga yang tidak normal (broken home), keadaan
jumlah keluarga yang kurang menguntungkan. Broken home pada prinsipnya struktur keluarga tersebut sudah tidak
lengkap lagi yang menurut Arrahman disebabkan hal-hal seperti, salah satu kedua orang tua atau kedua- duanya
meninggal dunia, perceraian orang tua, anak yang sering ditinggalkan kedua orang tuanya karena mencari nafkah,
dan salah satu kedua orang tua atau keduanya “tidak hadir” secara kontinyu dalam tenggang waktu yang cukup
lama.
Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap, disamping itu masa remaja
adalah masa yang rawan oleh pengaruh negatif, seperti narkoba, kriminal, dan kejahatan seks. Namun kita harus
mengakui pula bahwa masa remaja adalah masa yang amat baik untuk mengembangkan segala potensi positif yang
mereka miliki, seperti bakat, kemampuan, dan minat. Perkembangan menuju kedewasaan memerlukan perhatian
kaum pendidik secara sungguh-sungguh. Diperlukan pendekatan psikologis-pedagogis dan pendekatan sosiologis
terhadap perkembangan remaja (Willis, 2010).
Perilaku menyimpang di dalam masyarakat adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan didalam
masyarakat itu sendiri. Perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan ini biasanya sering dilakukan oleh para remaja,
sehingga kemudian di kenal dengan nama kenakalan remaja. Kenakalan remaja dapat terjadi di mana-mana, di kota-
kota besar hingga ke pelosok pedesaan yang jauh dari keramaian seperti di Kangean ini. Banyaknya TKI keluar
negeri merupakan masalah utamanya dalam hal ini. Kenakalan remaja pada anak TKI di Kangean dalam studi
masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Menurut (Kartono, dalam Mantiri, 2014:4) dalam
perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan
perilaku yang diekpresikan oleh seorang atau lebih dari anggota masyarakat, baik disadari ataupun tidak disadari,
tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku atau yang telah diterima oleh sebagian atau seluruh
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang tersebut di atas, maka setidaknya ada beberapa masalah yang akan di bahas dalam
makalah ini, yaitu :

1. Apakah pengertian kebudayaan?


2. Apa pengertian dari perilaku menyimpang?
3. Apa jenis-jenis perilaku menyimpang?
4. Apa sifat-sifat perilaku menyimpang?
5. Faktor-faktor perilaku menyimpang?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu kebudayaan
2. Untuk mengetahui apa saja perilaku masyarakat yang menyimpang
3. Untuk mengetahui solusi terhadap perilaku sosial yang menyimpang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEBUDAYAAN
1. Pengertian kebudayaan
Kata “Budaya” berasal dari Bahasa Sansekerta “Buddhayah”, yakni bentuk jamak dari “Budhi” (akal). Jadi, budaya
adalah segala hal yang bersangkutan dengan akal. Selain itu kata budaya juga berarti “budi dan daya” atau daya dari
budi. Jadi budaya adalah segala daya dari budi, yakni cipta, rasa dan karsa.1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia budaya artinya pikiran, akal budi, hasil, adat istiadat atau sesuatu yang
sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah.2
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat dan
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh sekumpulan anggota masyarakat.3 Merumuskan sebagai semua hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau
kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar
kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.4
Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.5
Jadi, kebudayaan mencakup semuanya yang di dapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Artinya, mencakup
segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak. Seorang yang meneliti kebudayaan tertentu akan
sangat tertarik objek-objek kebudayaan seperti rumah, sandang, jembatan, alat-alat komunikasi dan sebagainya.

2. unsur-unsur budaya atau kebudayaan


Beberapa orang sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan misalnya pendapat yang
dikemukakan oleh Melville J. Herskovits bahwa unsur pokok kebudayaan terbagia menjadi empat bagian yaitu: Alat-
alat teknologi, Sistem ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik.6 Sedangkan Bronislaw Malinowski, menyebut
unsur-unsur kebudayaan antara lain:
a. Sistem normal yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat
di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi.
c. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga
merupakan lembaga pendidikan yang utama.
d. Organisasi kekuatan.
Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai culture universal, yaitu:
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian perumahan, alat-alat rumah
tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor dan sebagainya.
b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan,
sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya).
c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum,
sistem perkawinan).
d. Bahasa (lisan maupun tertulis).
e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
f. Sistem pengetahuan.
g. Religi (sistem kepercayaan).
Selain itu, beberapa unsur-unsur budaya atau kebudayaan, diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Kebudayaan Material (Kebendaan), adalah wujud kebudayaan yang berupa benda-benda konkret sebagai hasil
karya manusia, seperti rumah, mobil, candi, jam, benda-benda hasil teknologi dan sebagainya.
b. Kebudayaan nonmaterial (rohaniah) ialah wujud kebudayaan yang tidak berupa benda-benda konkret, yang
merupakan hasil cipta dan rasa manusia, seperti:
1) Hasil cipta manusia, seperti filsafat serta ilmu pengetahuan, baik yang
berwujud teori murni maupun yang telah disusun untuk diamalkan dalam
kehidupan masyarakat (pure sciences dan applied sciences).
2) Hasil rasa manusia, berwujud nilai-nilai dan macam-macam norma kemasyarakatan yang perlu diciptakan untuk
mengatur masalah-masalah sosial dalam arti luas, mencakup agama (religi, bukan wahyu), ideologi, kebatinan, dan
semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia
sebagai anggota masyarakat

3 ciri-ciri budaya atau kebudayaan


Ada beberapa macam ciri-ciri budaya atau kebudayaan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Budaya bukan bawaan tapi dipelajari.
b. Budaya dapat disampaikan dari orang ke orang, dari kelompok ke kelompok dan
dari generasi ke generasi.
c. Budaya berdasarkan simbol.
d. Budaya bersifat dinamis, suatu sistem yang terus berubah sepanjang waktu.
e. Budaya bersifat selektif, merepresentasikan pola-pola perilaku pengalaman
manusia yang jumlahnya terbatas.
f. Berbagai unsur budaya saling berkaitan.
g. Etnosentrik (menganggap budaya sendiri sebagai yang terbaik atau standar untuk
menilai budaya lain).

4.faktor-faktor yang mempengaruhi kebudayaan


1. faktor ras
pengertian ras di bagi menjadi dua bagian ada ras superior yaitu ras yang mampu menciptakan
kebudayaan . dan yang ke dua yaitu ras imperior dimana ras imperior yaitu ras yang mampu
mempergunakan hasil budaya dan menurut saja. oleh karena itu ras merupakan suatu faktor yang sangat
mendukung tehhadap perkembangan suatu kebudayaan, yang mana harus ada dorongan dari induvidu
manusia untuk membentuk kebudayaan tersebut. peran ras dalam mempengaruhi suatu kebudayaan tidak
akan efektif tanpa di dorong dengan kesadaran individu seseorang yang menjadi subjek dalam
pengembangan kebudayaan.

2. faktor lingkungan geografis


jika kita cermati faktor yang kedua ini terdapat kalimat "geografis" yang mana dengan kata tersebut kita
akan dapat mengartikan/mendeskripsikan bahwasanya hal ini akan bersangkutan dengan fenomena
geosfernya seperti keadaan tanah, iklim, suhu udara, dan yang lainnya yang menyankut dengan alam
dimana manusia bertempat tinggal. oleh karena itu lingkungan alam sangat mempengaruhi suatu
kebudayaan daerah tertentu. misalanya orang yang tinggal di daerah yang iklimnya tropis dalam segi
pakaiannya akan berbeda dengan orang yang tinggal di daerah yang suhunya subtropis.

3. faktor perkembangan teknologi


era globalisasi ini merupakan era yang berba modern dan terjadinya perkembangan teknologi ynag sangat
pesat. tingkat perkembangan teknologi merupakan suatu faktor yang mempengaruhi kebudayaan. semakin
pesat dan tinggi tingkat teknologi manusia, maka pengaruh lingkungan geografis akan semakin berkurang
terhadap perkembanagan suatu kebudayaan. dikarenakan dengan teknologi yang mutakhir dapat
mempermudah suatu bangsa untuk mengatasi lingkungan alam.

4. faktor hubungan antar bangsa


hubungan antar bangsa mempunyai suatu pengaruh yang signifikan terhadap kebudayaan. dapat kita
buktikan dengan adanya peristiwa berikiut ini:
perembasan kebudayaan secara damai (penetration pasifique) hal tersebut terjadi dikarenakan adanya
imigran dan menetap di negara lain. mereka membawa kebudayaan mereka dan diterima oloh bangsa di
negri tersebut tanpa menimbukan kegoncangan masyarakat penerima.
akulturasi (culture contact), akulturasi merupakan proses persilangan unsur kebudayaan asing dengan
kebudayaan setempat dan di cerna menjadi kebudayaan sendiri.
difusi kebudayaan ,difusi kebudayaan merupakan penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat
ke tempat lain.
culture creisse ,merupakan perkawinan antara dua unsur budaya di suatu tempat yang merupakan diluar
ke dua tempat kebuyaan tersebut.

5. faktor sosial
lapisan masyarakatdan hubungan interaksi sosial diantara suatu warga akan membentuk suatu watak dan
ciri-ciri dari masyarakat tersebut. hubungan antara anggota masyarakat dengan sesamanya akan
mempunyai pengaruh terhadap kebudayaan seperti halnya pada masyarakat yang masih mempunyai
jenjang dimensi stratifikasi sosial tersebut.

6. faktor religi
keyakinan yang dimiliki suatu masyarakat yang diyakini sejak lama maka akan sulit hilang dengan begitu
saja. penghilangan suatu bentuk kebiasaan akan membutuhkan keberanaian dari individu- individu sebagai
kreatifator dan inovator dalam pembangunan.

7. faktor prestige
faktor tersebut umumnya bersifat individual yang di populerkan di dalam kehidupan sosial. konkritisasi dari
faktor tersebut akan mempunyai efek negative berupa pemaksaan diri ataupun keluarga, seperti halnya
perayaan dan pesta besar besaran, kejadian tersebut secara ekonomis tidak bisa di pertanggung jawabkan.

8. faktor mode
faktor ini bukanlah sebagai motif ekonomi melainkan hasil budaya pada saat-saat tertentu. ini lebih bersifat
temporer sebagai siklus yang terus menerus. faktor ini sedikit banyak berpengaruh terhadap kebudayaan.
B.PENGKAJIAN BUDAYA
1. pengkajian budaya
Kajian budaya (bahasa Inggris: cultural studies) adalah suatu cara pandang teoretis mengenai suatu objek dengan
perspektif bidang kritik sastra, sosiologi, sejarah, kajian media, dan berbagai bidang lainnya.[1] Kajian budaya
merupakan bidang interdisipliner yang mengambil berbagai cara pandang dari ilmu lain untuk meneliti hubungan
antara kebudayaan dengan politik atau kekuasaan.[2] Objek kajian budaya tidak hanya dipahami secara sempit
mengenai seni atau kebudayaan, tetapi juga menyetuh kehidupan sehari-hari manusia yang menyangkut budaya
populer.[1] Namun, kajian budaya tidak bisa direduksi menjadi kajian budaya populer walaupun proyek utama kajian
budaya adalah mengkaji budaya populer.[1] Teks, sebagai objek kajian, dalam kajian budaya tidak hanya dipandang
secara sempit, tetapi dipandang menyentuh unsur subjektivitas dan latar belakang sosial yang membentuk sebuah
teks.

2. prinsip-prinsip pengkajian budaya


1. Jangan menggunakan asumsi
2. Jangan membuat sterofit bisa menjadi konflik
3. Menerima dan memahami metode komunikasi
4. Menghargai perbedaan indifidual
5. Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan klien.
6. Menyediakan privasi terkait kebutuhan pribadi

3.tujuan pengkajian dalam keperawatan


Pengakajian tentang budaya klien merupakan pengkajian yang sisrematik dan komprehensif dari nilai- nilai
pelayanan budaya, kepercayaan, dan praktik individual, keluarga, komunitas. Tujuan pengkajian budaya adalah
untuk mendapatkan informasi yang signifikan dari klien sehingga perawat dapat menerapkan kesamaan budaya.

4.fungsi-fungsi kebudayaan
1. Kebudayaan dapat meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat yang memiliki budaya tersebut.
2. Kebudayaan dapat menimbulkan rasa toleransi serta rasa empati dari masyarakat.
3. Masyarakat yang memiliki budaya tersebut, akan menghargai satu sama lain.
4. Kebudayaan dapat dijadikan sebagai sebuah sarana untuk dapat menjalin sosialisasi.
5. Kebudayaan juga berfungsi sebagai media belajar.
6. Kebudayaan berfungsi sebagai penentu batas, artinya kebudayaan dapat menciptakan perbedaan yang
membuat setiap kelompok masyarakat unik dan membedakannya dengan kelompok masyarakat lain.
7. Budaya berfungsi untuk memberikan rasa identitas pada anggota kelompoknya.
8. Budaya berfungsi untuk memfasilitasi lahirnya komitmen pada suatu hal yang lebih besar dari kepentingan
individu anggota kelompok masyarakat tersebut.
9. Kebudayaan berfungsi untuk dapat meningkatkan kemantapan pada sistem sosial di masyarakat.
10. Kebudayaan bertindak sebagai sebuah mekanisme sebagai pembuat makna maupun kendali yang dapat
menuntun dan membentuk sikap dan perilaku individu.
C . PERILAKU MENYIMPANG
Penyimpangan adalah suatu pelanggaran dari suatu norma sosial.4 Norma dalam hal ini adalah suatu
standar bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh warga masyarakat yang pada suatu keadaan
tertentu. Pelanggaran-pelanggaran terhadap norma seringkali diberi sanksi oleh penonton sosialnya.
Sanksi-sanksi tersebut merupakan tekanan dari sebagian besar anggota masyarakat yang merasa
konform dengan norma- norma tersebut. Ada dua konsepsi umum tentang norma pertama, sebagai
suatu evaluasi atau penilaian dari tingkah laku, yaitu penilaian terhadap perilaku yang dianggap baik
atau tidak seharusnya terjadi. Kedua, sebagai tingkah laku yang diharapkan ,yaitu menunjuk pada
aturan-aturan tingkah laku yang didasarkan pada kebiasaan atau adat istiadat masyarakat tertentu.

 Penyimpangan Perilaku Sosial

Penyimpangan Perilaku Sosial adalah tindakan atau perilaku yang menyimpang dari norma-norma ,
dimana tindakan-tindakan tersebut tidak disetujui atau dianggap tercela dan akan mendapatkan sanksi
negatif dari masyarakat.6 melihat pengalaman menyimpang seseorang dimulai dari penyimpangan-
penyimpangan kecil yang mungkin tidak di sadarinya, jenis penyimpangan semacam itu disebut dengan
Primary Deviance atau penyimpangan primer, penyimpangan jenis ini dilakukan seseorang dikala ia
belum memiliki konsep sebagai penyimpang atau tidak menyadari jika perilakunya menyimpang.

Penyimpangan yang lebih berat akan terjadi apabila seseorang sudah sampai pada tahap Secondary
Deviance atau penyimpangan sekunder yaitu suatu tindakan menyimpang yang berkembang ketika
perilaku dari si penyimpang itu mendapat penguatan melalui keterlibatanya dengan orang atau
kelompok yang juga menyimpang. Bentuk penyimpangan sekunder itu juga berasal dari hasil penguatan
penyimpangan primer.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan


Penyimpangan terhadap nilai dan norma dalam masyarakat disebut
dengandeviasi(deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan
disebut devian (deviant).
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan perilaku menyimpang. Bisa
karena faktor internal dari dalam dirinya dan juga faktor eksternal yang merupakan faktor yang
berasal dari lingkungan luar.

- Faktor internal bisa disebabkan karena seseorang itu merasa terkekang dan ingin hidup bebas
sehingga melakukan suatu hal atau tindakan diluar nilai dan norma yang dianut masyarakat
pada umumnya.

-faktor eksternal yang seringkali ditemukan sebagai suatu hal yang paling berpengaruh bagi
seseorang melakukan penyimpangan. Faktor eksternal itu biasanya berasal dari lingkungan.
Seorang anak yang beranjak dewasa akan

2. jenis-jenis penyimpangan

1. Penyimpangan primer
Penyimpangan primer merupakan orang yang melakukan penyimpangan tetapi masih bisa diterima oleh masyarakat
dan penyimpangan tersebut bersifat sementar.
2. Penyimpangan sekunder
Penyimpangan sekunder adalah penyimpangan yang dilakukan tidak hanya sekali atau berulang ulang.
Berdasarkan sifatnya, penyimpangan dibagi menjadi dua:
1. Penyimpangan positif
Penyimpangan positif adalah penyimpangan yang tertuju pada nilai-nilai sosial, tetapi cara yang dilakukan
menjadikan menyimpang dari norma-norma yang berlaku.

2. Penyimpangan negatif
Penyimpangan negatif adalah Tindakan yang cenderung mengarah ke nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan
selalu berakibat buruk.

3. penyimpangan menurut para ahli

James W. Van der Zanden: Perilaku menyimpang adalah tindakan yang dilakukan oleh sejumlah orang dan
dianggap sebagai hal yang tercela.

· Bruce J Cohen: Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan
kehendak masyarakat.

· Ronald A Hordert: Penyimpangan sosial adalah setiap tindakan yang melanggar keinginan-keinginan bersama
sehingga dianggap menodai kepribadian kelompok yang akhirnya pelaku dikenai sanksi.

· Robert M. Z. Lawang: Penyimpangan berarti tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam
suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang
atau abnormal tersebut.

· G. Kartasapoetra: Perilaku yang diekspresikan oleh seseorang atau sekelompok orang yang secara sadar atau
tidak sadar tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku dan diterima oleh sebagian besar anggota
masyarakat disebut penyimpangan sosial.

3. teori penyimpanggan

1. , Teori Differential Association. Dilansir dari gurupendidikan.co.id, teori ini menjelaskan bahwa penyimpangan
sosial bersumber pada pergaulan yang berbeda yang terjadi melalui proses alih budaya.

2. Teori Labeling. Menurut teori ini seseorang menjadi menyimpang karena proses Labeling, pemberian julukan, cap,
etiket dan merek yang diberikan masyarakat secara menyimpang sehingga menyebabkan seseorang melakukan
penyimpangan sosial.

3. Teori Merton. Teori penyimpangan ini bersumber dari struktur sosial. Menurut Merton terjadinya perilaku
menyimpang itu sebagai bentuk adaptasi terhadap situasi tertentu.

4. Teori Fungsi Durkheim. Bahwa kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak mungkin terjadi karena setiap
orang berbeda satu sama lainnya tergantung faktor keturunan, lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Menurut
Durkheim kejahatan itu perlu, agar moralitas dan hukum itu berkembang secara formal.
Teori konflik. Karl Mark, mengemukakan bahwa kejahatan erat terkait dengan perkembangan kapitalisme. Menurut
teori ini apa yang merupakan perilaku menyimpang hanya dalam pandangan kelas yang berkuasa untuk melindungi
kepentingan mereka.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teori ini dapat digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan mempertimbangkan aspek budaya,
nilai-nilai, norma dan agama.
2. Teori ini dapat digunakan untuk melengkapi teori konseptual yang lain dalam praktik asuhan keperawatan.
3. dapat memahami dan mengerti kebudayaan yang ada dalam keperawatan.
4. dapat mengerti pelaksanan keperawatan

B. Saran
Makalah yang kami buat belum sempurna, jadi apabila terdapat kesalahan yang kami buat karena itu kami meminta
pada pembaca agar menggali lebih banyak referensi mengenai culture care sunrise model dari Leininger ini, karena
bagi perawat sangatlah di perlukan wawasan mengenai kultur sebelum memberikan asuhan kepada klien. Sekian
dari kami, sekali lagi semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Barbacsy, I. (2011). Physical activity and postpartum functional status in primiparous women,
Queens University kingston, Ontario, Canada (September, 2011)
Bani, S, (2011). The effect of continous and interrupted episiotomy repair on pain severity and
rate of perincal
Canavan (2012). Third and four degree perincal lacerations. Hand Book of Perincal Lacerations

Anda mungkin juga menyukai