Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN MORAL DIDALAM MASYARAKAT PEDESAAN

Mata Kuliah : Pendidikan Nilai dan Moral


Kode Mata Kuliah : KPD620201
SKS : 3 SKS
Kelas : 3/E
Dosen Pengampu : 1. Drs. Rapani, M.Pd
2. Hariyanto, S.Pd, M.Div

Disusun Oleh:
1. Dhoa Natalia Pasaribu (2253053023)
2. Fharaz Ananda (2213053063)
3. Sisnawati (2213053244)
4. Iqbal Rizki Lamondo (2213053125)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
makalah dengan judul “Pendidikan Moral Didalam Masyarakat Pedesaan” dapat di selesaikan
dengan tepat waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan. Kami banyak
mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan makalah ini.

Pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs.Rapani, M.Pd dan Bapak Hariyanto, S.Pd. M.Div Selaku dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Pendidikan

2. Orang tua yang telah memberikan doa dan semangat.

3. Rekan-rekan mahasiswa yang lebih banyak memeberikan masukan untuk makalah ini.

Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman kami. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 29 Oktokber 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Moral Didalam Masyarakat Pedesaan ........................................................ 2
2.2 Karakteristik Masyarakat Pedesaan ............................................................................. 2
2.3 Nilai Moral Dalam Masyarakat Pedesaan .................................................................... 5
BAB III PENUTUP
1.3 Kesimpulan ................................................................................................................... 8
1.4 Saran ............................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis perkembangan moral anak semakin lama semakin buruk, ditunjukkan dari maraknya
berita di berbagai media massa tentang banyaknya kasus penyimpangan moral di kalangan
anak dan remaja. Misalnya perilaku seks di luar nikah, aksi kekerasan di sekolah, tawuran,
pencurian, penembakan, pembunuhan, dan sebagainya. Adanya tindak kekerasan dan gejolak
dalam masyarakat modern dewasa ini terutama disebabkan oleh tingkat pencerdasan
perasaan/moral yang sangat rendah.
Dalam tataran empiris, perilaku moral peserta didik di Indonesia merupakan salah satu
masalah penting yang perlu selalu mendapat perhatian. Sejalan dengan perkembangan zaman
dan kemajuan teknologi. Masalah anak-anak menjadi semakin kompleks seperti pergaulan
bebas, narkoba, pornografi, dan agresivitas. Terjadinya tindak kriminal yang dilakukan oleh
anak-anak sekolah merupakan realitas yang menunjukkan dekadensi moral dalam masyarakat
kita.
Mutrofin dalam Republika, 1 Mei 1999 menyatakan bahwa alumni pendidikan sekarang ini
menjadi setengah robot dan setengahnya lagi manusia. Diajak mengamuk siap mengamuk dan
diajak merusak bersedia merusak. Dekadensi moral yang sudah merajalela di kalangan peserta
didik di Indonesia juga mendapat perhatian dari Mendikbud Sudarsono. Menurutnya
pendidikan akhlak perlu ditekankan pada generasi muda lewat bangku sekolah karena faktor
ini cukup menentukan dalam membentuk perilaku bangsa di masa depan. Perilaku-perilaku
negatif yang tergambar dari peristiwa tawuran dan murid meneror guru yang berkembang
belakangan ini adalah cerminan dari lemahnya akhlak generasi muda. Berdasarkan pemaparan
masalah di atas penulis tertarik untuk membtuat maklah yang berjudul Pendidikan moral
didalam masyarakat pedesaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian masyarakat pedesaan?
2. Apa karakteristik masyarakat pedesaan?
3. Nilai moral apa saya yang ada dalam masyarakat pedesaan?

1.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masyarakat pedesaan
2. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat pedesaan
3. Untuk mengetahui nilai moral apa saja yang ada dalam masyarakat pedesaan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Moral Didalam Masyarakat Pedesaan


Moral adalah seperangkat prinsip, nilai, dan aturan yang memandu tindakan dan perilaku
individu dalam masyarakat. Moral membantu masyarakat mempertahankan ketertiban dan
keadilan, memberikan kerangka kerja bagi hukum dan norma sosial yang mengatur perilaku
anggota masyarakat. Tanpa moral, masyarakat bisa mengalami kekacauan, ketidak setujuan
yang berkelanjutan, dan konflik. Di pedesaan, nilai-nilai moral yang dianut oleh masyarakat
dapat berbeda-beda tergantung pada budaya dan adat istiadat yang berkembang di daerah
tersebut. Misalnya, di Gunungkidul terdapat tradisi Merti Desa yang menjadi cerminan contoh
masyarakat yang memiliki kepribadian nilai moral religius, disiplin, toleransi, dan tanggung
jawab.
Pendidikan nilai moral merupakan pendidikan yang mengajarkan tentang etika dan perilaku
yang mencerminkan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang memiliki
moralitas yang tinggi, perlu melestarikan budaya tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang
karena melalui media tersebut kita dapat belajar tentang nilai-nilai moral melalui pentingnya
arti kehidupan, pentingnya toleransi, dan pentingnya tanggung jawab
Masyarakat dalam arti yang luas adalah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh
suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Desa memiliki arti yaitu kesatuan wilayah yang
dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh
kepala desa); kelompok rumah di luar kota yang merupakan suatu kesatuan. Dari kedua
pengertian tersebut maka masyarakat desa adalah masyarakat yang penduduknya mempunyai
mata pencaharian utama dalam sektor bercocok tanam, perikanan, peternakan, atau gabungan
dari kesemuanya itu, dan yang sistem budaya dan sistem sosialnya mendukung mata
pencaharian itu.
Dari konsep tersebut kita bisa memahami bahwa masyarakat desa memiliki bentuk mata
pencaharian yang secara garis besar adalah bertani, beternak, nelayan, atau bisa gabungan dari
kesemuanya seperti berdagang. Masyarakat desa hidup dengan berasaskan budaya yang
melingkupinya. Sehingga tidak heran jika dari masyarakat desa kita banyak menemukan
budaya-budaya yang luar biasa banyaknya.

2.2 Karakteristik Masyarakat Pedesaan


Masyarakat desa memiliki karakteristik umum yang sangat mudah dikenali.
Karakteristik yang melekat dalam diri mereka merupakan sesuatu yang terkait dengan etika
dan budaya yang mereka miliki. Berikut ini beberapa karakteristik yang dapat kita temui
dari masyarakat desa:

2
1. Sederhana
Sebagian bersar masyarakat yang tinggal di desa hidup dalam balutan kesederhanaan.
Mereka memang terbiasa dengan hidup yang sederhana. Secara umum, ada dua hal
mengapa mereka berperilaku sederhana,
a. Secara ekonomi memang mereka dalam kondisi menengah ke bawah (meskipun tidak
semua).
b. Secara budaya memang mereka tidak mau atau tidak senang menyombongkan diri
akan apa yang mereka miliki.

2. Mudah curiga
Dalam masyarakat desa biasanya mereka mudah curiga terhadap beberapa hal
misalnya;
a. Hal-hal baru yang ada di luar dirinya dan belum dipahami.
b. Seseorang atau kelompok komunitas yang dianggap asing
3. Menjunjung tinggi nilai unggah ungguh
Seseorang atau kelompok komunitas yang dianggap asing. Sebagai ciri dari orang
timur, maka orang-orang desa yang masih kental dengan adat dan budaya sangat
menjunjung
tinggi nilai-nilai kesopanan atau biasa disebut dengan unggah-ungguh. Sikap ini bisa di
lakukan seperti ketika;
a. Bertemu dengan tetangga atau warga lain
b Berhadapan dengan
c. Berhadapan dengan orang yang lebih tua atau yang dituakan
d. Berhadapan dengan orang yang lebih mampu secara ekonomi
e. Berhadapan dengan orang yang tingkat pendidikannya lebih tinggi
4. Guyub, kekeluargaan
Karakteristik ini menjadi sangat khas bagi masyarakat desa karena dengan ini mereka
memiliki suasana kekeluargaan dan persaudaraan yang mendarah daging.
5. Lugas
Masyarakat desa biasanya berbicara dengan apa adanya. Mereka terkadang berbicara
dengan sangat transparan, karena memang tidak memiliki tujuan untuk menyakiti.
Namun ucapan kejujuran itu biasanya menjadi sesuatu yang biasa dan dapat ditemukan.
6. Tertutup

3
dalam hal keuangan Masyarakat desa memiliki karakter yang tertutup soal keuangan.
Biasanya mereka akan merespon orang-orang
yang bertanya mengenai kondisi keuangannya dengan"kira-kira". Kira-kira yang
disampaikan pun biasanya sedikit berbeda dengan yang mereka miliki sepenuhnya.
Apalagi jika mereka ditanya oleh orang-orang luar, misalnya orang yang sedang
melakukan penelitian.
7. Perasaan minder terhadap orang kota
Salah satu karakteristik yang muncul dari masyarakat desa baik secara langsung
maupun tidak langsung ketika bertemu atau bergaul dengan rang kota, mereka akan
merasakan minder yang cukup besar. Biasanya mereka cenderung pasif dan tidak
banyak berbicara ketika berhubungan dengan orang kota.
8. Menghargai orang lain
Masyarakat yang tinggal di desa benar-benar memperhitungkan kebaikan orang lain
yang pernah mereka terima. Hal itu menjadi sebuah patokan bagi mereka untuk
membalas budi yang sebaik-baiknya. Balas budi ini memang kadang tidak selalu dalam
wujud uang atau materi namun dalam bentuk menghargai atau disebut dengan istilah
ngajeni.
9. Jika diberi janji, akan selalu diingat
Masyarakat desa adalah masyarakat yang memang selalu mengingat hal-hal kecil
maupun besar. Salah satunya adalah janji yang pernah diucapkan oleh seseorang atau
suatu komunitas terhadap dirinya maupun kelompoknya. Kadang ucapan itu sudah
bertahun-tahun lamanya, tapi mereka tetap saja mengingatnya jika memang tidak
terealisasi. Terutama janji akan program pembangunan desa. Hal itu jika memang tidak
dilakukan akan selalu diinggat dan menjadi trauma bagi masyarakat desa terhadap
seseorang atau kelompok tersebut.
10. Suka gotong royong
Salah satu karakteristik masyarakat desa hampir di seluruh Indonesia mereka memiliki
perilaku suka gotong royong. Sekalipun berbeda-beda namanya. Intinya, mereka akan
melakukan bahu membahu dalam meringankan beban tetangganya. Mereka tidak
memperhitungkan materi, tenaga, maupun waktu dan pikiran.
11. Demokratis
Dengan adanya perubahan struktur desa pengambilan keputusan biasanya didasarkan
melalui musyawarah atau mufakat. Sehingga ketika ada perubahaan struktur organisasi
dari lingkup paling besar semua didasarkan asas demokrasi dan musyawarah.

4
12. Religius
Masyarakat pedesaan dikenal dengan orang yang religius. Dalam keseharian mereka
taat menjalankan ibadah agamanya. Secara kolektif bahkan mereka mengaktualisasi
diri dalam kegiatan budaya dengan nuansa keagamaan.

2.3 Nilai Moral Dalam Masyarakat Pedesaan

1. Menghargai dan menghormati orang yang lebih tua


Menghargai orang yang lebih tua biasanya adalah hal yang lumrah di
masyarakat desa. Kebanyakan dari kita memahami bagaimana posisi antara orang yang
lebih tua dan yang lebih muda. Menghargai orang tua tidak didasarkan pada aspek lebih
terpandang, lebih kaya, lebih pandai, lebih beriman, dan lain sebagainya. Sikap atau
perilaku menghargai dan menghormati orang yang lebih tua merupakan salah satu
bentuk ajaran yang memang sudah dianjurkan. Anjuran ini biasanya didapatkan dari
nilai religius atau keagamaan Menghargai orang yang lebih tua dapat ditunjukkan
dengan beberapa hal seperti:
a. Memanggil dengan sebutan yang baik
di masyarakat desa biasanya kita akan menemukan banyak orang atau anak
muda tidak menyebut atau memanggil nama pada orang yang lebih tua. Mereka akan
menggunakan panggilan yang baik sebagai bentuk menghargai orang lain. Contohnya
adalah kita sering mendengar anak muda yang ada di desa dan memiliki bbackground
Jawa akan memanggil dengan sebutan Mbak, Mas, Budhe, Pakde, Bulik, Paklik,
Simbah, dan lain sebagainya. Biasanya mereka tidak membeda-bedakan. Dalam arti,
siapapun yang mereka temui baik itu keluarga atau bukan mereka akan memanggil
dengan bentuk sapaan. Sehingga terkesan lebih sopan.
b. Mendengarkan ketika diajak berbicara
Salah satu nilai yang diajarkan dalam masyarakat desa adalah kita harus mau
mendengakan ketika diajak berbicara. Duduk dengan baik, dan mendengarkan dengan
seksama tanpa menyela ketika orang lain berbicara. Dalam kehidupan di masyarakat
desa, kita setiap hari akan berinteraksi dengan tetangga atau orang lain. Biasanya, kita
akan diajak berbicara, sekalipun untuk hal-hal yang tidak begitu penting untuk kita.
Namun, sekalipun topik pembicaraan yang diutarakan kurang penting atau tidak
penting kita tetap bisa berupaya untuk mendengarkan mereka yang mengajak kita
berbicara. Setidaknya, kita memberi ruang bagi diri sendiri untuk bisa menghargai
orang lain yang lebih tua dari kita.

2. Menjaga nama baik keluarga


Sebagai bagian dari masyarakat desa yang hidup bertetangga dan diatur dengan
tata aturan masyarakat, maka menjaga nama baik keluarga menjadi salah satu nilai yang
memang diajarkan dalam masyarakat desa. Menjaga nama baik keluarga biasanya

5
diringi dengan perilaku dan tindak tanduk. Ada beberapa hal yang harus dipahami dari
nilai ini seperti perilaku tidak keluar malam setelah lewat beduk maghrib, tidak
menggunakan pakaian-pakaian yang terkesan kurang bahan, beribadah ke tempat
ibadah dengan rutin, dan banyak lagi yang lainnya. Berdasarkan hal itu, maka dapat
dipahami bahwa menjaga nama baik keluarga merupakan salah satu nilai yang
diajarkan dalam masyarakat desa karena mereka hidup berdampingan dengan warga
masyarakat yang lainnya.

3. Mematuhi nasihat orang tua


Perilaku mematuhi nasihat orang tua merupakan salah satu nilai yang diajarkan
masyarakat desa. Kadang, tidak hanya orang tua (ayah atau ibu) yang memberikan
pemahaman tentang nilai ini, namun para tetangga atau orang tua yang lain juga kerap
mengingatkan bagaimana semestinya jika kita diberi nasihat oleh orang tua. Mematuhi
nasihat orang tua menandakan bahwa kita memiliki perilaku yang baik. Nasihat biasanya
berupa pesan baik yang disampaikan dari orang tua terhadap anak. Untuk itu perlu
dipahami bahwa maksud dan tujuan dari adanya orang tua memberikan nasihat adalah
karena mereka ingin anaknya mendapat atau meraih sesuatu yang baik di kemudian hari
maupun hari ini.

4. Berbicara Sopan
Dalam acara apapun dan di manapun, ketika kita berada di lingkup masyarakat kita harus
memahami bagaiamana tata aturan berbicara di masyarakat. Bahasa yang kita gunakan
harus dipilih dengan baik, disampaikan dengan jelas, dan sopan. Jika kita berada di
lingkungan Jawa maka kita bisa menggunakan krama alus untuk berbicara dalam sehari-
hari. Nilai ini diajarkan oleh orang tua atau masyarakat sejak kita kecil.

5. Gotong-royong
Semangat tolong-menolong antarwarga dalam kegiatan sehari-hari, seperti membantu
tetangga dalam panen atau memperbaiki rumah.

6. Keterikatan Keluarga
Keterlibatan dan perhatian yang kuat terhadap anggota keluarga, seperti merawat orang
tua dan anak-anak dengan baik.

7. Norma Agama
Kebanyakan masyarakat pedesaan memiliki keyakinan agama yang kuat, yang
memengaruhi perilaku moral dan etika sehari-hari

8. Kesederhanaan
Biasanya, masyarakat pedesaan cenderung hidup sederhana dan menghargai hal-hal
yang sederhana dalam kehidupan.

9. Hormat terhadap Tradisi dan Adat


Menghormati tradisi dan adat istiadat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

6
10. Kebersamaan
Masyarakat pedesaan sering memiliki rasa kebersamaan yang erat, yang mendorong
solidaritas dan persatuan di antara mereka.

11. Menghormati Alam


Ketergantungan pada pertanian dan alam sering kali menghasilkan rasa hormat
terhadap alam dan lingkungan

7
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pendekatan dalam Pendidikan moral dipedesaan berkaitan dengan bagaimana cara
menyampaikan nilai nilai moral tersebut kepada peserta didik. Dalam pendidikan nilai
moral dalam pedesaan ada beberapa metode, baik metode langsung maupun tidak langsung.
Metode langsung mulai dengan penentuan perilaku yang dinilai baik sebagai upaya
indoktrinasi berbagai ajaran. Metode tidak langsung tidak dimulai dengan menentukan
perilaku yang diinginkan, tetapi dengan menciptakan situasi yang memungkinkan perilaku
yang baik dapat dipraktikkan.

3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan pada teman teman calon guru agar dapat
meningkatkan kepahaman nilai moral pada masyarakan pedesaan guna meningkatkan
kompetensi guru yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hatu, R. (2011). Perubahan Sosial Kultural Masyrakat Pedesaan (Suatu tinjauan teoritik-
empirik). Jurnal Inovasi, 8(04).

Indy R, W. F., & Kandowangko, N. (2019). Peran Pendidikan Dalam Proses Perubahan Sosial
Di Desa Tamaluntung Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara. HOLISTIK,
Journal Of Social And Culture.

Rahman, K. &. (2021). Penanaman Moralitas Peserta Didik di Pelosok Desa Paseban Melalui
Komunikasi Interpersonal. Studi Deskriptif. SOCIAL: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 121-
130.

Anda mungkin juga menyukai