Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


AGAMA DAN RUANG LINGKUPNYA

DISUSUN OLEH :

Nama : Muhammad Tri Sutrisno


Nim : 2002250012
Kelas : RS1A

DOSEN PENGAMPU
Madi Apriadi,S.Pd.I., M.Pd.

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TRIDINANTI

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia


nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “
Agama Dan Ruang LIngkupnya” disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah PAI Bapak
Madi Apriadi, S.Pd.I., M.Pd.

Makalah ini berisi tentang Fungsi dan tujuan


Beragama dalam kehidupan manusia. Dalam
penyusunannya penulis melakukan observasi dan
mengamati baik dari lingkungan sekitar dan website
yang membahas tentang pentingnya beragama, Oleh
karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih
atas segala dukungan yang diberikan untuk
menyelesaikan makalah ini.

Begitulah yang bisa sampaikan, kami berharap


supaya makalah ini bisa berguna kepada setiap
pembaca. Kami memohon kritik dan saran untuk
makalah ini, karena kami menyadari dengan sangat,
bahwa makalah yang kami tulis ini masih banyak
kekurangannya.

Palembang, September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………..iii

BAB 1…………………………PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG…………………………1


1.2 RUMUSAN MASALAH………………………2
1.3 TUJUAN……………………………………….3

BAB 2………………………….PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AGAMA ISLAM DAN RUANG LINGKUP AJARANNYA

2.2 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2.3 RUANG LINGKUPNYA

BAB 3………………………….PENUTUP

3.1 KESIMPULAN…………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA……………………………………….
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama memiliki peran yang amat penting dalam
kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu
dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa
pentingnya peran agama bagi kehidupan umat
manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam
kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan,
yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan


potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak
mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai
perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan
potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman,
dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta
pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
individual ataupun kolektif kemasyarakatan.
Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya
bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang
dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti


tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia
dengan visi untuk mewujudkan manusia yang
bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia,
serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang
jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai,
disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun
sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya
standar kompetesi sesuai dengan jenjang
persekolahan yang secara nasional ditandai dengan
ciri-ciri:

1. lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secata


utuh selain penguasaaan materi;
2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber
daya pendidikan yang tersedia;
3. memberikan kebebasan yang lebih luas kepada
pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi
dan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
dan ketersedian sumber daya pendidikan.
1.2 Tujuan
Pendidikan Agama Islam di SD/MI bertujuan untuk:
1. menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada
Allah SWT;
2. mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama
dan berakhlak mulia yaitu manusia yang
berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh),
menjaga keharmonisan secara personal dan sosial
serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AGAMA ISLAM DAN RUANG
LINGKUP AJARANNYA
Kehidupan beragama pada dasarnya merupakan
kepercayaan terhadap keyakinan adanya kekuatan
ghaib, luar biasa atau supranatural yang berpengaruh
terhadap kehidupan individu dan masyarakat, bahkan
terhadap segala gejala alam. Kepercayaan beragama
yang bertolak dari kekuatan ghaib ini tampak aneh,
tidak alamiah dan tidak rasional dalam pandangan
individu dan masyarakat modern yang terlalu
dipengaruhi oleh pandangan bahwa sesuatu diyakini
kalau konkret, rasional, alamiah atau terbukti secara
empiric dan ilmiah.

Ketergantungan masyarakat dan individu pada


keuatan ghaib ditemukan dari zaman purba sampai ke
zaman moden ini, kepercayaan itu diyakini
kebenarannya sehingga ia menjadi kepercayaan
keagamaan atau kepercayaan religius. Kepercayaan
terhadap sucinya sesuatu itu dinamakan dalam
antropologi dan sosiologi agama dengan mempercayai
sifat sacral pada sesuatu itu, mempercayai sesuatu
sebagai yang suci atau sacral juga cirri khas
kehidupan beragama, adanya aturan kehidupan yang
dipercayai berasal dari Tuhan juga termasuk
kehidupan beragama.
Semuanyainimenunjukanbahwakehidupanberagamaa
nehtapinyata, danmerupakangejala universal,
ditemukan di manadankapan pun
dalamkehidupanindividudanmasyarakat.

Beragama sebagai gejala universal masyarakat


manusia juga diakui oleh Begrson (1859-1941),
pemikir prancis.Ia menulis bahwa kita menemukan
masyarakat manusia tanpa sains, senidan filsafat,
tetapi tidak pernah ada masyarakat tanpa agama (El-
Ehwani dalam sharif, 1963:556).

Di samping universal, kehidupan beragama di zaman


modern ini sudah demikian kompleks.Banyak macam
agama yang dianut mamusia dewasa ini.Aliran
kepercayaan,aliran kebatinan, aliran pemujaan atau
yang dikenal dalam ilmu social dengan istilah
occultisme juga banyak ditemukan di kalangan
masyarakat modern.Kehidupan beragama dewasa ini
ada yang dijadikan tempat penyejuk jiwa dan pelarian
dari hiruk pikuk ekonomi dan social politik sehari-hari,
ada pula yang dijadikan sumber motivasi untuk
mencapai kehidupan ekonomidan social politik, di
samping itu kehidupan beragamapunya pengaruh
terhadap aspek kehidupan yang lain.
Agama atau minimal pendekatan keagamaan adalah
cara yang efektif dalam membentukkepribadian dan
kebudayaan, baik beragama sebagai system social
budaya atau sebagai subsistem yang universal
sebagaiti pepenampilan serta penghayatannya
dikalangan kelompok-kelompok masyarakat, terdapat
perbedaan kehidupan beragama di kalangan
masyarakat primitive dan masyarakat modern. Dalam
masyarakat primitive, kehidupan beragama tidak dapat
dipisahkan dari aspek kehidupan lain; beragama dan
kegiatan sehari-hari menyatu. Beragama merupakan
sistam social budaya.Dalam masyarakat modern,
kehidupan beragama hanya salah satu aspek dari
kehidupan sehari-hari.

Geertz mengungkap betapa kompleks dan


mendalamnya kehidupan beragama.Agama tampak
tumpang tindih dengan kebudayaan (Geertz
1992).Kemudian komplek sitas dan luasnya ruang
lingkup ajaran agama dapat dilihat dalam ajaran islam.
Sebagai agama wahyu yang terakhir,
islamadalahajaran yang komprehensif dan terpadu,
yaitu mencakup bidang ibadat, perkawinan, waris,
ekonomi, politik, hubungan internasional, dan
seterusnya.
Namun dalam fenomena social budaya, dalam
kehidupan umat islam di zaman modern ini, kehidupan
beragama menjadi menciut dalam aspek kecil dan
kehidupan sehari-hari, yaitu yang berhubungan
dengan yang ghaib dan ritual saja. Kehidupan
beragama umat islam dewasa ini menjadi subsistem
social budayanya. Fenomena penciutan beragama ini
karena pengaruh budaya modernisme dan
sekularisme.

2.2 Pendidikan Agama Islam


Islam diturunkan sebagai rahmatanlil ‘alamin.Untuk itu,
makadiutuslahRasulullah SAW untuk memperbaiki
manusia melalui pendidikan.Pendidikanlah yang
mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu
orang-orang yang berilmu.

Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang


mampu melanjutkan warisan berharga berupa
ketaqwaan kepada Allah SWT.Dengan pendidikan
yang baik, tentu akhlak manusia pun juga akan lebih
baik.

Tapi kenyataan dalam hidup ini, banyak orang yang


menggunakan akal dan kepintaraannya untuk
maksiat.Banyak orang yang pintar dan berpendidikan
justru akhlaknya lebih buruk disbanding dengan orang
yang tak pernah sekolah.

Hal itu terjadi karena ketidakseimbangannya ilmu


dunia dan akhirat.Ilmu pengetahuan dunia rasanya
kurang kalau belum dilengkapi dengan ilmu agama
atau akhirat. Orang yang berpengetahuan luas tapi
tidak tersentuh ilmu agama sama sekali, maka dia
akan sangat mudah terkena bujuk rayu syaitan untuk
merusak bumi, bahkan merusak sesame manusia
dengan berbagai tindak kejahatan.

Disinilah alas an mengapa ilmu agama sangat penting


dan hendaknya diajarkan sejak kecil.Kalau bisa, ilmu
agama ini lebih dulu diajarkan kepada anak sebelum
anak tersebut menerima ilmu dunia.Kebodohan adalah
salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya
Islam.Oleh karena itu, manusia membutuhkan terapi
agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh
Allah SWT

Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang


memberi manfaat dan berguna untuk menuntut kita
dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan
kita di dunia, agar tiap-tiap muslim jangan picik ; dan
agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan yang dapat membawa kemajuan
bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas yang
diridhai Allah swt.

Rasulullah SAW., bersabda :

‫ْض ٌة َع َلى ُكلِّمُسْ ل ٍِم‬


َ ‫َط َلبُ ْالع ِْل ِم َف ِري‬

“Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam”


(Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan
Ibnu Adi, dari Anas bin Malik).

2.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi
aspek-aspek sebagai berikut :

1. Al-Qur’an dan Hadits, meliputi cara menulis, membaca,


menghafal dan menterjemaahkan.
2. Aqidah, meliputi rukun iman.
3. Akhlak, meliputi mencontoh dan membiasakan
berperilaku terpuji serta menghindari perilaku tercela.
4. Fiqih, meliputi rukun islam, Thaharah, Shalat, Puasa,
zakat, dzikir dan berdo`a
5. Tarikh dan Kebudayaan Islam, meliputi Kisah-kisah
para nabi dan Shahabat.

Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan,


keselarasan, dan keserasian antara hubungan
manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia
dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan
diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam
sekitarnya.

Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan


manusia yang selalu berupaya menyempurnakan
iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun
peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya
dalam memajukan peradaban bangsa yang
bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh
dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan
perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat
baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun
global.

BAB III

PENUTUP
3.1 SIMPULAN
ü Perlunya keseimbangan antara ilmu dunia dengan
ilmu akhirat.

ü Pendidikan, termasuk Pendidikan Agama Islam


(PAI) merupakan salah satu jalan keluar untuk proses
penyeimbangan antara ilmu dunia dan ilmu akhirat.

ü Pendidikan Agama Islam menekankan


keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara
hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan
manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia
dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan
alam sekitarnya.

3.2 SARAN
Sesuatu yang
tidakbolehdilupakandalammempelajariPendidikan
Agama Islam (PAI)
ialahbahwaperananilmupembantusangatmenentukan
proses pembahasan.

DalampembicaraandanpembahasanmateriPendidikan
Agama Islam (PAI) sangatdiperlukanilmu-
ilmupembantu yang langsungberperan,
sepertiilmutatabahasa
Arab, ilmutafsir, ilmuhadits, tarikhtasyri’ilislamidanilmut
auhid. Tanpadibantuolehilmu-ilmutersebut,
pembahasanPendidikan Agama Islam (PAI)
tidakakanmenemuisasarannya.

Pendidikan Agama Islam (PAI) itu ialah suatu ilmu


yang sangat berguna dalam pengembangan
pelaksanaan syari’at (ajaran Islam). Dengan
mempelajari Pendidikan Agama Islam (PAI) orang
mengetahui bagaimana Akidah, Akhlaq, dan yang
lainnya itu diformulasikan dari sumbernya.Dengan itu
orang juga dapat memahami apa formulasi itu masih
dapat dipertahankan dalam mengikuti perkembangan
kemajuan ilmu pengetahuan sekarang; atau apakah
ada kemungkinan untuk direformulasikan ?.Dengan
demikian, orang juga dapat merumuskan hokum atau
penilaian terhadap kenyataan yang ditemuinya sehari-
hari dengan ajaran Islam yang bersifat universal itu.

Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode


pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi
dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan.
Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan
masyarakat sangat penting dalam mendukung
keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama
Islam.

DAFTAR PUSTAKA
Agus, Bustanuddin. 2006. Agama
dalam Kehidupan Masyarakat. Jakarta : PT. Raja
GrafindoPersada
Hadi saputra, Ihsan.
1981. Anjuranuntuk Menuntut Ilmu Pengetahuan Pendi
dikandan Pengalamannya. Surabaya ; Al – Ikhlas

Anda mungkin juga menyukai