DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
FAKULTAS TEKNIK
2019 / 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala ramatnya
kami dapat menyelesaikan makalah Pengertian Sosiologi Dan Ilmu Kesejahtraan Keluarga (IKK ) ini
dengan baik tepat pada waktunya.
Saat ini banyak diantara kita yang sudah ingin membina berkelurga namun masih belum
mengetahui cara mencapai keluarga yang sejahtera lahir dan batin. Dengan adanya makalah ini
kami harapkan para pembaca dapat memahami bagaimana kehidupan berkeluarga itu sendiri.
Terlepas dari semua itu,kami menyadri sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan bagi dunia pendidikan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………..……………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………3
A. Latar Belakang……………………………………...………………………………………3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………..………………………4
C. Tujuan………………………………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………5
1. Pengertian Sosiologi………………………………………………………………………..5
2. Pengertian IKK…………………………….……………………………………………….6
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..…15
B. Saran……………………………………………………………………………………….15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………....16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting
bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan.
SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada
hakikatnya,SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai
penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu.Dalam era global
ini, bangsa Indonesia masih menghadapi masalah dan tantangan yang sangat kompleks.Di
satu sisi, secara internal kita belum mampu sepenuhnya keluar dari krisismultidimensi yang
telah berlangsung sejak tahun 1997. Sementara di sisi lain, secara eksternal kita dihadapkan
pada realitas persaingan antar bangsa yang semakin keras dan kompetitif. Belajar dari negara-
negara maju yang memiliki sejarah yang sama yakni pernah mengalami krisis baik sosial
maupun ekonomi dan berhasil bangkit dari keterpurukannya, maka salah satu kuncinya
adalah faktor Sumber Daya manusia (SDM). Negara-negara di Asia Timur seperti Taiwan,
Hongkong, Korea Selatan, dan Jepang telah mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi dan
sosial akibat perang dan kemiskinan sumber daya alam, dalam waktu yang relatif singkat
karena tersedianya SDM dengan kualitas yang memadai. Bagaimana menciptakan SDM dan
generasi masa depan yang berkualitas, bukanlah persoalan yang sederhana dan mudah.
Dibutuhkan strategi yang tepat dengan program-program yang memiliki daya ungkit tinggi
dalam rangka meningkatkan kualitas SDM tersebut. Tinggi rendahnya kualitas SDM diukur
dengan Indeks Pembangunan Manusia ( IPM), yang indikator utamanya adalah tingkat
kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Guna mewujudkan tingkat kesehatan masyarakat yang baik, tingkat pendidikan yang
tinggi dan secara ekonomi memiliki peluang untuk memperoleh pendapatan yang memadai
hanya dapat dicapai apabila dimulai dari keluarga. Hal ini berawal dari bagaimana kondisi
kualitas suatu keluarga sebagai wahana pertama dan utama berkembangnya SDM. Keluarga
yang berkualitas tidak akan bisa dicapai begitu saja tanpa ada perencanaan yang baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Pengertian sosiologi
Sosiologi adalah ilmu sosial yang memiliki kajian terhadap berbagai bentuk
masalah-masalah sosial. Kajian dalam sosiologi ini dilakukan menggunakan metode-metode
sosiologi, selain itu juga peranan dan fungsinya dipergunakan untuk dapat mengtasi bergam
masalah-masalah sosial yang timbul akibat hancurnya keteraturan sosial dalam masyarakat.
Sosiologi Keluarga
Sosiologi keluarga merupakan gabungan dari dua istilah yaitu Sosiologi dan
Keluarga. Sosiologi memiliki arti ilmu tentang masyarakat sengankan Keluarga memiliki
arti unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal bersama pada satu tempat dalam kondisi yang saling
membutuhkan/ketergantungan.
Sosiologi keluarga adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang realitas sosiologis dari
interaksi, pola, bentuk, dan perubahan dalam keluarga. Pengaruh perubahan atau pergeseran
masyarakat terhadap keluarga dan pengaruh sistem dalam keluarga terhadap masyarakat
secara umum.
Studi ilmu sosiologi yang memberikan penjelasan mengenai realitas interaksi sosial,
pola, bentuk sosialisasi, dan beragam perubahan sosial yang berada dalam lembaga keluarga.
Sosiologi kelurga ini diartikan sebagai bentuk kajian mengenai hubungan-hubungan dalam
masyarakat, yang bisa berakibat diintegrasi keluarga atau sebalinya yakni, integrasi keluarga.
Kelurga dalam sosiologi memiliki peranan yang sangat penting, pasalnya dengan
keluarga yang baik individu akan mampu menghindari beragam kegiatan yang akan merusak
kesetabilan hubungan dalam masyarakat. Oleh karena itulah hal ini menjadi penyebab
pentingnya kelurga di cabang ilmu sendiri dalam sosiologi.
Adapun pengertian sosiologi keluarga menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Definisi sosiologi keluarga adalah studi pengetahuan yang fokus pada kajian interaksi
keluarga dalam perannya masing-masing, sehingga menimbulkan konsekuensi untuk
mempertahankan kebudayaan melalui lembaga terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga.
E.M. Duval
Arti sosiologi keluarga ialah ilmu pengethuan yang mengulas tentang aspek dan steep
by steep dalam kehidupan keluarga, yaitu dari fase pacaran (menjalin hubungan) dan
pemilihan jodoh, pembentukan keluarga (menikah) sampai memberikan fungsi keluarga
secara menyeluruh dalam perubahan sosial di masyarakat.
Sigmund Freud
Sosiologi keluarga dalam pandangan Freud adalah ilmu yang mempelajari tentang
terbentuknya keluarga karena adanya perkawinan pria dan wanita yang secara sah di mata
hukum agama serta negara memlakukan peranannya untuk pembentukan generasi dengan
perkawainan.
Pengertian Keluarga
Suatu unit sosial terkecil dalam masyarakat yang anggota-anggotanya terikat oleh
adanya hubungan. Perkawinan yang diatur oleh undang-undang serta hubungan darah (anak
kandung) atau ( anak adopsi) dan mengabdi dirinya kepada usaha untuk mencapai tujuan
bersama untuk kelangsungan hidup yang dilandasi rasa cinta kasih dan sayang seta tanggung
jawab.
Kata keluarga dapat diambil kefahaman sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat,
atau suatu organisasi bio-psiko-sosio-spiritual dimana anggota keluarga terkait dalam suatu
ikatan khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukan ikatan yang sifatnya
statis dan membelenggu dengan saling menjaga keharmonisan hubungan satu dengan yang
lain atau hubungan silaturrahim. Sementara satu keluarga dalam bahasa Arab adalahal Usroh
yang berasal dari kata al-asru yang secara etimologis mampunyai arti ikatan. Al- Razi
mengatakan al-asru maknanya mengikat dengan tali, kemudian meluas menjadi segala
sesuatu yang diikat baik dengan tali atau yang lain.
Sebab keluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan
norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan
pribadi,keluarga dan masyarakat.
Adapun pengertian keluarga menurut para ahli, yaitu:
1. Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya
3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
4. Helvie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam
kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
5. Ny. Sri Rusmini, B.A. (1984)
Keluarga adalah suatu kesatuan yang anggota-anggotanya mengabdikan dirinya pada
kepentingan dan tujuan keluarga dengan rasa cinta dan kasih sayang, dimana anggota-
anggotanya berkewajiban tolong menolong dan berusaha mensukseskan tujuan keluarga serta
dimana anggota-anggotanya berhak mengeluarkan pendapatnya dan didengarkan
pendapatnya oleh anggota yang lain.
Pengertian Sejahtera
Suatu keadaan yang meliputi rasa aman, tentram lahir dan batin karena merasa sebagian besar
kebutuhan tercapai.
Keluaraga yang terbentuk berdasar atas perkawinan yang sah yang mampu memenuhi
kebutuhan spritual dan kebutuhan material.
Ilmu kesejahteraan keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan
keluarga, hal-hal yang mempengaruhi kehidupan keluarga, serta cara-cara memperbaiki
kehidupan keluarga, menuju ke arah kesejahteraan keluarga.
Corak atau bentuk kehidupan keluarga dalam menjalankan aktivitas tergantung dari dua
faktor, ialah :
1. Faktor lingkungan yang datang dari dalam, dimana faktor-faktor tersebut datang dari
keluarga sendiri. Misalnya sumber keluarga bertambah besar dari gaji,warisan, dan
sebagainya.
2. Faktor lingkungan yang datang dari luar, pengaruhnya faktor ini jelas terutama setelah
Indonesia lepas dari belenggu penjajahan. Misalnya kemajuan teknik di Indonesia (TV, dan
lain-lain)
Kebutuhan keluarga dibagi menjadi 5 golongan :
1. Kebutuhan Jasmaniah
2. Kebutuhan Kecerdasan
3. Kebutuhan Rasa
4. Kebutuhan Rohaniah
5. Kebutuhan Kemasyarakatan, yang dibagi lagi dalam 3 kebutuhan yang dirasakan oleh 3
manusia :
a. Acceptance ialah keinginan untuk diakui sebagai sesama.
b. Affection ialah keinginan untuk disukai oleh sesama.
c. Achievement ialah keinginan untuk dihargai oleh sesama.
Aktivitas atau segi-segi keluarga banyak ragamnya, tapi secara umum dibagi menjadi 10
aktivitas yaitu :
1. Hubungan intra dan antar keluarga
2. Membimbing anak
3. Makanan
4. Pakaian
5. Perumahan
6. Kesehatan
7. Keuangan
8. Tata Laksana Rumah Tangga
9. Keamanan Lahir Batin
10. Perencanaan Sehat
B. Bentuk Keluarga
Adapun bentuk-bentuk keluarga sebagaimana dijelaskan William J. Goode dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk, yaitu:
1. Keluarga nuklir (nuclear family) sekelompok keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
yang belum memisahkan diri membentuk keluarga tersendiri.
2. Keluarga luas (extentended family) yaitu keluarga yang terdiri dari semua orang yang
berketurunan dari kakek, nenek yang sama termasuk dari keturunan masing-masing istri dan
suami.
3. Keluarga pangkal (sistem family) yaitu jenis keluarga yang menggunakan sistem
pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua, seperti banyak terdapat di Eropa pada
zaman Feodal, para imigran Amerika Serikat, zaman Tokugawa di Jepang, seorang anak yang
paling tua bertanggungjawab terhadap adik-adiknya yang perempuan sampai ia menikah,
begitu pula terhadap saudara laki-laki yang lainnya.
4. Keluarga gabungan (joint family) yaitu keluarga yang terdiri dari orang-orang yang berhak
atas hasil milik keluarga, mereka antara lain saudara laki-laki pada setiap generasi, dan
sebagai tekanannya pada saudara laki-laki, sebab menurut adat Hindu, anak laki-laki sejak
lahirnya mempunyai hak atas kekayaan keluarganya.
6. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga
pada saat akhir pekan (week-end)
7. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah.
8. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar
mandi, televisi, telpon, dll)
9. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
2. NON-TRADISIONAL:
3. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama.
6. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa
telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya.
9. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara,
pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
10. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Untuk lebih jelasnya PKK di atas, akan diuraikan kata – kata yang terangkai dalam istilah
PKK.
A. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses bantuan ( bimbingan, pembinaan atau tuntunan )
kepada individu untuk mencapai suatu tujuan. Pendidikan pada anak bertujuan
membimbing anak menuju ke arah kedewasaan, seperti halnya yang dilakanakan di dalam
lingkungan keluarga. Anak yang waktu lahir dalam kandungan tidak berdaya, mendapat
bantuan berupa bimbingan dan perwatan dari orang tuanya atau anggota keluarga lainnya.
Setelah cukup usia untuk memasuki lembaga pendidikan formal, anak mendapat
pendidikan diluar pendidikan yang didapat di rumahnya, yaitu pendidikan dari guru –
guru di sekolah dan dari masyarakat sekitar. Ketiga lembaga pendidikan tersebut di atas
bersama – sama memberi pengaruh, pada pembentukan kepribadian anak.
Oleh karena itu, pendidikan dalam keluraga harus sejalan dengan pendidikan yang
diterima di sekolah, terutama dalam pengenalan norma – norma. Seorang pendidik di
rumah dalam melaksanakan proses pendidikannya harus selalu berpedoman pada tujuan
pendidikan di Indonesia ialah :
Membimbing warga Negara Indonesia menjadi manusia pancasila yang
berpribadi, berkesadaran akan ketuhanan YME, berkesadaran bermasyarakat
dan mampu membudayakan alam sekitarnya.
Hal – hal tertera di atas, merupakan tujuan pendidikan nasional, dan oleh
karena pendidikan nasional merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah, maka pendidikan dalam keluarga harus selalu
berpedoman pada hal – hal di atas tadi. Oleh karena itu, pendidikan di dalam keluarga
bukanlah pendidikan yang tidak memerlukan perhatian yang teliti tetapi justru para
pendidiknya harus memiliki bekal – bekal yang mantap, baik pengetahuan maupun
keterampilan dan kesadaran sebagai pendidik yang mendidik warga Negara yang
dalam proses penempatan pribadinya. Pendidikan dalam keluraga dalam bentuk
pendidikan informal berlaku seumur hidup. Para pendidiknya ialah yang terutama
adalah ibu, bapak dan anggota keluarga lainnya.
B. Kesejahteraan
Kesejahteraaan berasal dari kata sejahtera yakni suatu keadaan yang
menunjukkan hadirnya rasa aman dan makmur lahir dan batin dalam kehidupan orang
sebagai individu dan dalam kehidupan bersama. Kata makmur lahir dan batin,
menunjukkan bahwa kesejahteraan tersebut tidak saja menyangkut kemakmuran lahir,
tetapi juga kemakmuran bathin. Rasa aman dalam kehidupan seseorang dan dalam
kehidupan bersama, diperlukan dengan mutlak untuk merasa sejahtera.
Di dalam GBHN dinyatakan bahwa masyarakat maju adil dan makmur adalah
masyarakat Indonesia yang hidupnya berpedoman pada pancasila. Hidup dalam
keselarasan hubungan antara individu dengan tuhannya antara sesama manusia serta
lingkungan alamsekitarnya dan keselarasan antara cita – cita hidup di dunia dan
mengejar kabahagiaan di akhirat. Oleh karena itu, dalam mengajar kebahagiaan atau
kesejahteraan jangan hanya mengejar kemajuan lahiriah saja seperti sandang, pangan,
perumahan dan kesehatan. Akan tetapi, juga kepuasan bathin.
C. Keluarga
Menurut Mohammad Said, seorang tokoh pendidikan, keluraga adalah bentuk
golongan social yang terkecil, tetapi yang terpenting untuk kehidupan peorangan dan
keselamatan masyrakat dan Negara. Bentuk sosial yang terkecil ini berbentuk suatu
persekutuan hidup melalui suatu peraturan yang diatur oleh Undang – undang
Perkawinan Bab I Pasal 1, yang dinyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir
bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga ( rumah tangga ) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Seorang laki – laki dan seorang perempuan yang telah
mengucapkan akad nikah dan melakukan syarat – syarat lain yang diataur oleh
Undang – undang, membentuk dwi tunggal dalam persekutuan yang bernama kelurga.
Dari dwitunggal tersebut akan berkembang menjadi tri tunggal dan seterusnya dengan
lahirnya anak – anak.
Tujuan membentuk keluarga bahagia diatas, merupakan cermin bahwa
keluarga merupakan salah satu tempat hadirnya perasaan sejahtera dalam diri tiap
anggotanya. Untuk mencapai hal tersebut setiap anggota keluarga mempunyai dan
kewajiban.
Setelah menelaah uraian tentang pendidikan, kesejahteraan dan kelurga.
Jelaslah bahwa pengertian Pendidikan Kesejahteraan Keluarga inilah pendidikan yang
ditujukan kepada seluruh anggota keluraga dalam usaha membina suatu keluraga yang
sejahtera bagi seluruh anggotanya. Seperti telah dijelaskan pada uraian sebelum ini.
Sebagai kehidupan yang menunjang tercapainya kesejahteraan adalah :
Segi hubungan intern dan antara kelurga
Segi membimbing anak dalam keluarga
Segi makanan
Segi pakaian
Segi perumahan
Segi kesehatan
Segi keuangan
Segi tatalaksana rumah tangga
Segi kemanan lahir bathin
Segi perencanaan sehat
Segi – segi kehidupan di atas satu sama lain saling berkaitan yang satu
mempengaruhi yang lainnya.
A. Keimpulan
Sosiologi keluarga adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang realitas sosiologis
dari interaksi, pola, bentuk, dan perubahan dalam keluarga. Pengaruh perubahan atau
pergeseran masyarakat terhadap keluarga dan pengaruh sistem dalam keluarga
terhadap masyarakat secara umum.
B. Saran
Sebagai masyrakat Indonesia yang menjunjung nilai – nilai moral, maka sudah
sepantasnya kita mempelajari ilmi tentang keluraga. Karena keluarga merupakan sekolah
pertama bagi anak – anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/35572628/Makalah_Ilmu_Kesejahteraan_Keluarga
http://dosensosiologi.com/sosiologi-keluarga/
https://thelittleofmind.blogspot.com/2016/06/ilmu-kesejahteraan-keluarga.html
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131405892/penelitian/4.+
+Potensi+PKK+pada+Pengembangan+SDM.pdf