Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGERTIAN SOSIOLOGI DAN IKK

DOSEN : Dra. Hj. Asiani Abu, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

NUR WULAN (1928040022 )

NURUL HIJRIANAH ( 1928040005 )

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FAKULTAS TEKNIK

PENDIDIKAN KESEJAHTRAAN KELUARGA KELAS 01

2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala ramatnya
kami dapat menyelesaikan makalah Pengertian Sosiologi Dan Ilmu Kesejahtraan Keluarga (IKK ) ini
dengan baik tepat pada waktunya.

Saat ini banyak diantara kita yang sudah ingin membina berkelurga namun masih belum
mengetahui cara mencapai keluarga yang sejahtera lahir dan batin. Dengan adanya makalah ini
kami harapkan para pembaca dapat memahami bagaimana kehidupan berkeluarga itu sendiri.

Terlepas dari semua itu,kami menyadri sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan bagi dunia pendidikan.

Makassar, 01 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………..……………………………………………………………i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………3

A. Latar Belakang……………………………………...………………………………………3

B. Rumusan Masalah…………………………………………………..………………………4

C. Tujuan………………………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………5

1. Pengertian Sosiologi………………………………………………………………………..5

2. Pengertian IKK…………………………….……………………………………………….6

3. Arti Dan Tujuan PKK……………………………………………………………………...11

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………...15

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..…15

B. Saran……………………………………………………………………………………….15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………....16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting
bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan.
SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada
hakikatnya,SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai
penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu.Dalam era global
ini, bangsa Indonesia masih menghadapi masalah dan tantangan yang sangat kompleks.Di
satu sisi, secara internal kita belum mampu sepenuhnya keluar dari krisismultidimensi yang
telah berlangsung sejak tahun 1997. Sementara di sisi lain, secara eksternal kita dihadapkan
pada realitas persaingan antar bangsa yang semakin keras dan kompetitif. Belajar dari negara-
negara maju yang memiliki sejarah yang sama yakni pernah mengalami krisis baik sosial
maupun ekonomi dan berhasil bangkit dari keterpurukannya, maka salah satu kuncinya
adalah faktor Sumber Daya manusia (SDM). Negara-negara di Asia Timur seperti Taiwan,
Hongkong, Korea Selatan, dan Jepang telah mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi dan
sosial akibat perang dan kemiskinan sumber daya alam, dalam waktu yang relatif singkat
karena tersedianya SDM dengan kualitas yang memadai. Bagaimana menciptakan SDM dan
generasi masa depan yang berkualitas, bukanlah persoalan yang sederhana dan mudah.
Dibutuhkan strategi yang tepat dengan program-program yang memiliki daya ungkit tinggi
dalam rangka meningkatkan kualitas SDM tersebut. Tinggi rendahnya kualitas SDM diukur
dengan Indeks Pembangunan Manusia ( IPM), yang indikator utamanya adalah tingkat
kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Guna mewujudkan tingkat kesehatan masyarakat yang baik, tingkat pendidikan yang
tinggi dan secara ekonomi memiliki peluang untuk memperoleh pendapatan yang memadai
hanya dapat dicapai apabila dimulai dari keluarga. Hal ini berawal dari bagaimana kondisi
kualitas suatu keluarga sebagai wahana pertama dan utama berkembangnya SDM. Keluarga
yang berkualitas tidak akan bisa dicapai begitu saja tanpa ada perencanaan yang baik.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sosiologi ?

2. Apa pengertian Ilmu Kesejahtraan keluarga ( IKK ) ?

3. Apa arti dan tujuan PKK ?

C. Tujuan

Dapat mengetahui pengertian sosiologi, IKK, hubungan antara sosiologi dan


IKK, serta arti dantujuan PKK.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian sosiologi
Sosiologi adalah ilmu sosial yang memiliki kajian terhadap berbagai bentuk
masalah-masalah sosial. Kajian dalam sosiologi ini dilakukan menggunakan metode-metode
sosiologi, selain itu juga peranan dan fungsinya dipergunakan untuk dapat mengtasi bergam
masalah-masalah sosial yang timbul akibat hancurnya keteraturan sosial dalam masyarakat.

Sosiologi Keluarga

Sosiologi keluarga merupakan gabungan dari dua istilah yaitu Sosiologi dan
Keluarga. Sosiologi memiliki arti ilmu tentang masyarakat sengankan Keluarga memiliki
arti unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal bersama pada satu tempat dalam kondisi yang saling
membutuhkan/ketergantungan.

Pengertian Sosiologi Keluarga

Sosiologi keluarga adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang realitas sosiologis dari
interaksi, pola, bentuk, dan perubahan dalam keluarga. Pengaruh perubahan atau pergeseran
masyarakat terhadap keluarga dan pengaruh sistem dalam keluarga terhadap masyarakat
secara umum.

Studi ilmu sosiologi yang memberikan penjelasan mengenai realitas interaksi sosial,
pola, bentuk sosialisasi, dan beragam perubahan sosial yang berada dalam lembaga keluarga.
Sosiologi kelurga ini diartikan sebagai bentuk kajian mengenai hubungan-hubungan dalam
masyarakat, yang bisa berakibat diintegrasi keluarga atau sebalinya yakni, integrasi keluarga.

Kelurga dalam sosiologi memiliki peranan yang sangat penting, pasalnya dengan
keluarga yang baik individu akan mampu menghindari beragam kegiatan yang akan merusak
kesetabilan hubungan dalam masyarakat. Oleh karena itulah hal ini menjadi penyebab
pentingnya kelurga di cabang ilmu sendiri dalam sosiologi.

Pengertian Sosiologi Keluarga Menurut Para Ahli

Adapun pengertian sosiologi keluarga menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Salvicon dan Celis

Definisi sosiologi keluarga adalah studi pengetahuan yang fokus pada kajian interaksi
keluarga dalam perannya masing-masing, sehingga menimbulkan konsekuensi untuk
mempertahankan kebudayaan melalui lembaga terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga.
E.M. Duval

Arti sosiologi keluarga ialah ilmu pengethuan yang mengulas tentang aspek dan steep
by steep dalam kehidupan keluarga, yaitu dari fase pacaran (menjalin hubungan) dan
pemilihan jodoh, pembentukan keluarga (menikah) sampai memberikan fungsi keluarga
secara menyeluruh dalam perubahan sosial di masyarakat.

Sigmund Freud

Sosiologi keluarga dalam pandangan Freud adalah ilmu yang mempelajari tentang
terbentuknya keluarga karena adanya perkawinan pria dan wanita yang secara sah di mata
hukum agama serta negara memlakukan peranannya untuk pembentukan generasi dengan
perkawainan.

Dari beberapa penjelasan pengertian tentang sosiologi keluargar menurut beberapa


ahli di atas, maka bisa disimpulkan bahwa konsep dasar sosiologi keluarga ialah cabang studi
dalam sosiologi yang mengkaji perihal fenomena realitas dari interaksi, pola, bentuk, dan
perubahan dalam lembaga keluarga.

2. Pengertian Ilmu Kesejahtraan Keluarga

Pengertian Keluarga

Suatu unit sosial terkecil dalam masyarakat yang anggota-anggotanya terikat oleh
adanya hubungan. Perkawinan yang diatur oleh undang-undang serta hubungan darah (anak
kandung) atau ( anak adopsi) dan mengabdi dirinya kepada usaha untuk mencapai tujuan
bersama untuk kelangsungan hidup yang dilandasi rasa cinta kasih dan sayang seta tanggung
jawab.
Kata keluarga dapat diambil kefahaman sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat,
atau suatu organisasi bio-psiko-sosio-spiritual dimana anggota keluarga terkait dalam suatu
ikatan khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukan ikatan yang sifatnya
statis dan membelenggu dengan saling menjaga keharmonisan hubungan satu dengan yang
lain atau hubungan silaturrahim. Sementara satu keluarga dalam bahasa Arab adalahal Usroh
yang berasal dari kata al-asru yang secara etimologis mampunyai arti ikatan. Al- Razi
mengatakan al-asru maknanya mengikat dengan tali, kemudian meluas menjadi segala
sesuatu yang diikat baik dengan tali atau yang lain.
Sebab keluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan
norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan
pribadi,keluarga dan masyarakat.
Adapun pengertian keluarga menurut para ahli, yaitu:
1. Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya
3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
4. Helvie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam
kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
5. Ny. Sri Rusmini, B.A. (1984)
Keluarga adalah suatu kesatuan yang anggota-anggotanya mengabdikan dirinya pada
kepentingan dan tujuan keluarga dengan rasa cinta dan kasih sayang, dimana anggota-
anggotanya berkewajiban tolong menolong dan berusaha mensukseskan tujuan keluarga serta
dimana anggota-anggotanya berhak mengeluarkan pendapatnya dan didengarkan
pendapatnya oleh anggota yang lain.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:


1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan
satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial :
suami, istri, anak, kakak dan adik.
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

Pengertian Sejahtera

Suatu keadaan yang meliputi rasa aman, tentram lahir dan batin karena merasa sebagian besar
kebutuhan tercapai.

Pengertian Kesejahteraan Keluarga

Keluaraga yang terbentuk berdasar atas perkawinan yang sah yang mampu memenuhi
kebutuhan spritual dan kebutuhan material.
Ilmu kesejahteraan keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan
keluarga, hal-hal yang mempengaruhi kehidupan keluarga, serta cara-cara memperbaiki
kehidupan keluarga, menuju ke arah kesejahteraan keluarga.

Corak atau bentuk kehidupan keluarga dalam menjalankan aktivitas tergantung dari dua
faktor, ialah :

1. Faktor Kebutuhan (needs) yang dirasakan oleh keluarga tersebut.


2. Faktor sumber (sources) material dan cultural yang dimiliki dan dapat digali untuk
mencapaitujuannya.

Faktor lingkungan dalam kesejahteraan keluarga ada 2 golongan, yaitu :

1. Faktor lingkungan yang datang dari dalam, dimana faktor-faktor tersebut datang dari
keluarga sendiri. Misalnya sumber keluarga bertambah besar dari gaji,warisan, dan
sebagainya.
2. Faktor lingkungan yang datang dari luar, pengaruhnya faktor ini jelas terutama setelah
Indonesia lepas dari belenggu penjajahan. Misalnya kemajuan teknik di Indonesia (TV, dan
lain-lain)
Kebutuhan keluarga dibagi menjadi 5 golongan :
1. Kebutuhan Jasmaniah
2. Kebutuhan Kecerdasan
3. Kebutuhan Rasa
4. Kebutuhan Rohaniah
5. Kebutuhan Kemasyarakatan, yang dibagi lagi dalam 3 kebutuhan yang dirasakan oleh 3
manusia :
a. Acceptance ialah keinginan untuk diakui sebagai sesama.
b. Affection ialah keinginan untuk disukai oleh sesama.
c. Achievement ialah keinginan untuk dihargai oleh sesama.

Sumber-sumber dari keluarga dapat dibagi dalam 5 faktor :


1. Waktu
2. Uang dan Barang
3. Tenaga dan Ketangkasan/Pengetahuan
4. Hubungan Pribadi
5. Keluarga itu sendiri (faktor moril/faktor norma kehidupan)

Aktivitas atau segi-segi keluarga banyak ragamnya, tapi secara umum dibagi menjadi 10
aktivitas yaitu :
1. Hubungan intra dan antar keluarga
2. Membimbing anak
3. Makanan
4. Pakaian
5. Perumahan
6. Kesehatan
7. Keuangan
8. Tata Laksana Rumah Tangga
9. Keamanan Lahir Batin
10. Perencanaan Sehat

Dalam IKK ada 3 faktor utama dalam keluarga yaitu :


1. segi (aktivitas) keluarga,
2. kebutuhan-kebutuhan keluarga
3. sumber-sumber keluarga.

Langkah untuk melakukan pemeriksaan terhadap keluarga secara IKK :


1. Memperhatikan ke 10 segi kehidupan keluarga, kemudian menyimpulkan kesan-kesan
terhadap masing-masing segi.
2. Setelah langkah yang pertama, maka buat perkiraan tentang kebutuhan apa saja yang
dirasakan mendesak oleh keluarga.
3. Dengan Penggalian sumber-sumber keluarga yang masih tersedia untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.

B. Bentuk Keluarga
Adapun bentuk-bentuk keluarga sebagaimana dijelaskan William J. Goode dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk, yaitu:
1. Keluarga nuklir (nuclear family) sekelompok keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
yang belum memisahkan diri membentuk keluarga tersendiri.
2. Keluarga luas (extentended family) yaitu keluarga yang terdiri dari semua orang yang
berketurunan dari kakek, nenek yang sama termasuk dari keturunan masing-masing istri dan
suami.
3. Keluarga pangkal (sistem family) yaitu jenis keluarga yang menggunakan sistem
pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua, seperti banyak terdapat di Eropa pada
zaman Feodal, para imigran Amerika Serikat, zaman Tokugawa di Jepang, seorang anak yang
paling tua bertanggungjawab terhadap adik-adiknya yang perempuan sampai ia menikah,
begitu pula terhadap saudara laki-laki yang lainnya.
4. Keluarga gabungan (joint family) yaitu keluarga yang terdiri dari orang-orang yang berhak
atas hasil milik keluarga, mereka antara lain saudara laki-laki pada setiap generasi, dan
sebagai tekanannya pada saudara laki-laki, sebab menurut adat Hindu, anak laki-laki sejak
lahirnya mempunyai hak atas kekayaan keluarganya.

MACAM-MACAM BENTUK KELUARGA


1. TRADISIONAL:

1. The nuclear family (keluarga inti)


Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

2. The dyad family


Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu
rumah.Keluarga usilaKeluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri.

3. The childless family


Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada
wanita.

4. The extended family (keluarga luas/besar)


Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)

5. The single-parent family (keluarga duda/janda)


Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)

6. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga
pada saat akhir pekan (week-end)

7. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah.

8. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar
mandi, televisi, telpon, dll)
9. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

10. The single adult living alone / single-adult family


Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

2. NON-TRADISIONAL:

1. The unmarried teenage mother


Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

2. The stepparent family


Keluarga dengan orangtua tiri.

3. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama.

4. The nonmarital heterosexual cohabiting family


Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.

5. Gay and lesbian families


Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri
(marital partners).

6. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.

7. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa
telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya.

8. Group network family


Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan
saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung
jawab membesarkan anaknya.

9. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara,
pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
10. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

11. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

3. Arti Dan Tujuan PKK


PKK ( Pendidikan Kesejahtraan Keluarga ) merupakan suatu bidang pendidikan yang
mengkhususkan pada hal – hal yang berhunbungan dengan kehidupan keluarga. Mengcakup
aspek – aspek :
 Tingkah laku
 Sosial ekonomi
 Tatalaksana
 Etika

Untuk lebih jelasnya PKK di atas, akan diuraikan kata – kata yang terangkai dalam istilah
PKK.

A. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses bantuan ( bimbingan, pembinaan atau tuntunan )
kepada individu untuk mencapai suatu tujuan. Pendidikan pada anak bertujuan
membimbing anak menuju ke arah kedewasaan, seperti halnya yang dilakanakan di dalam
lingkungan keluarga. Anak yang waktu lahir dalam kandungan tidak berdaya, mendapat
bantuan berupa bimbingan dan perwatan dari orang tuanya atau anggota keluarga lainnya.
Setelah cukup usia untuk memasuki lembaga pendidikan formal, anak mendapat
pendidikan diluar pendidikan yang didapat di rumahnya, yaitu pendidikan dari guru –
guru di sekolah dan dari masyarakat sekitar. Ketiga lembaga pendidikan tersebut di atas
bersama – sama memberi pengaruh, pada pembentukan kepribadian anak.
Oleh karena itu, pendidikan dalam keluraga harus sejalan dengan pendidikan yang
diterima di sekolah, terutama dalam pengenalan norma – norma. Seorang pendidik di
rumah dalam melaksanakan proses pendidikannya harus selalu berpedoman pada tujuan
pendidikan di Indonesia ialah :
Membimbing warga Negara Indonesia menjadi manusia pancasila yang
berpribadi, berkesadaran akan ketuhanan YME, berkesadaran bermasyarakat
dan mampu membudayakan alam sekitarnya.

Dengan kata lain, pendidikan harus diarahkan pada usaha :


 Membangun kualitas manusia yang takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan selalu dapat mengingatkan hubungan dengannya.
 Mempunyai semangat dan keadaran kebangsaan yang tinggi.
 Berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat.
 Cerdas
 Terampil
 Dapaat memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan dengan
lingkungannya
 Dapat mengembangkan dan menyuburkan sikap demokrasi
 Sehat jasmani
 Mampu mengembangkan daya estetis
 Berkesanggupan membangun diri dan masyarakat

Hal – hal tertera di atas, merupakan tujuan pendidikan nasional, dan oleh
karena pendidikan nasional merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah, maka pendidikan dalam keluarga harus selalu
berpedoman pada hal – hal di atas tadi. Oleh karena itu, pendidikan di dalam keluarga
bukanlah pendidikan yang tidak memerlukan perhatian yang teliti tetapi justru para
pendidiknya harus memiliki bekal – bekal yang mantap, baik pengetahuan maupun
keterampilan dan kesadaran sebagai pendidik yang mendidik warga Negara yang
dalam proses penempatan pribadinya. Pendidikan dalam keluraga dalam bentuk
pendidikan informal berlaku seumur hidup. Para pendidiknya ialah yang terutama
adalah ibu, bapak dan anggota keluarga lainnya.

B. Kesejahteraan
Kesejahteraaan berasal dari kata sejahtera yakni suatu keadaan yang
menunjukkan hadirnya rasa aman dan makmur lahir dan batin dalam kehidupan orang
sebagai individu dan dalam kehidupan bersama. Kata makmur lahir dan batin,
menunjukkan bahwa kesejahteraan tersebut tidak saja menyangkut kemakmuran lahir,
tetapi juga kemakmuran bathin. Rasa aman dalam kehidupan seseorang dan dalam
kehidupan bersama, diperlukan dengan mutlak untuk merasa sejahtera.
Di dalam GBHN dinyatakan bahwa masyarakat maju adil dan makmur adalah
masyarakat Indonesia yang hidupnya berpedoman pada pancasila. Hidup dalam
keselarasan hubungan antara individu dengan tuhannya antara sesama manusia serta
lingkungan alamsekitarnya dan keselarasan antara cita – cita hidup di dunia dan
mengejar kabahagiaan di akhirat. Oleh karena itu, dalam mengajar kebahagiaan atau
kesejahteraan jangan hanya mengejar kemajuan lahiriah saja seperti sandang, pangan,
perumahan dan kesehatan. Akan tetapi, juga kepuasan bathin.

C. Keluarga
Menurut Mohammad Said, seorang tokoh pendidikan, keluraga adalah bentuk
golongan social yang terkecil, tetapi yang terpenting untuk kehidupan peorangan dan
keselamatan masyrakat dan Negara. Bentuk sosial yang terkecil ini berbentuk suatu
persekutuan hidup melalui suatu peraturan yang diatur oleh Undang – undang
Perkawinan Bab I Pasal 1, yang dinyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir
bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga ( rumah tangga ) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Seorang laki – laki dan seorang perempuan yang telah
mengucapkan akad nikah dan melakukan syarat – syarat lain yang diataur oleh
Undang – undang, membentuk dwi tunggal dalam persekutuan yang bernama kelurga.
Dari dwitunggal tersebut akan berkembang menjadi tri tunggal dan seterusnya dengan
lahirnya anak – anak.
Tujuan membentuk keluarga bahagia diatas, merupakan cermin bahwa
keluarga merupakan salah satu tempat hadirnya perasaan sejahtera dalam diri tiap
anggotanya. Untuk mencapai hal tersebut setiap anggota keluarga mempunyai dan
kewajiban.
Setelah menelaah uraian tentang pendidikan, kesejahteraan dan kelurga.
Jelaslah bahwa pengertian Pendidikan Kesejahteraan Keluarga inilah pendidikan yang
ditujukan kepada seluruh anggota keluraga dalam usaha membina suatu keluraga yang
sejahtera bagi seluruh anggotanya. Seperti telah dijelaskan pada uraian sebelum ini.
Sebagai kehidupan yang menunjang tercapainya kesejahteraan adalah :
 Segi hubungan intern dan antara kelurga
 Segi membimbing anak dalam keluarga
 Segi makanan
 Segi pakaian
 Segi perumahan
 Segi kesehatan
 Segi keuangan
 Segi tatalaksana rumah tangga
 Segi kemanan lahir bathin
 Segi perencanaan sehat

Segi – segi kehidupan di atas satu sama lain saling berkaitan yang satu
mempengaruhi yang lainnya.

Tujuan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Dra. Sitti Atika pimpinan PLPKK, Ragunan menjelaskan bahwa tujuan


pendidikan kesejahteraan kelurga adalah untuk memperbaiki dan mempertinggi nilai
– nilai kehidupan dan penghidupan kelurga, dengan jalan membimbing dan
membantu keluarga mencapai tujuan dalam perkembangan kepribadiannya, agar
memiliki kemampuan, kecakapan dan keterampilan untuk mewujudkan kesejahteraan
keluarga. Oleh karenanya dapat memberi rasa puas pada kehidupan dan penghidupan
keluarga serta dapat menyesuaikan diri kearah tujuan pembangunan masyarakat yang
sejahtera, berlandaskan pancasila.
Dalam hubungan dengan pengertian pendidikan kesejahtearaan keluarga yang
telah diuraikan di atas dan perkembangan yang telah tercapai hingga saat ini, maka
tujuan pendidikan kesejahteraan keluraga sudah lebih berkembang,yakni :
1. Secara formal lulusan Jurusan PKK sebagian besar menjadi guru dan pendidik tingkat
menengah khususnya dalam bidang PKK, Boga, Busana dan Tata Rias, sehingga dapat
mengantarkan peserta didiknya untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.
Peran serta dan kontribusi sebagai pendidik merupakan sumbangan yang sangat besar bagi
peningkatan kualitas bangsa dan negara.
2. Ilmu yang diperoleh di Jurusan PKK bisa digunakan kearah pemanfaatan yang lebih luas,
terutama pada sektor-sektor informal, misalnya pelatihan-pelatihan bidang boga, busana,
pembinaan keluarga, anak, remaja dan lansia, pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). Pembinaan ini dimaksudkan untuk mencapai ketahanan keluarga fisik, non fisik
dan ekonomi keluarga. Kontribusi kegiatan ini untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
3. PKK dapat memberi landasan pada pembina dan calon pembina keluarga untuk
meningkatkan kualitas pendidikan anak. Alasan keluarga menjadi begitu penting dalam
membentuk kepribadian anak menurut Sugito (1994) adalah:
(1) Ketidak berdayaan anak membuat ia sangat tergantung anggota keluarga.
(2) Tugas-tugas belajar yang rawan terjadi di tahun-tahun pertama dari kehidupan anak
adalah yang berhubungan dengan fungsi biologis.
(3) Ikatan emosional yang kuat.
(4) Keluarga berinteraksi secara face to face dan tetap., sehingga perkembangan kepribadian
anak dapat diikuti secara terus menerus.
(5) Orang tua memiliki motivasi yang kuat untuk mendidik anaknya
(6) Hubungan social yang relative tetap, ini memungkinkan orang tua memainkan peran
penting terhadap pengembangan kepribadian anak.
(7) Sebagian besar waktu anak berada di lingkungan keluarga, maka lingkungan keluarga
akan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Penelitian Sri Wening (2007) pendidikan
nilai yang diperoleh dari keluarga lebih baik dari yang didapatkan di sekolah. Keluarga dapat
memberikan suatu lingkungan yang kondusif bagi pembentukan karakter anak.
4. PKK sebagai pendidikan vocasional dapat dijadikan sebagai sandaran bagi aktivitas
ekonomi bagi pelakunya. PKK memberi keterampilan kepada pelakunya sehingga berdampak
langsung pada kesejahteraan.
5. Penelitian-penelitian bidang PKK, baik secara teoritis maupun praktis dapat memberi
kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A. Keimpulan

Sosiologi keluarga adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang realitas sosiologis
dari interaksi, pola, bentuk, dan perubahan dalam keluarga. Pengaruh perubahan atau
pergeseran masyarakat terhadap keluarga dan pengaruh sistem dalam keluarga
terhadap masyarakat secara umum.

tujuan pendidikan kesejahteraan kelurga adalah untuk memperbaiki dan


mempertinggi nilai – nilai kehidupan dan penghidupan kelurga, dengan jalan
membimbing dan membantu keluarga mencapai tujuan dalam perkembangan
kepribadiannya, agar memiliki kemampuan, kecakapan dan keterampilan untuk
mewujudkan kesejahteraan keluarga. Oleh karenanya dapat memberi rasa puas pada
kehidupan dan penghidupan keluarga serta dapat menyesuaikan diri kearah tujuan
pembangunan masyarakat yang sejahtera, berlandaskan pancasila.

B. Saran

Sebagai masyrakat Indonesia yang menjunjung nilai – nilai moral, maka sudah
sepantasnya kita mempelajari ilmi tentang keluraga. Karena keluarga merupakan sekolah
pertama bagi anak – anaknya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35572628/Makalah_Ilmu_Kesejahteraan_Keluarga

http://dosensosiologi.com/sosiologi-keluarga/

https://thelittleofmind.blogspot.com/2016/06/ilmu-kesejahteraan-keluarga.html

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131405892/penelitian/4.+
+Potensi+PKK+pada+Pengembangan+SDM.pdf

Anda mungkin juga menyukai