Oleh:
Kelompok 1
NURHUMAYRAH K012181010
FADLYAH MULIA K012181065
ELIS SAMPE PASANG K012181088
Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda tercinta,
Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasaalam, Nabi akhir zaman yang sangat
diharapkan syafa’atnya kelak di hari akhir.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah “Wanita
dan Kesehatan Keluarga” dalam program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
dengan judul “Hubungan Keluarga dan Lingkungannya”. Kami sampaikan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu selama proses
penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen kami Ibu Prof. Dr. A.
Ummu Salmah, SKM, M.Sc.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih ada
keterbatasan di dalamnya, baik pada susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bermanfaat
untuk perbaikan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat membawa manfaat
dan menginspirasi para pembaca.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Individu dalam masyarakat akan mengalami proses sosialisasi agar ia
dapat hidup dan bertingkah laku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku
dalam masyarakat di mana individu itu berada. Tanpa sosialisasi suatu
masyarakat tidak dapat berlanjut pada generasi berikutnya. Sosialisasi sebagai
proses pembelajaran seorang individu merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberlangsungan proses kehidupannya.
Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan
sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian
setiap individu anggota keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat,
keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan perlu kepala rumah tangga
sebagai tokoh penting yang mengemudikan perjalanan hidup keluarga di
samping beberapa anggota keluarga lainnya.
Keluarga merupakan cikal bakal wajah peradaban. Baik buruknya
masyarakat bisa dinilai dari profil-profil keluarga di dalamnya. Belakangan ini
kita dapat mengamati apa yang membuat sebuah keluarga itu retak. Jika kita
pikirkan, keluarga merupakan ikatan yang sangat kuat. Individu-individu di
dalamnya telah dipertemukan oleh Tuhan bukan tanpa sebab, sudah ada
pertimbangan menurut ukuran-Nya. Komposisinya tidak bisa digantikan oleh
yang lain. Pernikahan yang menjadi awal sebuah keluarga pun selalu
direalisasikan dalam perhelatan yang agung dan meriah.
Sebuah keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga
merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan
dan puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi atau
aktualisasi diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial seluruh
anggota keluarga. Sebaliknya, keluarga disebut disharmonis apabila ada
seorang atau beberapa orang anggota keluarga yang kehidupannya diliputi
konflik, ketegangan, kekecewaan dan tidak pernah merasa puas dan bahagia
terhadap keadaan serta keberadaan dirinya dalam keluarga.
Hal ini disebabkan karena banyak individu yang tidak memahami
arti sebuah keluarga. Padahal dalam sebuah keluarga hendaknya ada rasa
1
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
saling memiliki, saling percaya, saling menghormati, saling melindungi dan
saling berbagi rasa, saling menjaga kehormatan serta saling menjaga rahasia
di antara anggota keluarga. Selain itu, juga bagaimana sebuah keluarga
berhubungan dengan berbagai lingkungan di sekitarnya dalam berbagai aspek
agak dapat meminimalkan terjadinya konflik. Maka dari itu, mengingat
pentingnya keluarga maka dalam makalah ini akan dipaparkan tentang konsep
keluarga dan hubungan keluarga dengan lingkungannya dalam berbagai
aspek.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah hubungan keluarga dan lingkungannya
antara lain:
1. Menjelaskan tinjauan tentang keluarga dan perkembangannya di era
globalisasi.
2. Menjelaskan tinjauan tentang lingkungan.
3. Menganalisis hubungan keluarga dengan berbagai lingkungannya.
2
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai
ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial,
peran dan tugas.
12) Salvicion dan Celis (1998)
Di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
13) Friedman (2010)
Keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan “lembaga”
yang memengaruhi kehidupan masyarakat.
14) Wikipedia
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
15) WHO (2008)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
16) Departemen Kesehatan
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
17) BKKBN (1992)
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan
anaknya, atau ibu dengan anaknya.
18) Undang-Undang 52 tahun 2009 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya
(duda), atau ibu dan anaknya (janda).
5
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
b. Karakteristik Keluarga
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa karakteristik keluarga adalah sebagai berikut:
1) Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi.
2) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah
mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
3) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-
masing mempunyai peran sosial yaitu suami, istri, anak, kakak dan
adik.
4) Mempunyai tujuan yaitu menciptakan dan mempertahankan
budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan
sosial anggota [ CITATION Het16 \l 1033 ].
6
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
Keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar,
kebutuhan psikologis tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan (menabung dan memperoleh informasi).
4) Keluarga Sejahtera Tahap 3
Keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan pada tahapan
keluarga 1 dan 2 namun belum dapat memberikan sumbangan
(kontribusi) maksimal terhadap masyarakat dan berperan secara
aktif dalam masyarakat.
5) Keluarga Sejahtera Tahap 3 Plus
Keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan semua
kebutuhan keluarga pada tahap 1 sampai dengan 3.
Pelaksanaan pembangunan dalam keluarga sejahtera. Dalam PP
No. 21 Tahun 1994 pasal 2 bahwa pembangunan keluarga sejahtera
diwujudkan melalui pengembangan kualitas keluarga diselenggarakan
secara menyeluruh, terpadu oleh masyarakat dan keluarga. Tujuannya
mewujudkan keluarga kecil bahagia, sejahtera bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, produktif, mandiri dan memiliki kemampuan untuk
membangun diri sendiri dan lingkungannya.
2. Tipe Keluarga
a. Tradisional
1) The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
2) The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
anak yang sudah memisahkan diri.
4) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena
mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
5) The extended family
7
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama
dalam satu rumah, seperti keluarga inti disertai paman, tante, orang
tua (kakek-nenek) dan keponakan.
6) The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan
anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian
dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di
luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat
”weekend”.
8) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama (contoh: dapur,kamar mandi, televisi, telepon, dll).
10) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati).
b. Non Tradisional
1) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family
8
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber
dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak
dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama
sebagaimana ”marital partners”.
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan pernikahan
karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan
yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan
anak.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah
tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua
anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau masalah kesehatan mental.
11) Gang
9
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
3. Struktur Keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat.
Adapun macam-macam struktur keluarga di antaranya adalah :
a. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal, adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal, adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga Kawin, adalah hubungan suami-istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
10
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.
2) Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik bagi anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di
lingkungannya, disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
3) Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
b. Fungsi Keluarga
Friedman (2010) mengemukakan fungsi keluarga, yaitu sebagai
berikut:
1) Fungsi afektif, yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain.
2) Fungsi sosialisasi, yaitu fungsi mengembangkan dan sebagai
tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar
rumah.
3) Fungsi reproduksi, yaitu fungsi untuk mempertahankan generasi
dan menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi, yaitu fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan dalam
rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi.
Sedangkan Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992) antara lain:
1) Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota keluargayang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas
11
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang
mengatur kehidupan ini dan adakehidupan lain setelah di dunia ini.
2) Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3) Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman,
memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
4) Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang
tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan
merasa aman.
5) Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga.
6) Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan
tingkatperkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana
keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang
baik.
7) Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan
penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang.
8) Fungsi pembinaan lingkungan.
5. Perkembangan Keluarga
Menurut Duvall dan Miller (Friedman, 2010) terdapat 8 tahapan
perkembangan keluarga (eight-stage family life cycle) yaitu:
a. Pasangan nikah dan belum memiliki anak (married couples without
children).
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga, yakni: keluarga
suami, keluarga istri, dan keluarga sendiri.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Membina hubungan intim dan memuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
12
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
b. Keluarga dengan seorang anak pertama yang baru lahir (childbearing
family (oldest child birth-30 month)).
Tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua.
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan seksual, dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Keluarga dengan anak pertama yang berusia prasekolah (families with
preschool children (oldest child 2,5- 6 years)).
Tugas perkembangan pada tahap ini ialah:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak lain juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam keluarga
maupun dengan masyarakat.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
d. Keluarga dengan anak yang telah masuk sekolah dasar (families with
school children (oldest child 6-13 years)).
Tugas perkembangan pada tahap ini yakni:
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi
kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di
sekolah maupun di luar sekolah.
13
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
e. Keluarga dengan anak yang telah remaja (families with teenagers
(oldest child 13- 20 years)).
Tugas perkembangan pada tahap ini yaitu:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang
tua.
4) Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
5) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas
otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali
muncul konflik orang tua dan anaknya yang berusia remaja.
f. Keluarga dengan anak yang telah dewasa dan telah menikah (families
launching young adults (first child gone to last child’s leaving home)).
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
g. Keluarga dengan orang tua yang telah pension (middle aged parents
(empty nest to retirement)).
Tugas perkembangan pada usia perkawinan ini adalah:
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus utama dalam usia keluarga ini antara lain: mempertahankan
kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin,
menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
14
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
h. Keluarga dengan orang tua yang telah lanjut usia (aging family
members (retirement to death of both spouse)).
Tugas perkembangan pada tahap usia perkawinan ini ialah:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5) Melakukan life review.
6) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas
utama keluarga pada tahap ini.
21
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus
berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir
pendidik dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern.
Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di
Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan
mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang
sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang
sesungguhnya.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang
berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang
luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan
mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk
lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti
yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan
membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa
mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih
berarti dari pada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, “Saya
tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya.”
8) Pekerjaan
Pekerjaan ialah sekumpulan kedudukan (posisi) yang memiliki
persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan
analisis jabatan, satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang
atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat.
Adapun contoh pekerjaan ialah sebagai berikut :
a. Pekerjaan dinas pemerintah yang melayani rakyat, misalnya :
pencatat sipil, pencatat perkawinan, peradilan,
kepamongprajaan, kepolisian, dan lain-lain.
b. Pekerjaan sosial, misalnya : Palang Merah Indonesia,
perkumpulan kematian, perkumpulan olahraga, perkumpulan
kebudayaan, dan lain-lain.
22
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
c. Pekerjaan-pekerjaan untuk agama, misalnya : Muhammadiyah,
Dakwah Islamiyah, dan lain-lain.
9) Sosial ekonomi budaya
Kebudayaan-kebudayaan ini dapat dilihat dalam kehidupan
sehari-hari seperti halnya jika salah seorang anggota keluarga
menderita suatu penyakit (misal demam karena masuk angin) hal
yang pertama dilakukan sebelum pergi ke dokter pastilah mencoba
untuk menyembuhkannya. Misal dengan kerokan. Ini adalah ciri
dari sebuah kebudayaan yang sangat erat hubungannya dengan
kesehatan. Dimana anggapan masyarakat mengenai demam
karena masuk angin ini akan hilang apabila angin di dalam tubuh
keluar. Maka kerokan adalah hal yang paling masuk akal bagi
mereka dan tanpa mereka ketahui pula bahwa kerokan ini memiliki
dampak yang negatif bagi tubuh kita. Karena pori-pori dalam tubuh
akan terbuka dan terluka. Namun dibalik efeknya yang negatif ini
tidak bisa kita pungkiri bahwa jasanya sangat besar karena terbukti
dapat menyembuhkan. Akibat hal inilah banyak masyarakat yang
cenderung memegang kokoh prinsip ini. Dimana angin yang terlalu
banyak di dalam tubuh hanya dapat dikeluarkan dengan kerokan
yang bertujuan membuka pori-pori dan mengeluarkan udara yang
mengumpul di dalam tubuh.
Selain kerokan diatas masih banyak lagi contoh-contoh
kebudayaan yang memiliki hubungan dengan kesehatan.
Permisalan yang lain dapat kita lihat dalam kehidupan masyarakat
yang masih tradisional. Jika anggota keluarga sakit mereka akan
mengunjungi dukun untuk menyembuhkan. Hal ini dikarenakan
keyakinan mereka terhadap si dukun tersebut sangatlah tinggi.
Hal lainnya karena mereka takut dengan dokter. Sebab
mereka berpikir jika pergi ke dokter mereka pastikan disuntik
dengan jarum yang besar. Sebab lainnya yakni karena masih
menganggap bahwa sakit yang mereka derita ada hubungannya
dengan hal-hal yang berbau mistis. Untuk menghindari hal
tersebutlah mengapa mereka lebih memilih untuk menggunakan
23
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
dan mempercayakan kesehatannya pada dukun tradisional yang
notabene belum tentu mengerti.
Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhi sikap
dan perilaku manusia termasuk persepsinya tentang sehat sakit,
cara – cara memelihara dan mempertahankan kesehatan, serta
menanggulangi penyakit. Manusia sebagai mahluk sosial
mempunyai hubungan yang dinamis dengan lingkungannya dan
tidak dapat dipisahkan dari lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan
kemampuan untuk merespon secara adaptif terhadap pengaruh
lingkungan agar dapat mempertahankan derajat kesehatannya.
Ketidakmampuan manusia merespon terhadap pengaruh
lingkungan internal maupun eksternal akan mengakibatkan
gangguan kesehatan atau pergeseran status kesehatan dalam
rentang sehat sakit.
26
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
karena itu mereka dapat memiliki pengalaman yang konkret dan
mudah diingat.
2. Dalam masyarakat terdapat banyak sumber belajar tidak dimiliki
sekolah ataupun keluarga (Hasbullah, 2003). Dengan demikian
hubungan antara lingkungan keluarga dan masyarakat dapat dilihat
dari dua sisi. Pertama, keluarga adalah peletakan dasar-dasar
pendidikan sosial bagi anak yang di dalamnya terdapat pendidikan
akan pandangan hidup dan norma sosial. Kedua, masyarakat adalah
wadah pengembangan kemampuan sosial anak yang di dalamnya
terdapat kebudayaan, mobilitas sosial dan peran-peran sosial yang
bisa dipelajari dan diambil oleh anak.
II. JENIS KEGIATAN
1. Jenis Kegiatan Hubungan Keluarga dengan Sekolah
a. Adanya Kunjungan ke Rumah Anak Didik
Kunjungan membuat perasaan pada anak didik bahwa
sekolahnya selalu memerhatikan dan mengawasinya.
Kunjungan tersebut memberi kesempatan kepada si pendidik
melihat sendiri dan mengobservasi langsung cara anak didik
belajar, latar belakang hidupnya, dan tentang masalah-masalah
yang dihadapinya dalam keluarga.
Pendidik berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada
orang tua anak didik tetntan pendidikan yang baik, cara
menghadapi masalah, dan lain-lain.
Hubungan antara orang tua dengan sekolah akan bertambah
erat.
Dapat memberikan motivasi kepada orang tua anak didik untuk
lebih terbuka dan dapat bekerja sama dalam upaya memajukan
pendidikan anaknya.
b. Diundangnya Orang Tua ke Sekolah
Kalau ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan sekolah yang
memungkinkan untuk dihadiri oleh orang tua, maka akan postif sekali
artinya bila orang tua diundang untuk datang ke sekolah. Kegiatan-
kegiatan dimaksud umpamanya class meeting yang berisi
27
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
perlombaan-perlombaan yng mendemonstrasikan kebolehan anak di
berbagai bidang, pameran hasil kerajinan tangan, dan lain-lain.
Seharusnya undangan terhadap orang tua ke sekolah ini minimal
dilaksanakan satu kali dalam setahun bahkan lebih.
1. Case Conference
Case Conference merupakan rapat atau konferensi tentang
kasus. Biasanya digunakan dalam bimbingan konseling. Peserta
konferensi ialah orang yang betul-betul mau ikut membicarakan
masalah anak didik secara terbuka dan sukarela, seperti orang
tua anak didik, guru-guru, petugas bimbingan lain, dan para ahli
yang ada sangkut pautnya dengan bimbingan seperti social
worker dan sebaginya. Konferensi tersebut bertujuan mencari
jalan yang paling tepat agar masalah anak didik dapat diatasi
dengan baik. Biasanya hasil konferensi akan lebih baik karena
data dikumpulkan oleh beberapa orang, serta interpretasi, dan
analisis.
a. Mengadakan Surat Menyurat antara Sekolah dan Keluarga
Surat menyurat ini diperlukan pada waktu-waktu yang sangat
diperlukan bagi perbaikan pendidikan anak didik, seperti surat
peringatan dari guru kepada orang tua jika anaknya perlu lebih
giat, sering membolos, sering berbuat keributan, dan
sebagainya.
b. Adanya Daftar Nilai atau rapot
Rapot yang biasanya diberikan setiap catur wulan kepada
para murid ini dapat dipakai sebagai penghubung antara
sekolah dengan orang tua. Sekolah dapat memberi suatu
peringatan atau meminta bantuan orang tua bila hasil rapot
anaknya kurang baik atau sebaliknya.
2. Jenis Kegiatan Hubungan Sekolah dengan Mayarakat
a. Kegiatan Eksternal
Kegiatan ini selalu berhubungan atau ditujukan kepada instansi
atasan dan masyarakat di luar sekolah. Ada dua kemungkinan yang
bisa dilakukan dalam hal ini yakni:
28
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
Indirect act adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyar\akat
melalui perantara media tertentu seperti misalnya: informasi lewat
televisi, penyebaran informasi lewat radio, penyebaran informasi
melalui media cetak, pameran sekolah dan berusaha independen
dalam penerbitan majalah atau buletin sekolah.
Direct act adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat
melalui tatap muka, misalnya: rapat bersama dengan komitte
sekolah, konsultasi dengan tokoh masyarakat, melayani kunjungan
tamu dan sebagainya.
b. Kegiatan Internal
Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam, sasarannya adalah
warga sekolah yang bersangkutan yaitu para pendidik, karyawan,
dan peserta didik. Kegiatan ini juga dapat dilakukan dengan dua
kemungkinan yakni:
Indirect act adalah kegiatan internal melalui penyampaian informasi
melalui surat edaran; penggunaan papn pengumuman di sekolah;
penyelenggaraan majalah dinding; menerbitkan buletin sekolah untuk
dibagikan pada warga sekolah; pemasangan iklan/pemberitahuan
khusus melalui mass media; dan kegiatan pentas seni.
Direct act adalah kegiatan internal yang dapat berupa: rapat dewan
guru; upacara sekolah; karyawisata/rekreasi bersama; dan
penjelasan pada berbagai kesempatan.
3. Jenis Kegiatan Hubungan Keluarga dan Masyarakat
Jenis kegiatan hubungan keluarga dan masyarakat anatara lain :
a. Gotong royong, adalah suatu kegiatan yang berguna untuk
mengeratkan tali persaudaran, silaturahmi, dan kerja sama
antara keluarga dengan masyarakat yang berada di sekitarnya.
Biasanya diadakan di pemukiman warga seperti, di desa dan di
perumahan.
b. Ronda Rutin atau bergiliran, adalah suatu kegiatan yang
berguna untuk menjaga keamanan di sekitar lingkungan
masyarakat dan untuk mempererat tali persaudaraan antara
keluarga dengan masyarakat yang berada di sekitarnya.
c. Pengajian rutin
29
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
adalah salah satu kegiatan yang selain dapat mempererat
silaturhmi, pengajian juga dapat menjadi kegiatan yang
sangat bermanfaat untuk meningkatkan keimanan seseorang
maupun masyarakat.
III. FUNGSI
1. Fungsi Hubungan Keluarga dengan Sekolah
a. Mempererat silaturahmi antara wali murid dengan gurunya.
b. Mempererat hubungan antara keluarga dengan sekolah.
c. Dapat terjadi komunikasi dan saling memberikan informasi
tentangkeadaan anak serta saling memberi petunjuk guru dengan
orang tua.
d. Dapat memantau kemajuan anak dalam proses pendidikan, baik
dalam ranah intelektual maupun psikologis.
2. Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik
simpati masyarakat umumnya serta publik khususnya, sehingga dapat
meningkatkan relasi serta animo pada sekolah tersebut. Hal ini akan
membantu sekolah mensukseskan program-programnya. Sehingga
mampu mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Fungsi hubungan
sekolah dengan masyarakat diantarnya sebagai berikut :
a. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan
lembaga- lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi nasional.
b. Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah
melalui bermacam-macam tehnik komunikasi (majalah, surat kabar
dan mendatangkan sumber).
3. Fungsi Hubungan Keluarga dengan Masyarakat
a. Mengajarkan kebudayaan antara hubungan keluarga dengan
masyarakat.
b. Mengajarkan mobilitas sosial.
c. Membantu peranan sosial baru (Ahmadi, 1991).
IV. PENGARUH
1. Pengaruh Keluarga terhadap Sekolah
30
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat mendapat
peranan sangat penting karena membentuk kepribadian dan watak
anggota keluarganya. Sedangkan masyarakat terdiri dari keluarga-
keluarga. Dari satuan terkecil itu terbentuklah gagasan untuk terus
mewariskan standar watak dan kepribadian yang baik yang diakui oleh
semua golongan masyarakat, salah satu institusi yang mewariskan
kepribadian dan watak kepada masyarakat adalah sekolah. Pendidikan
dalam keluarga merupakan dasar pada pendidikan di sekolah.
Lingkungan keluarga dan faktor-faktor luar sekolah secara luas
berpengaruh terhadap siswa. Siswa-siswa hidup di kelas pada waktu
sekolah relatif singkat, sebagian besar waktunya dipergunakan siswa
dengan tinggal di rumah. Keluarga telah mengajarkan anak berbahasa,
kemampuan untuk belajar dari orang dewasa, meningkatkan kualitas
dan kebutuhan prestasi, kebiasaan bekerja dan perhatian terhadap
tugas-tugas yang merupakan dasar terhadap pelajaran di sekolah.
kecakapan dan kebiasaan di rumah merupakan dasar bagi proses
belajar anak di sekolah. Sekolah tidak akan terus berdiri jika tidak di
dukung oleh masyarakat, maka dari itu kedua sistem sosial ini saling
mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah dapat terbentuk perubahan
sosial yang baik berdasarkan nilai atau kaidah yang berlaku, maka
masyarakat pun akan mengalami perubahan sosial.
33
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa hubungan
keluarga dengan sekolah dengan masyarakat, dan hubungan keluarga dengan
masyarakat itu sangat penting sekali, karena dengan adanya hubungan tersebut
dapat menumbuhkan hal yang postif di setiap pribadi individu dalam lingkungan
pendidikan. Misalnya saja hubungan keluarga dengan sekolah dapat
mempererat hubungan antara keluarga dengan sekolah, dapat memantau
kemajuan anak dalam proses pendidikan, dan sebagainya. Hubungan sekolah
dengan masyarakat berufungsi memelihara dan mengembangkan hubungan
sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintahan,swasta, dan lain-lain serta
memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah. Sedangkan,
hubungan keluarga dengan masyarakat berfungsi mengajarkan kebudayaan,
mobilitas sosial, dan membantu peranan sosial. Itulah mengapa hubungan
dalam lingkungan pendidikan sangat penting sekali bagi keluarga, sekolah
maupun masyarakat.
B. Saran
Setelah mempelajari materi yang membahas keluarga, lingkungan dan
hubungan keluarga dan lingkungan ini kita diharapkan mampu memahami dan
mengerti tentang keterkaitan antara kedua unsur tersebut untuk menuju
perubahan paradigma kehidupan yang baik dan terarah. Diharapkan pula agar
dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas para penerus bangsa dan bisa
berperan aktif mewujudkan cita-cita bangsa ini tanpa memalingkan diri dari
ajaran agama dalam hal ini Islam.
34
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya
DAFTAR PUSTAKA
35
Tugas Kelompok 1: Hubungan Keluarga dan Lingkungannya