Anda di halaman 1dari 43

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat, terdiri dari
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal
dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila
salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan,
maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
Asuhan keluarga merupakan suatu asuhan yang dititik beratkan pada
berbagai masalah dalam suatu keluarga, masalah-masalah tersebut terjadi
karena ketidaktauan, ketidakmauan dan ketidakmampuan dalam mengatasi
masalah kesehatan yang ada dalam keluarga.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang
saling berkaitan dengan masalah-masalah lain. Masalah kesehatan bukan
hanya berkaitan dengan keadaan sehat atau sakit seeorang, tetapi juga
berkaitan dengan kesehatan lingkungan, fisik, mental dan keluarga.
Di Dusun klampok dan klaseman terdapat 12 ibu hamil dengan 50%
dari jumlah keseluruhan mengalami kehamilan resiko tinggi.
Atas dasar inilah penulis tertarik untuk membuat “Asuhan
Kebidanan Keluarga Tn. “S” pada Ny. “S” G1 P0000 Ab200 kehamilan resiko
tinggi dengan kebiasaan pijat oyog di RT 30 RW 01 Dusun Klampok, Desa
Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, yang telah dikaji mulai tanggal
08 Maret- 22 Maret 2018”.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dengan memberikan Asuhan Kebidanan pada keluarga, diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa kebidanan Poltekkes
Kemenkes Malang dalam memberikan Asuhan Kebidanan
Komunitas pada ibu hamil resiko tinggi dan Kebiasaan pijat oyog.

1.2.2 Tujuan Khusus

1
Diharapkan mahasiswa dapat melakukan Asuhan pada keluarga,
yaitu :
a. Melakukan pengkajian data keluarga Tn. “S”.
b. Megidentifikasi masalah pada keluarga Tn. “S”.
c. Mengembangkan rencana tindakan pada keluarga Tn. “S”.
d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pada keluarga Tn.
“S”.
e. Melaksanakan evaluasi pada keluarga Tn. “S”.

1.3 Metode Penulisan


1.3.1 Studi Kepustakaan
Penulis membekali diri dengan membaca literatur-literatur yang
berkaitan dengan kehamilan
1.3.2 Studi Langsung
Dalam melakukan Asuhan Kebidanan pada klien, penulis melakukan
pengkajian secara langsung dengan klien dan pendekatan pada
keluarga.
1.3.3 Bimbingan dan Konsultasi
Dalam penyusunan Asuhan kebidanan pada klien, penulis mendapat
bimbingan dari pembimbing praktek maupun pembimbing
pendidikan.

1.4 Sistematika Penulisan


LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Batasan Masalah
1.4 Metode Penulisan

2
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Keluarga
2.2 Konsep Prioritas Masalah
2.3 Konsep Kehamilan Normal
2.4 Konsep Kehamilan Resiko Tinggi
2.5 Konsep Bahaya Pijat Oyog
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian data
3.2 Identifikasi Masalah
3.3 Intervensi
3.4 Implementasi
3.5 Evaluasi
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya
mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan
perilaku sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai,
tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat
lebih dini ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang
strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah
kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar
anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga
keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya. Banyak ahli menguraikan
pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat.
Berikut ini definisi keluarga menurut beberapa ahli dalam (Jhonson R,
2010) :
a) Raisner
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dan dua orang atau
lebih masing – masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari
bapak, ibu, kakek, dan nenek.
b) Duval
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
c) Spradley dan alllender
Satu atau lebih yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan
emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
d) Departemen Kesehatan RI

4
Keluarga merupakan unti terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
a) Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
b) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
c) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masih – masing
mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik.
d) Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2.1.2 Tipe atau bentuk keluarga


Gambaran tentang pembagian Tipe Keluarga sangat beraneka ragam,
tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan,
namun secara umum pembagian Tipe Keluarga dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Pengelompokan secara Tradisional
Secara Tradisional, Tipe Keluarga dapat dikelompokkan dalam 2
macam, yaitu :
1) Nuclear Family (Keluarga Inti)
Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2) Extended Family (Keluarga Besar)
Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih
mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi
b. Pengelompokan secara Modern
Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu dan
meningkatnya rasa individualism, maka tipe keluarga Modern dapat
dikelompokkan menjadi beberapa macam, diantaranya :
1) Tradisional Nuclear

5
Adalah : Keluarga INTI (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal dalam
satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, dimana salah satu atau keduanya dapat bekerja di luar
rumah.
2) Niddle Age/Aging Couple
Adalah : suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan
istri di rmah atau kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-
anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/menikah/meniti
karier.
3) Dyadic Nuclear
Adalah : suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan
tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di
luar umah.
4) Single Parent
Adalah : keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai
akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat
tinggal di rumah atau di luar rumah.
5) Dual Carrier
Adalah : Keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang
karier dan tanpa memiliki anak.
6) Three Generation
Adalah : keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang
tinggal dalam satu rumah.
7) Comunal
Adalah : keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan
suamiistri atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan
bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
8) Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation
Adalah : keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang
tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan.
9) Composite /Keluarga Berkomposisi

6
Adalah : sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan
hidup/tinggal secara bersama-sama dalam satu rumah.
10) Gay and Lesbian Family
Adalah : keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis
kelamin sama.

2.1.3 Peranan keluarga


Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dan keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang
terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut
1. Ayah : sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak,
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.
2. Ibu : sebagai istri dan ibu dari anak - anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik bagi anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di
lingkungannya, disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Anak-anak : melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

2.1.4 Tugas keluarga


Pada dasarnya ada delapan tugas pokok keluarga, tugas pokok tersebut
ialah :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber – sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing – masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing – masing.

7
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7. Membangkitkan dorongan dan semangat pada anggota keluarga.

2.1.5 Stuktur keluarga


Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat.
Adapun macam-macam Struktur Keluarga diantaranya adalah :
1. Patrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
4. Patrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5. Keluarga Kawin
Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.1.6 Fungsi keluarga menurut friedmen (2010) sebagai berikut :


a. Fungsi afektif

8
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam
berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak
untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi.
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi
kebutuhan keluarga.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

2.1.7 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan


Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan
Kesehatan, keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan
yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
3. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak
mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya
yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

9
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.

2.2 Konsep Prioritas Masalah


Setelah data dianalisa, mungkin keluarga menghadapi beberapa
masalah kesehatan dan masalah perawatan yang tidak dapat ditangani
sekaligus melihat sumber daya keluarga maupun sumber daya tenaga
kesehatan. Maka mengingat situasi ini tenaga kesehatan dapat menyusun
masalah-masalah yang telah diidentifikasi sesuai prioritasnya. Sehingga
tersusunlah sebuah alat yang disebut Skala Menyusun Masalah Kesehatan
Keluarga Menurut Prioritasnya.
Alat ini bertujuan untuk melihat masalah seobjektif mungkin. Ada 4
kriteria dalam menentukan prioritas dari masalah-masalah kesehatan:
1. Sifat masalah
Dikelompokkan dalam ancaman kesehatan, tidak kurang sehat dan krisis
yang dapat diketahui
2. Kemungkinan dari masalah dapat diubah-ubah
Kemungkinan berhasilnya mengurangi masalah, atau mencegah masalah
bila seandainya ada tindakan.
3. Potensi masalah untuk dicegah
Sifat dan beratnya masalah yang akan timbul yang dapat dikurangi atau
dicegah
4. Masalah yang menonjol
Cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan
mendesaknya masalah

KRITERIA Skor BOBOT


1. Sifat masalah :
- Ancaman kesehatan 2
1
- Tidak/kurang sehat 3
- Krisis 1
5. Kemungkinan masalah dapat diubah :
- Dengan mudah 2
2
- Hanya sebagian 1
- Tidak dapat 0
9. Potensi masalah untuk dicegah: 1
- Tinggi 3
- Cukup 2

10
- Rendah 1
13. Menonjolnya masalah :
- Masalah berat harus ditangani 2
1
- Ada masalah tetap tidak perlu segera ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
1. Tentukanlah skor untuk setiap kriteria.
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan
bobot.

3. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi


adalah 5, sama dengan seluruh bobot.

2.3 Konsep Kehamilan Normal


1. Pengertian
Definisi dari masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002).
Menurut Federasi Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 nular atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan terbagi menjadi 3 terimester, dimana trimester kesatu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13
hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-
40) (Prawirohardjo, 2009).
Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak
hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati,
yang menandai awal periode antepartum (Varney, 2007).
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan
terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta
dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).

11
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu:
a. Trimester pertama selama 12 minggu
b. Trimester kedua selama 15 minggu (minggu 13-27)
c. Trimester ketiga selama 13 minggu (minggu 28-40)
(Prawirohardjo, 2015)

2. Tanda-Tanda Kehamilan
a. Tanda Tidak Pasti (Presumtif)
Tanda-tanda presumtif adalah perubahan fisiologi pada ibu atau
seorang perempuan yang mengindikasikan bahwa ia telah hamil.
Tanda-tanda pasti atau terduga hamil adalah perubahan anatomic dan
fisiologi selain dari tanda-tanda presumtif yang dapat dideteksi atau
dikenali oleh pemeriksa.
1) Amenorrhea (Terlambat Datang Bulan)
Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium)
tidak dilepaskan sehingga amenorrhea atau tidak datangnya haid
dianggap sebagai tanda kehamilan. Namun, hal ini tidak dapat
dianggap sebagai tanda pasti kehamilan karena amenorrhea dapat
juga terjadi pada beberapa penyakit kronik, tumor-hipofise,
perubahan faktor-faktor lingkungan, malnutrisi dan yang paling
sering gangguan emosional terutama pada mereka yang tidak ingin
hamil atau mereka yang ingin sekali hamil (dikenal dengan
pseudocyesis atau hamil semu).
2) Mual dan Muntah
Mual dan muntah merupakan gejala umum mulai dari rasa tidak
enak sampai muntah yang berkepanjangan dalam kedokteran sering
dikenal morning sickness karena munculnya sering kali pagi
hari.Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya
menusuk dan juga oleh emosi penderita yang tidak stabil.Untuk
mengatasinya penderita perlu diberi makanan-makanan yang
ringan, mudah dicerna dan jangan lupa menerangkan bahwa
keadaan ini masih dalam batas normal orang hamil.Bila berlebihan
dapat pula diberikan obat-obatan anti muntah.
3) Matodinia

12
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara
disebabkan payudara membesar.Faskularisasi bertambah asinus dan
duktus berpoliferasi karena pengaruh estrogen dan progesteron.
4) Quickening
Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama biasanya
disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.
5) Gangguan Kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam,
disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh
uterus ke cranial.Hal ini terjadi pada triwulan kedua umumnya
keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari
rongga panggul.Pada akhir triwulan III, gejala biasanya timbul
karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali
kandung kencing.
6) Konstipasi
Konstipasi ini terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat
juga karena panggul dan menekan kembali kandung kencing.
7) Perubahan Berat Badan
Pada kehamilan 2 – 3 bulan sering terjadi penurunan berat badan
karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan
selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil
menjelang aterm.
8) Perubahan Warna Kulit
Perubahan ini antara lain cloasma yakni kulit yang kehitam-
hitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi,
terutama pada wanita dengan warna kulit menjadi lebih hitam.
Perubahan-perubahan ini disebabkan stimulasi MSH (Melanocyte
Stimulating Hormone).Pada kulit daerah abdomen dan payudara
dapat mengalami perubahan yang disebut stiae gravidarum yaitu
perubahan warna seperti jaringan perut.
9) Perubahan Payudara
Pembesaran payudara sering dikaitkan dengan terjadinya
kehamilan, tetapi hal ini bukan merupakan petunjuk pasti karena
kondisi serupa dapat terjadi pada pengguna kontrasepsi hormonal,
penderita tumor otak atau ovarium, pengguna rutin obat penenang,
dan hamil semu (pseudocyesis).

13
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mengskresi
kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu.
10) Mengidam (Ingin Makanan Khusus)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama.Ibu hamil
sering meminta makanan atau minuman tertentu, terutama pada
trimester pertama.Akan tetapi menghilang dengan makin tuanya
kehamilan.
11) Pingsan
Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak
dan padat.Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai
pada bulan-bulan pertama kehamilan. Dan akan hilang sesudah
kehamilan 16 minggu.
12) Lelah (fatigue)
Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya basal metabolic rate
(BMR) dalam trimester pertama kehamilan. Dengan meningkatnya
aktifitas metabolic produk kehamilan (janin) sesuai dengan
berlanjutnya usia kehamilan, maka rasa lelah yang terjadi selama
trimester pertama akan berangsur-angsur menghilang dan kondisi
ibu hamil akan menjadi lebih segar.
13) Varises
Sering dijumpai pada triwulan terakhir.Terdapat pada daerah
genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis.Pada multigravida
kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu,
timbul kembali pada triwulan pertama.Kadang-kadang timbulnya
varises merupakan gejala pertama kehamilan muda.
14) Konstipasi atau Obstruksi
Karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon
steroid.
15) Epulis
Epulis ialah suatu hipertrofi papilla ginggivae.Hal ini sering terjadi
pada triwulan pertama.
b. Tanda-Tanda Kemungkinan Kehamilan
1) Perubahan pada Uterus
Uterus mengalami perubahan bentuk pada ukuran, bentuk dan
konsistensi.Uterus berubah menjadi lunak bentuknya
globular.Teraba balotemen, tanda ini muncul pada minggu ke-16-
20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan cairan amnio

14
cukup banyak.Balotemen adalah tanda ada benda terapung atau
melayang dalam cairan.
2) Tanda Piskacek’s
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke
jurusan pembesaran itu.
3) Suhu Basal
Suhu basa yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2o –
37,8o adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan. Gejala ini
sering dipakai dalam pemeriksaan kemandulan.
4) Perubahan-perubahan pada Serviks
a) Tanda Hegar
Tanda ini berupa pelunakan pada daerah itsmus uteri, sehingga
daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesal lebih tipis
dan uterus mudah difleksikan dapat diketahui melalui
pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai terlihat pada minggi
ke-6, dan menjadi nyata pada minggu ke-7 – 8.
b) Tanda Goodell’s
Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa lebih
lunak.Penggunaan kontrasepsioral juga dapat memberikan
dampak ini.
c) Tanda Chadwick
Adanya hipervaskularasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (lividea). Tanda ini
disebut tanda Chadwick. Warna postio pun tampak livide.
Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan
membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan
nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat. Apabila
terdapat kecelakaan pada kehamilan atau persalinan, maka
perdarahan akan banyak sekali, sampai dapat mengakibatkan
kematian.
d) Tanda Mc Donald
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu
sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan
isthmus.
5) Pembesaran Abdomen
Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-16, karena
pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi
organ rongga perut.

15
6) Kontraksi Uterus
Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya
kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.
7) Pemeriksaan Test Biologis Kehamilan
Pada pemeriksaan ini hasil positis, dimana kemungkinan positif
palsu.
c. Tanda Pasti Kehamilan
Tanda pasti adalah data atau kondisi yang mengindikasikan
adanya buah kehamilan atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan
dan direkam oleh pemeriksa (misalnya denyut jantung janin,
gambaran sonogram janin dan gerak janin).
1) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu ke 17 –
18.Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonic
(Doopler), DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu
ke-12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga
mengidentifikasikan bunyi-bunyi lain, seperti bising tali pusat,
bising uterus dan nadi ibu.
2) Gerakan Janin dalam Rahim
Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan mencapai 12
minggu, tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan
16 – 20 minggu karena diusia kehamilan tersebut, ibu hamil dapat
merasakan gerakan halus hingga tendangan kaki bayi di usia
kehamilan ke-16 – 18 minggu (dihitung dari HPHT). Gerakan
pertama bayi yang dapat dirasakan ibu disebut dengan quickening,
yang sering diartikan sebagai kesan kehidupan. Walaupun gerakan
awal ini dapat dikategorikan tanda pasti kehamilan dan estimasi
usia kehamilan, tetapi hal ini sering dikelirukan dengan gerakan
usus akibat perpindahan gas di dalam lumen saluran cerna. Bagian-
bagian tubuh janin dapay dipalpasi dengan mudah mulai usia
kehamilan 20 minggu.
Fenomena bandul atau pantulan balik yang disebut dengan
ballottement juga merupakan tanda adanya janin di dalam uterus.
3) Tanda Braxton-Hiks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk
uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar

16
tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, maka tanda
ini tidak ditemukan.
(Romauli, 2011)

3. Perubahan Fisiologis Wanita Hamil


a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram
pembesaran ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b. Vagina
1) Elastisitas vagina bertambah
2) Getah dalam vagina biasanya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
3) Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput
lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda Hadwick).
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapat corpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila
normal, dan linea alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
perobekan selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie
gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari
alveoli puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola
mammae melebar dan lebih tua warnanya.
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yamg sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh
usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim,
kapasitas paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan
bernafas lebih dalam, sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh
uterus yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.
(Prawirohardjo, 2007)

17
4. Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan TM II
a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang
tinggi.
b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
c) Merasakan gerakan anaknya.
d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
e) Libido meningkat.
f) Menuntut perhatian dan cinta.
g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita lainnya atau pada irang lain
yang baru menjadi ibu.
i) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran dan
persiapan untuk peran baru.
(Romauli, 2011)

1. Kebutuhan Ibu Hamil


a. Kebutuhan Fisik ibu Hamil
1) Kebutuhan oksigen
Selama kehamilan kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat sebanyak
20%. Hal ini disebabkan karena selama kehamilan pembesaran
uterus dapat menekan diafragma sehingga tinggi diafragma bergeser
4 cm dan kapasitas total (paru-paru berkurang 5%).
2) Kebutuhan nutrisi
Pada prinsipnya nutrisi selama kehamilan adalah makanan sehat dan
seimbang yang harus di konsumsi ibu selama masa kehamilannya
meliputi karbohidrat, protein, (60 gr/hari), lemak,vitamin, dan
mineral.
3) Kebutuhan personal hygiene
Macam-macam personal hygiene ibu hamil meliputi mandi,
perawatan gigi dan mulut, perawatan kulit, perawatan payudara, dan
pakaian.
4) Kebutuhan eliminasi
a) Eliminasi urine dapat meningkat pada kehamilan trimester I dan
trimester III karena adannya penekanan kandung kemih oleh
uterus.
b) Eliminasi alvi cendrung tidak teratur karena adanya relaksasi otot
polos dan kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar pada
kehamilan dan serta karena adanya aksi hormonal yang dapat
mengurangi gerakan peristaltik usus.

18
5) Kebutuhan seksual
Biasanya gairah seksual ibu hamil akan menurun pada trimester I
dan trimester III sedangkan pada trimester II gairah ibu akan
kembali.
6) Kebutuhan Mobilitas
Ibu hamil boleh melakukan olahraga asal tidak terlalu capek/ada
resiko cidera bagi ibu/ janin. Ibu hamil dapat melakukan mobilitas
misalnya dengan berjalan-berjalan. Hindari gerakan melonjak,
meloncat/mencapai benda yang lebih tinggi.
7) Istirahat dan tidur
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup ,setidaknya 1,5 jam pada siang
hari dan 8-11 jan pada malam hari.
8) Imunisasi
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu, misalnya tetanus neonatorum.
9) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Diberikan pada trimester I sampai trimester III meliputi persiapan
fisik / fisiologis, persiapan psikologis, persiapan keuangan, persiapan
tempat melahirkan, persiapan transportasi dan persiapan barang-
barang kebutuhan ibu dan bayi.

b. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil


1) Support Keluarga
Meliputi motifasi suami, keluarga, dan usaha untuk mempererat
ikatan keluarga. Sebaiknya keluarga menjalin komunikasi yang baik,
dengan itu untuk membantu ia dalam menyesuaikan diri dan
menghadapi masalah selama kehamilannya karena sering kali merasa
ketergantungan atau butuh pantauan orang-orang di sekitarnya.
2) Support dari Tenaga Kesehatan
Dalam hal ini petugas kesehatan membantu ibu beradaptasi selama
ibu hamil, membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu
dan mengenal serta menghindari kemungkinan komplikasi. Selain itu
petugas kesehatan juga berperan dalam membantu untuk
mempersiapkan untuk menjadi orang tua dan dalam mewujudkan
kesehatan yang optimal.
3) Persiapan Menjadi Orang Tua

19
Dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan Antenatal untuk
membantu menyelesaikan ketakutan dan kehawatiran yang dialami
para calon orang tua.
4) Persiapan Sibling
Dipersiapkan untuk orang tua yang sudah memiliki anak hal ini
bertujuan untuk memudahkan anak sebelumnya beradaptasi dan
menerima kenyataan terhadap kehidupan atau suasana lingkungan
mereka yang baru.
(Bobak,2005)

2. Ketidaknyamanan Wanita Hamil


a. Sering buang air kecil
Cara mengatasi :
1) Kurangi asupan karbohidrat murni dan makanan yang mengandung
gula.
2) Batasi minum kopi, teh, dan soda.
b. Striae Gravidarum
Cara mengatasi :
1) Gunakan Emolien topical atau antipiuritik jika ada indikasi.
2) Gunakan baju longgar yang dapat menopong payudara dan abdomen.
c. Hemoroid
Cara mengatasi :
1) Makan makanan yang berserat, buah dan sayuran serta banyak
minum air putih dan sari buah.
2) Lakukan senam hamil untuk mengatasi hemoroid.
3) Jika hemoroid menonjol keluar, oleskan lotion witch hazel.
d. Kelelahan
Cara mengatasi :
1) Istirahat yang cukup, miniman 2 jam pada siang hari.
2) Lakukan teknik relaksasi.
e. Keputihan
Cara mengatasi :
1) Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari.
2) Memakai pakaian dalam dari bahan katun.
3) Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur.
f. Keringat Bertambah
Cara mengatasi :
1) Pakailah pakaian yang tipis dan longgar.
2) Tingkatkan asupan cairan.
3) Mandi secara teratur.
g. Sembelit
Cara mengatasi :
1) Minum 3 liter cairan setiap hari terutama air putih atau sari buah.
2) Makan makanan yang kaya serat dan juga vtamin C.
3) Lakukan senam hamil.

20
4) Membiasakan buang air besar secara teratur.
h. Kram pada Kaki
Cara mengatasi :
1) Rendam kaki dengan air yang telah diberi minyak essensial siprus.
2) Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfatnya tinggi).
3) Latihan dorsofleksi pada kaki.
i. Mengidam
1) Tidak perlu dikhawatirkan selama diet memenuhi kebutuhannya.
2) Jelaskan tntang bahawa makanan yang tidak bisa diterima,
mencakup gizi yang dipelukan serta memuaskan rasa mengidam atau
kesukaan menurut kultur.

j. Nafas Sesak
Cara mengatasi :
1) Jelaskan penyebab fisiologisnya.
2) Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang.
3) Mendorong postur tubuh yang baik.
k. Nyeri Ligamentum
Cara mengatasi :
1) Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri.
2) Tekuk lutut ke arah abdomen.
3) Mandi air hangat.
4) Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya
letakkan di antara lutut sewaktu dalam posisi berbaring miring.
l. Panas Perut
Cara mengatasi :
1) Makan sedikit-sedikit tetapi sering.
2) Hindari makan berlemak dan berbumbu tajam.
3) Hindari minum air putih saat makan.
4) Hindari minum air putih saat makan.
5) Tidur dengan kaki ditinggikan.
m. Perut Kembung
Cara mengatasi :
1) Hindari makan yang mengandung gas.
2) Mengunyah makanan secara teratur.
3) Lakukan senam secara teratur.
n. Pusing / Sakit Kepala
Cara mengatasi :
1) Bangun secara perlahan dari posisi istrirahat.
2) Hindari berbaring dalam posisi telentang.
o. Mual dan Muntah
Cara mengatasi :
1) Makan sedikit tetapi sering.
2) Hindari makanan berlemak dan goreng-gorengan.
3) Minum supplement vitamin B6 dan zat besi juga khrom.
p. Sakit Punggung Atas dan Bawah
Cara mengatasi :

21
1) Posisi/sikap tubuh yang baik selama melakuka aktivitas.
2) Hindari mengangkat barang berat.
3) Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung.
q. Varises pada Kaki
Cara mengatasi :
1) Istirahat dengan menaikkan kaki setinggi mungkin untuk
membalikkan efek gravitasi.
2) Jaga agar kaki tidak bersilangan.
3) Hindari berdiri atau duduk terlalu lama.
(Romauli, 2011)

3. Tujuan Pengawasan Antenatal


Terdapat beberapa pengertian mengenai asuhan antenatal, yaitu
sebagai berikut :
a. Asuhan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan
memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala
diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan
selama kehamilan.
b. Asuhan antenatal adalah mengawasan sebelum persalinan terutama
ditunjukkan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
c. Pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga
mampu menghadapi persalinan masa nifas, persiapan memberikan
ASI, dan pemulihan kesehatan reproduksi secara wajar.
Pengertian antenatal secara luas dapat diuraikan melalui penjelasan
sebagai berikut :
a. Merupakan upaya mempersiapkan pasangan remaja yang baru
menikah untuk menjadi orang tua yang efektif.
b. Meningkatkan pengertian bahwa keluarga adalah bagian dari
masyarakat.
c. Mencari faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan kesehatan ibu.
d. Meningkatkan pengertian dan merencanakan program keluarga
berencana.
e. Menanamkan pengertian tentang hubungan seksual yang sehat guna
meningkatkan keharmonisan keluarga.
f. Pemberian konseling tentang kehamilan.
(Yulifah & Yuwanto, 2014)

4. Standar Minimal Asuhan Antenatal

22
a. Timbang berat badan.
b. Ukur Tekanan darah.
c. Tentukan / nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
d. Ukur Tinggi fundus uteri.
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) apabila diperlukan.
g. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap.
h. Pemberian Tablet tambah darah (zat besi), minimum 90 tablet selama
kehamilan.
i. Tes terhadap penyakit menular seksual.
j. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
(Yulifah & Yuswanto, 2014)

2.4 Konsep Kehamilan Resiko Tinggi


A. Pengertian
Kehamilan Resti adalah :
a. Keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada
keadaan yang dihadapi (Manuaba, 1998 :33).
b. Kehamilan yang memungkinkan terjadinya keguguran, kematian janin,
kelahiran premature, BBLR, penyakit janin dan neonatus, cacat bawaan,
retardasi mental dan keadaan lain yang merugikan (A.H. Markum ,2002 :
212).
c. Kehamilan dengan adanya sat atau lebih faktor risiko, baik dari pihak
ibu maupun janinnya yang dapat memberikan dampak yang kurang
menguntungkan bagi ibu maupun bayinya (Rochjati, 2003 :28).
B. Faktor Resiko dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a. Faktor Resiko I
Ada potensi resiko. Faktor resikoo yang dengan Tanya jawab dan
pemriksaan sederhana mudah ditemukan pada kontak pertama. Disini ada
kegawatan, tidak darurat hingga masih ada waktu untuk melakukan
penyuluan untuk rujukan. Kehamilan, dan perencanaan persalinannya.
Misal : ibu menderita anemia dalam kehmailannya.
b. Faktor Resiko II
Ada resiko. Faktor resiko masih berupa dugaan.
c. Faktor Resiko III

23
Faktor resiko ini dengan kegawatan yang sangat darurat dan ada unsur
penyelamatan nyawa, sehingga membutuhkan penanganan segera dan
cepat di rujuk di RS. Misal : perdarahan hamil tua, eklamsi.
C. Diagnosa Kehamilan Resiko Tinggi
a. Potensial ruptur uteri
b. Potensial partus lama
c. Potensial atonia uteri
d. Potensial robekan jalan lahir
e. Potensial HPP
f. Nyeri
D. Skrining Kehailan Resiko Tinggi
A Keadaan Skor
I 1. Skor awal ibu hamil 2
2. Hamil pertama terlalu muda/tua ( 16 tahun dan  35 tahun) 4
3. Hamil pertama terlambat 4
4. Anak terkecil  10 tahun atau  2 tahun 4
5. Punya anak  4 4
6. TB  145 cm 4
7. 4
Hamil pada usia  35 tahun
8. 4
Pernah gagal hamil
9. 4
Pernah melahirkan dengan tindakan
10. 8
Pernah operasi Caesar
Sub Total A
B Kondisi Ibu Skor
II 11. Penyakit pada ibu :
- Kurang darah 4
- Payah jantung 4
- TBC 4
- DM 4
- Malaria 4
12. Bengkak pada muka/tangan 4
13. Kelainan letak janin 4
14. Hamil kembar 8

24
15. Hamil kembar air 4
16. Bayi mati dalam kandungan 4
17. Hamil lebih bulan atau kurang bulan 4
18. Perdarahan waktu hamil 4
19. Kejang saat hamil > 7 bulan 4
Sub total ibu hamil
Skor Ibu (Sub Total A + B)
Bila skor atau lebih dianjurkan bersalin di RS/DSOG
E. Pengelolaan kehamilan Resiko Tinggi
a. Kehamilan resiko tinggi harus dibina oleh seorang ahli kebidanan karena
perlu pengawasan ketat dan intesif. Penjaringannya dilakukan oleh bidan
saat kunjungan antenatal.
b. Rumah sakit yang mengawasi kehamilan dengan resiko, harus
mempunyai fsasilitas unutk melakuaknm diagnostic perinatal seperti
ultrasound, amniosintesis, pemeriksaan kadar hormone, dan lain-lain.
c. Konsultasi dengan ahli kedokteran yang lain, terutama ahli penyakit
dalam dengan ahli kesehatan anak (team work).

F. Pedoman penyuluhan kehamilan resiko tinggi


Jumlah Kelompok Skor Periksa Rujukan Tempat
Skor Kehamilan Kehamilan Persalinan
2-4 Kehamilan resiko Bidan Tidak dirujuk Rumah ibu, BPS
rendah
6-10 Kehamilan resiko Bidan, Dokter Bidan Polindes,
tinggi Puskesmas, BPS
> 12 Kehamilan resiko Dokter Puskesmas RS, Dokter
sangat tinggi

25
BAB III
ASUHAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEBIDANAN

3.1 PENGKAJIAN
A. Struktur Keluarga
Kepala Keluarga
Nama KK : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 67 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa – Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh Tani
Penghasilan : Rp. (500.000,00 – 1.000.000,00)
Alamat :Dusun Klampok RT/RW 30/01, Desa Kucur, Kecamatan
Dau
B. Data anggota keluarga
Jenis Umu
No Nama Hub Agama Pendidikan Pekerjaan
Kelamin r (th)
1. Siham L KK 64 Islam SD Buruh Tani
2. Lasiyah P Istri 56 Islam SD IRT
3. Siti Aminah P Anak Kandung 23 Islam SLTP Karyawan Swasta
4. Andika L Menantu 25 Islam SLTP Karyawan Swasta

Genogram

26
Keterangan :
: Laki-laki : Hidup serumah

: Perempuan :Garis perkawinan

C. Sifat keluarga
 Pengambilan Keputusan
Ibu mengatakan pengambilan keputusan dan memutuskan masalah
dalam keluarga lebih banyak dipegang oleh suami, tapi apabila tidak
bisa diselesaikan sendiri, suami minta pendapat istrinya.
 Hubungan dalam Keluarga
Hubungan antara keluarga, baik antara ibu dan anak atau antara istri
dengan suami, serta oarangtua pada menantu cukup baik. Meskipun
kadang terjadi pertengkaran antara keluarga, hal tersebut tidak pernah
terjadi berlarut-larut. Dalam mengasuh anak lebih banyak dilakukan
oleh ibu karena suami bekerja dari pagi sampai sore diluar rumah.
 Kegiatan istirahat
1) Kebiasaan istirahat
a. Bapak tidur malam mulai jam 22.00 WIB, bangun jam 05.00
WIB tidur siang tidak pernah.
b. Ibu tidur malam mulai jam 22.00 WIB, bangun jam 04.30
WIB.
c. Anak tidur mulai jam 21.00 WIB, bangun pagi jam 04.30
WIB. Dan tidur siang kadang kadang
d. Menantu tidur malam pukul 21.00 WIB dan bangun pukul
04.30 WIB. Menantu tidak pernah tidur siang.
2) Kebiasaan makan
Biasanya makan 3 x sehari, lauk yang dihidangkan tahu, tempe,
telur, daging ayam, sayur (sering sayur bening), daging sapi
kadang-kadang. Mengonsumsi buah-buahan seperti apel atau
pisang. Keluarga tidak ada yang pantang terhadap makanan.
Minum air putih.

27
3) Kebiasaan mandi
Biasanya mandi 2 x sehari, dengan menggunakan sabun mandi,
gosok gigi dengan pasta gigi setiap mandi
4) Eliminasi
Ibu mengatakan pola BAB masing-masing anggota keluarga sama
yaitu 1 x sehari dan tidak ada gangguan ataupun keluhan.
5) Olahraga
Ibu menganggap bahwa pekerjaan rumah yang dilakukan
merupakan olah raga bagi ibu. Demikian halnya dengan suami.
6) Rekreasi
Anggota keluarga mendapat hiburan dengan menonton TV dan
mendengarkan radio. Rekreasi biasanya 1-2 kali dalam satu tahun
bersama keluarga besar.
D. Faktor sosial budaya dan ekonomi
 Penghasilan
- Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah bapak sebagai
Buruh tani, bapak kerja dari pagi sampai sore dengan penghasilan
 Rp 800.000/bulan.
- Anak dan menantu bekerja sebagai karyawan swasta dai pagi
sampai sore dengan total penghasilan  Rp. 1.750.000,-
 Peranan Anggota dalam keluarga
Suami berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, istri
membantu mengurus rumah tangga. Menantu menafkahi Anak
 Hubungan keluarga dengan Masyarakat
Keluarga dengan tetangga tidak pernah bertengkar, hubungan dengan
masyarakat baik, juga mengikuti perkumoulan jama’ah tahlil.

E. Faktor lingkungan
 Perumahan

28
Rumah yang ditempati Tn. Syamsul ini milik pribadi luas ± 90 m²
B Dapur Kmr mandi

Kamar
S U
Kamar Ruang
keluarga
Kamar

T Ruang tamu

 Jenis bangunan
Lantai rumah dari semen, dinding tembok, ventilasi jendela terbuka.
Penerangan dari listrik, cahaya matahari yang masuk cukup
 Kebersihan
Halaman rumah bersih, lantai rumah bersih, tidak lembab
 Pemakaian air
Sumber air berasal dari air sumur
 Jamban keluarga dan kamar mandi
Jamban keluarga adalah latrin dengan jarak dan sumber air 10 meter
 Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah rumah tangga adalah melalui selokan yang
mengalir
 Pembuangan sampah
Sampah rumah tangga dibuang di tempat sampah lalu diambil oleh
pengelola sampah dari RW.
F. Psikologi
Dalam keluarga suka bergurau, sering berkumpul untuk menonton TV bila
ada waktu senggang, dan dalam keluarga terbiasa bersikap terbuka.

G. Status kesehatan keluarga


No. Nama Px Fisik Keterangan
1. Tn. Siham TB : 169 cm Tidak pernah sakit/dirawat di RS hanya
BB : 65 kg kadang badannya pegal-pegal dan

29
TD: 130/80 biasanya pijat di tukang pijat
mmHg
2. Ny. Lasiyah TB : 148 cm Tidak pernah sakit/dirawat di RS
BB : 60 kg
TD: 110/60
mmHg
3. Ny. Siti GI P0000 Selama hamil ibu perikasa di bidan dan
Aminah Ab000 janin di puskesmas, selama hamil ibu
T/H/I letkep mempunyai keluhan pernh perdarahan
puka dengan dan di rujuk ke puskesmas karena setelah
post oyog melakukan pjat oyog
TB : 159 cm
BB : 65 kg
TFU: 3 jari di
bawah px
DJJ: 131 x/mnt

4. Tn. Andika TB : 167 cm apabila merasa kurang enak badan Tn.


Nur BB: 67 kg Andika hanya istirahat dan kembali
Wijawanto TD: 120/80 sehat.
mmHg

H. Riwayat Kehamilan
Ny. S mengatakan sedang hamil 9 bulan ini adalah kehamilan pertamanya.
Pada kehamilan ini ibu mengalami perdarahan pada usia kehamilan 4
bulan setelah melkukan pijat oyog, kemudia di bawa ke puskesmas lalu
mendapatkan perwatan. Kemudia setelah ibu dilakukan perawatan selama
5 hari ibu kembali pulang. Dan tidak ada keluhan lagi. Pada usia
kehamilan 7 bulan ibu melakukan usg dan hasil usg menyatakan posisi
bayi pada letak sungsang. Kemudia pada tanggal 2 maret ibu perikas ke
dokter dan dilakukan usg dengan hasil kepala sudah memutar ke bawah.
H. Riwayat Kontrasepsi
 Anak mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis
apapun.
 Ibu saat ii tidakmenggunakan ala kontrasepsi

30
I. Riwayat Menstruasi
 Menarche Anak : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut/hari
Keluhan : dismenorhea pada awal masa menstruasi
HPHT : 30-6-2017
 Ibu sudah mengalami Menopause
J. Riwayat Perkawinan
Usia Pertama kali menikah, siami : 25 tahun
Usia Pertama kali menikah, istri : 17 tahun
Lama pernikahan : ± 39 tahun
Usia pertama kali menikah, menantu : 25 tahun
Usia pertama kali menikah, anak : 23 tahun
Lama menikah : ± 1 tahun
K. Profil Kegiatan keluarga
Pelaku Kegiatan Tipe Kegiatan

Repro-duktif
Perem-puan

Pro-duktif
Laki-laki

Menantu

Sosial
Waktu Kegiatan

Bangun tidur √ √ Anak


√ √ √ √ √
04.30
04.30 Shalat subuh √ √ √ √ √ √ √
05.00 Memasak √ √ √ √
06.00 Mandi √ √ √ √ √
06.20 Makan pagi √ √ √ √ √
07.00- Kerja √ √ √ √ √
14.00
07.00 Membersihkan rumah √ √ √
10.00 Berbelanja √ √ √
12.00 Memasak √ √ √
12.40 Shalat dhuhur √ √ √ √
13.00 Makan siang √ √ √ √
13.15 Tidur siang √ √ √
15.00 Membersihkan rumah √ √ √ √
15.30 Mandi √ √ √ √ √
15.45 Shalat ashar √ √ √ √ √
16.00 Berkunjung ke tetangga √ √ √ √ √
17.30 Shalat maghrib √ √ √ √ √ √
18.30 Makan malam √ √ √ √ √
18.30 Nonton TV √ √ √ √ √
19.00 Shalat Isya’ √ √ √ √ √ √
21.00 Tidur malam √ √ √ √
22.00 Tidur malam √ √

31
DATA OBJEKTIF
1. Tn. “S”
Pemeriksaan Umum :
 Kesadaran : Composmentis
 Tekanan Darah : 130/80 mmHg
 Nadi : 82 kali/menit
 Pernafasan : 24 kali/menit
 Suhu : 36,6 OC
 BB : 65 kg
 TB : 169 cm
2. Ny. “L”
Pemeriksaan Umum :
 Kesadaran : Composmentis
 Tekanan Darah : 110/60 mmHg
 Nadi : 80 kali/menit
 Pernafasan : 24 kali/menit
 Suhu : 36,6 OC
 BB : 60 kg
 TB : 148 cm
2. Ny. “S”
Pemeriksaan Umum :
 Kesadaran : Composmentis
 TD : 120/70 mmHg
 Nadi : 84 kali/menit
 Pernafasan : 20 kali/menit
 Suhu : 36,7 OC
 BB sebelum : 59 kg
 BB sekarang : 65 kg
 TB : 159 cm
Pemeriksaan Fisik :
a. Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak oedema, tidak ada cloasma
gravidarum.

32
Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda.
Mulut&Gigi : Bibir tidak pucat, tidak stomatitis, tidak ada karies
gigi.
Payudara : Simetris, bersih, putting susu menonjol, tidak ada
benjolan abnormal.
Perut : Terdapat linea gravidarum, tidak terdapat striae
gravidarum dan lifida, tidak terdapat luka bekas
operasi.
Genetalia : (tidak diperiksa).
Ekstremitas : Tidak oedema dan tidak ada varises.
b. Palpasi
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid / limfe dan
tidak teraba bendungan vena jugularis
Payudara : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri
tekan
Perut :
Leopold I : Teraba kurang bulat kurang melenting pada fundus
kesan bokong)
Leopold II : Pada perut bagian kiri teraba bagian terkecil, pada
bagian kanan teraba panjang, keras memanjang
seperti papan(kesan punggung) / PUKA
Leopold III : Teraba bulat keras dan melenting (kepala) dan masih
dapat di goyangkan.
Leopold IV : Divergen (belum masuk PAP)
Ekstremitas : Tidak oedema, tidak varises
c. Auskultasi
DJJ : 131 x/menit
d. Perkusi
Reflek Patella : +/+
e. Jumlah SPR ibu : 6 ( 2 hamil ini, 4 perdaralam kehamilan
3. Tn “ A”
Pemeriksaan Umum :
 Kesadaran : Composmentis
 Nadi : 84 kali/menit
 Pernafasan : 20 kali/menit
 Suhu : 36,4 OC
 BB sekarang : 65 kg
 TB : 167 cm
A. Identifikasi Masalah
Data Masalah Kesehatan
Ny. “S” usia 23 tahun GI P0000Ab000 Ibu memiliki riwayat obstetric yang buruk karena

33
dengan kehamilan resiko tinggi pernah mengalami perdarahan dalam kehamilan
dan terbiasa melakukan pijat oyog.

Skoring Masalah
A. Kehamilan Resiko Tinggi
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah, skala: Masalah perkawinan, kehamilan,
Situasi Krisis x1 1 peersalinan, dan nifas
merupakan situasi krisis.
2. Kemungkinan Masalah mudah diubah dengan
Masalah dapat penyuluhan yang tepat.
x2 2
Dirubah, skala :
Dengan mudah
3. Potensi Masalah untuk Masalah dapat diubah dengan
Dirubah, skala: penyuluhan yang tepat terutama
x1 1
Tinggi partisipasi keluarga dalam
mendukungnya.
4. Menonjolnya Keluarga mengenal masalah itu,
Masalah, skala: tetapi keluarga tidak melihatnya
Ada masalah tetapi x1 sebagai masalah yang harus
tidak perlu ditangani ditangani segera.
segera

Total skore 4½

34
B. Perencanaan
Sumber-
Masalah
Masalah perawatan Sasaran Tujuan Perawatan Tindakan Perawatan Kontak sumber yang
kesehatan
dipakai
1 2 3 4 5 6 7
Ketidaktahua Identifikasi masalah keluarga (pengkajian data) Kunjungan rumah Bahan-bahan
n ibu dan yang
keluarga diperlukan
tentang Visual Aids.
Kehamilan Waktu dan
resiko tinggi tenaga dari
pengkaji,
tenaga
kesehatan dan
keluarga yang
terlibat

35
Ketidaktahuan ibu Setelah - Setelah tindakan, ibu - Mengucapkan salam Kunjungan rumah Bahan-bahan
tentang kehamilan tindakan/ dan keluarga dapat dan membina yang
resiko tinggi asuhan, mengerti tentang hubungan baik agar diperlukan
keluarga dapat faktor-faktor resiko tercipta hubungan Visual Aids.
mengambil dalam kehamilan yang kooperatif antara Waktu dan
tindakan yang - Dapat menyebutkan pengkaji dan tenaga dari
tepat agar ibu apa saja yang termasuk keluarga. pengkaji,
- Memberi pengetahuan
dan janin dapat faktor resiko kehamilan tenaga
tentang faktor resiko
tumbuh dan kesehatan dan
kehamilan, bahaya
berkembang keluarga yang
yang mungkin
dengan sehat. terlibat
disebabkan oleh
faktor resiko
kehamilan dan
bagaimana cara
mengantisipasinya

36
Ketidaktahuan ibu dan Setelah - Dapat menjelaskan - Mengucapkan salam Kunjungan rumah Bahan-bahan
keluarga tentang tindakan/ bahaya apa saja yang dan membina yang
kehamilan resiko tinggi asuhan, mungkin terjadi dengan hubungan baik agar diperlukan
keluarga dapat berdasarkan faktor tercipta hubungan Visual Aids.
mengambil resiko yang dimiliki yang kooperatif antara Waktu dan
tindakan yang oleh ibu pengkaji dan tenaga dari
tepat agar ibu - Dapat menjelaskan keluarga. pengkaji,
dan janin dapat cara untuk tenaga
- Memberi pengetahuan
tumbuh dan mengantisipasi bahaya kesehatan dan
tentang faktor resiko
berkembang dari faktor resiko keluarga yang
kehamilan, bahaya
dengan sehat. kehamilan yang terlibat
yang mungkin
dimiliki ibu
disebabkan oleh
faktor resiko
kehamilan dan
bagaimana cara
mengantisipasinya

37
Kunjungan rumah Bahan-bahan
yang
diperlukan
Visual Aids.
Waktu dan
Evaluasi tindakan/asuhan yang telah diberikan tenaga dari
pengkaji,
tenaga
kesehatan dan
keluarga yang
terlibat

38
C. Pelaksanaan
Waktu Masalah Kesehatan Implementasi
08-03-2018 - - Me
Pukul :
mperkenalkan diri pada keluarga.
16.00 WIB
- Men
jelaskan tujuan kunjungan.
- Mel
akukan Pengkajian.
- Me
mbuat janji untuk melakukan kunjungan
untuk pengamatan.
12-03-2018 Kurangnya - Mengucapkan salam dan membina
Pukul :
pengetahuan ibu dan hubungan baik agar tercipta hubungan
18.30 WIB
keluarga tentang yang kooperatif antara pengkaji dan
kehamilan resiko keluarga.
- Melakukan pemeriksaan terhadap
tinggi
keluhan yang dirasakan.
- Memberi pengetahuan tentang faktor
resiko kehamilan
- Menjelaskan bahaya apa saja yang
mungkin terjadi dengan berdasarkan
faktor resiko yang dimiliki oleh ibu
16-03-2018 Kurangnya - Mengucapkan salam dan membina
Pukul :
pengetahuan ibu dan hubungan baik agar tercipta hubungan
19.00 WIB
keluarga tentang yang kooperatif antara pengkaji dan
kehamilan resiko keluarga.
- Melakukan pemeriksaan terhadap
tinggi
keluhan yang dirasakan.
- Menjelaskan cara untuk mengantisipasi
bahaya dari faktor resiko kehamilan
yang dimiliki ibu
- Menjelaskan tugas dan peran keluarga
pada kehamilan resiko tinggi

D. Evaluasi
Tanggal Masalah Kesehatan Implementasi
20-03-2019 Kurangnya S : Ibu mengatakan mengerti dan

39
Pukul : pengetahuan ibu dan memahami tentang faktor resiko
16.00 WIB
keluarga tentang dalam kehamilannya
O : Ibu bersama keluarga mampu
kehamilan resiko
menjawab pertanyaan seputar
tinggi
faktor-faktor resiko kehamilan,
bahaya dan cara
mengantisipasinya.
A : Masalah sudah teratasi.
P : Anjurkan ibu untuk tetap
menjaga kehamilannya dan
mencegah bertambahnya faktor
resiko dalam kehamilannya

40
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan keluarga pada keluarga Tn. S, ternyata


didapatkan masalah keluarga yaitu kurangnya pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi.
Dalam keluarga Tn. S, Ny. L ada yang sedang hamil yaitu Ny. S dan saat ini usia
kandungannya 35-36 minggu dengan riwayat perdarahan dalam kehamilan dan kebiasaan
melakukan pijat oyog. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu dan keluarga kurang
mengetahui faktor resiko dalam kehamilan.
Setelah dilakukan perencanaan dan pelaksanaan pada tanggal 08 Maret 2018, Ny. S
dapat mengerti tentang faktor resiko dalam kehamilan, ibu juga mendapat informasi tentang
bahaya yang mungkin disebabkan oleh faktor resiko yang dimiliki ibu. Pada pelaksanaan
asuhan tanggal 12 Maret 2018 Ny. S dapat mengerti cara untuk mengantisipasi bahaya dari
faktor resiko kehamilan yang dimiliki ibu serta mengerti tugas dan peran keluarga pada
kehamilan resiko tinggi. Kemudian di lakukan evaluasi pada tanggal 20 Maret 2018,
didapatkan bahwa masalah pada keluarga Tn. S sudah teratasi.
Dengan demikian, pemberian penyuluhan sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada di keluarga, dan harus dilakukan oleh setiap tenaga kesehatan
yang ada di keluarga, dan harus dilakukan oleh setiap tenaga kesehatan yang bertanggung
jawab dibidang ini sehingga harapan menjadi bangsa yang sehat dapat tercapai.

41
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Keluarga, maka penulis menyimpulkan
bahwa :
1. Keluarga Tn. S termasuk keluarga yang sederhana. Dengan penghasilan yang
terbilang cukup, semua kebutuhan keluarga Tn. S dapat terpenuhi, termasuk biaya
untuk periksa kesehatan dan berobat apabila sakit.
2. Masalah yang ditemukan dalam keluarga Tn. S yaitu kurangnya pengetahuan tentang
Kehamilan resiko tinggi
3. Adapun perencanaan untuk keempat masalah tersebut ialah penyuluhan tentang faktor
resiko kehamilan dan bagaimana cara mengantisipasi bahaya yang mungkin terjadi
4. Pelaksanaan dari perencanaan tersebut dilakukan sebanyak dua kali dengan
pembagian pelaksanaan sesuai dengan prioritas masalah.
5. Setelah dilakukan perencanaan dan pelaksanaan dari masalah yang ada pada keluarga
Tn. S, yaitu berupa KIE untuk mengatasi masalah tersebut dan masalah tersebut dapat
teratasi.

B. Saran
1. Untuk menentukan suatu masalah kesehatan sebaiknya diperlukan
pengkajian sedalam-dalamnya sehingga masalah tersebut benar-benar dapat ditangani.
2. Pemberian penyuluhan kesehatan secara berkala kepada masyarakat
pada umumnya dan keluarga pada khususnya, baik secara kelompok maupun
pendekatan kekeluargaan sangat dibutuhkan guna menambah informasi atau
mengingat kembali informasi kesehatan kepada masyarakat dengan dibantu pihak lain
yang bersangkutan.

42
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC


Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan dan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta: EGC
Rochjati, Poedji. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: UNAIR Press

43

Anda mungkin juga menyukai