PENDAHULUAN
1
2. Penulis mampu merumuskan keperawatan keluarga kepada Tn.S di Dusun II Desa Paku
Kecamatan Galang
3. Penulis mampu menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga kepada Tn.S di
Dusun II Desa Paku Kecamatan Deli Serdang
4. Penulis mampu melakukan tindakan keperawatan keluarga kepada Tn.S di Dusun II
Desa Paku Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang
5. Penulis mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga binaan
kepada keluarga Tn.S di Dusun Dusun II Desa Paku Kecamatan Galang Kabupaten
Deli Serdang
2
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan terdiri dari : latar belakang, tujuan penulisan, ruang
lingkup penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan teoritis terdiri dari : Konsep primary health care, konsep dasar
keluarga, proses keperawatan keluarga,
BAB III : Tinjauan kasus terdiri dari : Pengkajian, analisa data, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan dan evaluasi keperawatan.
BAB IV: Pembahasan terdiri dari : Tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
2.1.3 Ciri-Ciri Keluarga
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling
ketergantungan antara anggota keluarga.
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki
kebebasan tetapi mereka juga mempunyau keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kehususan : setiap anggota
keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
5
kelompok dari peranan sosialnya serta berbagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu ibu juga berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan resiko sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spritual.
Fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan sebagai berikut :
1. Fungsi biologis
- Untuk meneruskan keturunan
- Memelihara dan membesarkan anak
- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
- Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi psikologis
- Memberikan kasih sayang dan rasa aman
- Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
- Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
- Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi
- Membina sosialisasi pada anak
- Membentuk norma-norma tingkah laku dengan tingkah perkembangan
anak.
- Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi
- Mencai sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
- Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang
akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya
5. Fungsi pendidikan
- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya .
- Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perannya sebagai orang dewasa .
6
- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
7
Dalam penyusunan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, harus mengacu pada
tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta berbagai alasan dari ketidakmampuan
keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
4. Diagnosa keperawatan
Diaganosa keperawatan adalah pernyataan tentang faktor-faktor yang mempertahankan
respon/tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan yang diharapkan
Dalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga, ditetapkan berdasarkan faktor
resiko dan faktor potensial terjadinya penyakit dan masalah kesehatan keluarga, serta
mempertimbangkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya. Seperti
yang telah diterangkan diatas.
Diagnosa keperawatan ditegakkan dengan menggunakan formulasi PES (problem, Etiologi,
dan Sign)
Potensial terjadinya penularan hepatitis infeksiosa terhadap
anggota keluarga yang lain sehubungan dengan ketidaktahuan keluarga dalam perawatan,
pencegahan dan penularan
Ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya pemberian
imunisasi terhadap anak sehubungan dengan pendidikan keluarga rendah.
5. Prioritas masalah
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus
berdasarkan beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Sifat masalah, dikelompokkan menjadi :
Ancaman kesehatan
Keadaan sakit atau kurang sehat
Situasi krisis
b. Kemungkinan masalah dapat dirubah, adalah kemungkinan kebersihan untuk mengurangi
masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.
c. Potensi masalah untuk dicegah, apabila sifat dan bertanya masalah yang akan timbul dan
dapat dikurangi dan dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan.
d. Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal
beratnya mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan.
Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun
skala prioritas sebagai berikut :
8
1 Sifat Masalah 1
Skala : - Ancaman kesehatan 3
- Kurang/tidak sehat 2
- Krisis 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala : - Mudah 2
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0
3 Potensial masalah dapat dirubah 1
Skala : - Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjol masalah 1
Skala : - Masalah berat harus ditangani 2
- Masalah yang tidak perlu segera 1
- Masalah tidak dirasakan 0
Skoring
9
d. Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang di identifikasi.
e. Rencana perawat adalah untuk mencapai tujuan
f. Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus.
10
4. Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat
5. Adat istiadat yang berlaku
6. Kegagalan dalam mengkaitkan tindakan dengan sasaran
7. Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga:
a. Sumber daya keluarga (keuangan)
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respons penerimaan keluarga
e. Saran dan prasarana yang ada pada keluarga
Penilaian (Evaluasi)
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu
berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari
penyebabnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor :
1. Tujuan tidak realitas
2. Tindakan keperawatan yang tidak tepat
3. Ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi:
Pengukuran hasil penilaian
Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari tiga dimensi :
a. Keadaan fisik, misalnya peningkatan berat badan anak
b. Psikologis dan sikap, misalnya berkembangnya sikap positif keluarga terhadap perawat
dalam memberikan asuhan dirumah
c. Pengetahuan dan perubahan prilaku, keluarga melaksanakan petunjuk-petunjuk yang
berkaitan dengan perawatan payudara sewaktu menyusui bayi.
Alasan penting penilaian
a. Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidak berguna
b. Untuk menambah ketepat gunaan keperawatan
c. Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan
d. Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik keperawatan
e. Metode penilaian
f. Observasi langsung, mengamati secara langsung perubahan yang terjadi dalam keluarga.
g. Wawancara, mewawancarai keluarga yang berkaitan dengan perubahan sikap apakah yang
telah dijalankan anjuran yang diberikan perawatan.
11
h. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan
tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana.
i. Latihan stimulasi, latihan stimulasi berguna dalam menentukan perkembangan
kesanggupan melaksanakan asuhan keperawatan.
12
6. Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
Prinsip Pemberian Asuhan Keperawatan pada Keluarga:
1. Bekerjasama dengan keluarga secara kolektif
2. Mulai sesuai dengan kemauan keluarga
3. Sesuaikan NCP dengan tahap perkembangan keluarga
4. Terima dan akui struktur keluarga
5. Penekanan pada kemampuan keluarga.
Tahap Pengkajian (Assessment):
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara
terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Pengkajian dapat juga diartikan sebagai tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga
maupun sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk
mengatasinya (Effendy)
Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, suatu ukuran atau suatu
penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma-norma yang diambil dari
kepercayaan, nilai-nilai, prinsip-prinsip, aturan-aturan dan harapan-harapan, teori, konsep
yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga.
Sumber informasi dari tahap pengkajian dapat menggunakan metode :
1. Wawancara
Berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental, sosial-budaya,
ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dsb
2. Observasi-pengamatan
Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah dianggap cukup
melalui pengamatan saja. Misalnya : yang berkaitan dengan lingkungan fisik (ventilasi,
penerangan, kebersihan, dsb).
3. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (head to toe)
Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan
keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik. Misalnya : kehamilan, kelainan organ tubuh,
dan tanda-tanda penyakit.
4. Data sekunder (studi dokumentasi)
13
Contoh : hasil laboratorium, hasil rontgen, pap smear, dll. Studi yang berkaitan dengan
perkembangan kesehatan anak, diantaranya KMS, kartu keluarga dan catatan-catatan
kesehatan lainnya.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
1. Data umum :
Nama kepala keluarga (KK), alamat dan telpon, pekerjaan kepala keluarga, pendidikan
kepala keluarga dan komposisi keluarga. Selain itu, perlu dikaji pula tentang :
a. Tipe keluarga :
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut
b. Suku bangsa :
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
tersebut terkait dengan kesehatan.
c. Agama :
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
d. Status sosial ekonomi keluarga :
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi keluarga ditentukan
pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang
dimiliki oleh keluarga.
e. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan menonton TV dan mendengarkan
radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
Misalnya : keluarga Bpk. A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berusia 8 tahun dan
anak kedua berusia 5 tahun, maka keluarga Bpk. A berada pada tahapan perkembangan
keluarga dengan usia anak sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
14
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga, serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. Misalnya : keluarga
tengah baya, yang seharusnya sudah mampu mendirikan keluarga sendiri, tetapi belum
mempunyai rumah sendiri sehingga beberapa tugas tidak terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit (status imuniasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga, serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
3. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitas setempat
c. Mobilitas geografis keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. Sistem pendukung keluarga
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
b. Struktur kekuatan keluarga
c. Struktur peran
d. Nilai atau norma keluarga
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana
kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
b. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c. Fungsi perawatan kesehatan
15
Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai sehat-
sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan, melakukan tindakan, melakukan
perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat di lingkungan setempat.
Hal-hal yang perlu dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan
keluarga adalah :
1) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji
adalah sejauhmana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi
pengertian, tanda-gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya, serta persepsi
keluarga terhadap masalah.
2) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah :
- Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
- Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
- Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
- Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit
- Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
- Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
- Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi
masalah
3) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit. Yang perlu dikaji adalah :
- Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi,
prognosa, dan cara perawatannya)
- Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan
- Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
- Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota
keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan/finansial, fasilitas fisik, psikososial)
16
- Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit
4) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
sehat. Hal yang perlu dikaji adalah :
- Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki
- Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan
- Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi
- Sejauhmana keluarga mengatahui upaya pencegahan penyakit
- Sejauhmana sikap/pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi
- Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga
5) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan
kesehatan di masyarakat. Hal yang perlu dikaji adalah :
- Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan
- Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari
fasilitas kesehatan
- Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan
- Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan
- Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga
d. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah berapa jumlah anak,
bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dan metode apa yang
digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah sejauhmana keluarga
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, serta sejauhmana keluarga
memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.
6. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
- Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu + 6 bulan
- Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
17
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan
7. Pemeriksaan fisik
Dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik
tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
8. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.
2.2 Konsep Dasar Medis
2.2.1 Pengertian Asam Urat
Gout atau sering disebut asam urat seringkali merupakan ciri khas yang menyebabkan
nyeri hebat yang akut,seringkali mengenai ibu jari kaki sehingga mengalami kesulitan
berjalan, pada pemeriksaan ini sendi mengalam nyeri tekan sehinnga di atas sendi terlihat
tegang dan terasa panas.(Welsby, 2009) Gout merupakan peradangan pada sendi akibat
adanya edapan kristal asam urat pada sendi.gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial
elite yang disebabkan terlalu banyak makan, minum anggur,dan aktivitas seksual( Asikin,
2016).
Asam urat merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama
dari daging, hati, ginjal atau dari penguraian senyawa purin yang seharusnya dibuang melalui
ginjal, feses atau keringat (Sustrani, 2014). Timbunan asam urat dalam tubuh menyebabkan
terjadinya kelebihan kadar asam urat dalam darah. Hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu
kelebihan produksi asam urat dalam tubuh dan penurunan ekskresi asam urat melelui urin.
Kurang lebih 75% penderita kelebihan asam urat terjadi akibat peningkatan asam urat dengan
pengeluaran yang tidak sempurna. proses pengeluaran yang tidak sempurna disebabkan
adanya gangguan ginjal, pengaruh beberapa jenis penyakit dan obat seperti hipertensi dan
gangguan kardiovaskuler (Wibowo, 2008).
2.2.2 Etiologi
Artritis gout (asam urat) berkaitan langsung dengan hipererusemia (asam urat serum
tinggi). Endapan kristal yang terdapat dalam sendi atau saluran kemih diakibatkan oleh asam
18
urat yang memiliki daya larut rendah dan akibat dari garam-garamnya. Asam urat yang
berlebihan dan garam tersebut keluar dari serum serta urin.Kemudian masing-masing
menegendap dalam sendi dan saluran kemih. Gout dibagi menjadi gout primer dan gout
sekunder yaitu:
Gout primer tanpa adanya penyebab yang jelas dan dapat disebabkan oleh pembentuk
asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan eksresi asam urat dan Gout sekunder
hiporesemia lama yang disebabkan kelainan tertentu atau pemakaian obat tertentu.
19
Biasanya digunakan untuk mengobati serangan gout akut dan mencegah gout
akut dikemudian hari
b. Fenilbuzaton
Suatu agen anti radang dan juga dapat digunakan untuk mengobati artritis gout
akut. Akan tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka
kolkisin diguanaakan sebaagaai terapi pencegah
c. Allopurinol
Dapat mengurangi pembentukan asam urat
d. Probenesid dan sulfinpirazon
Merupakan agen urikosuria yang dapat menghambat proses reabsorbsi urat
oleh tubulus ginjal sehingga meningkatkan ekskresi asam urat.
2. Nonfarmakologi
Dianjukan untuk menghindari makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi,
diantaranya jeroan, hati, ginjal, otak, dan roti manis. Sarden dan anchovy (ikan kecil
semacam haring)
20
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Resume
Nama kepala keluarga Tn.S umur 42 tahun, jenis kelamin laki –laki, pendidikan
terakhir SMP, Sopir, alamat dusun II Desa Paku Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.
Istrinya Ny.J dengan umur 40 tahun, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan Ibu Rumah
Tangga, mempunyai 3 anak, An. N umur 17 tahun, SMA, An. Y umur 14 tahun,SMA. An.A
umur 3 tahun, belum sekolah.
GENOGRAM
PEREMPUAN LAKI-LAKI
KETERANGAN
21
: Laki-Laki
: Perempuan
Tipe keluarga Tn.S adalah Nuclear Family yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Bersuku
Jawa, menganut agama islam dan menjalankan kewajiban sholat 5 waktu.
Penghasilan keluarga Tn.S Rp.3.500.000 per bulan, dengan penghasilan tersebut dapat
mencukupi kebutuhan sehari-hari. keluarga Tn.S Hanya Melakukan Rekreasi Pada Hari
Libur/ hari besar , Keluarga klien menonton TV untuk hiburan keluarga.
Penyakit Ny.J tersebut kambuh ketika Ny.J mengonsumsi makanan yang mengadung
banyak purin, Rumah yang ditempati oleh Ny.S adalah rumah milik sendiri dengan luas 7 x12
M2 dengan tipe bangunan permanen, terbuat dari semen, rumah terdiri dari 1 lantai, kamar 2,
kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang tamu, ventilasi ada 1 sumber air berasal dari sumur BOR,
tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa .
D C B Keterangan
A : Ruang Tamu
B : kamar tidur
C : Dapur
A D : Kamar mandi
: Pintu
Dusun II Desa Paku Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang padat khususnya
tetangga Tn.S mereka berkerja sebagai buruh tani lepas. Kehidupan antar tetangga terjalin
akrab dan saling mengunjungi Tn.S tetap berada di Dusun II Desa Paku Kecamatan Galang
Kabupaten Deli Serdang , keluarga Tn.S aktif dalam mengikuti kegiatan kemasyarakatan
seperti acara perwiritan.
22
Keluarga Tn.S saling terbuka satu sama lain, jika menghadapi suatu masalah, Tn.S
mendiskusikan kepada Ny.J, anggota keluarga bebas memberi pendapat tetapi yang
mengambil keputusan Tn.M sebagai kepala keluarga. Keluarga Tn.S saling menyayangi, dan
saling membantu serta memberikan dukungan satu sama lain. Saat ini, Ny.J isteri dari Tn.S
mengalami penyakit Asam urat karena sering mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung purin dan hal ini telah berlangsung Sudah lama kurang lebih 1 tahun yang lalu.
Tn.S tampak cemas karena penyakit yang diderita oleh isterinya sangat membuat keluarga
bertanya-tanya, setiap penyakit Ny.J kambuh langsung dibawa ke puskesmas atau ke mantri
terdekat. Keluarga berharap agar Ny.S dapat cepat sembuh, dan Tn.S berharap isterinya Ny.J
dapat sembuh dari penyakitnya.
Keluarga Tn.M mengkonsumsi makanan 3 x sehari. Pada pemeriksaan fisik keluarga
Ny.S ditemukan masalah kesehatannya Asam urat. Td : 130/70 mmHg, RR : 22 x/i, Temp :
36,40 c.
23
NRS
Kadar asam urat :
8 Klien tampak
meringis
Pemeriksaan TTV
TD : 130/70
HR : 78
RR : 20
T :36,4
Do :
Kien mengurut kakinya
Kaki pasien sedikit
membengkak –
klien terlihat sedikit
pincang saat berjalan
klien dibantu oleh
keluarga untuk
melakukan aktivitas jika
lagi kambuh.
24
• Dengan mudah pelayanan kesehatan
•Hanya sebagian terdekat.
•Tidak dapat
2. Intoleransi Aktivitas
25
Krisis
Rendah
26
2) Intoleransi aktifitas pada keluarga Tn.S khususnya paada Ny. J berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ny.J
tidak dapat melakukan aktifitas dengan mandiri jika kambuh karena nyeri dan
keluarga membantu untuk memenuhi kebutuhan Ny.J
27
skala nyeri
untuk
pencegaha
n dini.
2 intoleransi Banyak Keluarga Verbal Keluarga 1) Berikan
aktivitas pada istirahat dapat mampu penjelasan
kelurga Tn. S merawat menjawab kepada
khususnya dan pertanyaa pasien
Ny.J memenuhi n yang untuk
berhubungan kebutuhan diberikan melatih
dengan dasar Sikap Keluarga pergeraka
ketidakmamp anggota dapatme n sendi
u an keluarga keluarga menuhi 2) Anjarkan
merawat yang sakit. kebutuha keluarga
keluarga n untuk
yang sakit keluarga memotivas
ditandai Psiko yang i klien
dengan Ny.J motor sakit. untuk
tidak dapat melakukan
melakukan Keluarga aktivitas
aktivitas jika mampu dengan
kambuh merawat mandiri.
dikarenakan anggota 3) Ajarkan
nyeri. keluarga kepada
yang sakit keluarga
cara
merawat
pasien
untuk
memenuhi
kebutuhan
dasarnya.
4) Anjurkan
klien untuk
28
berobat ke
pelayanan
kesehatan
terdekat.
mengkonsumsi obat
tradisonal asam urat
seperti rebusan daun
salam dan ramuan
kompresan jahe
1 dan 2 07 Maret 2021 Mengajarkan S: keluarga mengatakan
keluarga cara paham terhadap apa
mengkaji skala nyeri yang jelaskan Klien
Memberikan mengatakan nyeri
penjelasan tentang berkurang
pola diet bagi O: keluarga paham
penderita asam urat bagaimana cara
mengkaji nyeri Kadar
asam urat berturun: 7,5
29
A: Masalah teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan
1 dan 2 07 Maret 2021 Memberikan S: Klien dan keluarga
penjelasan kepada mengatakan apa yang
pasien tentang dijelaskan
pergerakan sendi O: Keluarga terlihat
Mengukur paham dan mampu
tandatanda vital klien menjawab pertanyaan
Memotivasi klien yang diberikan Kadar
dan keluarga untuk asam urat berkurang: 6
hidup sehat TD: 130/70
HR: 78
RR: 20
A: Masalah teratasi
P: Intervensi selesai
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan pendekatan dan pendataan kepada keluarga binaan Tn.S di
Dusun II Desa Paku kecematan Galang Kabupaten Deli Serdang pada tanggal 31Maret 2021
31
Dalam tahap pelaksanaan ini penulis melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang
sudah ditentukan. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan masalah yang timbul tindakan
yang dilakukan dengan memberi penyuluhan, anjuran dan bahasa yang mudah dipahami,
disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi.
32
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari kasus keluarga dengan masalah asam urat (GOUT) baik
tinjaun secara teori maupun pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. S khususnya
bagi Ny.J maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Dalam pengkajian Ny.J mengalami asam urat gout, pada saat pengkajian Ny. J
sering sakit pada pergelangan kaki dan jika kambuh tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari. Keluarga belum mengetahui bagaimana cara perawatan
asam urat yang benar.
2) Sesuai dengan data yang didapatkan 2 diagnosa keperawatan keluarga yaitu:
- Nyeri akut pada keluarga Tn.S khususnya Ny.J berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit ditandai dengan
Ny.J sering sakit pada pergelangan kaki, nyeri seperti tertusuk dan sering
kambuh.
- Intoleransi aktifitas pada keluarga Tn.S khususnya pada Ny. J
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit ditandai dengan Ny.J tidak dapat melakukan aktifitas
dengan mandiri jika kambuh karena nyeri dan keluarga membantu untuk
memenuhi kebutuhan Ny.J
3) Dirumuskan berdasarkan prioritas masalahnya yang dihadapi sekaligus
memperhatikan kondisi Ny.J serta kesanggupan keluarga dalam kerja sama.
33
4) Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan implementasi dari rencana
keperawatan yang telah disusun. Pelaksanaan saat bergantung pada sikap
keterampilan yang dimiliki oleh perawat. Kepercayaan klien terhadap perawat
menimbulkan sikap kooperatif dalam menjalankan tindakan keperawatan. Ny.J
dan keluarga dapat berpatisipasi dan menerima terhadap pelaksanaan tindakan
keperawatan yang telah direncanakan
5) Setelah dilakan implementasi kepada keluarga Tn.S maka:
- Ny.J dapat dengan melakukan untuk mengkonsumsi obat tradisonal asam
urat seperti rebusan daun salam dan ramuan kompresan jahe
- Ny.J menjaga pola diet makan dengan cara mengurangi makan kacang -
kacangan, jeroan hati, sarden dan lebih banyak mengkonsumsi buah
buahan.
- Ny.J mengurangi pekerjaan yang berat-berat dan memberikan istirahat
yang cukup
5.2. Saran
1. Kepada dengan melakukan untuk mengkonsumsi obat tradisonal asam urat seperti
rebusan daun salam dan ramuan kompresan jahe
2. Di dalam melaksankan suatu tindakan sebaliknya diperlukan kerjasama baik
antara perawat, keluarga dan tim kesehatan lainnya sehingga semua masalah
kesehatan keluarga dapat teratasi.
3. Di harapkan kepada perawat dan tim kesehatan lainnya agar memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga dalam hal hidup sehat.
34
DAFTAR PUSTAKA
Riset kesehatandasar. 2013. Asam Urat. Diperoleh dari Eprints.ums.ac.id/41687/5/4.%20BA
B%201.pdf
35