“ANAK PRASEKOLAH”
KELOMPOK :
MELDA VANDOFA 20160303004
DWI RAHMADANTI 2016030300
LISTIA 2016030300
MULYANI
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................................... 17
Saran.....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami, istri
dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda).
Anak Prasekolah adalah anak yang berusia antara usia 3-6 tahun, serta biasanya sudah
mulai mengikuti program presschool (Dewi, Oktiawati, Saputri,2015). Pada masa ini anak
sedang menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga
membutuhkan stimulasi yang intensif dari orang di sekelilingnya agar mempunyai kepribadian
yang berkualitas dalam masa mendatang (Muscari, 2005).
Menurut data Kemenkes RI (2014) populasi anak usia 1-4 tahun di Indonesia mencapai
sekitar 19,3 juta. Jumlah tersebut meliputi anak usia balita 1-4 tahun yang Indonesia. Kedepan
anak merupakan calon generasi penerus bangsa, oleh sebab itu kualitas tumbuh kembang balita
di Indonesia perlu mendapat perhatian khusus, salah satunya dengan upaya pembinaan yang
tepat akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang berkualitas salah
satunya dengan memberikan stimulasi secara intensif, deteksi dan intervensi dini sangat tepat
di lakukan sedini mungkin untuk mengetahui penyimpangan pertumbuhan perkembangan
balita.
Anak prasekolah memiliki masa keemasan (the golden age) dalam perkembanganya
disertai dengan terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon dari
berbagai aktivitas yang terjadi di 12 lingkunganya. Pada masa ini merupakan waktu yang tepat
untuk mengembangkan berbagai pontensi dan kemampuan antara lain motorik halus dan kasar,
sosial, emosi serta kognitifnya (Mulyasa, 2012).
B. Rumausan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi interaksi antara anak
dan orang tuanya. Keluarga berasal dari bahasa sansekerta kulu dan warga atau keluarga yang
berarti anggota kelompok kerabat (Padila, 2012).
Keluarga menurut sejumlah ahli adalah sebagai unit sosial-ekonomi terkecil dalam
masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi, merupakan kelompok primer
yang terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal,
hubungan darah, hubungan perkawinan, dan adopsi (Puspitawati, H. 2012).
Keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan “lembaga” yang memengaruhi
kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antar anggotanya dengan
keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga/unit layanan perlu
diperhitungkan (Friedman, 2010)
Menurut WHO keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami, istri
dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda).
E. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga berkaitan dengan peran dari keluarga yang bersifat ganda.
Friedman (1998 dalam Padila, 2012) .
1) Fungsi afektif merupakan fungsi internal berhubungan secara langsung
dan menjadi dasar dari keluarga tersebut. Fungsi ini berguna untuk
pemenuhan fungsi psikososial.
2) Fungsi sosialisasi, dimana keluarga merupakan tempat pertama individu
memulai sosialisasi. Individu belajar untuk disiplin dan mematuhi norma
yang ada sehingga mampu untuk melakukan interaksi sosial
dimasyarakat.
3) Fungsi reproduksi, dimana keluarga memiliki fungsi untuk meneruskan
keturunan dan meningkatkan sumber daya manusia, hal ini dikatakan
sebagai fungsi reproduksi.
4) Fungsi ekonomi, dimana untuk memenuhi kebutuhan setiap anggota
keluarganya seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal.
5) Fungsi perawatan kesehatan, dalam fungsi perawatan kesehatan, keluarga
memiliki peran untuk melakukan proteksi dikeluarganya terhadap
penyakit.
Dalam sebuah keluarga ada beberapa tugas dasar yang didalamnya terdapat delapan
tugas pokok yaitu :
a. Pemeliharaan fisik keluarga, yaitu keluarga bertanggung jawab menyediakan tempat
tinggal, pakaian yang sesuai dan makanan yang cukup bergizi, serta asuhan kesehatan
atau asuhan keperawatan yang memadai.
b. Memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga, yaitu keuangan waktu
pribadi dan hubungan dengan orang lain.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban antar anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga melalui hubungan di tempat ibadah, sekolah,
sistem politik, dan organisasi-organisasi lain.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga, yaitu dengan
menghargai setiap keberhasilan yang diperoleh sehingga setiap anggota keluarga merasa
diterima, didukung, dan diperhatikan.
b. Perkembangan Intelektual
Menurut Piaget (dalam Yusuf, 2011) perkembangan kognitif pada usia ini berada pada
tahap praoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasional
secara logis. Karakteristik periode praoperasional adalah egosentrisme, kaku dalam
berpikir dan semilogical reasoning.
c. Perkembangan Emosional
Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak yaitu takut, cemas, marah,
cemburu, kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, kasihsayang, dan ingin
tahu.Perkembangan emosi yang sehat sangat membantu bagi keberhasilan anak belajar
(Yusuf, 2011).
d. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa anak usia prasekolah dapat diklasifikasikan ke dalam dua tahap
(Yusuf, 2011).
Usia 2,0 tahun sampai 2,6 tahun yang bercirikan; anak sudah bisa menyusun
kalimat tunggal, anak mampu memahami perbandingan, anak banyak bertanya
nama dan tempat, dan sudah mampu menggunakan kata-kata yang berawalan dan
berakhiran.
Usia 2,6 tahun sampai 6,0 tahun yang bercirikan; anak sudah mampu menggunakan
kalimat majemuk beserta anak kalimatnya, dan tingkat berpikir anak sudah lebih
maju.
e. Perkembangan Sosial
Tanda-tanda perkembangan sosial menurut Yusuf (2011) adalah; anak mulai mengetahui
peraturan dan tunduk pada peraturan, anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang
lain, dan anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain.
f. Perkembangan Bermain
Kegiatan bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk
memperoleh kesenangan (Yusuf, 2011). Dengan bermain anak akan memperoleh perasaan
bahagia, dapat mengembangkan kepercayaan diri dan dapat mengembangkan sikap sportif.
g. Perkembangan Kepribadian
Pada masa ini, berkembang kesadaran dan kemampuan untuk memenuhi tuntutan dan
tanggung jawab. Anak mulai menemukan bahwa tidak setiap keinginannya dipenuhi orang
lain.
h. Perkembangan Moral
Pada usia prasekolah berkembang kesadaran sosial anak, yang meliputi sikap simpati,
murah hati, atau sikap altruism, yaitu kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain. Anak
sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap kelompok sosialnya. Hal tersebut
berkembang melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain (Yusuf, 2011).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSAKA
https://id.scribd.com/document/77098551/Asuhan-Keperawatan-Keluarga-Dengan-Anak-
Usia-Prasekolah
http://jurnal.strada.ac.id/jnp/Asuhan-Keperawatan-Keluarga-Dengan-Anak-Prasekolah