Anda di halaman 1dari 2

PERNIKAHAN DINI

Seseorang tidak bisa menyalahkan begitu saja tentang efek pergaulan ataupun
media sosial tanpa merunut dan menyelesaikan akar permasalahannya. Banyak
yang menyarankan untuk membentengi anak dengan pendidikan agama yang
baik memang menjadi salah satu solusi.

Namun, kita perlu memikirkan kembali apakah itu benar-benar solusi yang
efektif.

Untuk sebagian besar orang yang saling mencintai, pernikahan adalah suatu hal
yang indah dan membahagiakan. Bahkan pernikahan sangat dianjurkan apabila
dua orang sudah memiliki kemampuan dan kesanggupan serta kematangan diri.
Pada dasarnya tidak ada patokan yang baku mengenai usia pernikahan yang
dianggap pantas pada seseorang secara sosial, kecuali yang telah tercantum
dalam undang – undang perkawinan. Pernikahan memang lebih dianjurkan
karena secara tatanan sosial juga merupakan hal yang lebih pantas untuk
dilakukan.

Banyak anjuran agar pernikahan dilakukan pada usia yang cukup matang.
Namun walaupun demikian, pada prakteknya tetap saja ada pasangan yang
menikah pada usia yang masih tergolong sangat dini karena berbagai alasan.

Dampak positif pernikahan dini yaitu

1. Menghindarkan seseorang dari perbuatan yang menjurus ke pergaulan bebas.

2. Menghalalkan hubungan.

3. Lebih bahagia

4. Mudah mengontrol emosi

5. Mengejar mimpi bersama

6. Lebih bertanggung jawab


7. Berbagi banyak memori bersama

Faktor2 yang mempengaruhi adanya pernikahan dini:

1. Faktor ekonomi

Faktor ekonomi merupakan alasan utama yang kerap menjadi alasan untuk
melakukan pernikahan dibawah umur. Pernikahan dini kerap dijadikan alasan
oleh banyak kalangan terutama kalangan ekonomi kebawah dengan alasan
tidak mampu memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya hingga alasan
untuk mengurangi beban orang tua.

2. Pola pikir atau mindset.

Pola pikir masyarakat yang masih terbilang kurang mengikuti perkembangan


zaman juga memicu terjadinya pernikahan dini, orang tua yang memiliki
pemikiran seperti seorang anak perempuan tidak seharusnya memiliki
pendidikan yang tinggi karena pada akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga
dan kodratnya sebagai seorang istri yang harus di nafkahi oleh suami, sehingga
kebanyakan orang tua memilih untuk mengarahkan anaknya ke jenjang
pernikahan.

Anda mungkin juga menyukai