Anda di halaman 1dari 3

Pernikahan Dini Bukan Jawaban Menyelesaikan Masalah

Dalam kehidupan, setiap manusia pasti menginginkan pernikahan yang sakral dan suci terhadap
kehidupannya. Pernikahan dianggap peristiwa yang akan dialami seseorang dalam sekali seumur
hidup. Pada umumnya, seseorang ingin menikah saat sudah berada di usia yang matang dan siap
dalam keadaan finansial serta mental. Namun apa yang terjadi jika saat ini masyarakat cukup
banyak memilih untuk menikah ketika masih di bawah umur atau mengalami pernikahan dini?
Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang masih memiliki
umur dibawah 18 tahun. Pernikahan dini ini kerap kali terjadi karena disebabkan oleh 2 faktor,
yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor penyebab internal pernikahan dini adalah:
1. Pendidikan Sumber Daya Manusia
Memiliki pendidikan yang rendah dari kedua pasangan merupakan faktor terjadinya pernikahan
dini. Adanya pendidikan yang baik dapat memperbaiki setiap pola pikir dan dapat memikirkan
dampak-dampak dari pernikahan dini. Tetapi, baik dan buruknya pendidikan tersebut juga
terkadang memiliki faktor karena keadaan ekonomi dan sosial seseorang.
2. Pengetahuan Masyarakat
Tingkat wawasan dan pengetahuan umum ini juga dapat menjadi penyebab dari peristiwa
pernikahan dini sering terjadi. Banyak wawasan yang didapati oleh masyarakat itu berdasarkan
dari mulut ke mulut saja dan tidak berlandaskan teori yang bersifat mutlak sehingga masyarakat
bisa langsung saja mempercayainya.
3. Agama dan Kepercayaan
Saat ini banyak pernikahan dini terjadi karena ingin mengikuti peraturan dari agama dan
kepercayaan yang dianut. Dengan beralasan takut akan zina dan fitnah, masyarakat saat ini lebih
memilih menikah saat di bawah umur. Padahal jika seseorang takut akan zina dan fitnah, lebih
baik tidak berhubungan dengan lawan jenis. Berhubunganlah jika sudah memasuki usia yang
pantas dan matang.
Faktor penyebab eksternal pernikahan dini adalah:
1. Tingkat Pendidikan Orangtua
Sama halnya dengan pendidikan dari orang yang akan dinikahi, pendidikan orang tua juga
menjadi faktor dari pernikahan ini. Pendidikan bukan hanya sekadar mendapatkan gelar namun
selama menjalani pendidikan, Anda mampu memiliki pemikiran yang dapat mencerdaskan dan
dapat bertanggung jawab pada suatu tindakan yang dilakukan.
2. Sosial Ekonomi Keluarga
Finansial atau ekonomi keluarga merupakan hal yang sering kali ditemukan dalam kejadian
pernikahan dini. Terlilitnya hutang piutang dan mengalami kemiskinan merupakan hal yang
kerap kali terjadi dan bagi mereka menikah adalah jalan untuk menyelesaikan keadaan
perekonomian. Sebenarnya, dengan menikah dini akan menimbulkan permasalahan yang baru
karena dalam setiap pernikahan pasti terdapat kejadian-kejadian yang tidak pernah didapati
sebelumnya. Meskipun menikah dengan orang berada tetapi terdapat dua keluarga yang akan
dihidupi dan disejahterahkan.
3. Lingkungan Wilayah Tempat Tinggal
Wilayah dan tempat tinggal juga merupakan faktor penunjang seseorang untuk menikah dini.
Umumnya perbincangan antara tetangga dan teman-teman membuat seseorang untuk
mempunyai keinginan menikah dini. Dorongan yang kerap kali terjadi ini wajib disaring dan
dipikirkan kembali.
4. Kebudayaan Turun Temurun
Indonesia memiliki keragaman budaya dan memiliki norma yang berbeda di setiap aturan
budayanya. Seringnya mematuhi aturan budaya yang sudah ditetapkan dari nenek moyang
memang sulit untuk dilepaskan sehingga banyak masyarakat memilih untuk menurutinya.
Terkadang dengan adanya budaya ini juga terdapat mitos-mitos yang selalu dihindari oleh orang-
orang.
5. Pergaulan Bebas
Sudah memasuki wilayah ibukota, banyak remaja saat ini menyukai pergaulan bebas atau free
sex. Beranggapan, jika sudah menjalani pergaulan tersebut akan disebut keren dan tidak kolot.
Padahal pergaulan bebas adalah pertemanan yang selalu dilarang karena akan menyebabkan
peristiwa yang tidak diinginkan.
Adanya faktor-faktor yang disebutkan di atas, dapat dijadikan sebagai pembelajaran oleh remaja
dan orang tua saat ini. Di era modern sekarang, remaja milenial sebaiknya belum memikirkan
untuk menikah, apa lagi menikah di saat masih di bawah umur. Baiknya, masyarakat milenial
menghasilkan karya-karya dan melakukan hal yang positif dalam kesehariannya.
Lagi pula, pernikahan dini mempunyai dampak kesehatan bagi wanita. Kehamilan yang berusia
muda itu rentan dan dapat menyebabkan cedera karena dinding rahim wanita masih belum
mampu menahan dengan kuat. Pernikahan dini juga berpotensi memiliki kekerasan seksual dan
fisik, sebab saat usia muda masih mempunyai emosi yang belum stabil bahkan cenderung
dinamis. Begitu juga dengan peraturan Indonesia dalam Hak Asasi Manusia (HAM). Indonesia
adalah negara hukum yang dimana mengikuti pasal dan aturan yang ditetapkan untuk anak-anak
di bawah umur.
Jadi untuk kalian yang masih di bawah umur, diusahakan untuk tetap menjalani kegiatan positif
yang mempunyai dampak untuk diri sendiri, keluarga dan bangsa negara. Saat ini tanah air
membutuhkan jiwa-jiwa muda untuk membangun negara, agar menjadi negara yang berkembang
dan maju dalam berbagai bidang.

Anda mungkin juga menyukai