Anda di halaman 1dari 29

Resiko

Pernikahan Dini

OLEH :
AIPDA REFI YULIANDA, S.H
KANIT BINMAS POLSEK KOTO XI TARUSAN
Apa sih Pernikahan Dini ?

Dalam KBBI Ahmad dan Santoso (1996)


O Resiko : bahaya / kerugian.
O Pernikahan = Perkawinan.
O Dini = Awal / Mula.
O Jadi pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan
pada usia muda yang dapat merugikan.
Faktor Penyebab Pernikhan Dini
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) Kor 2020, terdapat 8,19 persen
perempuan Indonesia yang menikah pertama
kalinya di usia antara 7–15 tahun. Usia yang
tergolong belia untuk menikah

Adapun beberarap faktro penyebab pernikahan


dini sebagai berikut :
Faktor Ekonomi
O Faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab
terjadinya pernikahan dini di Indonesia. Pernikahan
dini seakan menjadi jalan keluar untuk lari dari
berbagai macam kesulitan yang dihadapi, termasuk
kesulitan ekonomi. Terdapat penelitian yang
menyatakan bahwa sejumlah informan yang
diwawancarai mengatakan, mereka melakukan praktik
pernikahan dini karena ingin memperbaiki ekonomi
keluarga. Alasan tersebut paling banyak dilontarkan
oleh orang tua pihak perempuan dan para perempuan
itu sendiri.
Faktor Pendidikan
O Terdapat penelitian yang menerangkan bahwa faktor
pendidikan merupakan salah satu penyebab dari
maraknya praktik pernikahan dini di desa tertentu yang
ada di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena
ketidaktahuan anak terhadap seksualitas, mereka tidak
mengetahui konsekuensi apa yang akan dihadapi saat
melakukan seks pra-nikah. Untuk mengatasi
problematika seperti ini, pendidikan memang dapat
dikatakan menjadi garda terdepan untuk
menanggulanginya
Faktor Keluarga
O Di banyak kasus, orang tua berperan dalam menentukan
pernikahan anak mereka. Jika orang tua tidak mampu
mengatasi permasalahan yang dialami keluarganya
dengan baik, maka mereka bisa mengambil keputusan
yang menimbulkan permasalahan baru dan merugikan
banyak pihak.
Adat Istiadat
O Dalam tradisi, pernikahan tidak lagi memandang usia seseorang.
Meskipun pernikahan di bawah umur melanggar undang-undang
negara, tetapi pernikahan tersebut sah-sah saja dalam adat istiadat
mereka. Di Indonesia sendiri, ada tradisi tertentu yang
memperbolehkan remaja menikah sebelum memasuki usia
pubertas. Biasanya pernikahan tersebut terjadi karena beberapa
hal, seperti dilatarbelakangi oleh keyakinan, adanya anggapan
kaum perempuan yang lebih banyak daripada kaum laki-laki, serta
adanya perasaan utang budi. Variatif memang. Berbicara tentang
adat istiadat memang menjadi suatu hal yang sangat menarik,
karena setiap adat memiliki aturannya sendiri dan amat
multiinterpretatif.
Media Masa / Sosial Media
O Media massa memiliki peran penting dalam membentuk dan
mengubah perspektif masyarakat luas, terlebih di zaman modern
seperti saat ini. Oleh karena itu, media massa dapat dikatakan
punya kekuatan untuk mengatur masyarakat. Dengan adanya
media massa yang berkembang, kita tidak lagi menganggap tabu
soal seksualitas.

O Sayangnya, maraknya konten mengenai seks dan seksualitas ini


tanpa dibarengi dengan pemahaman dan pengetahuan yang
mendalam terkait hal tersebut. Akibatnya, anak maupun remaja
menelan informasi secara mentah-mentah karena tidak adanya
penjelasan yang kritis
Dampak dari Pernikahan Dini
OKesehatan

Kondisi rahim wanita yang masih terlalu dini dapat


menyebabkan kandungan lemah dan sel telur masih belum
sempurna sehingga kemungkinan anak akan lahir secara
prematur maupun cacat.
OPsikologis & Sosial
O Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai adanya
gejolak emosi yang tidak stabil dan juga dikenal sebagai
masa pencairan identitas diri. Kondisi jiwa yang tidak
stabil akan berpengaruh pada hubungan suami istri, akan
banyak konflik yang terjadi dan mengakibatkan perceraian
jika masing-masing individu tidak dapat mengendalikan
diri
O Memutuskan untuk menikah berarti harus siap dengan
mengalami perubahan dari segi sosial akibat adanya hak
dan kewajiban sebagai istri atau suami dan ibu atau ayah.
Hal ini jelas memiliki beban dan tanggung jawab yang
tidak ringan dalam masyarakat
OEkonomi

O Faktor ekonomi dan sosial selalu menjadi sorotan dalam


kasus pernikahan dini. Tak heran jika praktik pernikahan
dini, terjadi justru di daerah-daerah yang ekonominya
tertinggal. Dalam konteks itu, para orang tua mendorong
anak perempuan mereka walaupun mereka belum
memenuhi syarat pernikahan ideal. Faktor ekonomi inilah
yang kemudian memaksa para orang tua untuk tidak
menyekolahkan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi
Efek dari Pernikahan Dini
O Belum mampu menyelesaikan permasalahan secara
matang.
O Secara fisik maupun biologis belum cukup matang
untuk memiliki anak.
O Penyebab utama terjadinya kanker leher rahim ,
Pendarahan pada wanita.
O Kehilangan waktu untuk bersekolah
Bagaimana nasib anak menikah
dini
O Anak kehilangan
masa mudanya
untuk bermain.
O Anak tidak bisa
merasakan bangku
pendidikan.

O Anak tidak bisa


mencapai cita-
citanya.
Sulusi yang harus di lakukan
O Anak itu sendiri yang seharusnya mempunyai
kesadaran.
O Dari pihak orang tua yang harusnya
membiarkan sang anak untuk sekolah dan
menggapai cita-citanya.
O Lingkungan yang ada seharusnya tidak
membudayakan menikah di usia muda
Cara mencegah Pernikahan Dini
OTahu Batasan Dalam Pergaulan
OMengawasi Pergaulan Anak
OMembuka Wawasan
OTanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
OTegas Dalam Mengambil Keputusan
OJangan Mudah Terbujuk
Resiko Pernikahan Dini
O Kurangnya Perawatan Selama Hamil dan Sebelum
Melahirkan
O Mengalami Pendarahan saat melahirkan
O Hipertensi
O Kelahiran prematur
O Depresi Pasca Melahirkan
O Keguguran
Kesiapan Nikah dalam tinjauan
Fiqih

Okesiapan ilmu
Okesiapan materi/harta.
Okesiapan fisik/kesehatan khususnya bagi
laki-laki
Pernikahan dini menurut Agama
Islam
O Dalam hukum Islam tidak ada batasan minimal
usia pernikahan.

O Jumhur atau mayoritas ulama mengatakan


bahwa wali / orang tua boleh menikahkan anak
perempuannya dalam usia berapapun.
Apa sih hukumnya mempelajari
Hukum Nikah ?

O Mempelajari hukum-hukum nikah hukumnya


adalah fardhu bagi setiap muslim. Fardhu
kifayah bagi mereka yang akan
melaksanakannya di kemudian hari, dan fardhu
‘ain bagi yang akan bersegera
melaksanakannya dalam waktu dekat.
Aturan Hukum
O UU Tentang perkawinan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang


Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan menyebutkan bahwa
perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita
sudah mencapai umur 19 tahun.
Sanksi Hukum
UU nomor 23 tahun 2002 yang disempurnakan menjadi UU Nomor 35 tahun 2014
tentang perlindungan anak

 Pasal 26 ,
(1). Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi Anak;
b. menumbuhkembangkan Anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya.
c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia Anak; dan
d. memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada
Anak.
(2). Dalam hal Orang Tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya, atau karena
suatu sebab tidak dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, kewajiban
dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat beralih kepada
Keluarga, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
O Pasal 81
(1) Setiap orang yang melangggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 76D (Setiap Orang dilarang melakukan
Kekerasan atau ancaman Kekerasan memaksa Anak melakukan
persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.) dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling
lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
pula bagi Setiap Orang yang dengan sengaja melakukan tipu
muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk Anak
melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
(3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Orang Tua, Wali, pengasuh Anak, pendidik, atau
tenaga kependidikan, maka pidananya ditambah 1/3 (sepertiga)
dari ancaman pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
O Pasal 88

Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 76I (Setiap Orang dilarang
menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi secara
ekonomi dan/atau seksual terhadap Anak ), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
UU No. 12 Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana Kekersanan
Seksual.

(1) Setiap Orang secara melawan hukum memaksa, menempatkan


seseorang di bawah kekrlasaannya atau orang lain, atau
kekuasaannya untuk melakukan atau membiarkan dilakukan
perkawinan dengannya atau dengan orang lain, dipidana karena
pemaksaan perkawinan, dengan pidana penjara paling lama 9
(sembilan) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak
Rp200.00O.0O0,00 (dua ratus juta rupiah).
(2) Termasuk pemaksaan perkawinan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
a. perkawinan Anak
b. pemaksaan perkawinan dengan mengatasnamakan praktik
budaya; atau
c. pemaksaan perkawinan Korban dengan pelaku perkosaan.
5 ( Lima ) Hikmah di balik
Perintah menikah dalam ISlam
Osebagai wadah birahi manusia.
Omeneguhkan akhlak terpuji.
Omembangun rumah tangga islami.
OMemotivasi semangat ibadah.
Omelahirkan keturunan yang baik.
Kesimpulan
Perkawinan merupakan fitrah yang di
berikan oleh ALLAh SWT. dan juga pada
setiap agama di anjurkan untuk
meneruskan keturunan dalam
kelangsungan hidup manusia
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai